PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • yb11 hlm. 39-72
  • Pengabaran dan Pengajaran di Seluruh Bumi

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Pengabaran dan Pengajaran di Seluruh Bumi
  • Buku Tahunan Saksi-Saksi Yehuwa 2011
Buku Tahunan Saksi-Saksi Yehuwa 2011
yb11 hlm. 39-72

Pengabaran dan Pengajaran di Seluruh Bumi

BAGI murid-muridnya pada abad pertama, kata-kata Yesus ini pasti membingungkan. Ia menubuatkan bahwa mereka akan menjadi sasaran kebencian semua bangsa—mereka akan dibunuh dan diserahkan kepada kesengsaraan. Selain itu, banyak yang akan tersandung dan berkhianat. Tetapi, Yesus kemudian mengatakan bahwa kabar baik akan diberitakan di seluruh bumi. (Mat. 24:9-14) Apakah kampanye pengabaran global bakal sukses kendati menghadapi tentangan sedunia? Di halaman-halaman berikut, Saudara akan menemukan jawaban atas pertanyaan yang menarik ini.

2010 Jumlah Keseluruhan

Kantor Cabang Saksi-Saksi Yehuwa: 116

Negeri yang Melaporkan: 236

Jumlah Sidang: 107,210

Hadirin Peringatan di Seluruh Dunia: 18,706,895

Yang Ambil Bagian dalam Peringatan: 11,202

Puncak Penyiar dalam Dinas Kerajaan: 7,508,050

Rata-Rata Penyiar yang Mengabar Setiap Bulan: 7,224,930

Persentase Kenaikan dari Tahun 2009: 2.5

Jumlah yang Dibaptis: 294,368

Rata-Rata Perintis Ekstra Setiap Bulan: 287,960

Rata-Rata PI dan PB Setiap Bulan: 844,901

Jumlah Jam Dinas: 1,604,764,248

Rata-Rata PAR Setiap Bulan: 8,058,359

Selama tahun dinas 2010, Saksi-Saksi Yehuwa mengeluarkan lebih dari 155 juta dolar AS untuk keperluan para perintis istimewa, utusan injil, dan pengawas keliling dalam tugas lapangan mereka.

◼ Di seluruh dunia, 20.062 rohaniwan terlantik melayani di fasilitas cabang. Semuanya anggota Ordo ­Pelayan Sepenuh-Waktu Khusus Saksi-Saksi Yehuwa.

AFRIKA

NEGERI 57

PENDUDUK 888.219.101

PENYIAR 1.222.352

PELAJARAN ALKITAB 2.596.614

KELOMPOK MENCARI KEBENARAN. Di sebuah desa kecil di Madagaskar, 80 orang memutuskan untuk meninggalkan Gereja Protestan Nasional. Mereka membangun sebuah gereja untuk mereka sendiri dan mulai mencari agama yang benar, memeriksa setiap agama setempat satu demi satu. Mereka menyimpulkan bahwa orang Katolik tidak mempelajari Alkitab dan dalam Gereja Lutheran terdapat perpecahan. Orang Pantekosta, menurut mereka, tidak mengajarkan kebenaran, dan penganut Adven Hari Ketujuh punya terlalu banyak larangan. Kemudian, mereka mendekati seorang saudara kita dan bertanya apakah ia dapat mengajar mereka Alkitab. Saudara itu langsung setuju.

Beberapa penyiar mengatur untuk mengunjungi para peminat ini. Saudara-saudara menemui 26 dari mereka yang berkumpul di gereja mereka, dan mereka siap mendengarkan keterangan Alkitab. Dengan menggunakan pasal 15 buku Alkitab Ajarkan, saudara-saudara menjelaskan caranya menemukan agama yang diperkenan Allah. Orang-orang itu puas dengan penjelasan tersebut. Sewaktu saudara-saudara kembali, ada 73 orang yang menemui mereka. Dan, pada kunjungan ketiga, hadirinnya 142 orang!

SMS NYASAR. Untuk menganjurkan pelajar Alkitab-nya, Menen, seorang Saksi di Etiopia, mengiriminya ayat tahunan 2009 lewat SMS. Tetapi, ia memasukkan nomor yang salah, dan pesan itu sampai ke ponsel orang lain. Wanita yang menerima SMS itu membacanya berulang kali, ”’Berikan kesaksian yang saksama tentang kabar baik.’—Kisah 20:24, NW.” Karena ia orang yang saleh, ia setuju dengan pesan itu tetapi tidak tahu cara menerapkannya. Ia juga bingung dengan istilah ”NW” [New World Translation] yang misterius di bagian akhir SMS tersebut. Setelah beberapa minggu berlalu, hal itu masih mengusiknya. Akhirnya, ia menelepon si pengirim SMS. Saudari kita terkejut ketika mendengar apa yang terjadi dengan pesannya, tetapi ia memanfaatkan kesempatan ini untuk menjawab pertanyaan tulus wanita itu. Hal ini menghasilkan pelajaran Alkitab, yang diadakan dua kali seminggu.

REKAN PERINTIS MUDA. Persis, yang tinggal di Kamerun, menjadi penyiar belum terbaptis pada usia enam tahun. Di laporan dinasnya tertulis sepuluh PAR. Sekretaris sidang merasa ada kekeliruan. Sewaktu ditanya, Persis menjelaskan kepadanya bahwa ia memang punya sepuluh PAR. Sekretaris selanjutnya bertanya, ”Kamu kan tidak punya arloji, bagaimana kamu tahu berapa jam yang kamu laporkan? Ia menjawab bahwa ia tahu waktu istirahat di sekolahnya berlangsung satu jam. Ia mulai mengabar pada awal istirahat dan berhenti ketika bel berbunyi. Kesaksiannya yang berani memengaruhi ibunya dan sepupunya, yang belakangan menjadi penyiar belum terbaptis. Sekarang, Persis yang berusia sepuluh tahun sudah dibaptis dan melayani sebagai perintis ekstra sambil bersekolah. Temannya yang berusia delapan tahun, Aasy, sudah menjadi penyiar belum terbaptis. Seorang pelajar Alkitab berkata tentang mereka, ”Di perhimpunan, saya senang melihat anak-anak menyapa semua orang, terutama para lansia, sebelum duduk dengan orang tua mereka. Saya tidak pernah melihat ini di gereja saya. Saya tahu anak-anak yang bertumbuh seperti itu akan menjadi orang yang lebih baik di masyarakat kelak.”

BENUA AMERIKA

NEGERI 55

PENDUDUK 918.834.998

PENYIAR 3.673.750

PELAJARAN ALKITAB 3.967.184

IA TIDAK MENGETUK PINTU. Miriam, yang tinggal di Bolivia, berdoa kepada Allah selama seminggu. Doanya seperti ini, ”Tolong bantu saya untuk mengenal-Mu, tapi saya tidak mau bantuan dari Saksi-Saksi Yehuwa. Saya tidak mau mereka mengetuk pintu saya.”

Belakangan pada minggu itu, teleponnya berdering. Yang menelepon adalah Candy, seorang perintis istimewa, yang menawarkan untuk mengantarkan majalah kita kepada Miriam dalam waktu satu jam. Ia setuju. Satu jam kemudian, Candy sudah ada di depan pintu rumahnya. Miriam membuka pintu dengan kasar dan memerintahkan Candy untuk masuk dan duduk. Lalu, Miriam mulai berjalan bolak-balik sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, tampaknya merasa kesal. Candy bertanya apa ada yang salah. ”Saya sangat terkejut!” kata Miriam. ”Sudah lebih dari satu minggu saya berdoa kepada Allah meminta petunjuk dan bimbingan, tapi saya jelas-jelas berdoa bahwa saya tidak mau bantuannya datang dari Saksi-Saksi Yehuwa yang selalu mengetuk pintu saya! Lalu, kamu menelepon saya, bukannya mengetuk pintu! Sejak kamu menelepon sejam yang lalu, saya berdoa terus kepada Allah agar kamu tidak datang. Tapi, kamu datang! Saya sangat terkejut! Jelas sekali, Allah ingin kalian, Saksi-Saksi Yehuwa, membantu saya.” Pelajaran pun segera dimulai.

DIPUKULI HINGGA DIKIRA SUDAH MATI. Pasensi adalah mantan kepala desa, atau kapiten, yang cukup populer di Suriname dan teman dekat granman—kepala suku, atau raja—atas seluruh wilayah sungai pedalaman. Pasensi dengan bangga membela tradisi setempat. Ia menentang Saksi-Saksi Yehuwa karena menurutnya mereka adalah ancaman terhadap tradisi.

Belakangan, seorang pemuda mengaku punya kemampuan mengenali penduduk desa yang mempraktekkan sihir. Rombongan besar pengikutnya menyertai dia mengarungi sungai dengan kano-kano, memukuli orang-orang yang dituduh mempraktekkan sihir dan mengambil semua milik mereka. Sejumlah besar uang harus dibayar untuk ”membersihkan” si tertuduh dari roh jahat yang konon merasukinya. Salah satu korban yang tak bersalah adalah Pasensi, yang dipukuli hingga dikira sudah mati. Bahkan temannya, sang granman, tidak dapat membantunya, takut kalau-kalau ia sendiri kehilangan nyawa dan reputasi gara-gara membantu orang yang dituduh melakukan sihir. Sahabat dan kerabatnya dilarang membantu. Tetapi, menantu-pria Pasensi mengerahkan keberanian dan membawa dia ke sebuah desa yang sebagian besar penduduknya adalah Saksi-Saksi Yehuwa. Saudara-saudara membahas persoalan itu dan, meski mengetahui risikonya atas mereka, memutuskan untuk membantu. Mereka mengatur agar Pasensi dibawa dengan kano ke desa yang berdekatan di mana seorang saudara bekerja sebagai manajer stasiun di bandara. Dari sana, mantan penentang ini diterbangkan ke sebuah kota untuk pengobatan medis.

Pasensi, yang sembuh dari luka-lukanya, tersentuh oleh kasih yang diperlihatkan kepadanya oleh orang-orang yang pernah ia tentang. Ia mulai belajar Alkitab dan dibaptis pada Desember 2009. Pasensi kini adalah pemberita kabar baik yang bersemangat, dan meskipun berusia 80 tahun, ia merintis ekstra pada April 2010.

DIA MENYANGKA SUDAH KENAL ALKITAB. Seorang pria berjenggot bernama Eric muncul di sebuah perhimpunan di Amerika Serikat dengan membawa Alkitab. Ketika seorang saudara kita menyapanya, Eric mulai menanyakan kepercayaan kita. Ia menolak ketika ditawari buku Alkitab Ajarkan, memilih untuk hanya menggunakan Alkitab. Ia punya jadwal membaca Alkitab 20 halaman per hari, dan ia sudah tidak ingat berapa kali ia membaca seluruh Alkitab. Setelah perhimpunan, diskusinya dengan saudara itu berlanjut hingga lebih dari tiga jam. Pada akhir kunjungan itu, Eric mengatakan, ”Saya kesal.” Saudara kita bertanya mengapa. Eric menjawab, ”Saya tadinya yakin bahwa saya sudah kenal Alkitab. Tapi, setelah kunjungan ini, saya sadar bahwa saya tidak tahu apa-apa.” Ia kemudian menerima buku Alkitab Ajarkan.

Keesokan harinya, mereka bertemu lagi untuk pelajaran yang pertama. Eric telah begadang semalaman, membaca sepuluh pasal pertama buku Alkitab Ajarkan. Kesimpulannya? ”Akhirnya, saya menemukan kebenaran!” Mereka belajar tiga hingga empat jam sehari lima hari seminggu. Ia mulai membuat persiapan dan menghadiri semua perhimpunan bersama seluruh keluarganya. Dalam pekan pertama, ia menulis surat pengunduran diri dari tiga gereja, mencukur jenggotnya, dan bertekad untuk tidak merayakan hari raya. Dalam waktu dua pekan, ia ikut Sekolah Pelayanan Teokratis, dan dalam empat pekan, ia menjadi penyiar belum terbaptis. Ia dibaptis pada April 2010, hanya enam bulan setelah pertemuan pertamanya dengan Saksi-Saksi Yehuwa!

DIBAPTIS USIA TUJUH TAHUN. Paola, yang tinggal di bagian barat Meksiko, dibesarkan oleh kakek-neneknya. Neneknya mulai belajar Alkitab dengan Saksi-Saksi Yehuwa ketika Paola berusia lima tahun. Paola ikut mendengarkan, dan kebenaran berakar dalam hatinya yang belia. Meski neneknya tidak membuat kemajuan, Paola mulai menghadiri perhimpunan sendiri. Ia selalu meminta kakek-neneknya membantunya berpakaian dan menyeberangi jalan ke Balai Kerajaan.

Segera setelah ia belajar membaca dan menulis, Paola mendaftar di Sekolah Pelayanan Teokratis dan menjadi penyiar. Karena kasihnya kepada Yehuwa, ia dibaptis pada usia tujuh tahun. Ketika ditanya mengapa ia berhimpun dan mengabar dengan begitu bersemangat, meski tanpa dukungan keluarga, Paola, kini sepuluh tahun, menjawab, ”Saya sangat suka khotbah-khotbahnya karena mendorong saya untuk terus belajar Alkitab dan menghindari kesulitan. Dan, saya mengabar karena saya ingin mengajar orang apa yang akan Yehuwa lakukan bagi mereka di masa depan dan karena Alkitab bisa membuat mereka bahagia sekarang juga.”

KESAKSIAN SALAH-SAMBUNG. Di Republik Dominika, seorang saudari sering mendapat panggilan telepon yang salah sambung, yang mengganggu pekerjaannya. Setelah beberapa hari, ia berpikir, ”Saya bisa memanfaatkan ketidaknyamanan ini untuk mengabar.’ Bagaimana ia melakukannya? Ketika menjawab telepon yang salah sambung, ia mengatakan dengan sopan bahwa si penelepon salah sambung, lalu menambahkan, ”Bolehkah saya bertanya, Apakah Anda sudah membaca Alkitab hari ini?” Meskipun beberapa orang langsung menutup telepon, cukup banyak yang menjawab bahwa mereka belum membaca Alkitab. Ia kemudian bertanya, ”Tahukah Anda mengapa itu sangat penting?” Untuk menyediakan jawaban dari Alkitab, ia lalu membacakan Mazmur 1:1-3. Seorang pejabat pemerintah berdiskusi panjang lebar dengan saudari ini dan mengatakan bahwa ia tidak punya Alkitab. Pengaturan dibuat untuk memberinya Alkitab dan beberapa lektur Alkitab. Dua minggu kemudian pejabat itu menelepon, kali ini untuk berterima kasih atas perhatiannya dan atas lekturnya.

Penelepon lainnya yang salah-sambung, seorang wanita muda, bertanya, ”Apakah Ibu seorang Saksi Yehuwa?” Setelah saudari itu menjawab ya, wanita itu mulai menangis, menjelaskan bahwa ia adalah penyiar tidak aktif. Saudari itu membesarkan hati dia dan mengatur agar seseorang membantu dia secara rohani. Wanita itu kini adalah penyiar yang diaktifkan kembali.

ASIA DAN TIMUR TENGAH

NEGERI 47

PENDUDUK 4.587.021.833

PENYIAR 652.251

PELAJARAN ALKITAB 601.306

”WANITA SAMARIA.” Saat itu adalah hari yang sangat panas di Kazakstan. Dua perintis, saudara dan saudari, sedang mengabar dan melihat seorang wanita menimba air dari sumur. Saudara itu meminta air minum kepadanya, dan sementara ia minum, saudari rekannya memberikan kesaksian kepada wanita itu. Wanita itu berminat dan mengundang para perintis itu ke rumahnya sehingga ia dapat belajar lebih banyak tentang keterangan yang mereka sampaikan. Mereka berdiskusi beberapa lama, dan kedua perintis itu meninggalkan lektur Alkitab. Saudari itu berjanji untuk datang lagi dua hari kemudian.

Sesuai janji, saudari itu kembali, bersama ibunya, yang juga seorang Saksi. Mereka melihat wanita itu sedang menunggu mereka di luar rumah, memegang lektur yang telah diberikan kepadanya. Ia mengembalikannya kepada saudari itu dan mengatakan, ”Ini dari Saksi-Saksi Yehuwa! Agama kalian agama orang Rusia!”

Sang ibu lalu bertanya kepada wanita itu apakah ia boleh membacakan sebuah ayat untuknya dari Alkitab sebelum mereka pergi. Karena ingin memperlihatkan kepada wanita itu nama Allah di Alkitab, ia membuka Keluaran 3:15 dan membacakan, ”Yehuwa, Allah bapak-bapak leluhurmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub, telah mengutus aku kepadamu.” Betapa terkejutnya kedua saudari itu ketika wanita itu mengundang mereka masuk ke rumahnya. Mengapa ia berubah pikiran dengan begitu tiba-tiba? Wanita itu memiliki leluhur yang bernama Abraham, Ishak, dan Yakub. Ia berpikir bahwa jika Yehuwa adalah Allah para leluhurnya, ia tidak boleh menolak Saksi. Pada kunjungan berikutnya, pelajaran Alkitab dimulai. Ia begitu berminat belajar kebenaran sehingga pelajaran diadakan dua kali seminggu. Sekalipun ditentang putra-putranya, ia bertumbuh secara rohani, dan sekarang menjadi penyiar belum terbaptis. Selain itu, menantu perempuannya dan besan perempuannya belajar Alkitab dan rutin berhimpun. Karena pertemuan awal tadi mirip kisah di Yohanes 4:3-15, ia dikenal di sidang sebagai ”wanita Samaria”.

”SAYA PUNYA BEBERAPA PERTANYAAN.” Dari Siprus, seorang saudari perintis lansia menulis, ”Pada hari Rabu pagi, saya merasa tidak enak badan, tapi daripada tinggal di rumah, saya sangat ingin melakukan kesaksian di jalan. Maka saya berdoa kepada Yehuwa, memohon agar Ia mengirim seseorang yang punya waktu untuk datang dan duduk di samping saya di kursi, supaya saya bisa memulai pelajaran Alkitab. Tak lama kemudian, seorang pemuda Nepal datang. Saya memegang majalah-majalah kita, dan sebelum saya bahkan sempat berbicara kepadanya, ia bertanya apa isi majalah-majalah itu. Ketika saya memberi tahu dia bahwa majalah itu didasarkan atas Alkitab, ia berkata, ’Bu, saya punya waktu, apakah saya boleh duduk di samping Ibu? Saya punya beberapa pertanyaan tentang Alkitab yang ingin saya tanyakan ke Ibu.’

”Tentu saja saya setuju, karena itulah persisnya yang saya minta kepada Yehuwa! Pria itu melanjutkan, ’Pertanyaan pertama saya adalah, Apa yang sebenarnya Alkitab ajarkan?’ Saya begitu kaget sampai-sampai saya hampir tidak bisa menjawab! Saya mengeluarkan buku Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan? dari tas saya dan memperlihatkannya kepada dia. Ia melihat buku itu, menatap saya, dan bertanya, ’Kok judul buku ini persis dengan pertanyaan saya?’ Jadi, saya memulai pelajaran Alkitab langsung di kursi taman itu! Ia kini rutin belajar Alkitab serta berhimpun, dan ia telah menyatakan keinginannya untuk mendaftar di Sekolah Pelayanan Teokratis. Saya sangat menghargai manfaatnya mengandalkan sepenuhnya kekuatan dan petunjuk Yehuwa dalam melaksanakan pelayanan Kristen kita, meskipun kadang-kadang saya merasa lelah secara fisik.”

KAKEK MENGAJAR PEMBUNUH CUCU. Cucu lelaki Miguel dibunuh beberapa tahun yang lalu. Si pembunuh, Esmeraldo, tertangkap tetapi tidak mengakui kejahatan itu ketika diadili. Meski demikian, berdasarkan bukti, ia dihukum penjara.

Belakangan, seorang penatua mengundang Miguel untuk menemaninya mengabar di penjara di Filipina tempat Esmeraldo dihukum. Miguel ragu karena tahu bahwa pembunuh cucunya ada di sana. Tetapi, ia pergi juga dan ikut mengajar beberapa napi yang sedang belajar Alkitab. Sewaktu memberikan PAR, ia mendongak dan melihat Esmeraldo, yang sedang berjalan ke arahnya. Untuk mencegah situasinya memanas, Miguel berbicara kepadanya dengan lembut, ”Esmer, saya datang ke sini bukan untuk bertengkar, melainkan untuk menunjukkan kasih kepada orang-orang seperti kamu. Lihat, kami sedang membahas Alkitab dengan pria ini. Apa yang menimpamu tidak akan terjadi seandainya kamu mengenal Firman Allah. Mari belajar Alkitab bersama kami.” Di luar dugaan, Esmeraldo tidak beranjak sampai akhir pelajaran. Karena tersentuh oleh apa yang didengarnya, ia pun mengaku kepada Miguel bahwa ia memang membunuh cucunya. Ia kemudian meminta ampun.

Penatua tadi, yang tidak mengetahui percakapan mereka berdua, melihat bahwa mereka tampaknya menikmati perbincangan yang hangat, jadi ia meminta Miguel memberikan PAR kepada Esmeraldo. Miguel pada awalnya merasa takut, karena tahu bahwa cucunya bukan satu-satunya orang yang dibunuh oleh pria ini, tetapi ia setuju. Esmeraldo berjuang cukup lama untuk menyelaraskan diri dengan standar Allah; tetapi upayanya yang sabar tidak sia-sia, dan pada 1 Februari 2010, ia dibaptis sebagai lambang pembaktiannya kepada Yehuwa. Miguel, sebagai tanda bahwa ia telah mengampuni perbuatan Esmeraldo, sekarang berupaya mengurangi masa hukuman Esmeraldo agar ia bisa turut membagikan kebenaran Alkitab dengan lebih sepenuhnya kepada orang lain.

EROPA

NEGERI 47

PENDUDUK 739.193.855

PENYIAR 1.575.094

PELAJARAN ALKITAB 830.888

DUA KEINGINANNYA TERWUJUD. Nelena, yang berusia 19 tahun dan tinggal di Bulgaria, punya dua keinginan—dibaptis dan merintis ekstra. Tetapi, ia menderita gangguan saraf motoris dan sensoris keturunan, yang saat ini tidak ada obatnya. Ia bernapas dengan bantuan mesin, dan hal ini membatasi kesanggupannya untuk bergerak. Mewujudkan keinginannya yang pertama, dibaptis, tidak mudah karena kondisinya tidak memungkinkan dia meninggalkan apartemennya untuk hadir di kebaktian. Jadi, ketika ia berusia 18 tahun, sebuah khotbah Alkitab diberikan di rumahnya dan setelah itu ia dibaptis dalam bak.

Bagaimana dengan keinginannya untuk merintis ekstra? Selama musim ketika cuaca bagus, ia kadang-kadang bisa bernapas selama kurang lebih sejam tanpa bantuan mesin. Ia kemudian mendaftar sebagai perintis ekstra, dan seorang penyiar mendorongnya dari rumah ke rumah dengan kursi roda. Nelena juga mengadakan PAR melalui telepon lewat Internet. Sesekali, saudari-saudari di sidang mengadakan PAR di rumah Nelena, sehingga ia bisa berpartisipasi. Alhasil, Nelena bisa merintis ekstra tiga kali selama tahun lalu. Ia mengatakan, ”Saya senang karena dua keinginan saya sudah terwujud. Dengan begitu, saya jadi lebih dekat dengan Yehuwa, Pencipta saya yang pengasih.”

IA KINI BERDASI. Seorang saudari di Armenia dicemooh di tempat kerjanya karena ia Saksi Yehuwa. Seorang rekan kerja punya kebiasaan mengolok-olok dia, dengan mengatakan bahwa ”orang-orang berdasi” telah menipu saudari itu sehingga mau menerima agama mereka. Setelah berupaya berdiskusi dengannya berulang kali tanpa hasil, ia memutuskan untuk mengabaikan komentarnya dan, seperti Yesus Kristus, ”tidak memberikan jawaban”. (Mat. 27:12) Akhirnya, pekerja itu dipecat karena perilakunya yang buruk dan karena menimbulkan masalah bagi saudari kita. Berbulan-bulan kemudian, seorang pria datang ke kantornya mencari saudari kita. Ternyata itu adalah bekas rekan kerjanya yang telah membuatnya sangat sakit hati. Penampilannya membuat saudari kita terkejut. Pria itu dulu mengolok-olok Saksi karena memakai dasi, tetapi sekarang ia sendiri mengenakan dasi dan menenteng tas kantor. Ia mengatakan kepada saudari kita, ”Saya minta maaf atas kata-kata saya yang menyakitkan kepadamu dulu. Sekarang saya tahu saya telah menemukan kebenaran.” Pria itu telah belajar Alkitab dengan Saksi-Saksi Yehuwa, dan meskipun ditentang oleh keluarganya, ia telah dibaptis dan mendaftar sebagai perintis biasa.

”APAKAH ANDA KENAL IBU NADIA?” Nadia adalah perintis di sebuah sidang di Italia bagian utara. Pada September 2009, ia berbicara lewat interkom kepada seorang pria yang langsung memotongnya dan mengatakan bahwa istrinya baru meninggal dan ia tidak mau berbicara kepadanya. Pada hari Minggu berikutnya, Nadia berkunjung kembali untuk menyatakan turut berdukacita dan membagikan harapan kebangkitan dari Alkitab, tetapi reaksi si pria masih sama. Pelajaran Menara Pengawal yang diadakan sore itu berisi pengalaman seorang saudari yang menyurati seseorang yang baru ditinggal mati oleh orang yang dikasihi. Nadia pun teringat dengan pria yang ia hubungi lewat interkom tadi, jadi ia memutuskan untuk menulis surat belasungkawa dan menyertakan perincian tentang harapan kebangkitan. Dua hari kemudian, ia meninggalkan surat itu di kotak surat sang pria.

Beberapa hari kemudian, Nadia mengadakan kesaksian di jalan dan mengajak bicara seorang pria berusia 70-an untuk membacakan sebuah ayat Alkitab kepadanya. Pria itu bertanya apakah ia seorang Saksi Yehuwa, dan Nadia mengiyakan. Pria itu lantas menjelaskan bahwa ia telah dikunjungi seorang Saksi Yehuwa, yang meninggalkan sepucuk surat yang indah yang sangat menyentuh hatinya. Lalu, ia bertanya, ”Apakah Anda kenal Ibu Nadia?” Nadia kaget lalu memperkenalkan dirinya dan pria itu pun terkejut. Nadia kemudian membuat pengaturan untuk mengunjungi dia bersama suaminya. Pria itu tidak hanya mulai belajar Alkitab tetapi kini juga rutin berhimpun.

MEREKA TIDAK BISA MENGAJAR SEMUANYA. Empat Saksi terbaptis tinggal di kota Bujanovac di Serbia bagian selatan. Para pemberita Kerajaan ini sangat senang ketika 460 orang menghadiri Peringatan 2010! Para penatua di sebuah sidang terdekat telah mengatur perhimpunan rutin di Bujanovac di fasilitas sewaan. Rata-rata, lebih dari 50 orang hadir—kebanyakan keturunan Rom. Karena sambutan yang luar biasa terhadap berita Kerajaan ini, para perintis istimewa yang ditugaskan ke daerah ini tidak dapat memberikan pelajaran Alkitab kepada semua peminat. Jadi, mereka hanya memberi PAR kepada peminat yang benar-benar membuat persiapan untuk semua perhimpunan.

BERUSIA SERATUS TAHUN BAHKAN LEBIH! Elin, penyiar tertua di Swedia, berusia 110 tahun—seumur dengan Yosua. (Yos. 24:29) Ia tinggal di panti wreda dan memanfaatkan setiap kesempatan untuk berbicara kepada para pengunjung dan semua orang yang ia temui di sana. Ia menempatkan banyak buku. Ketika seorang penatua, bersama putrinya, mengabar dari rumah ke rumah di lingkungan dekat situ, mereka bertemu seorang wanita muda yang mengatakan bahwa Elin telah mengabar kepadanya dan meninggalkan sebuah buku. Hal ini menghasilkan percakapan yang bagus.a

IA MENEMUKAN BUKU-BUKU ITU DI GEREJA. Suatu hari, Tatyana, yang tinggal di Belarus, terkejut ketika menerima telepon dari wanita muda yang tidak dikenalnya. Wanita itu ingin mendapatkan jawaban Alkitab atas berbagai pertanyaannya. Percakapan yang hidup pun berlangsung. Bagaimana ia mendapatkan nomor telepon Tatyana? Wanita itu menjelaskan bahwa sewaktu mengunjungi sebuah gereja, ia menemukan buku Alkitab Ajarkan dan Terjemahan Dunia Baru di bawah bangku dan nomor telepon Tatyana tertulis di buku-buku itu. Bagaimana buku-buku itu bisa sampai ada di gereja? Buku-buku itu dibawa oleh ibu seorang gadis yang belajar Alkitab dengan Tatyana. Rupanya ibu itu bermaksud menanyakan kepada pendeta apakah putrinya boleh membaca buku-buku itu atau tidak. Entah bagaimana, buku-buku itu tertinggal di bawah bangku. Wanita tadi melihatnya di situ dan memutuskan untuk membawanya pulang. Percakapan di telepon itu menghasilkan diskusi Alkitab lebih lanjut.

KETEMU JAS, KETEMU KESEMPATAN. Elena, saudari perintis istimewa, melihat sebuah jas yang bagus tergeletak di jalan di Minsk, Belarus. Jas itu bersih dan tidak terlihat seperti dibuang. Setelah memungutnya, ia menemukan uang senilai 1.200 dolar AS di kantongnya. Setelah memerhatikan orang yang lalu lalang, ia segera mengenali pria yang pasti kehilangan jas itu. Pria itu berlari ke sana ke mari dengan panik mencari sesuatu. Elena harus berlari untuk mengejarnya. Pria itu pengusaha asal Bangladesh yang tinggal di Moskwa. Ia senang sekali mendapatkan kembali jas serta uangnya. Ia juga ingin tahu mengapa saudari itu mengembalikan jasnya, bahkan sampai berlari mengejarnya. Ia menjelaskan bahwa ia seorang Saksi Yehuwa. Pria itu mengatakan bahwa beberapa hari sebelumnya, dua Saksi telah berbicara kepadanya. Selama sekitar 30 menit, ia berdebat dengan mereka dan membela kepercayaan agamanya. Pria itu kemudian menanyakan Elena bagaimana ia bisa berterima kasih atas jasnya yang sudah kembali itu. Saudari tersebut mengatakan bahwa ia tidak mengharapkan imbalan, tetapi kalau pria itu ingin memperlihatkan penghargaan, cara terbaik adalah dengan belajar Alkitab bersama Saksi-Saksi Yehuwa sekembalinya ia ke Moskwa. Ia setuju.

OSEANIA

NEGERI 30

PENDUDUK 39.384.408

PENYIAR 101.483

PELAJARAN ALKITAB 62.367

MENGATASI GANGGUAN BICARA. Hamish, seorang saudara berusia 23 tahun di Australia, menderita gangguan bicara yang parah sehingga kata-katanya tidak beraturan atau tidak dapat dimengerti atau malah tidak keluar sama sekali. Tetapi, gangguan ini tidak menyurutkan semangatnya untuk berbicara di depan umum atau dalam dinas pengabaran. Misalnya, untuk menyampaikan khotbah di Balai Kerajaan, Hamish pertama-tama mengetikkan manuskripnya ke dalam alat elektronik portabel yang mengubah teks tertulis menjadi bunyi ujaran. Sewaktu menyampaikan khotbahnya, ia menempatkan alat itu di mimbar dan mengoperasikan papan ketik untuk memilih kalimat-kalimat tersebut agar diucapkan oleh alat itu. Ujaran tiruan ini ditangkap mikrofon dan diperkuat melalui tata suara. Sewaktu bagiannya membutuhkan partisipasi hadirin, ia menanggapi komentar mereka dengan mengetik pada alat itu. Dalam dinas pengabaran, ia berkomunikasi kurang lebih seperti itu, memadukan kalimat yang telah dipersiapkan, kutipan ayat, dan kemampuan mengetik yang cepat! Hasilnya, ia memiliki banyak kunjungan kembali yang bagus. Sejak 2007, ketika Hamish dilantik menjadi hamba pelayanan, ia telah melayani sebagai perintis ekstra beberapa kali setiap tahun.

MASALAH DENGAN PRINTER-NYA. Di Kaledonia Baru, David, seorang teknisi komputer, menerima telepon dari seorang wanita yang punya masalah dengan printer-nya—sebuah dokumen tidak bisa dicetak. David dengan cepat mengatasi masalahnya, tetapi ia terkejut ketika ia melihat bahwa dokumen yang telah dicetak itu bertuliskan, ”JANGAN ketuk. Yesus ada di rumah kami. Kami tidak butuh agama lain.”

David mengatakan kepada pemilik rumah itu, ”Permisi, sewaktu saya sedang memperbaiki printer Ibu, saya membaca pesan di dokumennya. Boleh saya tanya mengapa Ibu menulisnya?”

Ia menjawab, ”Oh, Bapak tahu kan, Saksi-Saksi Yehuwa datang setiap akhir pekan. Kami sudah bosan melihat mereka di daerah ini. Saya tidak akan pernah membiarkan mereka masuk ke rumah ini.”

David bertanya, ”Tahukah Ibu bahwa Ibu sudah mengundang salah seorang dari mereka masuk ke rumah Ibu?”

Ia menjawab, ”Mustahil. Itu tidak bakal terjadi!”

David mengatakan, ”Saya Saksi Yehuwa! Dan Ibu mengundang saya masuk!” Wanita itu kaget dan agak malu. David dengan ramah menjelaskan mengapa Saksi-Saksi Yehuwa mengunjungi orang-orang di rumah mereka. Terjadilah diskusi selama dua jam. Beberapa hari kemudian, David mengunjungi lagi wanita ini dan suaminya. Mereka menjelaskan bahwa setelah memikirkan apa yang terjadi, mereka yakin bahwa Allah telah mengutus David kepada mereka. Jadi, mereka tidak dapat menolak kunjungannya! Mereka sekarang secara rutin menerima majalah-majalah kita.

DIPERLENGKAPI DENGAN RISALAH. Nathan, usia 12 tahun, tinggal di Australia. Ia membawa berbagai risalah Alkitab dalam tas sekolahnya dan rutin memberikan kesaksian kepada teman-temannya di sekolah. Pada suatu hari, sewaktu berjalan pulang dari sekolah, ia melihat seorang wanita lansia berdiri di halaman depan rumahnya. Wanita itu tersenyum, jadi Nathan tersenyum balik dan memberi dia salah satu risalahnya. Wanita itu kemudian memberi tahu dia bahwa suaminya telah meninggal tiga tahun lalu. Nathan merogoh tasnya dan mengeluarkan risalah Apa Harapan bagi Orang-Orang Tercinta yang Sudah Meninggal? Mata wanita itu berkaca-kaca seraya Nathan memberi tahu dia tentang kebangkitan yang akan datang ketika wanita itu bisa bertemu dengan suaminya lagi di Firdaus. ”Tapi kapan semua penderitaan akan berakhir?” tanya wanita itu. Nathan mengambil risalah lain, Semua Penderitaan Segera Berakhir! Lalu wanita itu bertanya kepada Nathan apa lagi yang ia percayai. Nathan pun memberi dia satu risalah lagi dari tasnya, Apa yang Dipercayai Saksi-Saksi Yehuwa? Setelah itu, Nathan pamit. Beberapa minggu kemudian, ia melihat wanita itu lagi di halaman rumahnya. Wanita itu memanggilnya dan memeluknya. ”Tahu tidak, Nathan?” katanya. ”Setelah kamu beri saya risalah-risalah itu, dua wanita Saksi datang ke sini, dan sekarang saya belajar Alkitab dengan mereka!”

MEREKA HANYA PUNYA SATU UNDANGAN PERINGATAN. Michael turut dalam proyek pembangunan kompleks cabang baru di Kepulauan Solomon. Setelah itu, ia memutuskan untuk mengabar kepada orang-orang di Pulau Mbanika, sebuah pulau terpencil yang adalah kampung halamannya dan tempat tinggal kakak-kakaknya. Tidak ada Saksi di pulau itu. Juga tidak ada kapal yang rutin pergi ke pulau itu, tidak ada jasa pos, dan hanya ada satu telepon.

Ia pergi ke Pulau Mbanika dengan Hansly, seorang perintis muda. Setibanya di sana, mereka segera mulai membangun Balai Kerajaan kecil dari rumbia dan mengundang orang-orang untuk menghadiri Peringatan kematian Kristus. Karena hanya memiliki satu undangan tercetak, kedua saudara itu sekadar memperlihatkannya kepada orang-orang dan menjelaskan pentingnya Peringatan.

Sehari sebelum acara, mereka mendayung selama dua jam ke sisi lain pulau untuk menyampaikan undangan ke sebuah keluarga yang tinggal di sana. Tetapi, mereka hanya bertemu dengan anak-anak di rumah. Michael memutuskan untuk meninggalkan satu-satunya undangan yang ia miliki. Ia memberikannya kepada putri yang sulung dan meminta dia untuk memberikannya kepada ayahnya.

Keesokan sorenya, ketika Michael dan Hansly mempersiapkan Peringatan, mereka melihat keluarga itu datang dengan kano. Sang ayah telah membaca undangan itu dan menyimpulkan bahwa Peringatan itu pastilah peristiwa yang sangat penting, jadi ia membawa seluruh keluarganya. Malam itu, 52 orang menghadiri Peringatan. Michael dan Hansly terus mengabar dan memberikan PAR kepada mereka yang hadir.

[Catatan Kaki]

a Elin meninggal saat buku tahunan ini sedang dirampungkan.

[Tabel di hlm. 40-47]

LAPORAN TAHUN DINAS 2010 DARI SAKSI-SAKSI YEHUWA SEDUNIA

(Lihat publikasinya)

[Peta di hlm. 48-50]

(Lihat publikasinya)

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan