PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Orang-tua, Apa yang Dapat Dipelajari dari Teladan Saudara?
    Menara Pengawal—1999 | 1 Juli
    • Orang-tua, Apa yang Dapat Dipelajari dari Teladan Saudara?

      ”Jadilah peniru-peniru Allah, sebagai anak-anak yang dikasihi, dan teruslah berjalan dalam kasih.”​—EFESUS 5:1, 2.

      1. Bimbingan macam apa yang Yehuwa sediakan bagi pasangan manusia pertama?

      YEHUWA adalah Pencipta ketatalaksanaan keluarga. Setiap keluarga berutang eksistensi kepada-Nya karena Dialah pembentuk keluarga pertama dan Dia memberikan kesanggupan beranak-cucu kepada pasangan manusia pertama. (Efesus 3:14, 15) Ia menyediakan petunjuk dasar bagi Adam dan Hawa berkaitan dengan tanggung jawab mereka, serta memberikan banyak kesempatan kepada mereka untuk menggunakan inisiatif pribadi dalam melaksanakan tanggung jawab itu. (Kejadian 1:28-30; 2:6, 15-22) Setelah Adam dan Hawa berdosa, situasi-situasi yang harus dihadapi keluarga menjadi semakin rumit. Namun, dengan pengasih Yehuwa menyediakan pedoman yang membantu hamba-hamba-Nya menangani situasi-situasi demikian.

      2. (a) Melalui sarana apa Yehuwa menyediakan bimbingan lisan sebagai penunjang nasihat tertulis-Nya? (b) Pertanyaan apa yang perlu diajukan orang-tua kepada diri sendiri?

      2 Sebagai Instruktur Agung kita, Yehuwa tidak hanya sekadar menyediakan petunjuk tertulis tentang apa yang harus kita lakukan dan kita hindari. Di zaman dahulu, bimbingan tertulis dari-Nya selalu disertai bimbingan lisan melalui para imam dan nabi, juga melalui kepala keluarga. Siapa yang Ia gunakan untuk menyediakan pengajaran lisan seperti itu pada zaman kita? Para penatua dan orang-tua Kristen. Jika saudara adalah orang-tua, apakah saudara menjalankan peranan saudara, yakni membimbing keluarga saudara di jalan Yehuwa?​—Amsal 6:20-23.

      3. Tentang pengajaran yang efektif, apa yang dapat para kepala keluarga pelajari dari Yehuwa?

      3 Bagaimana hendaknya bimbingan demikian diberikan di dalam keluarga? Yehuwa menyediakan polanya. Ia menyatakan dengan jelas apa yang baik serta apa yang buruk, dan pernyataan itu cukup sering diulang-Nya. (Keluaran 20:4, 5; Ulangan 4:23, 24; 5:8, 9; 6:14, 15; Yosua 24:19, 20) Ia menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang mengajak kita berpikir. (Ayub 38:4, 8, 31) Melalui ilustrasi dan contoh yang diangkat dari pengalaman nyata, Ia menggugah emosi kita dan membentuk hati kita. (Kejadian 15:5; Daniel 3:1-29) Orang-tua, sewaktu saudara mengajar anak-anak saudara, apakah saudara berupaya meniru pola itu?

      4. Tentang menjalankan disiplin, apa yang kita pelajari dari Yehuwa, dan mengapa disiplin penting?

      4 Yehuwa teguh dalam menjunjung apa yang benar, namun Ia memahami dampak-dampak dari ketidaksempurnaan. Maka, sebelum menjatuhkan hukuman, Ia terlebih dahulu mengajar serta berulang-kali memberikan peringatan dan pengingat kepada manusia yang tidak sempurna. (Kejadian 19:15, 16; Yeremia 7:23-26) Sewaktu mendisiplin, Ia memberikannya dengan kadar yang tepat, tidak berlebihan. (Mazmur 103:10, 11; Yesaya 28:26-29) Jika kita memperlakukan anak-anak dengan cara demikian, seperti itu, hal itu membuktikan bahwa kita mengenal Yehuwa, dan hal tersebut akan memudahkan mereka untuk mengenal Dia juga.​—Yeremia 22:16; 1 Yohanes 4:8.

      5. Tentang mendengarkan, apa yang dapat orang-tua pelajari dari Yehuwa?

      5 Sungguh menarik bahwa, sebagai Bapak surgawi yang pengasih, Yehuwa menyendengkan telinga-Nya. Ia tidak sekadar memberi perintah. Ia menganjurkan agar kita mencurahkan hati kepada-Nya. (Mazmur 62:9) Dan, jika perasaan yang kita curahkan tidak sepenuhnya dapat dibenarkan, Ia tidak naik pitam serta melampiaskan kemarahan-Nya dari surga. Dengan sabar, Ia mengajari kita. Oleh karena itu, sungguh cocok nasihat rasul Paulus, ”Jadilah peniru-peniru Allah, sebagai anak-anak yang dikasihi”! (Efesus 4:31–5:1) Alangkah bagusnya teladan Yehuwa bagi para orang-tua yang berupaya membimbing anak-anak mereka! Teladan itu benar-benar menyentuh hati dan membuat kita ingin menempuh jalan hidup ilahi.

      Pengaruh Teladan Kita

      6. Bagaimana sikap dan teladan orang-tua berpengaruh terhadap anak-anak mereka?

      6 Selain bimbingan lisan, teladan kita sangat berpengaruh terhadap anak-anak. Entah orang tua akan menyukainya atau tidak, anak-anak akan meniru orang-tuanya. Orang-tua bisa merasa senang​—atau kadang-kadang malah terperanjat​—sewaktu mendengar anak-anak mengucapkan apa yang orang-tua pernah ucapkan. Bila tingkah laku dan sikap orang-tua mencerminkan penghargaan yang dalam terhadap perkara-perkara rohani, ini akan berpengaruh positif terhadap anak-anak.​—Amsal 20:7.

      7. Sebagai orang-tua, teladan macam apa diberikan Yefta bagi putrinya, dan dengan hasil apa?

      7 Pengaruh teladan orang-tua diilustrasikan dengan bagus di Alkitab. Yefta, yang Yehuwa gunakan untuk memimpin bangsa Israel meraih kemenangan atas orang-orang Amon, juga adalah seorang ayah. Catatan tentang jawaban yang diberikannya kepada raja Amon menunjukkan bahwa Yefta pasti sering membaca sejarah tentang cara Yehuwa berurusan dengan Israel. Ia dapat mengutip sejarah tersebut dengan fasih, dan ia memperlihatkan iman yang kuat kepada Yehuwa. Tidak diragukan, teladan Yefta membantu putrinya untuk mengembangkan iman dan semangat rela berkorban, yang diperlihatkan putrinya sewaktu mengambil dinas seumur hidup sebagai wanita lajang yang dibaktikan bagi Yehuwa.​—Hakim 11:14-27, 34-40; bandingkan Yosua 1:8.

      8. (a) Sikap yang bagus apa diperlihatkan oleh orang-tua Samuel? (b) Bagaimana sikap mereka bermanfaat bagi Samuel?

      8 Semasa kecil, Samuel menjadi teladan dan ia setia kepada Allah sebagai seorang nabi seumur hidupnya. Apakah saudara ingin agar anak-anak saudara mengikuti jejaknya? Analisislah teladan orang-tua Samuel, Elkana dan Hana. Meskipun situasi rumah tangga mereka tidak tergolong ideal, mereka secara tetap tentu pergi ke Silo untuk beribadat, ke tempat tabernakel suci berada. (1 Samuel 1:3-8, 21) Perhatikanlah betapa dalamnya perasaan yang tercermin dalam doa Hana. (1 Samuel 1:9-13) Amatilah bagaimana perasaan suami-istri ini tentang pentingnya menepati janji yang dibuat kepada Allah. (1 Samuel 1:22-28) Tidak diragukan, teladan bagus mereka membantu Samuel untuk mengembangkan sifat-sifat yang memungkinkan dia menempuh haluan yang benar​—bahkan sewaktu orang-orang di sekitarnya, yang seharusnya melayani Yehuwa, tidak merespek jalan-jalan Allah. Pada akhirnya, Yehuwa mempercayakan tanggung jawab sebagai nabi-Nya kepada Samuel.​—1 Samuel 2:11, 12; 3:1-21.

      9. (a) Pengaruh-pengaruh positif apa yang Timotius peroleh dari keluarganya? (b) Menjadi orang macam apakah Timotius?

      9 Apakah saudara ingin agar putra saudara menjadi seperti Timotius, yang semasa mudanya menjadi rekan rasul Paulus? Ayah Timotius bukan seorang Kristen, namun ibu dan neneknya memberikan teladan yang bagus dalam menghargai perkara rohani. Tidak diragukan, hal ini turut membubuh dasar yang baik bagi kehidupan Timotius sebagai seorang Kristen. Kita diberi tahu bahwa ibunya, Eunike, dan neneknya, Lois, memiliki ”iman . . . tanpa kemunafikan”. Kehidupan mereka sebagai orang Kristen bukanlah sandiwara belaka; mereka benar-benar hidup selaras dengan kepercayaan mereka, dan mereka mengajar Timotius yang masih muda untuk berbuat serupa. Timotius membuktikan bahwa ia dapat diandalkan dan bahwa ia dengan tulus memperhatikan kesejahteraan orang-orang lain.​—2 Timotius 1:5; Filipi 2:20-22.

      10. (a) Di luar rumah, siapa sajakah yang dapat mempengaruhi anak-anak kita? (b) Bagaimana hendaknya reaksi kita bila pengaruh-pengaruh ini tiba-tiba muncul melalui tutur kata atau sikap anak-anak kita?

      10 Pengaruh yang didapat oleh anak-anak kita tidak terbatas di rumah saja. Ada anak-anak lain yang bersekolah bersama mereka, guru-guru yang bertugas untuk membentuk pikiran anak-anak kita, masyarakat yang menuntut agar tiap-tiap warganya harus menjalankan adat atau kebiasaan setempat yang berurat-berakar, bintang-bintang olahraga yang prestasinya dipuja-puja, dan para pejabat yang sepak terjangnya disorot oleh media. Jutaan anak juga menghadapi kebrutalan perang. Haruskah kita terkejut bila pengaruh-pengaruh itu tiba-tiba muncul melalui tutur kata atau sikap anak-anak kita? Bagaimana reaksi kita jika hal itu sampai terjadi? Apakah kata-kata yang pedas atau teguran keras dapat memecahkan masalahnya? Daripada langsung bereaksi terhadap anak-anak kita, bukankah lebih baik untuk menanyakan diri, ’Adakah sesuatu yang dapat saya pelajari dari cara Yehuwa berurusan dengan kita, yang dapat membantu saya memahami cara menangani situasi ini?’​—Bandingkan Roma 2:4.

      11. Bila orang-tua berbuat salah, bagaimana hal ini dapat mempengaruhi sikap anak-anak mereka?

      11 Tentu saja, orang-tua yang tidak sempurna tidak selalu dapat menangani berbagai situasi dengan cara yang terbaik. Mereka cenderung berbuat salah. Apabila anak-anak mendapati orang-tuanya berbuat salah, apakah hal itu akan mengikis respek mereka terhadap orang-tua? Boleh jadi, khususnya apabila orang-tua berupaya menutup-nutupi kesalahan mereka dengan cara unjuk kekuasaan secara sewenang-wenang. Namun, hasilnya akan sangat berbeda jika orang-tua bersikap rendah hati dan mengakui kesalahan mereka secara terus terang. Dengan demikian, orang-tua dapat memberikan teladan yang berharga bagi anak-anaknya, yang perlu belajar melakukan hal yang sama.​—Yakobus 4:6.

      Yang Dapat Dipelajari dari Teladan Kita

      12, 13. (a) Apa yang perlu anak-anak pelajari mengenai kasih, dan bagaimana hal ini dapat diajarkan dengan sangat efektif? (b) Mengapa penting agar anak-anak belajar tentang kasih?

      12 Banyak pelajaran berharga dapat disampaikan dengan sangat efektif apabila bimbingan lisan disertai oleh teladan yang baik. Perhatikanlah beberapa hal berikut ini.

      13 Menyatakan kasih yang tidak mementingkan diri: Salah satu pelajaran terpenting yang harus diperkuat oleh teladan adalah memahami arti kasih. ”Kita mengasihi, karena [Allah] yang pertama-tama mengasihi kita.” (1 Yohanes 4:19) Dialah Sumber dan teladan terunggul dalam kasih. Kasih yang berprinsip, a·gaʹpe, disebutkan di dalam Alkitab sebanyak lebih dari 100 kali. Ini adalah sifat yang mengidentifikasi orang-orang Kristen sejati. (Yohanes 13:35) Kasih semacam itu harus diperlihatkan oleh manusia kepada Allah dan Yesus Kristus serta kepada satu sama lain​—bahkan kepada orang-orang yang mungkin tidak kita sayangi. (Matius 5:44, 45; 1 Yohanes 5:3) Kasih ini harus ada di hati kita dan nyata dalam kehidupan kita sebelum kita dapat dengan efektif mengajarkannya kepada anak-anak kita. Perbuatan lebih berpengaruh daripada kata-kata. Dalam keluarga, anak-anak perlu melihat dan merasakan kasih dan sifat-sifat terkait, misalnya kasih sayang. Tanpa hal-hal ini, perkembangan sang anak akan terhambat secara jasmani, mental, dan emosi. Anak-anak juga perlu memahami bagaimana kasih dan kasih sayang diperlihatkan dengan sepatutnya terhadap rekan-rekan Kristen di luar keluarga.​—Roma 12:10; 1 Petrus 3:8.

      14. (a) Bagaimana anak-anak dapat diajari untuk melakukan pekerjaan yang memuaskan? (b) Bagaimana hal ini dapat diterapkan dalam situasi keluarga saudara?

      14 Belajar caranya bekerja: Bekerja merupakan aspek kehidupan yang fundamental. Agar dapat memiliki harga diri, seseorang perlu belajar cara bekerja yang baik. (Pengkhotbah 2:24; 2 Tesalonika 3:10) Jika seorang anak diberi tugas tanpa disertai petunjuk yang memadai dan kemudian dimarahi karena tidak becus mengerjakannya, kecil kemungkinannya anak tersebut akan belajar cara bekerja yang baik. Tetapi, apabila anak-anak belajar bekerja dengan dibimbing langsung oleh orang-tuanya dan diberikan pujian yang cocok, kemungkinan besar mereka akan tahu cara melakukan pekerjaan yang memuaskan. Jika contoh yang diberikan orang-tua juga disertai penjelasan, anak-anak bukan hanya belajar caranya melakukan pekerjaan, namun juga belajar caranya mengatasi masalah, caranya bertekun menangani pekerjaan hingga tuntas, serta caranya bernalar dan mengambil keputusan. Dengan demikian, mereka dapat dibantu untuk memahami bahwa Yehuwa juga bekerja, bahwa Ia bekerja sebaik-baiknya, dan bahwa Yesus meniru Bapaknya. (Kejadian 1:31; Amsal 8:27-31; Yohanes 5:17) Jika keluarga bercocok-tanam atau menjalankan suatu bisnis, beberapa anggota keluarga dapat bekerja sama. Atau, barangkali sang ibu dapat mengajari putra atau putrinya caranya memasak dan mencuci piring. Seorang ayah yang bekerja jauh dari rumah dapat merencanakan untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga bersama anak-anaknya. Alangkah besar manfaatnya bila orang-tua mencamkan bahwa yang terpenting bukanlah soal cepat-lambat beresnya suatu pekerjaan, melainkan soal memberikan bekal hidup bagi anak-anaknya!

      15. Dengan cara apa saja iman dapat diajarkan? Ilustrasikan.

      15 Tetap beriman sewaktu menghadapi kesulitan: Iman adalah aspek yang juga penting dalam hidup kita. Sewaktu iman dibahas dalam pelajaran keluarga, anak-anak mungkin belajar cara menerangkannya. Mereka juga mulai menyadari bukti-bukti yang menyebabkan iman bertumbuh dalam hati mereka. Namun, sewaktu mereka menyaksikan orang-tua mereka memperlihatkan iman yang tidak tergoyahkan dalam menghadapi pencobaan yang hebat, pengaruhnya akan tertanam seumur hidup. Seorang pelajar Alkitab di Panama diancam akan diusir dari rumah oleh suaminya jika ia terus melayani Yehuwa. Meskipun demikian, bersama empat anaknya yang masih kecil, ia dengan tetap tentu berjalan sejauh 16 kilometer dan kemudian naik bus sejauh 30 kilometer untuk berhimpun di Balai Kerajaan terdekat. Karena merasa dianjurkan oleh teladannya, kira-kira 20 anggota keluarganya telah menyambut jalan kebenaran.

      Memberikan Teladan dalam Pembacaan Alkitab Setiap Hari

      16. Mengapa pembacaan Alkitab bersama keluarga dianjurkan?

      16 Salah satu kebiasaan yang sangat berharga, yang dapat dimiliki oleh semua keluarga​—yang bermanfaat bagi orang-tua dan dapat diteladani oleh anak-anak​—adalah pembacaan Alkitab secara tetap tentu. Jika mungkin, lakukan pembacaan Alkitab setiap hari. Yang terpenting bukanlah kuantitasnya. Yang jauh lebih penting adalah ketetaptentuannya dan cara pembacaan itu dilakukan. Bagi anak-anak, pembacaan Alkitab dapat disertai dengan mendengarkan kaset Buku Cerita Alkitab jika itu tersedia dalam bahasa saudara. Membaca Firman Allah setiap hari membantu kita untuk mengutamakan pikiran Allah. Dan, jika pembacaan Alkitab semacam itu dilakukan bukan hanya secara individu, melainkan oleh keluarga, ini akan membantu seluruh keluarga untuk menempuh jalan-jalan Yehuwa. Ini adalah kebiasaan yang dianjurkan pada Kebaktian ”Jalan Hidup Ilahi” dalam drama berjudul Keluarga-Keluarga​—Jadikanlah Pembacaan Alkitab Setiap Hari Sebagai Jalan Hidup Kalian!​—Mazmur 1:1-3.

      17. Bagaimana pembacaan Alkitab sekeluarga dan menghafalkan ayat-ayat kunci dapat membantu dalam menerapkan nasihat di Efesus 6:4?

      17 Pembacaan Alkitab sekeluarga benar-benar selaras dengan apa yang ditulis rasul Paulus dalam suratnya yang terilham kepada orang-orang Kristen di Efesus, yaitu, ”Bapak-bapak, janganlah membuat anak-anakmu kesal, tetapi teruslah besarkan mereka dalam disiplin dan pengaturan-mental dari Yehuwa.” (Efesus 6:4) Apa maksudnya? ”Pengaturan mental” secara harfiah berarti ”menanamkan pikiran”; maka, para ayah Kristen didesak untuk menanamkan pikiran Allah Yehuwa di dalam diri anak-anak mereka​—untuk membantu anak-anak mengenal pikiran Allah. Menganjurkan anak-anak untuk menghafal ayat-ayat kunci dapat turut mencapai hal ini. Tujuannya adalah untuk menjadikan pikiran Yehuwa sebagai pembimbing pikiran anak-anak sehingga hasrat dan tingkah laku mereka akan secara progresif mencerminkan standar-standar yang saleh, entah di hadapan orang-tua atau tidak. Alkitab merupakan dasar cara berpikir semacam itu.​—Ulangan 6:6, 7.

      18. Sewaktu membaca Alkitab, apa yang dibutuhkan untuk (a) mengerti dengan jelas? (b) mendapat manfaat dari nasihat yang dimuatnya? (c) menanggapi maksud-tujuan Yehuwa yang disingkapkannya? (d) mendapatkan manfaat dari apa yang dikatakannya tentang sikap dan tindakan orang-orang?

      18 Tentu saja, agar Alkitab dapat berpengaruh atas kehidupan kita, kita perlu memahami kata-katanya. Bagi banyak orang, hal ini mungkin menuntut agar mereka membaca ayat-ayat lebih dari satu kali. Untuk memperoleh pemahaman yang jelas terhadap pernyataan tertentu, kita mungkin perlu memeriksa kata-kata dalam kamus atau dalam buku Insight on the Scriptures. Jika ayatnya mengandung nasihat atau perintah, luangkanlah waktu untuk membicarakan situasi di zaman kita yang cocok dengan ayat itu. Kemudian, saudara dapat bertanya, ’Bagaimana kita dapat memperoleh manfaat bila menerapkan nasihat ini?’ (Yesaya 48:17, 18) Jika ayatnya memuat beberapa aspek maksud-tujuan Yehuwa, tanyakan, ’Bagaimana pengaruhnya atas kehidupan kita?’ Saudara mungkin membaca sebuah kisah yang bercerita tentang sikap dan tindakan orang-orang. Apa tekanan hidup yang mereka alami? Bagaimana mereka mengatasinya? Bagaimana kita dapat memperoleh manfaat dari teladan mereka? Hendaklah selalu menyediakan waktu untuk membahas apa makna kisah ini dalam kehidupan kita dewasa ini.​—Roma 15:4; 1 Korintus 10:11.

      19. Dengan menjadi peniru Allah, apa yang akan kita berikan kepada anak-anak kita?

      19 Cara ini sangat bagus untuk menanamkan pikiran Allah dalam pikiran dan hati kita! Dengan demikian, kita akan benar-benar dibantu untuk menjadi ”peniru-peniru Allah, sebagai anak-anak yang dikasihi”. (Efesus 5:1) Dan, kita akan memberikan teladan yang benar-benar pantas ditiru oleh anak-anak kita.

      Apakah Saudara Ingat?

      ◻ Bagaimana orang-tua mendapat manfaat dari teladan Yehuwa?

      ◻ Mengapa bimbingan lisan untuk anak-anak harus disertai teladan yang baik dari orang-tua?

      ◻ Pelajaran yang paling efektif apa saja dapat diajarkan melalui teladan orang-tua?

      ◻ Bagaimana kita dapat memperoleh manfaat sepenuhnya dari pembacaan Alkitab sekeluarga?

  • Mempelajari Firman Allah Sekeluarga secara Tetap Tentu
    Menara Pengawal—1999 | 1 Juli
    • Mempelajari Firman Allah Sekeluarga secara Tetap Tentu

      ”Manusia harus hidup, bukan dari roti saja, tetapi dari setiap ucapan yang keluar melalui mulut Yehuwa.”​—MATIUS 4:4.

      1. Apa yang Alkitab katakan tentang tanggung jawab kepala keluarga untuk mengajarkan jalan-jalan Yehuwa kepada anak-anak mereka?

      ALLAH YEHUWA berulang-kali mengingatkan kepala keluarga tentang tanggung jawab mereka untuk mengajar anak-anak mereka. Bimbingan orang-tua dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjalani kehidupan sekarang, serta turut membekali mereka untuk menjalani kehidupan di masa mendatang. Seorang malaikat yang mewakili Allah menunjukkan kepada Abraham tanggung jawabnya untuk mengajar seisi rumahnya agar mereka dapat ’tetap hidup menurut jalan [Yehuwa]’. (Kejadian 18:19) Para orang-tua Israel diperintahkan untuk menjelaskan kepada anak-anak mereka, bagaimana Allah telah membebaskan bangsa Israel dari Mesir dan bagaimana Ia memberikan Hukum-Nya kepada mereka di Gunung Sinai, di Horeb. (Keluaran 13:​8, 9; Ulangan 4:​9, 10; 11:18-​21) Para kepala keluarga Kristen diperingatkan untuk membesarkan anak-anak mereka ”dalam disiplin dan pengaturan-mental dari Yehuwa”. (Efesus 6:4) Bahkan sekalipun hanya salah satu orang-tua saja yang melayani Yehuwa, ia hendaknya berupaya mengajarkan jalan-jalan Yehuwa kepada anak-anaknya.​—2 Timotius 1:5; 3:14, 15.

      2. Apakah pelajaran keluarga dibutuhkan sekalipun tidak ada anak-anak di rumah? Jelaskan.

      2 Itu tidak berarti bahwa mempelajari Firman Allah sekeluarga hanya berlaku bagi keluarga yang memiliki anak-anak. Bila suami dan istri menyelenggarakan pelajaran keluarga meskipun tidak ada anak-anak di rumah, ini memperlihatkan penghargaan yang bagus akan perkara-perkara rohani.​—Efesus 5:​25, 26.

      3. Mengapa ketetaptentuan pelajaran keluarga penting?

      3 Untuk mendapatkan hasil terbaik, bimbingan perlu diberikan secara tetap tentu, selaras dengan pelajaran yang Yehuwa berikan kepada bangsa Israel di padang belantara, ”Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.” (Ulangan 8:3) Bergantung keadaan keluarga yang bersangkutan, ada yang mungkin dapat menyelenggarakan pelajaran sekali seminggu; ada pula yang mungkin dapat menyelenggarakan pelajaran secara singkat setiap hari. Apa pun pengaturan yang saudara pilih, jangan sampai pelajaran hanya diadakan kalau sempat. ’Belilah waktu’ untuk belajar bersama. Pengorbanan apa pun demi memperoleh waktu untuk belajar bersama merupakan investasi yang bijaksana. Kehidupan anggota keluarga saudara adalah taruhannya.​—Efesus 5:​15-​17; Filipi 3:​16.

      Tujuan-Tujuan yang Harus Dicamkan

      4, 5. (a) Melalui Musa, perintah penting apa yang Yehuwa kemukakan kepada orang-tua untuk diajarkan kepada anak-anak mereka? (b) Apa yang dibutuhkan untuk melakukan hal itu dewasa ini?

      4 Sewaktu saudara memimpin pelajaran keluarga, hasil-hasil terbaik akan diperoleh jika saudara mencamkan baik-baik tujuan pelajaran itu. Perhatikan beberapa tujuan berikut ini.

      5 Setiap kali belajar, berupayalah untuk membina kasih kepada Allah Yehuwa. Sewaktu bangsa Israel berkumpul di dataran Moab, sebelum mereka memasuki Tanah Perjanjian, Musa memusatkan perhatian mereka pada apa yang belakangan diidentifikasi Yesus Kristus sebagai ”perintah terbesar dalam Hukum”. Perintah apakah ini? ”Engkau harus mengasihi Yehuwa Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap pikiranmu.” (Matius 22:36, 37; Ulangan 6:5) Musa mendesak orang-orang Israel untuk mencamkan hal ini dalam hati mereka dan mengajarkannya kepada anak-anak mereka. Hal itu perlu disampaikan berulang-kali, menarik perhatian pada alasan-alasan untuk mengasihi Yehuwa, menangani sikap dan tingkah laku yang dapat merintangi pernyataan kasih demikian, dan memperlihatkan kasih kepada Yehuwa dalam kehidupan mereka sendiri. Apakah anak-anak kita membutuhkan bimbingan semacam itu? Tentu saja! Selain itu, mereka membutuhkan bantuan untuk ’menyunat hati mereka’, maksudnya, menyingkirkan segala sesuatu yang menghambat kasih mereka kepada Allah. (Ulangan 10:12, 16; Yeremia 4:4) Beberapa di antaranya adalah hasrat akan perkara-perkara duniawi dan akan kesempatan untuk berkecimpung dalam kegiatan-kegiatannya. (1 Yohanes 2:​15, 16) Kasih kepada Yehuwa haruslah aktif dan nyata, serta menggerakkan kita untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan Bapak surgawi kita. (1 Yohanes 5:3) Agar pelajaran keluarga saudara menghasilkan manfaat jangka panjang, setiap pelajaran hendaknya dipimpin sedemikian rupa sehingga memperkuat kasih ini.

      6. (a) Apa yang dituntut sewaktu mengajarkan pengetahuan yang saksama? (b) Bagaimana Alkitab menandaskan pentingnya pengetahuan yang saksama?

      6 Mengajarkan pengetahuan yang saksama tentang tuntutan-tuntutan Allah. Apa yang dibutuhkan untuk itu? Dibutuhkan bukan sekadar kesanggupan untuk membacakan jawaban dari majalah atau buku. Biasanya dibutuhkan pembahasan untuk memastikan bahwa kata-kata kunci dan gagasan-gagasan utamanya dipahami dengan jelas. Pengetahuan yang saksama sangat penting untuk dapat mengenakan kepribadian baru, agar dapat memusatkan perhatian pada perkara-perkara terpenting sewaktu menghadapi problem kehidupan, dengan demikian, kita dapat melakukan apa yang benar-benar menyenangkan Allah.​—Filipi 1:​9-​11; Kolose 1:​9, 10; 3:​10.

      7. (a) Pertanyaan-pertanyaan apa yang dapat digunakan untuk membantu keluarga menerapkan bahan pelajaran secara praktis? (b) Bagaimana Alkitab menandaskan kegunaan tujuan ini?

      7 Membantu kita menerapkan secara praktis hal-hal yang kita pelajari. Sambil mengingat tujuan ini, setiap kali mengadakan pelajaran keluarga, tanyakan, ’Bagaimana bahan ini seharusnya mempengaruhi kehidupan kita? Apakah bahan ini menuntut kita melakukan perubahan dari hal-hal yang sekarang kita jalani? Mengapa seharusnya kita ingin membuat penyesuaian?’ (Amsal 2:​10-​15; 9:​10; Yesaya 48:17, 18) Jika penerapan praktis dari bahan pelajaran diberikan perhatian yang memadai, hal itu dapat menjadi suatu faktor penting dalam pertumbuhan rohani anggota keluarga.

      Menggunakan Sarana Pengajaran dengan Bijaksana

      8. Apa saja sarana pengajaran Alkitab yang disediakan oleh golongan budak?

      8 ”Budak yang setia dan bijaksana” telah menyediakan banyak sarana yang dapat digunakan untuk belajar. Majalah Menara Pengawal, yang dipelajari bersama Alkitab, tersedia dalam 131 bahasa. Ada buku-buku pelajaran Alkitab dalam 153 bahasa, brosur dalam 284 bahasa, kaset dalam 61 bahasa, kaset video dalam 41 bahasa, bahkan sebuah program komputer untuk riset Alkitab dalam 9 bahasa!​—Matius 24:45-​47.

      9. Bagaimana kita dapat menerapkan nasihat dari ayat-ayat yang tercantum dalam paragraf ini sewaktu mempelajari Menara Pengawal bersama keluarga?

      9 Banyak keluarga menggunakan kesempatan pelajaran keluarga untuk mempersiapkan Pelajaran Menara Pengawal yang akan dibahas di sidang. Hal itu besar manfaatnya! Menara Pengawal berisi makanan rohani utama yang disediakan untuk membina umat Yehuwa di seluas dunia. Sewaktu saudara mempelajari Menara Pengawal sekeluarga, jangan hanya sekadar membaca paragrafnya dan menjawab pertanyaan yang tercetak. Berupayalah dengan sungguh-sungguh untuk memahami bahannya. Gunakan waktu untuk memeriksa ayat-ayat yang tercantum namun tidak dikutip. Undanglah anggota-anggota keluarga untuk mengomentari apa hubungan ayat-ayat ini dengan keterangan yang tertera dalam paragraf yang sedang dibahas. Libatkanlah hati saudara.​—Amsal 4:​7, 23; Kisah 17:11.

      10. Apa yang dapat dilakukan untuk melibatkan anak-anak dalam pelajaran dan untuk membuatnya menyenangkan bagi mereka?

      10 Jika ada anak-anak dalam keluarga saudara, apa yang dapat saudara lakukan untuk membuat pelajaran keluarga saudara bukan hanya sekadar rutin, melainkan menjadi acara yang membina, menarik, dan menyenangkan? Berupayalah melibatkan tiap-tiap anggota keluarga sedemikian rupa sehingga perhatian tetap tertuju pada bahan pelajaran. Sedapat mungkin, upayakan agar tiap-tiap anak memiliki Alkitab dan majalahnya sendiri. Sebagaimana Yesus memperlihatkan kehangatan, orang-tua mungkin dapat duduk berdekatan dengan anak yang masih kecil, mungkin sambil merangkulnya. (Bandingkan Markus 10:13-​16.) Seorang kepala keluarga dapat meminta anak yang masih kecil untuk menjelaskan gambar pada bahan pelajaran. Dengan pemberitahuan di muka, anak yang masih kecil dapat ditugasi untuk membaca ayat tertentu. Anak yang lebih besar dapat ditugasi untuk menyebutkan situasi yang menuntut penerapan praktis bahan pelajaran yang sedang dibahas.

      11. Apa saja sarana pengajaran lain yang tersedia, dan jika saudara memilikinya, bagaimana cara memanfaatkannya dalam pelajaran keluarga?

      11 Meskipun saudara mungkin menggunakan Menara Pengawal sebagai dasar pembahasan saudara, jangan lupakan sarana pengajaran lainnya yang tersedia dalam banyak bahasa. Jika saudara membutuhkan keterangan tentang latar belakang atau penjelasan suatu ungkapan Alkitab, buku Insight on the Scriptures dapat menyediakannya. Pertanyaan lain dapat dijawab dengan memeriksa Watch Tower Publications Index, atau dengan menggunakan program riset komputer yang disediakan oleh Lembaga. Mempelajari cara penggunaan sarana-sarana ini, jika tersedia dalam bahasa saudara, dapat menjadi bagian yang berharga dalam pelajaran keluarga. Untuk merangsang minat anak-anak kecil, saudara dapat juga menyisihkan sebagian waktu pelajaran saudara untuk menyaksikan satu bagian dari video Lembaga yang instruktif, atau untuk mendengarkan satu bagian drama dalam kaset, dan kemudian membahasnya. Memanfaatkan sarana pengajaran ini dapat turut menjadikan pelajaran keluarga saudara menarik dan bermanfaat bagi seluruh keluarga.

      Sesuaikan dengan Kebutuhan Keluarga Saudara

      12. Bagaimana peranan pelajaran keluarga dalam menangani kebutuhan keluarga yang mendesak?

      12 Barangkali, keluarga saudara telah biasa mempelajari artikel pelajaran Menara Pengawal mingguan. Namun, pantaulah selalu perkembangan yang terjadi di keluarga saudara. Bila ibu tidak ikut mencari nafkah, ia mungkin dapat menggunakan waktu bersama anak-anak setiap hari sepulangnya mereka dari sekolah. Beberapa masalah dapat ditangani pada saat itu juga; sementara masalah lain mungkin membutuhkan perhatian lebih lanjut. Jika terdapat kebutuhan keluarga yang mendesak, janganlah mengabaikannya. (Amsal 27:12) Hal ini mungkin tidak hanya menyangkut problem-problem di sekolah, namun juga situasi-situasi lain. Pilihlah bahan yang tepat, dan beritahukanlah keluarga jauh sebelumnya tentang bahan yang akan dipelajari.

      13. Mengapa pembahasan sekeluarga tentang cara mengatasi kemiskinan bermanfaat?

      13 Sebagai contoh, sebagian besar bumi ini dicengkeram oleh kemiskinan, maka di banyak tempat, mungkin dirasa perlu untuk membahas cara mengatasinya. Bukankah pelajaran keluarga yang mengangkat permasalahan sehari-hari dan prinsip-prinsip Alkitab akan sangat bermanfaat bagi keluarga saudara?​—Amsal 21:5; Pengkhotbah 9:​11; Ibrani 13:​5, 6, 18.

      14. Keadaan-keadaan apa mungkin membuat pembahasan sekeluarga tentang pandangan Yehuwa terhadap kekerasan, peperangan, dan kenetralan Kristen tepat waktu?

      14 Permasalahan lain yang perlu dibahas adalah soal kekerasan. Kita semua perlu menanamkan dengan teguh pandangan Yehuwa dalam pikiran dan hati kita. (Kejadian 6:​13; Mazmur 11:5) Pelajaran keluarga tentang permasalahan ini dapat menjadi semacam forum diskusi tentang cara menghadapi anak nakal di sekolah, tentang perlu-tidaknya latihan ilmu bela diri, dan tentang cara memilih hiburan yang cocok. Aksi kekerasan telah menjadi makanan sehari-hari; hampir setiap negeri dilanda perang sipil, pertikaian politik atau etnik, atau perang antargeng. Oleh karena itu, keluarga saudara mungkin perlu membahas tentang menjaga tingkah laku Kristen di tengah-tengah faksi-faksi yang sedang bertikai.​—Yesaya 2:​2-4; Yohanes 17:16.

      15. Bagaimana seharusnya bimbingan seks dan perkawinan diberikan kepada anak-anak?

      15 Seraya anak-anak bertambah besar, mereka membutuhkan bimbingan tentang seks dan perkawinan, sesuai dengan usia mereka. Dalam beberapa kebudayaan, kebanyakan orang-tua tidak pernah membahas masalah seks bersama anak-anak mereka. Anak-anak yang tidak terinformasi bisa jadi akan mendapat pandangan yang menyimpang dari remaja-remaja lain, dan akibatnya dapat sangat berbahaya. Bukankah lebih baik meniru Yehuwa, yang memberikan nasihat di dalam Alkitab tentang hal ini secara terus terang namun bermartabat? Nasihat yang saleh akan membantu anak-anak kita menjaga kehormatannya dan untuk memperlakukan lawan jenis secara bermartabat. (Amsal 5:​18-​20; Kolose 3:5; 1 Tesalonika 4:​3-8) Bahkan sekalipun saudara telah membahas permasalahan ini, jangan segan-segan untuk mengulanginya lagi. Seiring dengan terjadinya perkembangan-perkembangan baru, pengulangan sangatlah penting.

      16. (a) Di berbagai rumah tangga, kapankah pelajaran keluarga diadakan? (b) Bagaimana saudara telah mengatasi rintangan dengan tujuan mengadakan pelajaran keluarga secara tetap tentu?

      16 Kapan pelajaran keluarga dapat diadakan? Banyak keluarga meniru penyelenggaraan keluarga Betel di seluruh dunia dengan menjadwalkan pelajaran keluarga mereka pada hari Senin malam. Keluarga-keluarga lainnya memiliki jadwal yang berbeda. Di Argentina, satu keluarga yang beranggotakan 11 orang, termasuk 9 anak, secara tetap tentu bangun pada pukul lima setiap pagi untuk mengadakan pelajaran keluarga mereka. Karena jadwal kerja yang berbeda-beda, maka mustahil untuk mengadakannya pada waktu-waktu lain. Ini tidak mudah, namun seberapa pentingnya pelajaran keluarga tertanam dalam pikiran dan hati anak-anak. Di Filipina, seorang penatua menyelenggarakan pelajaran keluarga secara tetap tentu bersama istri dan ketiga anak mereka seraya mereka bertambah besar. Dalam seminggu, orang-tua ini juga memberikan pelajaran pribadi kepada tiap-tiap anak agar mereka semua dapat menghayati kebenaran. Di Amerika Serikat, seorang saudari yang suaminya bukan seorang Saksi mengantar anak-anaknya ke bus sekolah setiap hari dengan berjalan kaki. Sambil menunggu bus, mereka menggunakan waktu sekitar sepuluh menit membaca bersama dan membahas bahan pelajaran Alkitab yang cocok, dan kemudian sang ibu memanjatkan doa singkat sebelum anak-anak naik ke bus. Di Republik Demokratik Kongo, seorang wanita yang ditinggal pergi suaminya yang tidak seiman, harus berjuang keras untuk belajar karena pendidikannya yang terbatas. Putranya yang telah dewasa membantu dengan mengunjungi keluarga itu setiap minggu untuk memimpin pelajaran keluarga yang beranggotakan ibu dan adik-adik lelakinya. Sang ibu memberi teladan bagus melalui persiapannya yang rajin. Adakah keadaan-keadaan tertentu yang menyebabkan pelajaran keluarga sulit diadakan secara tetap tentu di keluarga saudara? Jangan menyerah. Carilah dengan sungguh-sungguh berkat Yehuwa atas upaya saudara menyelenggarakan pelajaran Alkitab secara tetap tentu.​—Markus 11:23, 24.

      Upah Ketekunan

      17. (a) Agar dapat mengadakan pelajaran keluarga secara tetap tentu, apa yang dituntut? (b) Pengalaman apa memperlihatkan nilai dari pelajaran tentang jalan Yehuwa yang diadakan bersama keluarga secara tetap tentu?

      17 Perencanaan diperlukan. Ketekunan dibutuhkan. Namun, manfaat yang diperoleh dari pelajaran keluarga yang teratur membuat jerih lelah saudara tidak sia-sia. (Amsal 22:6; 3 Yohanes 4) Franz dan Hilda, yang tinggal di Jerman, membesarkan 11 anak. Bertahun-tahun kemudian, putri mereka, Magdalena, mengatakan, ”Yang terpenting bagi saya sekarang adalah bahwa, di keluarga kami, tiada hari tanpa bimbingan rohani.” Sewaktu semangat nasionalisme menghebat di bawah Adolf Hitler, ayah Magdalena menggunakan Alkitab untuk mempersiapkan keluarganya menghadapi ujian yang telah diantisipasinya. Akhirnya, anggota-anggota keluarga yang berusia muda ditangkap dan dibawa ke sekolah reformasi, anggota-anggota keluarga lain ditangkap dan dijebloskan ke penjara dan kamp konsentrasi. Beberapa dieksekusi. Iman mereka semua tetap teguh​—tidak hanya selama masa penganiayaan yang keji, namun juga, bagi mereka yang selamat, selama tahun-tahun setelahnya.

      18. Bagaimana upaya dari para orang-tua tunggal diberi imbalan?

      18 Banyak orang-tua tunggal, serta mereka yang pasangan hidupnya tidak seiman, juga memberikan pengajaran Alkitab secara tetap tentu kepada anak-anak mereka. Seorang janda di India bekerja keras untuk menanamkan kasih akan Yehuwa dalam diri dua anaknya. Akan tetapi, hatinya hancur ketika putranya tidak lagi bergabung dengan umat Yehuwa. Ia memohon ampun kepada Yehuwa atas kelemahannya dalam mengajar putranya. Namun, putranya tidak sepenuhnya melupakan apa yang telah ia pelajari. Setelah lebih dari satu dekade, ia kembali, membuat kemajuan rohani yang bagus, dan menjadi seorang penatua sidang. Kini, ia dan istrinya melayani sebagai rohaniwan perintis sepenuh waktu. Alangkah bersyukurnya orang-tua yang mencamkan nasihat dari Yehuwa dan organisasi-Nya untuk menyediakan pengajaran Alkitab secara tetap tentu dalam lingkungan keluarga! Apakah saudara menerapkan nasihat itu dalam rumah tangga saudara?

      Dapatkah Saudara Menjelaskan?

      ◻ Mengapa pelajaran keluarga secara tetap tentu penting?

      ◻ Apa yang hendaknya menjadi tujuan kita setiap kali belajar bersama keluarga?

      ◻ Apa saja sarana pengajaran yang disediakan bagi kita?

      ◻ Bagaimana pelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan keluarga?

      [Gambar di hlm. 15]

      Tujuan yang pasti akan meningkatkan mutu pelajaran keluarga saudara

  • Keluarga, Pujilah Allah sebagai Anggota Sidang Jemaat-Nya
    Menara Pengawal—1999 | 1 Juli
    • Keluarga, Pujilah Allah sebagai Anggota Sidang Jemaat-Nya

      ”Aku mau memuji TUHAN dalam jemaah.”​—MAZMUR 26:12.

      1. Selain belajar dan berdoa di rumah, bagian mana lagi yang penting dari ibadat yang sejati?

      YANG tercakup dalam ibadat kepada Yehuwa bukan hanya doa dan pelajaran Alkitab di rumah saja, namun juga kegiatan sidang jemaat Allah. Israel zaman dahulu diperintahkan untuk ’mengumpulkan bangsa itu, laki-laki, perempuan dan anak-anak’, untuk mempelajari hukum Allah agar dapat menempuh jalan-Nya. (Ulangan 31:12; Yosua 8:35) Orang-orang tua maupun ”teruna dan anak-anak dara” dianjurkan untuk turut serta memuji nama Yehuwa. (Mazmur 148:12, 13) Penyelenggaraan serupa diterapkan di dalam sidang Kristen. Di Balai Kerajaan di seluas bumi, pria, wanita, dan anak-anak berpartisipasi dengan leluasa dalam acara-acara yang melibatkan hadirin, dan banyak orang sangat bersukacita karena turut berpartisipasi.​—Ibrani 10:23-​25.

      2. (a) Mengapa persiapan merupakan faktor kunci dalam membantu anak-anak menikmati perhimpunan? (b) Teladan siapa yang penting?

      2 Memang, membantu anak-anak untuk belajar menyukai rutin kegiatan sidang yang sehat dapat menjadi tantangan. Jika beberapa anak yang hadir bersama orang-tuanya tampak tidak menikmati perhimpunan, kemungkinan apa masalahnya? Tentu saja, anak-anak pada umumnya tidak dapat berkonsentrasi lama dan mudah bosan. Persiapan dapat turut mengatasi masalah ini. Tanpa persiapan, anak-anak tidak dapat memberikan partisipasi yang bermutu di perhimpunan. (Amsal 15:23) Tanpa persiapan, akan sulit bagi mereka untuk membuat kemajuan rohani yang memuaskan. (1 Timotius 4:12, 15) Apa yang dapat dilakukan? Pertama-tama, orang-tua perlu bertanya apakah mereka sendiri membuat persiapan untuk perhimpunan. Teladan orang-tua merupakan daya pendorong yang sangat kuat. (Lukas 6:40) Pelajaran keluarga yang direncanakan dengan saksama juga dapat menjadi faktor yang penting.

      Membangun Hati

      3. Selama pelajaran keluarga, mengapa upaya khusus hendaknya dibuat untuk membangun hati, dan apa yang dituntut untuk itu?

      3 Pelajaran keluarga hendaknya bukan hanya dijadikan kesempatan untuk menambah pengetahuan, melainkan juga untuk membangun hati. Untuk itu, dituntut kesadaran akan problem yang dihadapi tiap-tiap anggota keluarga, dan kepedulian yang pengasih terhadap satu sama lain. Yehuwa adalah ”pemeriksa hati”.​—1 Tawarikh 29:17, NW.

      4. (a) Apa artinya ”tidak berakal budi”? (b) Apa saja yang tercakup dalam ”memperoleh akal budi”?

      4 Apa yang Yehuwa temukan bila Ia memeriksa hati anak-anak kita? Pada umumnya, mereka akan mengatakan bahwa mereka mengasihi Allah, dan itu sungguh terpuji. Namun, seseorang yang masih muda atau yang masih baru belajar tentang Yehuwa memiliki pengalaman yang terbatas tentang jalan-jalan Yehuwa. Karena tidak berpengalaman, ia mungkin ”tidak berakal budi”, sebagaimana yang Alkitab nyatakan. Bisa jadi, tidak semua motivasinya buruk, namun butuh waktu untuk membentuk keadaan hati seseorang hingga benar-benar menyenangkan Allah. Hal ini menuntut penyelarasan pikiran, hasrat, kasih sayang, perasaan, dan cita-citanya dengan apa yang Allah perkenan, sebatas kesanggupan manusia yang tidak sempurna. Bila seseorang membentuk manusia batiniahnya dengan cara yang saleh, ia akan ”memperoleh akal budi”.​—Amsal 9:4; 19:8.

      5, 6. Bagaimana para orang-tua dapat membantu anak-anak mereka untuk ”memperoleh akal budi”?

      5 Dapatkah orang-tua membantu anak-anak mereka untuk ”memperoleh akal budi”? Memang, tidak seorang manusia pun dapat meletakkan keadaan hati yang baik ke dalam diri orang lain. Kita masing-masing dianugerahi kebebasan memilih, dan hal itu banyak dipengaruhi oleh apa yang kita izinkan masuk ke dalam pikiran kita. Namun, dengan daya pengamatan, orang-tua sering kali dapat menimba keluar isi hati anak mereka, mempelajari apa yang ada di dalam hatinya dan dalam bidang mana ia perlu dibantu. Gunakanlah pertanyaan-pertanyaan seperti ’Bagaimana perasaanmu tentang hal ini?’ dan ’Apa yang sekarang ingin kau lakukan?’ Kemudian, dengarkanlah dengan sabar. Jangan memperlihatkan reaksi yang berlebihan. (Amsal 20:5) Suasana yang penuh kebaikan hati, pengertian, dan kasih, penting jika saudara ingin mencapai hati.

      6 Agar kecenderungan yang sehat tetap terlindungi, bahaslah berulang-ulang tentang buah-buah roh​—setiap aspeknya​—dan bekerja samalah dengan seluruh keluarga untuk memupuknya. (Galatia 5:​22, 23) Binalah kasih kepada Yehuwa dan kepada Yesus Kristus, bukan hanya dengan mengatakan bahwa kita harus mengasihi mereka, tetapi juga dengan membahas alasan-alasan mengapa kita mengasihi mereka dan bagaimana kita dapat menyatakan kasih tersebut. (2 Korintus 5:​14, 15) Perkuatlah hasrat untuk melakukan apa yang benar dengan bernalar tentang manfaat-manfaat yang akan dihasilkannya. Bangunlah hasrat untuk menjauhi gagasan, tutur kata, dan tingkah laku yang keliru, dengan membahas pengaruh-pengaruh buruk dari hal-hal semacam itu. (Amos 5:​15; 3 Yohanes 11) Perlihatkan bagaimana gagasan, tutur kata, dan tingkah laku​—entah baik atau buruk​—dapat mempengaruhi hubungan seseorang dengan Yehuwa.

      7. Apa yang dapat dilakukan untuk membantu anak-anak mengatasi masalah dan mengambil keputusan sambil menjaga hubungan mereka tetap dekat dengan Yehuwa?

      7 Apabila seorang anak mendapat masalah atau perlu mengambil keputusan penting, kita dapat bertanya kepadanya, ’Menurutmu, apa pandangan Yehuwa tentang hal ini? Apa yang kamu ketahui tentang Yehuwa sehingga kamu dapat mengatakan hal tersebut? Sudahkah kamu berdoa tentang hal ini kepada-Nya?’ Sedini mungkin, bantulah anak-anak saudara membangun suatu pola dalam hidupnya untuk selalu sungguh-sungguh berupaya memastikan kehendak Allah, dan kemudian melakukannya. Ketika mereka mulai memiliki hubungan pribadi yang akrab dengan Yehuwa, mereka akan menemukan kesenangan dalam menempuh jalan-Nya. (Mazmur 119:34, 35) Ini akan membina dalam diri mereka penghargaan atas hak istimewa untuk bergabung dengan sidang jemaat dari Allah yang benar.

      Mempersiapkan Perhimpunan

      8. (a) Apa yang dapat membantu kita untuk memasukkan semua permasalahan yang membutuhkan perhatian dalam pelajaran keluarga kita? (b) Seberapa pentingkah pelajaran ini?

      8 Ada banyak permasalahan yang perlu diketengahkan selama pelajaran keluarga. Bagaimana saudara dapat membahas semua itu? Mustahil untuk membahasnya sekaligus. Namun, saudara akan terbantu apabila saudara membuat semacam daftar periksa. (Amsal 21:5) Dari waktu ke waktu, periksalah daftar tersebut dan pikirkanlah mana yang membutuhkan perhatian khusus. Perlihatkanlah minat yang sungguh-sungguh akan kemajuan setiap anggota keluarga. Pengaturan untuk pelajaran keluarga ini merupakan bagian penting dari pendidikan Kristen, memperlengkapi kita untuk kehidupan sekarang dan membekali kita untuk kehidupan kekal kelak.​—1 Timotius 4:8.

      9. Sehubungan dengan persiapan perhimpunan, tujuan-tujuan apa dapat dicapai secara bertahap dalam pelajaran keluarga kita?

      9 Apakah pelajaran keluarga saudara juga mencakup persiapan perhimpunan? Ada sejumlah proyek yang mungkin dapat saudara upayakan secara progresif sewaktu belajar bersama. Beberapa dari antaranya mungkin akan memakan waktu berminggu-minggu, berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Pertimbangkan tujuan–tujuan berikut ini: (1) tiap-tiap anggota siap memberikan komentar pada perhimpunan; (2) tiap-tiap anggota berupaya memberikan komentar dengan kata-katanya sendiri; (3) memasukkan ayat-ayat ke dalam komentar; dan (4) menganalisis bahan dengan tujuan untuk penerapan pribadi. Ini semua dapat membantu tiap-tiap anggota keluarga untuk menghayati kebenaran.​—Mazmur 25:​4, 5.

      10. (a) Bagaimana kita dapat memberikan perhatian kepada setiap perhimpunan? (b) Mengapa ini tidak sia-sia?

      10 Bahkan meskipun pelajaran keluarga saudara biasanya didasarkan atas pelajaran Menara Pengawal setiap minggu, jangan abaikan pentingnya persiapan Pelajaran Buku Sidang, Sekolah Pelayanan Teokratis, dan Perhimpunan Dinas secara pribadi maupun bersama keluarga. Ini juga merupakan bagian penting dari program untuk mengajar kita menempuh jalan Yehuwa. Saudara mungkin secara berkala dapat mempersiapkan semua bahan perhimpunan bersama keluarga. Mengapa? Dengan bekerja sama, keterampilan belajar akan meningkat. Sebagai hasilnya, lebih banyak hal baik yang dicapai dari perhimpunan itu sendiri. Antara lain, bahaslah manfaat persiapan yang tetap tentu untuk perhimpunan-perhimpunan ini, dan pentingnya menyisihkan waktu yang pasti untuk melakukannya.​—Efesus 5:​15-​17.

      11, 12. Bagaimana persiapan untuk menyanyi di sidang bermanfaat bagi kita, dan bagaimana ini dapat dilakukan?

      11 Pada Kebaktian ”Jalan Hidup Ilahi”, kita dianjurkan untuk mempersiapkan corak lain dalam perhimpunan kita​—nyanyian. Sudahkah hal ini saudara terapkan? Hal itu dapat turut menanamkan kebenaran Alkitab dalam pikiran dan hati kita sambil menambah sukacita kita pada perhimpunan.

      12 Persiapan yang menyertakan pembacaan dan pembahasan makna syair nyanyian-nyanyian yang dijadwalkan dapat membantu kita untuk menyanyikannya dengan sepenuh hati. Di Israel zaman dahulu, penggunaan alat-alat musik sangat menonjol dalam ibadat. (1 Tawarikh 25:1; Mazmur 28:7) Dari antara anggota keluarga saudara, adakah yang bisa memainkan alat musik? Alangkah baiknya jika alat musik tersebut digunakan untuk latihan menyanyikan salah satu nyanyian Kerajaan untuk minggu tersebut, dan kemudian menyanyikannya bersama keluarga. Kemungkinan lain adalah dengan menggunakan kaset nyanyian Kerajaan. Di beberapa negeri, saudara-saudara kita menyanyi dengan indahnya tanpa musik pengiring. Sambil berjalan kaki atau bekerja di ladang, mereka senang menyenandungkan nyanyian yang dijadwalkan untuk perhimpunan pada minggu tersebut.​—Efesus 5:​19.

      Persiapan Sekeluarga untuk Dinas Pengabaran

      13, 14. Mengapa pembahasan sekeluarga yang mempersiapkan hati kita untuk dinas pengabaran bermanfaat?

      13 Memberikan kesaksian kepada orang-orang lain tentang Yehuwa dan maksud-tujuan-Nya adalah bagian penting dalam kehidupan kita. (Yesaya 43:10-​12; Matius 24:14) Entah tua atau muda, kita akan lebih menikmati kegiatan ini dan akan mencapai banyak hasil baik jika kita telah membuat persiapan. Bagaimana kita dapat melakukan ini sekeluarga?

      14 Seperti halnya perkara-perkara ibadat lainnya, adalah penting untuk mempersiapkan hati kita. Yang perlu kita bahas bukan hanya apa yang akan kita lakukan, namun juga mengapa kita hendak melakukannya. Pada zaman Raja Yosafat, hukum ilahi diajarkan kepada rakyat, namun Alkitab memberi tahu kita bahwa mereka ”belum mengarahkan [”mempersiapkan”, NW] hati”. Ini melemahkan mereka terhadap godaan yang dapat menjauhkan mereka dari ibadat sejati. (2 Tawarikh 20:33; 21:11) Tujuan kita bukan sekadar dapat melaporkan jam dinas pengabaran, juga bukan sekadar menempatkan lektur. Pelayanan kita hendaknya merupakan pernyataan kasih kita kepada Yehuwa dan orang-orang yang membutuhkan kesempatan untuk memilih kehidupan. (Ibrani 13:15) Ini adalah kegiatan yang di dalamnya kita berperan sebagai ”rekan sekerja Allah”. (1 Korintus 3:9) Ini adalah hak istimewa yang luar biasa! Sewaktu kita ambil bagian dalam pelayanan, kita bekerja sama dengan malaikat-malaikat kudus. (Penyingkapan 14:​6, 7) Kapan lagi waktu terbaik untuk membina penghargaan akan hal ini selain dalam pembahasan keluarga, entah dalam pelajaran mingguan kita atau sewaktu membahas ayat yang cocok dari Menyelidiki Kitab Suci Setiap Hari!

      15. Kapan kita dapat mempersiapkan dinas pengabaran sekeluarga?

      15 Sewaktu-waktu, apakah saudara menggunakan saat pelajaran keluarga untuk membantu anggota keluarga mempersiapkan dinas pengabaran mingguan? Melakukan hal tersebut dapat sangat bermanfaat. (2 Timotius 2:​15) Hal itu dapat turut menjadikan dinas mereka bermutu dan produktif. Sekali waktu, saudara dapat mengkhususkan seluruh acara pelajaran untuk mempersiapkan hal itu. Sesering mungkin, saudara dapat menyinggung aspek-aspek dinas pengabaran dalam pembahasan yang lebih singkat pada akhir pelajaran keluarga atau pada waktu-waktu lain dalam seminggu.

      16. Bahaslah kegunaan tiap-tiap langkah yang tercantum dalam paragraf.

      16 Pelajaran keluarga dapat memusatkan perhatian pada serangkaian langkah sebagai berikut, (1) Persiapkanlah kata pengantar yang dilatih dengan baik, termasuk ayat-ayat yang hendak dibacakan dari Alkitab jika kesempatan memungkinkan. (2) Pastikan bahwa tiap-tiap anggota memiliki, jika mungkin, tas dinasnya sendiri, Alkitab, buku catatan, pena, atau pensil, risalah, dan lektur lain dalam kondisi baik. Tas dinas tidak harus mahal, tapi harus rapi. (3) Bahaslah di mana dan bagaimana memberikan kesaksian tidak resmi. Tindak-lanjuti tiap-tiap tahap pembahasan ini dengan kegiatan dinas pengabaran bersama. Berikan saran-saran yang berguna, namun jangan memberikan terlalu banyak nasihat.

      17, 18. (a) Persiapan macam apa dapat dilakukan sekeluarga untuk menjadikan dinas pelayanan kita lebih produktif? (b) Dalam persiapan ini, aspek apa yang dapat dilakukan setiap minggu?

      17 Bagian utama dari pekerjaan yang Yesus Kristus tugaskan kepada para pengikutnya adalah menjadikan murid. (Matius 28:19, 20) Yang tercakup di dalamnya bukan hanya mengabar. Dituntut pula mengajar. Bagaimana pelajaran keluarga dapat membantu saudara menjadi efektif dalam mengajar?

      18 Bersama keluarga, bahaslah siapa saja yang punya prospek untuk dikunjungi kembali. Beberapa dari antaranya mungkin telah menerima lektur; ada pula yang hanya mendengarkan saja. Mereka mungkin dijumpai dalam kesaksian umum atau dalam kesaksian tidak resmi di pasar atau di sekolah. Jadikan Firman Allah sebagai penuntun saudara. (Mazmur 25:9; Yehezkiel 9:4) Tentukan siapa saja anggota keluarga yang ingin mengadakan kunjungan kembali pada minggu tersebut. Apa yang hendak dibicarakan? Pembahasan keluarga dapat membantu setiap anggota untuk membuat persiapan. Catatlah ayat-ayat spesifik untuk disampaikan kepada para peminat dan juga pokok-pokok yang cocok dari brosur Apa yang Allah Tuntut? atau buku Pengetahuan yang Membimbing Kepada Kehidupan Abadi. Jangan membahas terlalu banyak bahan dalam satu kunjungan. Tinggalkan sebuah pertanyaan bagi penghuni rumah yang akan dijawab pada kunjungan berikutnya. Alangkah baiknya jika keluarga menjadikan hal ini sebagai rutin mingguan, yakni dengan merencanakan siapa saja yang hendak dikunjungi kembali oleh setiap anggota keluarga, kapan kunjungan kembali hendak dilakukan, dan apa yang hendak dicapai dalam kunjungan tersebut. Dengan demikian, dinas pengabaran seluruh keluarga saudara akan menjadi lebih produktif.

      Teruslah Ajarkan Jalan Yehuwa kepada Mereka

      19. Jika anggota-anggota keluarga ingin terus menempuh jalan Yehuwa, apa yang harus mereka nikmati, dan apa yang menyumbang kepada hal ini?

      19 Menjadi kepala keluarga di dunia yang fasik ini merupakan tantangan. Setan dan hantu-hantunya berupaya merusak kerohanian hamba-hamba Yehuwa. (1 Petrus 5:8) Lagi pula dewasa ini, kalian orang-tua, khususnya orang-tua tunggal, mendapat banyak tekanan. Sulit mencari waktu untuk melakukan semua hal yang ingin saudara lakukan. Namun, upaya saudara tidak akan sia-sia, meskipun apabila saudara hanya sanggup menerapkan saran-saran tadi satu per satu, dan secara bertahap meningkatkan mutu program pelajaran keluarga saudara. Melihat orang-orang yang saudara sayangi menempuh jalan Yehuwa dengan loyal merupakan imbalan yang menghangatkan hati. Agar dapat berhasil menempuh jalan Yehuwa, anggota-anggota keluarga membutuhkan sukacita sewaktu berada di perhimpunan dan sewaktu berpartisipasi dalam dinas pengabaran. Untuk itu, persiapan dituntut​—persiapan yang membangun hati dan yang memperlengkapi setiap anggota untuk memberikan partisipasi yang bermutu.

      20. Apa yang dapat membantu lebih banyak orang-tua untuk mengalami sukacita yang dinyatakan di 3 Yohanes 4?

      20 Tentang orang-orang yang ia telah bantu secara rohani, rasul Yohanes menulis, ”Tidak ada alasan lebih besar yang kumiliki untuk bersyukur daripada hal-hal ini, bahwa aku mendengar anak-anakku tetap berjalan dalam kebenaran.” (3 Yohanes 4) Pelajaran keluarga yang dipimpin dengan mencamkan tujuan yang jelas, dan kepala keluarga yang memenuhi kebutuhan pribadi tiap-tiap anggota keluarga dengan baik dan murah hati, mempunyai banyak andil dalam menghadirkan sukacita yang dinikmati seluruh keluarga. Dengan memupuk penghargaan akan jalan hidup ilahi, orang-tua membantu keluarga mereka untuk menikmati jalan hidup terbaik.​—Mazmur 19:8-12.

      Dapatkah Saudara Menjelaskan?

      ◻ Mengapa persiapan perhimpunan sangat penting bagi anak-anak kita?

      ◻ Bagaimana orang-tua dapat membantu anak-anak mereka untuk ”memperoleh akal budi”?

      ◻ Bagaimana pelajaran keluarga kita dapat membantu mempersiapkan semua perhimpunan?

      ◻ Bagaimana mempersiapkan dinas pengabaran sekeluarga membantu kita menjadi lebih efektif?

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan