PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • fy psl. 12 hlm. 142-152
  • Saudara Dapat Mengatasi Problem yang Merusak Keluarga

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Saudara Dapat Mengatasi Problem yang Merusak Keluarga
  • Rahasia Kebahagiaan Keluarga
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • KERUSAKAN AKIBAT ALKOHOLISME
  • APA YANG DAPAT DILAKUKAN KELUARGA?
  • KERUSAKAN AKIBAT KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
  • CARA MENGHINDARI KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
  • BERPISAH ATAU TETAP BERSAMA?
  • AKHIR DARI PROBLEM-PROBLEM YANG MERUSAK
  • Bagaimana Keluarga Dapat Membantu?
    Sedarlah!—1992
  • Bantuan bagi Anak-Anak yang Sudah Besar dari para Pecandu Alkohol
    Sedarlah!—1992
  • Pecandu Alkohol dalam Keluarga
    Sedarlah!—1992
  • Kesembuhan Mungkin
    Sedarlah!—1992
Lihat Lebih Banyak
Rahasia Kebahagiaan Keluarga
fy psl. 12 hlm. 142-152

PASAL DUA BELAS

Saudara Dapat Mengatasi Problem yang Merusak Keluarga

1. Problem-problem tersembunyi apa yang ada dalam beberapa keluarga?

MOBIL tua itu baru saja dicuci dan dipoles. Bagi orang yang lewat, mobil itu tampak mengkilap, hampir seperti baru. Tetapi di bawah permukaannya, karat yang merusak sedang menggerogoti badan kendaraan tersebut. Ini serupa dengan beberapa keluarga. Walaupun dari penampilan luar segalanya tampak baik-baik saja, wajah-wajah yang tersenyum menyembunyikan rasa takut dan kepedihan. Di balik pintu yang tertutup, elemen-elemen yang merusak sedang menggerogoti perdamaian keluarga. Dua problem yang dapat membawa akibat seperti ini adalah alkoholisme dan kekerasan.

KERUSAKAN AKIBAT ALKOHOLISME

2. (a) Bagaimana pandangan Alkitab tentang penggunaan minuman beralkohol? (b) Apakah alkoholisme itu?

2 Alkitab tidak mengutuk penggunaan minuman beralkohol secara bersahaja, tetapi Alkitab memang mengutuk pemabukan. (Amsal 23:20, 21; 1 Korintus 6:9, 10; 1 Timotius 5:23; Titus 2:2, 3) Namun alkoholisme lebih daripada pemabukan; itu adalah ketagihan yang kronis akan minuman beralkohol dan tidak adanya kendali atas penggunaannya. Orang dewasa bisa menjadi pecandu alkohol. Tetapi menyedihkan, anak-anak pun bisa.

3, 4. Lukiskan akibat-akibat alkoholisme pada diri pasangan hidup si pecandu dan pada diri anak-anak.

3 Lama berselang, Alkitab menunjukkan bahwa penyalahgunaan alkohol dapat mengganggu perdamaian keluarga. (Ulangan 21:18-21) Akibat-akibat yang merusak dari alkoholisme dirasakan oleh seluruh keluarga. Sang istri dapat menjadi tenggelam dalam upaya untuk menghentikan kebiasaan minum si pecandu atau mengatasi perilakunya yang tidak terduga.a Ia menyembunyikan minuman kerasnya, membuangnya, menyembunyikan uangnya, mengimbau kasihnya untuk keluarga, untuk kehidupan, bahkan untuk Allah—tetapi si pecandu tetap saja minum. Seraya upaya untuk mengendalikan kebiasaan minumnya sering menemui kegagalan, sang istri merasa frustrasi dan gagal. Ia bisa jadi mulai menderita karena rasa takut, kemarahan, perasaan bersalah, kegelisahan, kekhawatiran, dan kurangnya harga diri.

4 Anak-anak tidak luput dari akibat-akibat alkoholisme orang-tuanya. Ada yang dianiaya secara fisik. Yang lain diserang secara seksual. Mereka mungkin bahkan mempersalahkan diri mereka atas alkoholisme orang-tuanya. Sering kali, kemampuan mereka untuk mempercayai orang lain terguncang karena perilaku yang tidak konsisten dari si pecandu. Karena mereka tidak dapat dengan leluasa membicarakan apa yang terjadi di rumah, anak-anak mungkin belajar untuk menekan perasaan mereka, sering kali dengan akibat-akibat yang merugikan secara fisik. (Amsal 17:22) Anak-anak seperti itu dapat membawa rasa kurang percaya diri atau harga diri ini terus sampai mereka dewasa.

APA YANG DAPAT DILAKUKAN KELUARGA?

5. Bagaimana alkoholisme dapat dihadapi, dan mengapa ini sulit?

5 Walaupun banyak kalangan yang berwenang dalam bidang ini mengatakan bahwa alkoholisme tidak dapat disembuhkan, kebanyakan orang setuju bahwa suatu tahap pemulihan dapat dicapai melalui suatu program pantangan total. (Bandingkan Matius 5:29.) Akan tetapi, membuat seorang pecandu alkohol mau menerima bantuan tidaklah semudah mengatakannya, karena biasanya ia menyangkal bahwa dirinya memiliki problem. Meskipun demikian, apabila anggota-anggota keluarga mengambil langkah-langkah untuk mengatasi akibat yang disebabkan oleh alkoholisme atas diri mereka, si pecandu mungkin akan mulai menyadari bahwa ia memiliki problem. Seorang dokter yang berpengalaman dalam membantu para pecandu alkohol dan keluarga mereka mengatakan, ”Menurut saya hal yang paling penting adalah keluarganya harus terus menjalankan kegiatan mereka sehari-hari dengan cara yang sebaik mungkin. Si pecandu akan semakin lama semakin dihadapkan dengan betapa berbedanya ia dari anggota-anggota keluarga lainnya.”

6. Apa sumber nasihat terbaik untuk keluarga-keluarga yang memiliki anggota yang kecanduan alkohol?

6 Jika ada seorang pecandu alkohol dalam keluarga saudara, nasihat Alkitab yang terilham dapat membantu saudara hidup dengan cara yang sebaik mungkin. (Yesaya 48:17; 2 Timotius 3:16, 17) Pertimbangkan beberapa prinsip yang telah membantu keluarga-keluarga mengatasi alkoholisme dengan berhasil.

7. Jika seorang anggota keluarga adalah pecandu alkohol, siapa yang bertanggung jawab?

7 Berhentilah mempersalahkan diri. Alkitab mengatakan, ”Masing-masing orang akan memikul tanggungannya sendiri,” dan, ”kita masing-masing akan memberi pertanggungjawaban bagi dirinya sendiri kepada Allah.” (Galatia 6:5; Roma 14:12) Si pecandu alkohol mungkin mencoba menyiratkan bahwa anggota-anggota keluarganyalah yang bertanggung jawab. Sebagai contoh, ia mungkin berkata, ”Jika kamu memperlakukan saya dengan lebih baik, saya tidak akan minum.” Jika yang lain tampaknya setuju dengan dia, mereka sebenarnya menganjurkan dia untuk terus minum. Tetapi sekalipun kita menjadi korban suatu keadaan atau orang lain, kita semua—termasuk para pecandu alkohol—bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan.—Bandingkan Filipi 2:12.

8. Apa beberapa cara agar si pecandu dapat dibantu untuk menghadapi akibat-akibat dari problemnya?

8 Jangan merasa bahwa saudara harus selalu melindungi si pecandu dari akibat-akibat kebiasaan minumnya. Sebuah amsal Alkitab tentang seseorang yang marah dapat berlaku bagi pecandu alkohol: ”Jika engkau hendak menolongnya, engkau hanya menambah marahnya.” (Amsal 19:19) Biarkan si pecandu merasakan akibat-akibat dari kebiasaan minumnya. Biarkan dia membersihkan apa yang telah ia buat berantakan atau menelepon majikannya pada pagi setelah ia minum-minum.

Picture on page 146

Para penatua Kristen dapat menjadi sumber bantuan yang besar untuk memecahkan problem-problem keluarga

9, 10. Mengapa keluarga si pecandu hendaknya menerima bantuan, dan bantuan siapa yang khususnya harus mereka cari?

9 Terimalah bantuan orang lain. Amsal 17:17 mengatakan, ”Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.” Jika ada seorang pecandu alkohol dalam rumah, maka saudara ada dalam kesukaran. Saudara membutuhkan bantuan. Jangan ragu-ragu untuk bersandar kepada ’sahabat-sahabat’ untuk mendapatkan dukungan. (Amsal 18:24) Berbicara dengan orang lain yang mengerti problemnya atau yang pernah menghadapi situasi serupa dapat memberi saudara saran-saran praktis tentang apa yang harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Tetapi hendaklah seimbang. Berbicaralah kepada orang-orang yang saudara percayai, mereka yang akan merahasiakan ”pembicaraan konfidensial” saudara.—Amsal 11:13, NW.

10 Belajarlah untuk mempercayai para penatua Kristen. Para penatua dalam sidang Kristen dapat menjadi sumber bantuan yang besar. Pria-pria yang matang ini terdidik dalam Firman Allah dan berpengalaman dalam penerapan prinsip-prinsipnya. Mereka dapat terbukti menjadi ”seperti tempat perteduhan terhadap angin dan tempat perlindungan terhadap angin ribut, seperti aliran-aliran air di tempat kering, seperti naungan batu yang besar di tanah yang tandus”. (Yesaya 32:2) Para penatua Kristen tidak saja melindungi sidang secara keseluruhan terhadap pengaruh-pengaruh berbahaya tetapi mereka juga menghibur, menyegarkan, dan menaruh minat pribadi kepada pribadi-pribadi yang memiliki problem. Manfaatkanlah sebaik-baiknya bantuan mereka.

11, 12. Siapa yang menyediakan bantuan terbesar untuk keluarga si pecandu, dan bagaimana dukungan tersebut diberikan?

11 Di atas semuanya, mintalah kekuatan dari Yehuwa. Alkitab dengan hangat meyakinkan kita, ”[Yehuwa] itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, dan Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.” (Mazmur 34:19) Jika saudara merasa patah hati atau remuk jiwa karena tekanan hidup bersama anggota keluarga yang adalah pecandu alkohol, ketahuilah bahwa ”[Yehuwa] itu dekat”. Ia mengerti betapa sulitnya keadaan keluarga saudara.—1 Petrus 5:6, 7.

12 Mempercayai apa yang Yehuwa katakan dalam Firman-Nya dapat membantu saudara mengatasi kekhawatiran. (Mazmur 130:3, 4; Matius 6:25-34; 1 Yohanes 3:19, 20) Mempelajari Firman Allah dan hidup selaras dengan prinsip-prinsipnya akan membuat saudara dapat menerima bantuan dari roh kudus Allah, yang dapat memperlengkapi saudara dengan ”kuasa yang melampaui apa yang normal” untuk bertahan dari hari ke hari.—2 Korintus 4:7.b

13. Apa problem kedua yang merusak banyak keluarga?

13 Penyalahgunaan alkohol dapat mengarah kepada problem lain yang merusak banyak keluarga—kekerasan dalam rumah tangga.

KERUSAKAN AKIBAT KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

14. Kapan kekerasan dalam rumah tangga dimulai, dan bagaimana keadaannya dewasa ini?

14 Tindak kekerasan pertama dalam sejarah manusia adalah suatu insiden kekerasan dalam rumah tangga yang melibatkan dua bersaudara, Kain dan Habel. (Kejadian 4:8) Sejak waktu itu, umat manusia telah diganggu oleh segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga. Ada suami yang memukuli istri, istri yang menyerang suami, orang-tua yang dengan kejam memukuli anak-anak mereka yang masih kecil, dan anak-anak yang sudah dewasa yang memperlakukan orang-tua mereka yang lanjut usia dengan buruk.

15. Bagaimana anggota-anggota keluarga dipengaruhi secara emosi oleh kekerasan dalam rumah tangga?

15 Kerusakan yang disebabkan oleh kekerasan dalam rumah tangga jauh melebihi luka-luka fisik. Seorang istri yang dipukuli mengatakan, ”Kita harus menanggung banyak sekali perasaan bersalah dan malu. Pada kebanyakan pagi, kita hanya ingin tetap di tempat tidur, berharap bahwa itu hanyalah suatu mimpi buruk.” Anak-anak yang menyaksikan atau mengalami kekerasan dalam rumah tangga, mereka sendiri dapat menjadi bengis ketika mereka beranjak dewasa dan memiliki keluarga mereka sendiri.

16, 17. Apakah penganiayaan emosi itu, dan bagaimana akibatnya terhadap anggota keluarga?

16 Kekerasan dalam rumah tangga tidak terbatas pada penganiayaan fisik. Sering kali penyerangannya adalah secara lisan. Amsal 12:18 mengatakan, ”Ada orang yang lancang mulutnya seperti tikaman pedang.” ”Tikaman” yang mencirikan kekerasan dalam rumah tangga ini mencakup mengata-ngatai dan berteriak-teriak, demikian juga kritik yang terus-menerus, hinaan yang merendahkan, dan ancaman akan kekerasan fisik. Luka dari kekerasan emosional tidak tampak dan sering kali terabaikan oleh orang-orang lain.

17 Yang khususnya menyedihkan adalah penganiayaan emosi pada seorang anak—terus-menerus mengkritik dan meremehkan kemampuan, kecerdasan, atau nilai seorang anak sebagai manusia. Penganiayaan secara lisan tersebut dapat menghancurkan rasa percaya diri seorang anak. Memang, semua anak membutuhkan disiplin. Tetapi Alkitab memberi instruksi kepada para ayah, ”Janganlah membuat anak-anakmu kesal, agar mereka tidak menjadi patah semangat.”—Kolose 3:21.

CARA MENGHINDARI KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Picture on page 151

Teman hidup Kristen yang mengasihi dan merespek satu sama lain akan segera bertindak untuk menyelesaikan kesulitan

18. Di mana kekerasan dalam rumah tangga berawal, dan apa yang Alkitab perlihatkan sebagai cara untuk menghentikannya?

18 Kekerasan dalam rumah tangga berawal dalam hati dan pikiran; cara kita bertindak berawal dari cara kita berpikir. (Yakobus 1:14, 15) Untuk menghentikan kekerasan, si penganiaya perlu mengubah cara berpikirnya. (Roma 12:2) Apakah hal itu mungkin? Ya. Firman Allah memiliki kuasa untuk mengubah seseorang. Firman Allah dapat mencabut bahkan pandangan merusak yang ”dibentengi dengan kuat”. (2 Korintus 10:4; Ibrani 4:12) Pengetahuan yang saksama akan Alkitab dapat membantu menghasilkan perubahan yang sedemikian menyeluruh dalam diri orang-orang sehingga mereka dikatakan mengenakan kepribadian yang baru.—Efesus 4:22-24; Kolose 3:8-10.

19. Bagaimana hendaknya seorang Kristen memandang dan memperlakukan teman hidup?

19 Pandangan sehubungan teman hidup. Firman Allah mengatakan, ”Suami-suami harus mengasihi istri mereka seperti tubuh mereka sendiri. Ia yang mengasihi istrinya mengasihi dirinya sendiri.” (Efesus 5:28) Alkitab juga mengatakan bahwa seorang suami harus menetapkan ’kehormatan kepada istri mereka seperti kepada bejana yang lebih lemah’. (1 Petrus 3:7) Para istri diingatkan ”untuk mengasihi suami mereka” dan memiliki ”respek yang dalam” kepada mereka. (Titus 2:4; Efesus 5:33) Sudah pasti tidak ada suami yang takut akan Allah yang dapat dengan benar mengatakan bahwa ia sungguh-sungguh menghormati istrinya jika ia menyerang dia secara fisik atau secara lisan. Dan tidak ada istri yang berteriak kepada suaminya, berbicara dengan tajam kepadanya, atau terus-menerus membentaknya dapat mengatakan bahwa ia benar-benar mengasihi dan merespek suaminya.

20. Di hadapan siapa orang-tua bertanggung jawab atas anak-anak mereka, dan mengapa orang-tua hendaknya tidak memiliki harapan-harapan yang tidak realistis berkenaan dengan anak-anak mereka?

20 Pandangan yang benar sehubungan anak-anak. Anak-anak layak mendapatkan, ya, membutuhkan, kasih dan perhatian dari orang-tua mereka. Firman Allah menyebut anak-anak ”milik pusaka dari pada [Yehuwa]” dan ”suatu upah”. (Mazmur 127:3) Orang-tua bertanggung jawab di hadapan Yehuwa untuk mengurus milik pusaka itu. Alkitab mengatakan tentang ”sifat-sifat seorang bayi” dan ”kebodohan” dari anak-anak. (1 Korintus 13:11; Amsal 22:15) Orang-tua hendaknya tidak terkejut jika mereka menemukan kebodohan dalam diri anak-anak mereka. Anak muda bukan orang dewasa. Orang-tua hendaknya tidak menuntut lebih daripada yang pantas bagi usia, latar belakang keluarga, dan kemampuan sang anak.—Lihat Kejadian 33:12-14.

21. Apa cara yang saleh untuk memandang orang-tua yang lanjut usia dan untuk memperlakukan mereka?

21 Pandangan sehubungan orang-tua yang lanjut usia. Imamat 19:32 mengatakan, ”Engkau harus bangun berdiri di hadapan orang ubanan dan engkau harus menaruh hormat kepada orang yang tua.” Dengan demikian Hukum Allah menganjurkan respek dan hormat yang dalam bagi mereka yang lanjut usia. Hal ini mungkin menjadi tantangan apabila orang-tua yang lanjut usia tampaknya terlalu menuntut atau sedang sakit dan barangkali tidak dapat bergerak atau berpikir dengan cepat. Meskipun demikian, anak-anak diingatkan untuk ’terus membayar apa yang terutang kepada orang-tua mereka’. (1 Timotius 5:4) Hal ini berarti memperlakukan mereka dengan martabat dan respek, mungkin bahkan menyokong mereka secara keuangan. Memperlakukan orang-tua yang lanjut usia dengan buruk secara fisik atau dengan cara lain sama sekali bertentangan dengan caranya Alkitab memberi tahu kita untuk bertindak.

22. Apa sebuah sifat kunci untuk mengatasi kekerasan dalam rumah tangga, dan bagaimana itu dapat dijalankan?

22 Perkembangkan pengendalian diri. Amsal 29:11 mengatakan, ”Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya [”rohnya”, NW], tetapi orang bijak akhirnya meredakannya.” Bagaimana saudara dapat mengendalikan roh saudara? Sebaliknya daripada membiarkan rasa frustrasi menumpuk di dalam, cepatlah bertindak untuk menyelesaikan kesulitan yang timbul. (Efesus 4:26, 27) Tinggalkan situasi itu jika saudara merasa akan kehilangan kendali. Berdoalah agar roh kudus Allah menghasilkan pengendalian diri dalam diri saudara. (Galatia 5:22, 23) Pergi berjalan-jalan atau ikut dalam kegiatan fisik tertentu dapat membantu saudara mengendalikan emosi. (Amsal 17:14, 27) Berjuanglah untuk ”lambat marah”.—Amsal 14:29, NW.

BERPISAH ATAU TETAP BERSAMA?

23. Apa yang dapat terjadi jika seorang anggota sidang Kristen berulang-ulang dan tanpa bertobat menyerah kepada ledakan kemarahan yang disertai kekerasan, mungkin termasuk penganiayaan fisik kepada keluarganya?

23 Alkitab menempatkan ”permusuhan, percekcokan, . . . ledakan kemarahan” di antara perbuatan yang dikutuk Allah dan menyatakan bahwa ”mereka yang mempraktekkan hal-hal demikian tidak akan mewarisi kerajaan Allah”. (Galatia 5:19-21) Karena itu, siapa pun yang mengaku sebagai seorang Kristen yang berulang-ulang dan tanpa bertobat menyerah kepada ledakan kemarahan yang disertai kekerasan, mungkin mencakup penganiayaan fisik atas teman hidup atau anak-anak, dapat dipecat dari sidang Kristen. (Bandingkan 2 Yohanes 9, 10.) Dengan cara ini sidang tetap bersih dari orang-orang yang suka menganiaya.—1 Korintus 5:6, 7; Galatia 5:9.

24. (a) Bagaimana teman hidup yang dianiaya mungkin memilih untuk bertindak? (b) Bagaimana teman-teman dan para penatua yang prihatin dapat mendukung seorang pasangan hidup yang dianiaya, tetapi apa yang seharusnya tidak mereka lakukan?

24 Bagaimana dengan orang Kristen yang belakangan ini dipukuli oleh pasangan hidup yang suka menganiaya yang tidak memperlihatkan tanda perubahan? Ada yang memilih untuk tetap tinggal bersama pasangan hidup tersebut karena satu atau lain alasan. Yang lain memilih untuk pergi, karena merasa bahwa kesehatan fisik, mental, dan rohani mereka—bahkan mungkin kehidupan mereka—ada dalam bahaya. Apa yang diputuskan untuk dilakukan oleh korban kekerasan dalam rumah tangga di bawah keadaan ini merupakan keputusan pribadi di hadapan Yehuwa. (1 Korintus 7:10, 11) Sahabat, sanak saudara, atau para penatua Kristen yang bermaksud baik mungkin ingin memberikan bantuan dan nasihat, tetapi mereka hendaknya tidak menekan si korban untuk mengambil haluan tindakan tertentu. Ini adalah keputusan yang harus diambil oleh saudara atau saudari tersebut.—Roma 14:4; Galatia 6:5.

AKHIR DARI PROBLEM-PROBLEM YANG MERUSAK

25. Apa maksud-tujuan Yehuwa bagi keluarga?

25 Pada waktu Yehuwa mempersatukan Adam dan Hawa dalam perkawinan, Ia tidak pernah bermaksud agar keluarga digerogoti oleh problem-problem yang merusak seperti alkoholisme dan kekerasan. (Efesus 3:14, 15) Keluarga seharusnya menjadi suatu tempat berlimpahnya kasih serta perdamaian dan kebutuhan mental, emosi, dan rohani setiap anggota dipenuhi. Akan tetapi, dengan masuknya dosa, kehidupan keluarga merosot dengan cepat.—Bandingkan Pengkhotbah 8:9.

26. Masa depan apa yang menanti mereka yang mencoba untuk hidup selaras dengan tuntutan-tuntutan Yehuwa?

26 Syukurlah, Yehuwa tidak meninggalkan maksud-tujuan-Nya bagi keluarga. Ia berjanji untuk mengantarkan suatu dunia baru yang penuh damai yang di dalamnya orang-orang ”akan diam dengan aman tenteram dengan tidak dikejutkan oleh apapun”. (Yehezkiel 34:28) Pada waktu itu, alkoholisme, kekerasan dalam rumah tangga, dan semua problem lain yang merusak keluarga dewasa ini akan menjadi hal-hal yang telah berlalu. Orang-orang akan tersenyum, bukan untuk menyembunyikan rasa takut dan kepedihan, melainkan karena mereka ”bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah”.—Mazmur 37:11.

a Walaupun kami mengacu kepada si pecandu sebagai seorang pria, prinsip-prinsip dalam hal ini juga berlaku jika si pecandu adalah seorang wanita.

b Di beberapa negeri, terdapat pusat perawatan, rumah sakit, dan program pemulihan yang khusus membantu para pecandu alkohol dan keluarga mereka. Apakah akan mencari bantuan seperti itu atau tidak adalah keputusan pribadi. Lembaga Menara Pengawal tidak menganjurkan perawatan tertentu. Akan tetapi, perlu bersikap hati-hati sehingga, dalam mencari bantuan, seseorang tidak terlibat dalam kegiatan yang mengkompromikan prinsip-prinsip Alkitab.

BAGAIMANA PRINSIP-PRINSIP ALKITAB INI MEMBANTU. . . KELUARGA UNTUK MENCEGAH PROBLEM YANG AKAN MENYEBABKAN KERUSAKAN YANG SERIUS?

Yehuwa mengutuk penyalahgunaan alkohol.—Amsal 23:20, 21.

Setiap orang bertanggung jawab atas tindakannya.—Roma 14:12.

Tanpa pengendalian diri kita tidak dapat melayani Yehuwa dengan cara yang diperkenan.—Amsal 29:11.

Orang Kristen sejati menghormati orang-tua mereka yang lanjut usia.—Imamat 19:32.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan