-
Nabi-Nabi PalsuBertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab
-
-
Suatu faktor lain untuk dipertimbangkan berkenaan dengan ajaran Saksi-Saksi Yehuwa ialah: Apakah ajaran mereka benar-benar telah mengangkat moral orang-orang? Apakah mereka yang menganut ajaran ini menonjol dalam masyarakat karena kejujuran mereka? Apakah kehidupan keluarga mereka telah dipengaruhi ke arah yang baik dengan menerapkan ajaran ini? Yesus mengatakan bahwa murid-muridnya akan segera dikenali karena memiliki kasih di antara mereka sendiri. (Yoh. 13:35) Apakah sifat ini menonjol di kalangan Saksi-Saksi Yehuwa? Biarlah fakta-fakta berbicara sendiri.
Jika Seseorang Mengatakan—
’Pendeta saya mengatakan bahwa Saksi-Saksi Yehuwa adalah nabi-nabi palsu’
Saudara dapat menjawab, ’Bolehkah saya bertanya, apakah ia memperlihatkan kepada Anda sesuatu dalam Alkitab yang menguraikan apa yang kami percayai atau lakukan dan yang mengatakan bahwa orang-orang demikian adalah nabi-nabi palsu? . . . Bolehkah saya menunjukkan kepada Anda bagaimana Alkitab melukiskan nabi-nabi palsu? (Kemudian gunakan satu pokok atau lebih dari bahan yang diuraikan di halaman 223-226.)’
Atau Saudara dapat mengatakan, ’Saya yakin Anda akan setuju bahwa bukti spesifik seharusnya mendukung tuduhan yang serius seperti itu. Apakah pendeta Anda menunjukkan contoh-contoh spesifik? (Jika penghuni rumah menyebutkan beberapa ”ramalan” yang pernah dinyatakan tetapi tidak tergenap, gunakan bahan di halaman 225, dan dari bagian bawah halaman 226 sampai bagian atas halaman 228.)’
Kemungkinan lain, ’Saya yakin bahwa jika seseorang menuduh Anda berkenaan dengan sesuatu yang serupa, Anda akan menyambut kesempatan untuk sedikitnya menjelaskan kedudukan atau pandangan Anda, bukan? . . . Oleh karena itu, bolehkah saya menunjukkan kepada Anda dari Alkitab . . . ?’
-
-
NarkobaBertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab
-
-
Narkoba
Definisi: Ada bermacam-macam definisi untuk ”narkotik dan obat-obat bius” (narkoba). Dalam pengertian yang dibahas di sini, narkoba adalah zat-zat bukan makanan, yang mengubah suasana hati yang tidak dianggap perlu menurut kedokteran, tetapi digunakan dalam upaya untuk melarikan diri dari problem-problem kehidupan, agar dapat bermimpi, atau merasa senang atau gembira.
Apakah Alkitab sebenarnya melarang penggunaan narkoba untuk kesenangan?
Alkitab tidak menyebutkan mengenai zat-zat seperti heroin, kokain, LSD, PCP (serbuk malaikat), mariyuana, dan tembakau. Tetapi, Alkitab memang memberikan petunjuk-petunjuk yang diperlukan sehingga kita dapat mengetahui apa yang harus dilakukan dan dihindari untuk menyenangkan Allah. Demikian pula, Alkitab tidak mengatakan bahwa menggunakan senapan untuk membunuh seseorang itu salah, tetapi Alkitab melarang pembunuhan.
Luk. 10:25-27: ”’Dengan melakukan apa aku akan mewarisi kehidupan abadi?’ . . . ’”Engkau harus mengasihi Yehuwa, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap pikiranmu”, dan, ”sesamamu seperti dirimu sendiri.”’” (Apakah seseorang benar-benar mengasihi Allah dengan segenap jiwanya dan dengan segenap pikirannya jika ia membiasakan diri melakukan hal-hal yang tanpa guna memperpendek kehidupannya dan membuat pikirannya kabur? Apakah ia memperlihatkan kasih kepada sesamanya jika ia mencuri dari orang-orang lain untuk menunjang kebiasaannya memakai narkoba?)
2 Kor. 7:1: ”Saudara-saudara yang kami kasihi, mengingat janji-janji ini [yaitu mempunyai Yehuwa sebagai Allah kita dan Bapak kita] ada pada kita, biarlah kita membersihkan diri dari setiap pencemaran daging dan roh, menyempurnakan kekudusan dengan takut akan Allah.” (Namun, apakah kita dapat berharap untuk mendapat perkenan Allah jika kita dengan sengaja melakukan hal-hal yang mencemarkan tubuh kita?)
Tit. 2:11, 12: ”Kebaikan hati Allah yang tidak selayaknya diperoleh yang menyelamatkan segala macam orang telah menjadi nyata, mengajar kita untuk membuang ketidaksalehan dan berbagai keinginan duniawi dan untuk hidup dengan pikiran yang sehat [”tahu menahan diri”, BIS; ’menempuh kehidupan pengendalian diri’, TEV] dan keadilbenaran dan pengabdian yang saleh di tengah-tengah sistem sekarang ini.” (Apakah penggunaan obat-obat bius yang merusak pikiran atau yang menyebabkan seseorang kehilangan pengendalian diri selaras dengan nasihat itu?)
Gal. 5:19-21: ”Perbuatan daging nyata, dan ini adalah . . . praktek spiritisme, . . . pesta pora, dan hal-hal seperti ini semua. . . . Orang yang mempraktekkan hal-hal demikian tidak akan mewarisi kerajaan Allah.” (Arti harfiah kata Yunani far·ma·ki΄a, yang di sini diterjemahkan ”praktek spiritisme”, ialah ”pembiusan”. An Expository Dictionary of New Testament Words, oleh W. E. Vine, dalam mengulas kata Yunani ini, mengatakan, ”Dalam ilmu sihir, penggunaan obat-obat bius, yang ringan ataupun yang keras, pada umumnya disertai dengan mantra-mantra dan permohonan untuk kekuatan gaib, dengan perlengkapan aneka macam guna-guna, jimat, dsb., yang katanya dimaksudkan untuk menjauhkan pemakainya atau pasien itu dari perhatian dan kuasa hantu-hantu, tetapi sebenarnya dimaksudkan untuk mengesankan pemakainya kepada sumber-sumber misterius dan kuasa dari ahli sihir itu.” [London, 1940, Jil. IV, hlm. 51, 52] Demikian pula dewasa ini, banyak orang yang menggunakan narkoba terlibat dalam praktek-praktek spiritisme atau bergaul dengan mereka yang, karena pikirannya kosong atau mengalami halusinasi menjadi mangsa empuk bagi hantu-hantu. Bandingkan Lukas 11:24-26.)
Tit. 3:1: ’Tunduklah dan taatlah kepada pemerintah dan kalangan berwenang, yang adalah para penguasa.’ (Di banyak daerah, memiliki atau menggunakan obat-obat tertentu merupakan pelanggaran hukum.)
Karena ada obat-obat bius yang dapat membantu seseorang untuk merasa nyaman, apakah obat-obat itu benar-benar begitu merugikan?
2 Tim. 3:1-5: ”Pada hari-hari terakhir akan datang masa kritis yang sulit dihadapi. Sebab orang-orang akan . . . mencintai kesenangan sebaliknya daripada mengasihi Allah . . . Dari mereka berpalinglah.” (Jelaslah, Alkitab memperingatkan agar kita jangan menginginkan kesenangan sedemikian rupa sehingga kita lebih mengutamakannya daripada menerapkan prinsip-prinsip yang adil-benar dari Firman Allah dan mendapatkan perkenan-Nya.)
Ada NARKOBA yang menghilangkan rasa sakit dan dapat menghasilkan perasaan puas, tetapi obat-obat itu juga bersifat candu dan dapat mengakibatkan kematian karena dosis yang berlebihan. Mencium SOLVEN tertentu dapat menimbulkan perasaan gembira, tetapi hal itu juga dapat mengakibatkan ucapan-ucapan yang tidak jelas, penglihatan yang kacau, hilangnya kendali otot-otot, selain kerusakan yang tidak dapat diperbaiki atas otak, hati, dan ginjal. HALUSINOGEN menimbulkan perasaan melambung (”high”) dan tampaknya menghilangkan kelelahan, tetapi juga dapat mengakibatkan kerusakan pada persepsi jarak, merusak jalan pikiran yang logis, dapat mengakibatkan perubahan kepribadian yang tidak dapat diperbaiki, dan membangkitkan kecenderungan untuk bunuh diri atau membunuh orang lain.
Bagaimana dengan mariyuana—apakah tidak berbahaya? Ada dokter-dokter yang mengatakan berbahaya
David Powelson, M.D., mantan kepala bagian psikiatri Rumah Sakit Cowell, University of California, Berkeley, pada suatu waktu pernah mendukung disahkannya penggunaan mariyuana. Belakangan, setelah ada lebih banyak bukti, ia menulis, ”Saya sekarang percaya bahwa mariyuana adalah obat bius yang paling berbahaya yang harus kita lawan: 1. Penggunaannya pada awal mula memperdayakan. Orang yang memakainya seolah-olah merasa nyaman; ia tidak dapat merasakan merosotnya proses mental dan fisiologisnya. 2. Terus-menerus memakai obat itu selanjutnya mengarah kepada pemikiran yang bersifat berkhayal. Setelah satu sampai tiga tahun terus menggunakan obat itu, jalan pikiran patologis mulai mengalahkan proses berpikir.”—Executive Health Report, Oktober 1977, hlm. 8.
Dr. Robert L. DuPont, mantan direktur Lembaga Nasional untuk Penyalahgunaan Narkoba di Amerika Serikat, yang dahulu dikutip telah meremehkan bahaya mariyuana, baru-baru ini mengatakan, ”Masalah yang sesungguhnya ialah bahaya atas kesehatan yang ditimbulkan oleh epidemi ini [yaitu digunakannya mariyuana oleh generasi muda], sedikitnya ada dua macam bahaya. Salah satunya ialah akibat kemabukan, berkisar dari pengaruh kuat yang membahayakan atas cara mengemudi sampai tidak mempedulikan segala sesuatu. Yang lain ialah semata-mata fisik. Di sini, kekhawatiran berkisar pada timbulnya bronkitis kronis secara tetap di kalangan pemakai mariyuana sampai kepada kemungkinan yang sangat nyata dari akibat-akibat yang merugikan atas hormon, sistem kekebalan dan kemungkinan bahkan kanker.”—Montreal Gazette, 22 Maret 1979, hlm. 9.
Science Digest memberikan perincian ini, ”Mengisap mariyuana secara tetap, dalam jangka panjang, dapat memperlebar celah antara ujung-ujung saraf dalam otak yang diperlukan untuk fungsi-fungsi vital seperti ingatan, emosi dan tingkah laku. Agar saraf dapat menjalankan fungsi-fungsinya, saraf harus saling berkomunikasi di antara mereka sendiri.” Kemudian, ketika memberikan komentar tentang hasil-hasil percobaan terhadap hewan, artikel itu melanjutkan, ”Akibat yang paling menonjol timbul dalam bidang septum, yang berhubungan dengan emosi; hipokampus, yang berkaitan dengan pembentukan ingatan; dan amigdala, yang bertanggung jawab untuk fungsi-fungsi perilaku tertentu.”—Maret 1981, hlm. 104.
Apakah menggunakan mariyuana lebih buruk daripada minum minuman beralkohol?
Alkohol adalah makanan dan dimetabolisasi oleh tubuh untuk menghasilkan energi; hasil-hasil akhirnya dibuang oleh tubuh. Tetapi, seorang ahli psikofarmakologi mengatakan, ”Mariyuana adalah obat bius yang sangat keras, dan kesalahan terbesar yang kita buat adalah membandingkannya dengan alkohol.” ”Molekul
-