PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w92 15/3 hlm. 8-13
  • Jangan Sia-siakan Kemerdekaan yang Diberikan Allah

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Jangan Sia-siakan Kemerdekaan yang Diberikan Allah
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Kemerdekaan yang Allah Miliki
  • Keterbatasan dari Kemerdekaan Manusia
  • Mengapa Kemerdekaan yang Relatif?
  • Kemerdekaan Sejati Dimungkinkan
  • Tidak Menyia-nyiakan Kemerdekaan yang Allah Berikan
  • Manfaatkan Kemerdekaan yang Allah Berikan kepada Saudara
  • Selamat Datang ke Kebaktian Distrik ”Para Pencinta Kemerdekaan”!
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
  • Layanilah Yehuwa, Allah yang Memberi Kebebasan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2018
  • Umat yang Merdeka tetapi Bertanggung Jawab
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
  • Merdeka, Kemerdekaan
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
w92 15/3 hlm. 8-13

Jangan Sia-siakan Kemerdekaan yang Diberikan Allah

”Di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.”—2 KORINTUS 3:17.

1. Mengapa Yesaya 65:13, 14 berlaku atas Saksi-Saksi Yehuwa?

YEHUWA adalah Allah kemerdekaan. Dan kemerdekaan yang diberikan Allah benar-benar suatu berkat! Karena hamba-hamba-Nya yang berbakti memiliki kemerdekaan semacam itu, kata-kata ini dari Yehuwa, Tuhan Yang Berdaulat berlaku atas mereka, ”Sesungguhnya, hamba-hambaKu akan makan, tetapi kamu akan menderita kelaparan; sesungguhnya, hamba-hambaKu akan minum, tetapi kamu akan menderita kehausan; sesungguhnya, hamba-hambaKu akan bersukacita, tetapi kamu akan mendapat malu; sesungguhnya, hamba-hambaKu akan bersorak-sorai karena gembira hatinya, tetapi kamu akan mengerang karena sedih hati, dan kamu akan menangis karena patah semangat.”—Yesaya 65:13, 14.

2. Mengapa umat Yehuwa makmur secara rohani?

2 Umat Allah menikmati keadaan makmur secara rohani ini karena mereka dibimbing oleh roh, atau tenaga aktif-Nya. Rasul Paulus berkata, ”Tuhan [”Yehuwa”, NW] adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.” (2 Korintus 3:17) Apa sebenarnya maksud-tujuan kemerdekaan yang kita peroleh dari Allah? Dan apa yang dituntut dari kita untuk dapat menggunakan itu sepenuhnya?

Kemerdekaan yang Allah Miliki

3. Kemerdekaan macam apa dimiliki Allah, dan mengapa?

3 Yehuwa saja yang memiliki kemerdekaan mutlak. Tidak satu pun dari makhluk-makhluk ciptaan-Nya dapat membatasi kemerdekaan-Nya karena Ia adalah Allah Yang Mahakuasa dan Pribadi Yang Berdaulat di Alam Semesta. Seperti diungkapkan Ayub, pria yang setia itu, ”Siapa akan menghalangiNya? Siapa akan menegurNya: Apa yang Kaulakukan?” (Ayub 9:12) Demikian pula, Raja Nebukadnezar dari Babel dipaksa untuk mengakui, ”Tidak ada seorangpun yang dapat menolak tangan [Allah] dengan berkata kepadaNya: ’Apa yang Kaubuat?’”—Daniel 4:35.

4. Bagaimana Yehuwa membatasi kemerdekaan-Nya?

4 Namun, prinsip-prinsip Yehuwa sendiri yang adil-benar membatasi kemerdekaan mutlak tersebut. Ini digambarkan sewaktu Abraham menyatakan kekhawatirannya mengenai penduduk Sodom dan bertanya, ”Masakan Hakim segenap bumi tidak menghukum dengan adil?” Jawaban Allah memperlihatkan bahwa Ia mengakui tanggung jawab untuk melakukan apa yang benar. Ia tidak akan membinasakan Sodom apabila ada penduduk yang benar tinggal di dalamnya. (Kejadian 18:22-33) Allah juga membatasi kemerdekaan-Nya karena kasih dan hikmat-Nya membuat Ia lambat marah dan mempraktikkan pengendalian diri.—Yesaya 42:14.

Keterbatasan dari Kemerdekaan Manusia

5. Apa beberapa faktor yang membatasi kemerdekaan manusia?

5 Meskipun Yehuwa memiliki kemerdekaan mutlak, semua makhluk lain bertindak dalam batas-batas yang ditetapkan oleh alam sekitar mereka, kesanggupan mereka, dan lingkungan habitat mereka, maupun faktor-faktor seperti jangka hidup yang terbatas saat ini dari manusia yang berdosa. Allah menciptakan manusia dengan kemerdekaan yang sempurna untuk berfungsi dalam kawasan yang Yehuwa tetapkan baginya. Ada beberapa alasan lain mengapa kemerdekaan manusia terbatas, tidak mutlak.

6. Pertanggungjawaban kepada Allah memiliki pengaruh apa atas kemerdekaan kita?

6 Pertama, kemerdekaan manusia terbatas karena Allah menciptakan manusia untuk melayani maksud-tujuan-Nya. Yehuwa ’layak menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa karena Ia telah menciptakan segala sesuatu dan karena kehendak-Nya semuanya itu ada dan diciptakan’. (Wahyu 4:11) Jadi manusia bertanggung jawab kepada Penciptanya, yang dengan tepat telah menetapkan hukum-hukum yang akan mengatur mereka. Di Israel purba di bawah Taurat Musa, Allah menuntut agar orang-orang dihukum mati jika mereka menyebut nama-Nya dengan sia-sia atau melanggar hukum Sabat. (Keluaran 20:7; 31:14, 15; Imamat 24:13-16; Bilangan 15:32-36) Meskipun kita sebagai umat kristiani tidak berada di bawah Taurat, kemerdekaan kita terbatas karena kita bertanggung jawab kepada Yehuwa, yang adalah Hakim, Pemberi hukum, dan Raja kita.—Yesaya 33:22; Roma 14:12.

7, 8. (a) Bagaimana hukum-hukum fisik membatasi kemerdekaan manusia? (b) Hukum-hukum Allah lain apa yang membatasi kemerdekaan kita sebagai manusia?

7 Kedua, kemerdekaan kita terbatas karena adanya hukum-hukum fisik yang Allah tetapkan. Sebagai contoh, karena adanya hukum gravitasi, seorang manusia tidak dapat melompat dari sebuah gedung pencakar langit tanpa melukai atau membunuh dirinya sendiri. Jelas, hukum-hukum fisik Allah membatasi kemerdekaan manusia untuk melakukan hal-hal tertentu.

8 Ketiga, kemerdekaan manusia terbatas karena adanya hukum-hukum moral dari Allah. Kemungkinan besar, saudara telah memperhatikan penggenapan dari apa yang Paulus tulis di Galatia 6:7, 8, ”Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.” Tanpa dapat dibantah, hukum-hukum moral Allah Yehuwa juga membatasi kemerdekaan kita, tetapi menaatinya dituntut agar kita memperoleh kehidupan.

9. Bagaimana menjadi bagian dari masyarakat manusia membatasi kemerdekaan kita?

9 Keempat, kemerdekaan manusia terbatas karena ia merupakan bagian dari masyarakat manusia. Karena itu, ia dapat menikmati kemerdekaan hanya sejauh itu tidak mengganggu kemerdekaan orang lain. Umat kristiani harus tunduk kepada ”kalangan berwenang yang lebih tinggi”, menaati mereka selama mereka tidak menuntut agar kita melanggar hukum-hukum Allah. (Roma 13:1, NW; Kisah 5:29) Sebagai contoh, kita harus menaati hukum-hukum sehubungan dengan pembayaran pajak, kecepatan dalam mengemudikan mobil, dan lain sebagainya. Fakta bahwa kita harus menaati undang-undang ”Kaisar” sedemikian memperlihatkan lebih jauh bahwa kemerdekaan yang diberikan Allah kepada kita, tidak mutlak.—Markus 12:17; Roma 13:7.

Mengapa Kemerdekaan yang Relatif?

10, 11. Mengapa Yehuwa memberi manusia kemerdekaan yang relatif?

10 Mengapa Allah memberi manusia kemerdekaan yang relatif? Satu alasan ialah agar sang Pencipta dapat memiliki makhluk-makhluk yang cerdas di atas bumi yang akan membawa kehormatan dan kemuliaan kepada-Nya dengan tutur kata dan tingkah laku mereka yang baik. Manusia dapat melakukan ini sedangkan hewan tidak dapat. Hewan, karena diatur oleh naluri, tidak tahu apa-apa tentang tingkah laku moral. Saudara dapat melatih seekor anjing untuk tidak mengambil sesuatu, tetapi saudara tidak dapat mengajarnya bahwa mencuri itu salah. Hewan apa pun yang tindak tanduknya boleh dikata telah diprogram, tidak dapat membuat keputusan yang memberikan pujian dan kehormatan kepada Allah, sedangkan manusia dapat dengan bebas memilih untuk melayani Penciptanya didorong oleh kasih dan penghargaan.

11 Allah juga memberikan kemerdekaan ini kepada manusia demi manfaat dan kebahagiaan mereka. Mereka dapat menjalankan kebebasan relatif mereka dengan menjadi kreatif dan penuh daya cipta, murah hati serta suka bekerja sama. Manusia juga memiliki kebebasan untuk memilih dalam hal-hal seperti pekerjaan dan tempat ia akan tinggal. Dewasa ini, faktor-faktor ekonomi dan politik sering membatasi kebebasan memilih tersebut, tetapi hal ini bisa jadi disebabkan oleh ketamakan manusia, bukan karena cara Allah menciptakan manusia pada mulanya.

12. Mengapa mayoritas umat manusia diperbudak?

12 Meskipun Yehuwa memberikan kemerdekaan yang besar, mayoritas terbesar umat manusia dewasa ini berada dalam belenggu yang menimbulkan frustrasi. Apa yang telah terjadi? Pasangan manusia pertama, Adam dan Hawa, telah menyia-nyiakan kemerdekaan yang diberikan Allah. Mereka telah melangkahi batas-batas yang Allah tetapkan bagi mereka dan menantang kedaulatan Allah yang sah atas mereka sebagai Tuhan Yang Berdaulat, Yehuwa. (Kejadian 3:1-7; Yeremia 10:10; 50:31) Tidak merasa puas menggunakan kemerdekaan mereka untuk menghormati Allah, mereka menggunakan itu secara mementingkan diri, untuk menentukan sendiri apa yang benar dan apa yang salah, dengan demikian bergabung bersama Setan dalam pemberontakan melawan Yehuwa. Akan tetapi, sebaliknya dari memperoleh lebih banyak kemerdekaan, Adam dan Hawa yang berdosa, dikenai pembatasan-pembatasan dan belenggu yang tidak menyenangkan, suatu pengurangan kemerdekaan mereka, dan akhirnya kematian. Keturunan mereka mewarisi hilangnya kemerdekaan ini. ”Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” ”Upah dosa ialah maut.”—Roma 3:23; 5:12; 6:23.

13. Mengapa Setan dapat memperbudak umat manusia?

13 Oleh karena pemberontakan di Eden, Adam dan keturunannya juga mulai diperbudak oleh Setan si Iblis. Ya, ”seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat”! (1 Yohanes 5:19) Kuasa dan kesanggupan yang lebih unggul inilah yang menyebabkan Setan dapat memperdayakan dan memperbudak seluruh umat manusia yang jauh dari Allah. Juga, manusia yang mementingkan diri telah menguasai sesamanya hingga mereka celaka. (Pengkhotbah 8:9) Jadi, umat manusia pada umumnya sekarang diperbudak oleh dosa dan kematian, oleh Setan dan hantu-hantunya, dan oleh sistem politik, ekonomi, dan agama dunia ini.

Kemerdekaan Sejati Dimungkinkan

14. Harapan manusia untuk kemerdekaan sejati berkaitan erat dengan apa?

14 Memperoleh kemerdekaan dari dosa, kematian dan Iblis serta dunianya berkaitan erat dengan tekad Allah untuk menyelesaikan sengketa sehubungan dengan sahnya kedaulatan universal-Nya sendiri. Karena Setan mengajukan sengketa ini, Yehuwa mengizinkan dia tetap hidup, sama seperti Ia mengizinkan Firaun tetap hidup seketika lamanya. Ini adalah agar Yehuwa dapat mempertunjukkan sepenuhnya kuasa-Nya dan membuat nama-Nya dimasyhurkan di seluruh bumi. (Keluaran 9:15, 16) Allah akan segera membenarkan diri-Nya sebagai Yang Berdaulat di Alam Semesta dan memuliakan nama kudus-Nya dengan melenyapkan cela yang ditimpakan ke atasnya melalui pemberontakan Setan, Adam, dan Hawa. Karena itu, mereka yang takut kepada Yehuwa akan dibebaskan dari belenggu dosa serta kematian dan akan dihantar memasuki suatu dunia baru kemerdekaan yang diberikan Allah.—Roma 8:19-23.

15. Peranan apa dimainkan Yesus dalam memulihkan kemerdekaan kepada umat manusia?

15 Untuk memulihkan kemerdekaan kepada umat manusia, Yehuwa mengutus Putra-Nya ke bumi sebagai manusia. Dengan secara sukarela menyerahkan kehidupan manusianya yang sempurna, Putra Allah, Kristus Yesus, menyediakan korban tebusan, dasar untuk memerdekakan umat manusia. (Matius 20:28) Ia juga mengumumkan berita kemerdekaan. Pada awal pelayanannya, ia menerapkan kata-kata berikut kepada dirinya sendiri, ”Roh Tuhan [”Yehuwa Tuhan Yang Berdaulat”, NW] ada padaku, oleh karena [Yehuwa] telah mengurapi aku; Ia telah mengutus aku untuk menyampaikan kabar baik kepada orang sengsara, dan merawat orang-orang yang remuk hati, untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan kepada orang-orang yang terkurung kelepasan dari penjara.”—Yesaya 61:1; Lukas 4:16-21.

16. Langkah-langkah apa harus diambil orang-orang Yahudi pada abad pertama untuk memperoleh kemerdekaan sejati?

16 Bagaimana manusia dapat memperoleh kemerdekaan tersebut? Yesus berkata, ”Jikalau kamu tetap dalam firmanKu, kamu benar-benar adalah muridKu dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” Jadi, para pengikutnya dapat menikmati kemerdekaan rohani. (Yohanes 8:31, 32, 36) Selanjutnya, Yesus berkata kepada gubernur Roma Pontius Pilatus, ”Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suaraKu.” (Yohanes 18:37) Orang-orang Yahudi yang menerima kebenaran seperti yang diberitakan dan dicontohkan oleh Yesus bertobat dari dosa-dosa mereka, memperbaiki haluan mereka yang salah, dan mempersembahkan diri mereka kepada Yehuwa, dan dibaptis seperti halnya Yesus. (Matius 3:13-17; Kisah 3:19) Dengan cara ini mereka menikmati kemerdekaan relatif yang Allah berikan.

17. Mengapa Yehuwa memberi kemerdekaan kepada hamba-hamba-Nya?

17 Yehuwa memberi hamba-hamba-Nya kemerdekaan terutama untuk pembenaran kedaulatan-Nya sendiri tetapi juga demi kenyamanan atau manfaat mereka. Ia membebaskan bangsa Israel dari perbudakan Mesir agar mereka dapat memuliakan Dia sebagai kerajaan imam-imam, saksi-saksi-Nya. (Keluaran 19:5, 6; Yesaya 43:10-12) Demikian pula, Yehuwa membawa umat-Nya kembali dari pembuangan di Babel terutama untuk membangun kembali bait-Nya dan memulihkan ibadat yang sejati. (Ezra 1:2-4) Ketika para tawanan yang kembali hanya menyibukkan diri dengan kenyamanan materi mereka sendiri, Yehuwa mengutus nabi-nabi-Nya, Hagai dan Zakharia, untuk menyadarkan mereka akan kewajiban mereka di hadapan Allah. Dengan menaruh kemerdekaan yang diberikan Allah pada perspektif yang benar, pembangunan bait berhasil diselesaikan, demi kemuliaan Allah, dan juga kenyamanan serta kesejahteraan bagi umat-Nya.

Tidak Menyia-nyiakan Kemerdekaan yang Allah Berikan

18. Mengapa dapat dikatakan bahwa hamba-hamba Yehuwa zaman modern tidak menyia-nyiakan kemerdekaan yang diberikan Allah?

18 Bagaimana mengenai hamba-hamba Allah pada zaman modern? Sebagai suatu organisasi, mereka tidak menyia-nyiakan kemerdekaan yang diberikan Allah kepada mereka. Pada tahun 1870-an mereka mulai membebaskan diri dari kesalahan-kesalahan Babel dan menikmati kemerdekaan Kristen yang bertambah. Ini selaras dengan Amsal 4:18, yang mengatakan, ”Jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari.” Namun, sama seperti umat Allah pada zaman dulu ditawan ke Babel selama suatu jangka waktu, pada tahun 1918 hamba-hamba Yehuwa sampai taraf tertentu diperbudak oleh Babel Besar. (Wahyu 17:1, 2, 5) Para anggota imperium agama palsu itu bersukaria ketika ”dua saksi” kiasan terbaring mati secara rohani. Namun dengan kasih kemurahan Allah, pada tahun 1919 hamba-hamba terurap-Nya dimerdekakan, dibebaskan secara rohani. (Wahyu 11:3, 7-11) Dengan menggunakan kemerdekaan yang diberikan Allah, mereka menjadi saksi-saksi yang bergairah dari Yang Maha Tinggi. Karena itu, betapa tepatnya bahwa mereka, pada tahun 1931, dengan penuh sukacita memakai nama Saksi-Saksi Yehuwa! (Yesaya 43:10-12) Khususnya sejak tahun 1935 Saksi-Saksi terurap ini disertai oleh ”kumpulan besar”, yang berharap untuk mendapat kehidupan kekal di atas bumi. Mereka juga tidak menyia-nyiakan kemerdekaan yang diberikan Allah.—Wahyu 7:9-17.

19, 20. (a) Dalam satu cara yang menonjol apa umat Yehuwa menggunakan dengan baik kemerdekaan yang diberikan Allah? (b) Dalam cara menonjol apa lagi Saksi-Saksi Yehuwa memanfaatkan kemerdekaan yang telah diberikan Allah?

19 Umat Yehuwa menggunakan kemerdekaan yang diberikan Allah dalam dua cara khusus yang menonjol. Di satu pihak, mereka menggunakan itu untuk mengejar haluan tingkah laku yang benar. (1 Petrus 2:16) Dan betapa baik reputasi yang mereka miliki! Sebagai contoh, pernah seorang pria datang ke Balai Kerajaan di Zurich, Swiss, dan mengatakan bahwa ia ingin menjadi salah seorang dari Saksi-Saksi Yehuwa. Ketika ditanya alasannya, ia mengatakan bahwa saudara perempuannya dulu seorang Saksi dan telah dipecat karena perbuatan amoral. Ia berkata, ’Itulah organisasi tempat saya ingin bergabung—yang tidak toleran terhadap tingkah laku yang buruk.’ Dengan alasan yang baik New Catholic Encyclopedia telah mengamati bahwa Saksi-Saksi Yehuwa telah memperoleh reputasi sebagai ”salah satu kelompok yang bertingkah laku paling baik di dunia.”

20 Saksi-Saksi Yehuwa juga memanfaatkan sebaik-baiknya kemerdekaan yang diberikan Allah dengan menunaikan tugas mereka untuk memberitakan kabar baik Kerajaan, seperti yang Yesus lakukan. (Matius 4:17) Melalui kesaksian lisan dan bahan-bahan yang tercetak, secara resmi dan tidak resmi, mereka mengumumkan Kerajaan Yehuwa. Dengan melakukan hal ini, mereka sendiri memperoleh manfaat yang besar karena iman mereka diperkuat dan harapan mereka menjadi lebih cerah. Selain itu, kegiatan ini juga dapat menyelamatkan diri mereka sendiri maupun orang-orang yang mendengarkan mereka. (1 Timotius 4:16) Mengenai kegiatan ini, buku Dynamic Religious Movements berkata, ”Sulit untuk menemukan anggota-anggota dari kelompok lain mana pun yang bekerja begitu keras untuk agama mereka seperti halnya Saksi-Saksi.”

21. Apa buktinya bahwa Yehuwa sedang memberkati pelayanan umat-Nya?

21 Betapa Yehuwa memberkati kita dalam melaksanakan tujuan dari kemerdekaan yang diberikan Allah! Ini dapat terlihat dari laporan dinas pengabaran tahun lalu—puncak lebih dari empat juta penyiar Kerajaan, dengan lebih dari sepuluh juta orang menghadiri Peringatan kematian Yesus. Dalam suatu survai, Irlandia mencapai 29 puncak penyiar bulanan berturut-turut; Meksiko 78 puncak dalam 80 bulan; dan Jepang 153 puncak berturut-turut!

Manfaatkan Kemerdekaan yang Allah Berikan kepada Saudara

22. Apakah inti sari dari beberapa pertanyaan yang menggugah pikiran yang dapat kita ajukan kepada diri sendiri?

22 Bila saudara salah seorang dari Saksi-Saksi yang berbakti dari Yehuwa, apakah saudara memanfaatkan kemerdekaan yang Allah berikan kepada saudara? Masing-masing kita dapat bertanya kepada diri sendiri, ”Apakah saya berhati-hati menggunakan kemerdekaan yang diberikan Allah, sehingga tidak membuat orang lain tersandung oleh tingkah laku yang buruk? Apakah saya dengan sungguh-sungguh menaati undang-undang Kaisar, meskipun mendahulukan hukum Allah? Apakah saya sepenuhnya bekerja sama dengan para penatua dalam sidang? Apakah saya sepenuhnya menggunakan kemerdekaan yang Allah berikan kepada saya dalam mengabarkan kabar baik? Apakah saya ’selalu giat dalam pekerjaan Tuhan’? Apakah saya asyik mengejar karier duniawi padahal saya dapat menggunakan dengan lebih baik kemerdekaan yang diberikan Allah kepada saya dengan meluaskan pelayanan saya, berupaya meraih tanggung jawab yang lebih besar di sidang atau untuk dinas sepenuh waktu?”—1 Korintus 15:58.

23. Apa yang hendaknya kita lakukan sehingga kita tidak menyia-nyiakan kemerdekaan yang diberikan Allah?

23 Semoga semua kita ’mengecap dan melihat betapa baiknya Yehuwa itu!’ (Mazmur 34:9) Marilah kita percaya kepada-Nya, menaati hukum-hukum-Nya, dan memuliakan nama kudus-Nya dengan bergairah mengumumkan Kerajaan-Nya. Ingat bahwa mereka yang ’menabur banyak, akan menuai banyak pula’. (2 Korintus 9:6) Karena itu, marilah kita memberikan dinas sepenuh hati kepada Yehuwa dan memperlihatkan bahwa kita tidak menyia-nyiakan kemerdekaan yang diberikan Allah.

Bagaimana Saudara Akan Menjawab?

◻ Jenis kemerdekaan apa yang Allah miliki?

◻ Kemerdekaan manusia mempunyai keterbatasan-keterbatasan apa?

◻ Bagaimana kemerdekaan sejati dimungkinkan?

◻ Apa yang harus kita lakukan agar tidak menyia-nyiakan kemerdekaan yang diberikan Allah?

[Gambar di hlm. 9]

Kemerdekaan manusia dibatasi oleh faktor-faktor seperti hukum gravitasi

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan