PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Salome
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
    • sepupunya, Aristobulus, dan memperanakkan tiga orang putra.

  • Salomo
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
    • SALOMO

      [dari kata dasar yang artinya ”damai”].

      Putra Raja Daud dari garis keturunan Yehuda; raja Israel dari tahun 1037 sampai tahun 998 SM. Setelah melaporkan kematian putra yang dilahirkan bagi Daud sebagai hasil hubungan tidak sah dengan Bat-syeba, Alkitab selanjutnya mencatat, ”Lalu Daud menghibur Bat-syeba, istrinya. Selanjutnya, ia datang kepada wanita itu dan tidur dengan dia. Kemudian dia melahirkan seorang anak laki-laki, dan anak itu dinamai Salomo. Yehuwa mengasihi dia. Maka ia memberi perintah melalui nabi Natan untuk menamai dia Yedidia, demi kepentingan Yehuwa.” (2Sam 12:24, 25) Salomo kemudian mempunyai tiga adik kandung, putra-putra Daud dan Bat-syeba: Syimea, Syobab, dan Natan.—1Taw 3:5.

      Janji Yehuwa kepada Daud. Yehuwa telah menyatakan kepada Daud, sebelum Salomo lahir, bahwa seorang putra akan dilahirkan baginya dan akan dinamai Salomo, dan dia akan membangun sebuah rumah bagi nama-Nya. Nama Yedidia (yang berarti ”Yang Dikasihi Yah”) seakan-akan merupakan petunjuk bagi Daud bahwa kini Yehuwa telah merestui perkawinannya dengan Bat-syeba sehingga buah perkawinannya diperkenan oleh-Nya. Akan tetapi, sang anak tidak biasa dikenal dengan nama ini. Tidak diragukan, nama Salomo (dari kata dasar yang artinya ”damai”) cocok dengan perjanjian yang Yehuwa buat dengan Daud; dalam perjanjian tersebut, Allah berfirman bahwa Daud tidak akan membangun rumah bagi Yehuwa karena telah menumpahkan darah banyak orang dalam peperangan, sekalipun hal itu merupakan hasrat hatinya. (1Taw 22:6-10) Tidak berarti peperangan yang Daud lakukan itu salah. Namun, kerajaan simbolis Yehuwa pada dasarnya harus mempunyai sifat dan tujuan yang penuh damai; perang-perang yang dilakukannya bertujuan membasmi kejahatan dan orang-orang yang menentang kedaulatan Yehuwa, memperluas daerah kekuasaan Israel sampai ke batas-batas yang Yehuwa tentukan, dan mewujudkan keadilbenaran serta perdamaian. Tujuan-tujuan ini dicapai melalui peperangan yang Daud lakukan untuk Israel. Pemerintahan Salomo pada dasarnya adalah pemerintahan yang penuh perdamaian.

      Upaya Adoniya untuk Merebut Takhta. Setelah berita kelahirannya, Salomo muncul kembali dalam catatan Alkitab sewaktu Daud sudah tua. Daud, tentunya berdasarkan janji Yehuwa, telah bersumpah kepada Bat-syeba bahwa Salomo akan naik takhta menggantikannya. Hal ini diketahui oleh nabi Natan. (1Raj 1:11-13, 17) Tidak ada keterangan apakah kakak tiri Salomo, Adoniya, mengetahui sumpah atau niat Daud ini. Apa pun keadaannya, Adoniya berupaya memperoleh takhta dengan cara yang sama dengan yang digunakan Absalom. Mungkin karena keadaan fisik raja yang lemah dan karena mendapat dukungan dari Yoab, sang panglima tentara, dan dari imam Abiatar, Adoniya yakin bahwa ia akan berhasil. Tetapi ini merupakan pengkhianatan, upaya untuk merebut takhta selagi Daud masih hidup dan tanpa perkenan Daud maupun Yehuwa. Selain itu, rencana licik Adoniya tersingkap sewaktu ia mempersembahkan korban di En-rogel, dan di sana ia berniat untuk dinobatkan sebagai raja, tetapi untuk itu ia hanya mengundang putra-putra raja lainnya dan pria-pria Yehuda, hamba-hamba raja, dan tidak mengundang Salomo, nabi Natan, imam Zadok, dan pria-pria perkasa yang telah berjuang bersama Daud, termasuk Benaya, pemimpin mereka. Hal ini menunjukkan bahwa Adoniya menganggap Salomo sebagai saingan dan penghalang ambisinya.—1Raj 1:5-10.

      Salomo Ditakhtakan. Nabi Natan, yang selalu setia kepada Yehuwa dan kepada Daud, berlaku waspada. Pertama-tama, ia menyuruh Bat-syeba memberi tahu raja mengenai rencana jahat tersebut, kemudian ia sendiri datang, menanyakan kepada Daud apakah Daud memerintahkan agar Adoniya diumumkan sebagai raja. Daud segera bertindak tegas, memanggil imam Zadok dan Natan untuk membawa Salomo ke Gihon di bawah perlindungan Benaya dan orang-orangnya. Mereka harus mengatur agar Salomo menunggangi bagal betina milik pribadi sang raja (sebagai tanda penghormatan kepada orang yang mengendarainya, dalam hal ini, sebagai ahli waris takhta). (Bdk. Est 6:8, 9.) Perintah Daud dilaksanakan, dan Salomo diurapi dan dinobatkan menjadi raja.—1Raj 1:11-40.

      Pada waktu mendengar suara musik di Gihon, yang letaknya tidak terlalu jauh, dan seruan rakyat, ”Hidup Raja Salomo,” Adoniya dan rekan-rekan persekongkolannya melarikan diri dalam keadaan takut dan bingung. Salomo memberikan gambaran pendahuluan tentang perdamaian yang akan menandai pemerintahannya dengan menolak untuk menodai pelantikannya sebagai raja dengan tindakan balas dendam. Andaikata keadaannya terbalik, Salomo tentu sudah kehilangan nyawanya. Adoniya melarikan diri ke tabernakel suci untuk mendapatkan suaka, maka Salomo mengirimkan berita ke sana dan menyuruh agar Adoniya dibawa ke hadapannya. Salomo memberi tahu Adoniya bahwa ia akan dibiarkan hidup kecuali jika sesuatu yang buruk didapati padanya, kemudian ia disuruh pulang.—1Raj 1:41-53.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan