PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • fy psl. 11 hlm. 128-141
  • Memelihara Perdamaian dalam Rumah Tangga Saudara

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Memelihara Perdamaian dalam Rumah Tangga Saudara
  • Rahasia Kebahagiaan Keluarga
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • JIKA SUAMI TIDAK SEIMAN
  • APABILA ISTRI TIDAK SEIMAN
  • MELATIH ANAK-ANAK
  • JIKA AGAMA SAUDARA BUKAN AGAMA ORANG-TUA
  • TANTANGAN MENJADI ORANG-TUA TIRI
  • APAKAH PENGEJARAN MATERI MEMECAH RUMAH SAUDARA?
  • Keluarga Anda Bisa Bahagia
    Apa yang Bisa Kita Pelajari dari Alkitab?
  • Membina Keluarga yang Sukses
    Saudara Dapat Hidup Kekal dalam Firdaus di Bumi
  • Membangun Kehidupan Keluarga yang Bahagia
    Kebenaran yang Membimbing kepada Hidup yang Kekal
  • Dua Kunci untuk Perkawinan yang Langgeng
    Rahasia Kebahagiaan Keluarga
Lihat Lebih Banyak
Rahasia Kebahagiaan Keluarga
fy psl. 11 hlm. 128-141

PASAL SEBELAS

Memelihara Perdamaian dalam Rumah Tangga Saudara

1. Hal apa saja yang dapat menyebabkan perpecahan dalam keluarga?

BERBAHAGIALAH mereka yang berada dalam keluarga yang memiliki kasih, pengertian, dan perdamaian. Semoga keluarga saudara seperti itu. Namun menyedihkan sekali, tak terhitung banyaknya keluarga yang tidak cocok dengan gambaran tersebut dan terbagi karena satu atau lain sebab. Apa yang menyebabkan rumah tangga terbagi? Dalam pasal ini kita akan membahas tiga hal. Dalam beberapa keluarga, tidak semua anggotanya memiliki agama yang sama. Dalam keluarga lain, anak-anak mungkin tidak memiliki orang-tua kandung yang sama. Dalam keluarga yang lain lagi, perjuangan untuk mencari nafkah atau keinginan untuk memiliki lebih banyak perkara materi tampaknya telah memisahkan anggota-anggota keluarga. Namun, keadaan yang menyebabkan satu rumah tangga terbagi belum tentu mempengaruhi rumah tangga yang lain. Apa yang membedakan?

2. Ke mana beberapa orang mencari bimbingan untuk kehidupan keluarga, tetapi apa sumber terbaik untuk mendapatkan bimbingan demikian?

2 Sudut pandangan adalah salah satu faktor. Jika saudara dengan tulus mencoba mengerti sudut pandangan orang lain, saudara kemungkinan besar lebih dapat memahami cara untuk memelihara rumah tangga yang bersatu. Faktor kedua adalah sumber bimbingan saudara. Banyak orang mengikuti saran dari teman sekerja, tetangga, kolumnis surat kabar, atau pembimbing manusia lainnya. Tetapi, ada yang telah menemukan apa yang Firman Allah katakan tentang keadaan mereka, dan kemudian mereka menerapkan apa yang mereka pelajari. Bagaimana dengan melakukan hal ini, suatu keluarga akan dibantu untuk memelihara perdamaian dalam rumah tangga?—2 Timotius 3:16, 17.

JIKA SUAMI TIDAK SEIMAN

Picture on page 130

Berupayalah mengerti sudut pandangan orang lain

3. (a) Apa nasihat Alkitab berkenaan dengan menikahi orang yang tidak seiman? (b) Prinsip dasar apa saja yang berlaku jika seorang pasangan hidup adalah seorang yang beriman dan yang lainnya tidak?

3 Alkitab dengan tegas menasihati kita untuk tidak menikah dengan seseorang yang memiliki iman keagamaan yang berbeda. (Ulangan 7:3, 4; 1 Korintus 7:39) Akan tetapi, mungkin saja saudari belajar kebenaran dari Alkitab setelah saudari menikah tetapi suami saudari tidak belajar. Jadi bagaimana? Tentu saja, ikrar perkawinan tetap berlaku. (1 Korintus 7:10) Alkitab menandaskan bahwa ikatan perkawinan permanen dan menganjurkan orang-orang yang telah menikah untuk menyelesaikan perbedaan-perbedaan di antara mereka sebaliknya daripada melarikan diri darinya. (Efesus 5:28-31; Titus 2:4, 5) Tetapi, bagaimana jika suami saudari dengan keras menentang saudari menjalankan agama dari Alkitab? Ia mungkin berupaya menghalangi saudari agar tidak pergi ke perhimpunan sidang, atau ia mungkin mengatakan bahwa ia tidak mau istrinya pergi dari rumah ke rumah, berbicara tentang agama. Apa yang akan saudari lakukan?

4. Dengan cara apa seorang istri dapat memperlihatkan empati jika suaminya tidak seiman?

4 Tanyakanlah kepada diri sendiri, ’Mengapa suami saya berperasaan seperti itu?’ (Amsal 16:20, 23) Jika ia tidak sepenuhnya mengerti apa yang saudari lakukan, ia mungkin mengkhawatirkan saudari. Atau ia mungkin ditekan oleh sanak saudara karena saudari tidak lagi mengikuti beberapa kebiasaan tertentu yang penting bagi mereka. ”Ditinggalkan seorang diri di rumah, saya merasa diabaikan,” kata seorang suami. Pria ini merasa bahwa ia kehilangan istrinya karena sebuah agama. Tetapi keangkuhan telah membuatnya tidak mau mengakui bahwa ia kesepian. Suami saudari mungkin perlu diyakinkan kembali bahwa kasih saudari kepada Yehuwa tidak berarti kini kasih saudari kepada suami menjadi kurang daripada sebelumnya. Pastikan untuk menggunakan waktu bersamanya.

5. Keseimbangan apa yang harus dijaga oleh istri yang suaminya berbeda iman?

5 Akan tetapi, ada hal yang bahkan lebih penting untuk diperhatikan jika saudari ingin menangani keadaan ini dengan bijaksana. Firman Allah mendesak para istri, ”Tunduklah kepada suamimu, sebagaimana pantas dalam Tuan.” (Kolose 3:18) Jadi, Alkitab memperingatkan terhadap semangat ingin bebas. Selain itu, dengan mengatakan ”sebagaimana pantas dalam Tuan”, ayat ini menunjukkan bahwa dalam hal ketundukan kepada suami, seseorang juga harus mempertimbangkan ketundukan kepada Tuan. Harus ada keseimbangan.

6. Prinsip-prinsip apa yang hendaknya diingat oleh seorang istri Kristen?

6 Bagi seorang Kristen, menghadiri perhimpunan sidang dan memberi kesaksian kepada orang lain tentang imannya yang didasarkan atas Alkitab merupakan aspek-aspek penting dari ibadat sejati yang tidak boleh diabaikan. (Roma 10:9, 10, 14; Ibrani 10:24, 25) Jadi, apa yang akan saudari lakukan, jika seorang manusia secara langsung memerintahkan saudari untuk tidak memenuhi suatu tuntutan yang spesifik dari Allah? Rasul-rasul Yesus Kristus menyatakan, ”Kita harus menaati Allah sebagai penguasa sebaliknya daripada manusia.” (Kisah 5:29) Teladan mereka menyediakan preseden yang dapat diterapkan pada banyak keadaan dalam kehidupan. Apakah kasih kepada Yehuwa akan menggerakkan saudari untuk memberikan kepada-Nya pengabdian yang secara sah adalah milik-Nya? Pada waktu yang sama, apakah kasih dan respek saudari kepada suami akan membuat saudari berupaya melakukan hal ini dengan cara yang tidak menjengkelkan suami saudari?—Matius 4:10; 1 Yohanes 5:3.

7. Tekad apa yang harus dimiliki seorang istri Kristen?

7 Yesus menyatakan bahwa hal ini tidak selalu mungkin. Ia memperingatkan bahwa karena tentangan terhadap ibadat yang benar, beberapa anggota keluarga yang beriman akan merasa dikerat, seolah-olah sebilah pedang telah memisahkan mereka dari yang lain dalam keluarga. (Matius 10:34-36) Seorang wanita di Jepang mengalami hal ini. Dia ditentang oleh suaminya selama 11 tahun. Suaminya memperlakukan dia dengan buruk dan sering membiarkan dia terkunci di luar rumah. Tetapi dia bertekun. Rekan-rekan dalam sidang Kristen membantu dia. Dia berdoa tanpa henti dan mendapatkan banyak anjuran dari 1 Petrus 2:20. Wanita Kristen ini yakin bahwa jika dia tetap kuat, pada suatu hari suaminya akan bergabung dengan dia melayani Yehuwa. Dan hal itu menjadi kenyataan.

8, 9. Bagaimana hendaknya seorang istri bertindak agar tidak menaruh rintangan yang tidak perlu di hadapan suaminya?

8 Ada banyak hal praktis yang dapat saudari lakukan untuk mempengaruhi sikap teman hidup saudari. Sebagai contoh, jika suami saudari menentang agama saudari, jangan memberi dia alasan yang sah untuk mengeluh di bidang-bidang lain. Jagalah rumah tetap bersih. Jaga penampilan pribadi saudari. Hendaklah murah hati dalam memberikan pernyataan kasih dan penghargaan. Sebaliknya daripada mengkritik, hendaklah mendukung. Perlihatkan bahwa saudari mengharapkan dia bertindak sebagai kepala. Jangan membalas jika saudari merasa telah diperlakukan dengan salah. (1 Petrus 2:21, 23) Pertimbangkanlah ketidaksempurnaan manusiawi, dan jika timbul perselisihan, hendaklah dengan rendah hati mendahului untuk meminta maaf.—Efesus 4:26.

9 Jangan sampai kehadiran saudari di perhimpunan menyebabkan dia terlambat makan. Saudari dapat juga memilih untuk ikut dalam pelayanan Kristen pada waktu suami sedang tidak ada di rumah. Adalah bijaksana jika seorang istri Kristen tidak mengabar kepada suaminya jika hal itu tidak mendapat sambutan. Sebaliknya, ia mengikuti nasihat rasul Petrus, ”Kamu istri-istri, tunduklah kepada suamimu sendiri, agar, jika ada yang tidak taat kepada firman, mereka dapat dimenangkan tanpa perkataan melalui tingkah laku istri mereka, karena telah menjadi saksi mata dari tingkah lakumu yang murni disertai respek yang dalam.” (1 Petrus 3:1, 2) Para istri Kristen berupaya untuk lebih sepenuhnya mempertunjukkan buah-buah roh Allah.—Galatia 5:22, 23.

APABILA ISTRI TIDAK SEIMAN

10. Bagaimana seorang suami yang percaya hendaknya bertindak terhadap istrinya jika ia berbeda kepercayaan?

10 Bagaimana jika suami mempraktekkan kekristenan sedangkan istrinya tidak? Alkitab memberi petunjuk untuk keadaan demikian. Alkitab mengatakan, ”Jika seorang saudara mempunyai istri yang tidak percaya, namun wanita itu setuju tinggal bersamanya, janganlah ia meninggalkan dia.” (1 Korintus 7:12) Alkitab juga mengingatkan para suami, ”Teruslah kasihi istrimu.”—Kolose 3:19.

11. Bagaimana seorang suami dapat memperlihatkan daya pengamatan dan dengan bijaksana menjalankan kekepalaan atas istrinya jika dia bukan seorang Kristen sejati?

11 Jika saudara adalah suami dari istri yang berbeda iman dengan saudara, hendaklah saudara khususnya waspada untuk memperlihatkan respek kepada istri dan mempertimbangkan perasaannya. Sebagai seorang dewasa, ia layak mendapatkan sejumlah kebebasan untuk menjalankan kepercayaan agamanya, sekalipun saudara tidak menyetujui kepercayaan tersebut. Pertama kali saudara berbicara kepadanya tentang iman saudara, jangan mengharapkan dia untuk membuang kepercayaan yang telah lama dianutnya demi sesuatu yang baru. Sebaliknya daripada memberondong dengan kata-kata bahwa kebiasaan agama yang telah lama dianut olehnya dan keluarganya adalah salah, berupayalah dengan sabar untuk bertukar pikiran bersamanya dari Alkitab. Bisa jadi ia merasa diabaikan jika saudara membaktikan sejumlah besar waktu untuk kegiatan-kegiatan sidang. Ia mungkin menentang upaya saudara untuk melayani Yehuwa, tetapi pesan dasarnya mungkin hanyalah: ”Berikan lebih banyak waktumu untukku!” Bersabarlah. Dengan pertimbangan saudara yang penuh kasih, pada waktunya ia mungkin dapat dibantu untuk memeluk ibadat yang benar.—Kolose 3:12-14; 1 Petrus 3:8, 9.

MELATIH ANAK-ANAK

12. Sekalipun suami dan istri berbeda iman, bagaimana hendaknya prinsip-prinsip Alkitab diterapkan dalam melatih anak-anak mereka?

12 Dalam rumah tangga yang tidak bersatu dalam ibadat, pengajaran agama kepada anak-anak kadang-kadang menjadi masalah. Bagaimana hendaknya prinsip-prinsip Alkitab diterapkan? Alkitab menetapkan tanggung jawab utama untuk mengajar anak-anak kepada para ayah, tetapi ibu juga memainkan peranan penting. (Amsal 1:8; bandingkan Kejadian 18:19; Ulangan 11:18, 19.) Sekalipun ayah tidak menerima kekepalaan Kristus, ia tetap kepala keluarga.

13, 14. Jika suami melarang istrinya membawa anak-anak ke perhimpunan Kristen atau belajar bersama mereka, apa yang dapat istrinya lakukan?

13 Beberapa ayah yang tidak beriman tidak keberatan jika ibu mengajarkan hal-hal keagamaan kepada anak-anak. Ayah-ayah lain berkeberatan. Bagaimana jika suami saudari tidak mengizinkan saudari membawa anak-anak ke perhimpunan sidang atau bahkan melarang saudari untuk mempelajari Alkitab bersama mereka di rumah? Nah, saudari harus membuat seimbang sejumlah kewajiban—kewajiban saudari terhadap Allah Yehuwa, kepada suami saudari sebagai kepala, dan kepada anak-anak yang saudari kasihi. Bagaimana saudari dapat membuat semua ini sejalan?

14 Tentu saudari akan berdoa tentang masalah ini. (Filipi 4:6, 7; 1 Yohanes 5:14) Tetapi pada akhirnya, saudarilah yang harus memutuskan haluan apa yang harus diambil. Jika saudari bertindak dengan bijaksana, membuatnya jelas kepada suami bahwa saudari tidak menantang kekepalaannya, tentangannya mungkin akhirnya akan mereda. Sekalipun suami melarang saudari membawa anak-anak ke perhimpunan atau mengadakan pengajaran Alkitab secara resmi dengan mereka, saudari dapat tetap mengajar mereka. Melalui percakapan saudari sehari-hari dan teladan saudari yang baik, cobalah untuk menanamkan dalam diri mereka suatu kadar kasih kepada Yehuwa, iman kepada Firman-Nya, respek kepada orang-tua—termasuk ayah mereka—perhatian yang pengasih terhadap orang lain, dan penghargaan akan kebiasaan kerja yang penuh tanggung jawab. Pada akhirnya, sang ayah mungkin memperhatikan hasil-hasil yang baik dan dapat menghargai nilai dari upaya-upaya saudari.—Amsal 23:24.

15. Apa tanggung jawab seorang ayah yang percaya sehubungan dengan pendidikan anak-anak?

15 Jika saudara adalah suami yang beriman sedangkan istri saudara tidak, maka saudara harus memikul tanggung jawab untuk membesarkan anak-anak ”dalam disiplin dan pengaturan-mental dari Yehuwa”. (Efesus 6:4) Sementara melakukannya, tentu saja saudara hendaknya bersikap baik hati, pengasih, dan masuk akal dalam berurusan dengan istri saudara.

JIKA AGAMA SAUDARA BUKAN AGAMA ORANG-TUA

16, 17. Prinsip-prinsip Alkitab apa harus diingat oleh anak-anak jika mereka menerima suatu kepercayaan yang berbeda dari kepercayaan orang-tua mereka?

16 Bukan lagi hal yang tidak lazim bahwa ada anak-anak, yang sekalipun masih kecil, menganut pandangan agama yang berbeda dari orang-tua mereka. Apakah demikian halnya dengan saudara? Kalau begitu, ada nasihat dalam Alkitab bagi saudara.

17 Firman Allah mengatakan, ”Taatilah orang-tuamu dalam persatuan dengan Tuan, karena hal ini adil-benar: ’Hormatilah bapakmu dan ibumu.’” (Efesus 6:1, 2) Itu mencakup respek yang sehat kepada orang-tua. Akan tetapi, walaupun ketaatan kepada orang-tua itu penting, hal itu tidak boleh dijalankan tanpa mempedulikan Allah yang benar. Apabila seorang anak sudah cukup besar untuk mulai membuat keputusan, ia akan memikul semakin banyak tanggung jawab atas tindakan-tindakannya. Hal ini benar bukan saja sehubungan dengan hukum duniawi tetapi khususnya berkenaan dengan hukum ilahi. ”Kita masing-masing akan memberi pertanggungjawaban bagi dirinya sendiri kepada Allah,” Alkitab menyatakan.—Roma 14:12.

18, 19. Jika anak-anak memiliki agama yang berbeda dari agama orang-tua mereka, bagaimana mereka dapat membantu orang-tua mereka untuk lebih memahami iman mereka?

18 Jika kepercayaan saudara membuat saudara harus mengadakan perubahan dalam kehidupan saudara, cobalah untuk mengerti sudut pandangan orang-tua saudara. Mereka kemungkinan besar akan senang apabila, sebagai hasil dari belajar dan menerapkan ajaran Alkitab, saudara menjadi lebih respek, lebih taat, dan lebih rajin melakukan apa yang mereka minta dari saudara. Akan tetapi, jika iman saudara yang baru juga menyebabkan saudara harus menolak kepercayaan dan kebiasaan yang mereka anut secara pribadi, mereka mungkin merasa bahwa saudara mencampakkan suatu warisan yang hendak mereka berikan kepada saudara. Mereka juga mungkin khawatir akan kesejahteraan saudara jika apa yang saudara lakukan tidak populer di masyarakat atau jika itu menyimpangkan perhatian saudara dari cita-cita yang mereka pikir dapat membantu saudara untuk makmur secara materi. Kesombongan juga dapat menjadi penghalang. Mereka mungkin merasa bahwa saudara, sebenarnya, mengatakan bahwa saudara benar dan mereka salah.

19 Oleh karena itu, sesegera mungkin, cobalah untuk mempertemukan orang-tua saudara dengan beberapa penatua atau Saksi-Saksi yang matang lainnya dari sidang setempat. Anjurkan orang-tua saudara untuk datang ke Balai Kerajaan dan mendengar sendiri apa yang dibahas dan melihat secara langsung orang-orang macam apa Saksi-Saksi Yehuwa itu. Pada waktunya, sikap orang-tua mungkin melunak. Sekalipun orang-tua menentang keras, menghancurkan bacaan Alkitab, dan melarang anak-anak menghadiri perhimpunan Kristen, biasanya ada kesempatan-kesempatan untuk membaca di tempat lain, berbicara kepada rekan-rekan Kristen, dan memberi kesaksian serta membantu orang lain secara tidak resmi. Saudara juga dapat berdoa kepada Yehuwa. Beberapa anak muda harus menunggu hingga mereka cukup besar untuk tinggal di luar rumah sebelum mereka dapat berbuat lebih banyak. Akan tetapi, apa pun situasinya, jangan lupa untuk ’menghormati bapakmu dan ibumu’. Lakukan bagian saudara untuk menyumbang kepada perdamaian dalam rumah. (Roma 12:17, 18) Di atas segalanya, kejarlah perdamaian dengan Allah.

TANTANGAN MENJADI ORANG-TUA TIRI

20. Perasaan apa saja yang mungkin dimiliki anak-anak jika ayah atau ibu mereka adalah orang-tua tiri?

20 Dalam banyak rumah, situasi yang menghadirkan tantangan paling besar bukanlah soal agama tetapi soal hubungan darah. Banyak rumah tangga dewasa ini terdiri dari anak-anak yang berasal dari pernikahan sebelumnya dari salah satu atau kedua orang-tua. Dalam keluarga demikian, anak-anak dapat mengalami perasaan cemburu dan kesal atau barangkali suatu konflik loyalitas. Sebagai akibatnya, mereka mungkin menolak upaya-upaya yang tulus dari orang-tua tiri untuk menjadi ayah atau ibu yang baik. Apa yang dapat membantu membuat keluarga tiri berhasil?

Picture on page 138

Orang-tua kandung ataupun orang-tua tiri, bersandarlah pada Alkitab untuk mendapatkan bimbingan

21. Tidak soal keadaan-keadaan khusus yang mereka miliki, mengapa hendaknya orang-tua tiri memperhatikan prinsip-prinsip yang terdapat dalam Alkitab untuk mendapatkan bantuan?

21 Sadarilah bahwa tidak soal adanya keadaan-keadaan khusus, prinsip-prinsip Alkitab yang membawa keberhasilan dalam rumah-rumah tangga lain juga berlaku di sini. Mengabaikan prinsip-prinsip tersebut mungkin, untuk sementara, tampaknya meredakan suatu problem tetapi kemungkinan besar akan menyebabkan perasaan sakit hati di kemudian hari. (Mazmur 127:1; Amsal 29:15) Perkembangkanlah hikmat dan daya pengamatan—hikmat untuk menerapkan prinsip-prinsip yang saleh sambil mengingat manfaat jangka panjang, dan daya pengamatan untuk menentukan mengapa anggota-anggota keluarga mengatakan atau melakukan hal-hal tertentu. Empati juga dibutuhkan.—Amsal 16:21; 24:3; 1 Petrus 3:8.

22. Mengapa anak-anak mungkin sulit menerima orang-tua tiri?

22 Jika saudara orang-tua tiri, saudara mungkin mengingat bahwa sebagai seorang sahabat dari keluarga, saudara mungkin disambut oleh anak-anak. Tetapi pada waktu saudara menjadi orang-tua tiri mereka, sikap mereka berubah. Karena teringat akan orang-tua kandung yang tidak lagi tinggal bersama mereka, anak-anak bisa jadi sedang berjuang dengan konflik loyalitas, mungkin merasa bahwa saudara ingin merampas kasih sayang yang mereka miliki bagi orang-tua yang tidak ada. Kadang-kadang, mereka mungkin tanpa perasaan mengingatkan bahwa saudara bukan ayah mereka atau ibu mereka. Pernyataan seperti itu menyakitkan hati. Namun, ”janganlah lekas-lekas marah dalam hati”. (Pengkhotbah 7:9) Daya pengamatan dan empati dibutuhkan agar dapat menghadapi emosi anak-anak.

23. Bagaimana disiplin dapat ditangani dalam keluarga yang memiliki anak-anak tiri?

23 Sifat-sifat tersebut penting sekali pada waktu seseorang menjalankan disiplin. Disiplin yang konsisten sangat penting. (Amsal 6:20; 13:1) Dan karena tidak semua anak sama, disiplin dapat berbeda dari satu kasus ke kasus lain. Beberapa orang-tua tiri mendapati bahwa, setidaknya pada permulaannya lebih baik apabila orang-tua kandung yang menangani aspek peran sebagai orang-tua ini. Namun, penting agar kedua orang-tua setuju dengan disiplin itu dan menjunjungnya, tidak lebih memihak kepada keturunan sendiri dibandingkan anak tiri. (Amsal 24:23) Ketaatan penting, tetapi perlu mempertimbangkan ketidaksempurnaan. Jangan memberi reaksi yang berlebihan. Berilah disiplin dalam kasih.—Kolose 3:21.

24. Apa yang dapat membantu mencegah berbagai problem moral di antara anggota-anggota yang berlawanan jenis dalam suatu keluarga tiri?

24 Pembahasan keluarga dapat banyak mencegah kesulitan. Ini dapat membantu keluarga untuk tetap memusatkan perhatian kepada hal-hal yang paling penting dalam kehidupan. (Bandingkan Filipi 1:9-11.) Ini juga dapat membantu setiap anggota untuk melihat bagaimana ia dapat turut membantu dalam mencapai tujuan-tujuan keluarga. Selain itu, pembahasan keluarga yang terbuka dapat mencegah berbagai problem moral. Anak-anak perempuan perlu mengerti caranya berpakaian dan membawakan diri sewaktu berada di dekat ayah tiri dan saudara-saudara tiri lelaki mereka, dan anak-anak lelaki memerlukan nasihat berkenaan dengan tingkah laku yang patut terhadap ibu tiri dan saudara-saudara tiri perempuan mereka.—1 Tesalonika 4:3-8.

25. Sifat-sifat apa yang dapat membantu memelihara perdamaian dalam keluarga tiri?

25 Dalam menghadapi tantangan khusus sebagai orang-tua tiri, hendaklah bersabar. Dibutuhkan waktu untuk memperkembangkan hubungan yang baru. Memenangkan kasih dan respek anak-anak yang tidak memiliki pertalian darah dengan saudara dapat menjadi tugas yang berat. Tetapi hal ini mungkin. Hati yang bijaksana dan berdaya pengamatan, dipadu dengan keinginan yang kuat untuk menyenangkan Yehuwa, adalah kunci untuk mendapatkan perdamaian dalam keluarga tiri. (Amsal 16:20) Sifat-sifat demikian juga dapat membantu saudara untuk mengatasi situasi-situasi lain.

APAKAH PENGEJARAN MATERI MEMECAH RUMAH SAUDARA?

26. Dengan berbagai cara apa problem dan sikap sehubungan dengan perkara materi dapat memecah suatu keluarga?

26 Problem dan sikap-sikap sehubungan dengan hal-hal materi dapat memecah keluarga dengan banyak cara. Menyedihkan sekali, beberapa keluarga diganggu oleh perbantahan tentang uang dan keinginan untuk menjadi kaya—atau setidaknya sedikit lebih kaya. Perpecahan dapat berkembang jika suami-istri bekerja duniawi dan memperkembangkan sikap ”uang saya, uang kamu”. Sekalipun perbantahan dapat dihindari, apabila suami maupun istri bekerja, mereka bisa mendapati diri bahwa mereka memiliki jadwal yang begitu sibuk sehingga mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk satu sama lain. Kecenderungan yang meningkat di dunia ini adalah para ayah yang tinggal jauh dari keluarga mereka untuk jangka waktu yang lama—berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun—agar dapat memperoleh lebih banyak uang daripada yang dapat mereka peroleh di rumah. Hal ini dapat mengarah kepada problem-problem yang sangat serius.

27. Prinsip apa saja yang dapat membantu keluarga yang mengalami tekanan keuangan?

27 Tidak ada peraturan yang bisa ditetapkan untuk menangani keadaan-keadaan ini, karena lain keluarga lain pula tekanan dan kebutuhan yang harus dihadapi. Namun, nasihat Alkitab dapat membantu. Sebagai contoh, Amsal 13:10 (NW) menunjukkan bahwa perselisihan yang tidak perlu kadang-kadang dapat dihindari dengan ”berunding bersama”. Ini bukan hanya mencakup menyatakan pandangan seseorang tetapi meminta saran dan mencari tahu bagaimana sudut pandangan pihak yang lain. Selanjutnya, menyusun suatu anggaran yang realistis dapat membantu mempersatukan usaha-usaha keluarga. Kadang-kadang—barangkali untuk sementara—suami maupun istri perlu bekerja di luar rumah untuk menutupi pengeluaran tambahan, terutama apabila ada anak-anak atau tanggungan lainnya. Jika halnya demikian, suami dapat menenteramkan hati istrinya bahwa ia masih memiliki waktu untuknya. Suami beserta anak-anak dapat dengan pengasih membantu beberapa pekerjaan yang biasanya ia tangani sendiri.—Filipi 2:1-4.

28. Pengingat-pengingat apa, jika dijalankan, akan membantu suatu keluarga untuk mengupayakan persatuan?

28 Akan tetapi, ingatlah bahwa walaupun uang adalah kebutuhan dalam sistem perkara ini, uang tidak mendatangkan kebahagiaan. Uang juga pasti tidak memberikan kehidupan. (Pengkhotbah 7:12) Sesungguhnya, terlalu menitikberatkan perkara materi dapat menyebabkan kehancuran rohani dan moral. (1 Timotius 6:9-12) Betapa jauh lebih baik untuk mencari dahulu Kerajaan Allah dan keadilbenaran-Nya, dengan jaminan mendapatkan berkat-Nya atas upaya kita untuk memenuhi kebutuhan hidup! (Matius 6:25-33; Ibrani 13:5) Dengan mendahulukan kepentingan rohani dan mengejar perdamaian pertama-tama dengan Allah, saudara bisa mendapati rumah tangga saudara, walaupun mungkin terbagi karena beberapa keadaan, akan menjadi keluarga yang benar-benar bersatu dalam hal-hal yang paling penting.

BAGAIMANA PRINSIP-PRINSIP ALKITAB INI MEMBANTU . . . ANGGOTA-ANGGOTA KELUARGA UNTUK MEMELIHARA PERDAMAIAN DI DALAM RUMAH?

Orang Kristen memperkembangkan daya pengamatan.—Amsal 16:21; 24:3.

Kasih dan respek yang diperlihatkan dalam perkawinan oleh suami-istri tidak bergantung pada sama atau tidaknya agama yang mereka anut.—Efesus 5:23, 25.

Seorang Kristen tidak akan pernah dengan sengaja melanggar hukum Allah.—Kisah 5:29.

Orang Kristen suka damai.—Roma 12:18.

Jangan cepat sakit hati.—Pengkhotbah 7:9.

PERNIKAHAN YANG BENAR MENDATANGKAN MARTABAT DAN PERDAMAIAN

Pada zaman kita, banyak pria dan wanita hidup bersama sebagai suami dan istri tanpa komitmen yang sah. Ini adalah suatu keadaan yang mungkin harus diatasi oleh seorang yang baru beriman. Dalam beberapa kasus, ikatan tersebut mungkin disetujui oleh adat masyarakat atau suku, tetapi itu tidak sah. Akan tetapi, standar Alkitab menuntut adanya pernikahan yang dicatatkan dengan benar. (Titus 3:1; Ibrani 13:4) Bagi umat di dalam sidang Kristen, Alkitab juga menetapkan bahwa hanya ada satu suami dan satu istri di dalam ikatan perkawinan. (1 Korintus 7:2; 1 Timotius 3:2, 12) Menyelaraskan diri dengan standar ini adalah langkah pertama untuk memiliki perdamaian dalam rumah saudara. (Mazmur 119:165) Tuntutan-tuntutan Allah masuk akal dan tidak membebani. Apa yang Ia ajarkan kepada kita dirancang agar bermanfaat bagi kita.—Yesaya 48:17, 18.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan