PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Abner
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
    • bunuh, yang mengakibatkan perang besar-besaran antara kedua bala tentara itu. Pasukan Abner kehilangan lebih banyak prajurit daripada Yoab, dengan perbandingan 18 berbanding satu. Lalu mereka mundur menuju padang belantara.—2Sam 2:12-17, 30, 31.

      Abner, yang dikejar oleh Asahel, saudara Yoab yang cepat larinya, berulang kali mendesak dia agar menyimpangkan perhatiannya ke arah lain dan menghindari perkelahian yang fatal dengannya. Sewaktu Asahel tetap menolak, Abner akhirnya membuat gerakan yang kuat ke belakang dengan ujung belakang tombaknya sehingga menembus perut Asahel, dan dia pun mati. (2Sam 2:18-23) Atas permintaan Abner, Yoab akhirnya memerintahkan agar pengejaran dihentikan sewaktu matahari terbenam, dan kedua bala tentara kembali ke ibu kota mereka masing-masing. Stamina mereka dapat terlihat dari perjalanan yang ditempuh tentara Abner sejauh 80 km atau lebih, menuruni cekungan S. Yordan, mengarungi sungai itu, kemudian mendaki Lembah Yordan menuju perbukitan Gilead, dalam perjalanan mereka menuju Mahanaim. Setelah mengubur Asahel di Betlehem (mungkin keesokan harinya), anak buah Yoab mengadakan perjalanan sepanjang malam sejauh lebih dari 22 km melintasi pegunungan menuju Hebron.—2Sam 2:29-32.

      Abner mendukung rezim Is-bosyet yang semakin lemah sambil memperkuat kedudukannya sendiri, mungkin karena mengincar jabatan raja, sebab bagaimanapun juga, ia adalah saudara dari ayah Saul. Sewaktu ditegur oleh Is-bosyet karena mengadakan hubungan dengan salah seorang gundik Saul (yang hanya boleh dilakukan oleh ahli waris dari raja yang sudah meninggal), Abner dengan marah menyatakan diri berbalik memihak Daud. (2Sam 3:6-11) Ia mengajukan tawaran kepada Daud, dengan menegaskan kedudukannya sebagai penguasa yang sebenarnya atas seluruh Israel kecuali Yehuda. Setelah memenuhi permintaan Daud untuk mengembalikan Mikhal, istrinya, Abner secara pribadi menemui para pemimpin ke-11 suku yang memisahkan diri dari Yehuda agar mereka mendukung Daud, raja yang ditetapkan oleh Yehuwa. (2Sam 3:12-19) Setelah itu, ia diterima dengan hangat oleh Daud di ibu kota, yaitu Hebron, dan pada hari yang sama ia pergi membujuk semua suku untuk membuat perjanjian dengan Daud. Akan tetapi, Yoab, yang sebelumnya tidak ada di tempat karena sedang mengadakan penyergapan, pulang dan, setelah mengecam Abner sebagai mata-mata yang menyusup, dia secara pribadi memanggilnya kembali dan memperdayakan Abner sehingga dia dapat membunuhnya.—2Sam 3:20-27.

      Dengan matinya Abner, lenyaplah harapan apa pun bagi Is-bosyet untuk mendapatkan dukungan dan tidak lama kemudian, Is-bosyet dibunuh oleh orang-orang yang berkhianat. Dengan demikian pemerintahan keluarga Saul berakhir sama sekali.—2Sam 4:1-3, 5-12.

      Bertahun-tahun kemudian, menjelang kematiannya, Daud mengingat kematian Abner (dan juga Amasa) serta memberikan tanggung jawab kepada Salomo untuk melenyapkan utang darah yang telah ditanggungkan Yoab ke atas keluarga Daud. (1Raj 2:1, 5, 6) Tidak lama setelah itu, pembunuh Abner, yaitu Yoab, dieksekusi atas perintah Salomo.—1Raj 2:31-34.

      Hanya ada satu putra Abner yang dicatat, yakni Yaasiel, yang menjadi pemimpin dalam suku Benyamin selama pemerintahan Daud. (1Taw 27:21) Satu Tawarikh 26:28 juga menyebutkan bahwa Abner memberikan sumbangan untuk tabernakel dari jarahan yang diperolehnya sebagai panglima tentara.

  • Aborsi
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
    • ABORSI

      Lihat KEGUGURAN.

  • Abraham
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
    • ABRAHAM

      [Bapak Kumpulan (Banyak) Orang].

      Nama yang diberikan Yehuwa kepada Abram (yang artinya ”Bapak Itu Tinggi (Ditinggikan)”) ketika dia berusia 99 tahun, dan ketika Allah meneguhkan kembali janji-Nya bahwa keturunan Abraham akan menjadi banyak.—Kej 17:5.

      [Bagan di hlm. 28]

      Asal Usul Keluarga dan Sejarah Masa Awal. Abraham adalah generasi kesepuluh dari Nuh melalui Sem dan dilahirkan 352 tahun setelah Air Bah, pada tahun 2018 SM. Meskipun Abraham yang pertama disebutkan di antara ketiga putra Terah, di Kejadian 11:26, ia bukan putra sulung. Alkitab memperlihatkan bahwa Terah berusia 70 tahun ketika putra pertamanya dilahirkan, dan bahwa Abraham lahir 60 tahun kemudian ketika ayahnya, Terah, berusia 130 tahun. (Kej 11:32; 12:4) Abraham disebutkan pada urutan pertama di antara putra-putra ayahnya karena kesetiaannya yang luar biasa dan karena ia adalah orang yang terkemuka dalam Alkitab. Ini adalah kebiasaan yang diikuti sehubungan dengan beberapa pria beriman yang menonjol lainnya, seperti Sem dan Ishak.—Kej 5:32; 11:10; 1Taw 1:28.

      Abraham adalah penduduk asli kota Ur, di Khaldea, sebuah metropolis yang berkembang pesat di tanah Syinar, dekat persimpangan S. Efrat dan S. Tigris dewasa ini. Kota ini terletak kira-kira 240 km di sebelah tenggara bekas kota kerajaan Nimrod, yaitu Babel, atau Babilon, yang terkenal karena Menara Babel-nya yang tidak selesai dibangun.

      Pada zaman Abraham, kota Ur penuh dengan penyembahan berhala ala Babilon dan ibadat kepada dewa pelindungnya, yaitu dewa bulan, Sin. (Yos 24:2, 14, 15) Meskipun demikian, Abraham ternyata seorang yang beriman kepada Allah Yehuwa, sama seperti bapak-bapak leluhurnya, Sem dan Nuh; dan hasilnya, ia memperoleh reputasi sebagai ”bapak dari semua orang yang memiliki iman meskipun tidak bersunat”. (Rm 4:11) Karena iman yang sejati didasarkan atas pengetahuan yang saksama, Abraham bisa jadi memperoleh pengertian yang ia miliki melalui pergaulan yang erat dengan Sem (mereka hidup bersamaan waktu selama kira-kira 150 tahun). Abraham mengetahui dan menggunakan nama Yehuwa; ia pernah mengatakan, ”Yehuwa, Allah Yang Mahatinggi, Yang Menjadikan langit dan bumi,” ”Yehuwa, Allah yang berkuasa atas surga dan Allah yang berkuasa atas bumi.”—Kej 14:22; 24:3.

      Pada waktu Abraham masih tinggal di Ur, ”sebelum dia diam di Haran”, Yehuwa memberikan perintah kepadanya untuk pindah ke suatu negeri asing, meninggalkan teman-teman dan sanak keluarga. (Kis 7:2-4; Kej 15:7; Neh 9:7) Di sana, di negeri yang akan Ia perlihatkan kepada Abraham, Allah berfirman bahwa Ia akan menyebabkan Abraham menurunkan suatu bangsa yang besar. Pada waktu itu, Abraham sudah menikah dengan adik tirinya, Sara, tetapi mereka belum mempunyai anak dan keduanya sudah lanjut usia. Maka diperlukan iman yang besar untuk taat, dan ternyata ia memang taat.

      Terah, yang pada waktu itu berusia kira-kira 200 tahun dan masih menjadi kepala keluarga patriarkat, setuju untuk menemani Abraham dan Sara dalam perjalanan jauh ini, dan untuk alasan inilah Terah sebagai ayah disebutkan mengambil pimpinan ketika pindah ke Kanaan. (Kej 11:31) Tampaknya, Lot, kemenakan Abraham yang yatim, diangkat anak oleh paman dan bibinya yang tidak mempunyai anak dan karena itu ia ikut bersama mereka. Kafilah itu bergerak ke arah barat laut, sejauh kira-kira 960 km, sampai mereka tiba di Haran, yang merupakan persimpangan penting di jalur perdagangan timur-barat. Haran terletak pada pertemuan dua wadi yang membentuk anak sungai yang mengalir sampai ke S. Balikh pada musim dingin, kira-kira 110 km di atas tempat S. Balikh bermuara di S. Efrat. Abraham tinggal di sini sampai kematian ayahnya, Terah.—PETA, Jil. I, hlm. 330.

      Tinggal Sementara di Kanaan. Sewaktu berusia 75 tahun, Abraham membawa keluarganya pindah dari Haran menuju tanah Kanaan, tempat ia menghabiskan seratus tahun sisa hidupnya dalam kemah-kemah sebagai orang asing dan penduduk yang berpindah-pindah. (Kej 12:4) Baru setelah kematian Terah, ayahnya, Abraham meninggalkan Haran pada tahun 1943 SM dan menyeberangi S. Efrat, tepatnya pada hari ke-14 dari bulan yang kemudian dikenal sebagai Nisan. (Kej 11:32; Kel 12:40-43, LXX) Pada waktu itulah perjanjian antara Yehuwa dan Abraham mulai berlaku, dan periode 430 tahun sebagai penduduk sementara dimulai, yang berlangsung sampai perjanjian Hukum dibuat dengan bangsa Israel.—Kel 12:40-42; Gal 3:17.

      Abraham bersama kawanan ternaknya telah melakukan perjalanan melewati Damaskus, terus menuju Syikhem (yang terletak 48 km di sebelah utara Yerusalem), dekat pohon-pohon besar More. (Kej 12:6) Di sini, Yehuwa menampakkan diri lagi kepada Abraham, meneguhkan dan memperluas janji dalam perjanjian-Nya dengan menyatakan, ”Kepada benihmu aku akan memberikan tanah ini.” (Kej 12:7) Abraham tidak hanya membangun sebuah mezbah untuk Yehuwa di sana tetapi, seraya ia bergerak ke arah selatan melintasi negeri itu, ia membangun mezbah-mezbah lain di sepanjang jalan; dan ia berseru kepada nama Yehuwa. (Kej 12:8, 9) Setelah suatu waktu, bala kelaparan yang hebat memaksa Abraham pindah ke Mesir untuk sementara waktu, dan demi melindungi kehidupannya, ia menyatakan Sara sebagai adiknya. Ini menyebabkan Firaun mengambil Sara yang cantik itu ke rumahnya untuk dijadikan istri, tetapi sebelum ia dapat menodai Sara, Yehuwa menyuruh Firaun mengembalikan dia. Abraham kemudian kembali ke Kanaan dan berkemah di antara kota Betel dan Ai dan sekali lagi ia berseru ”kepada nama Yehuwa”.—Kej 12:10–13:4.

      Karena jumlah kawanan ternak mereka bertambah banyak, Abraham dan Lot kini harus berpisah. Lot memilih Lembah Yordan bagian bawah, suatu daerah yang banyak airnya, ”seperti taman Yehuwa”, kemudian ia mendirikan perkemahannya dekat Sodom. (Kej 13:5-13) Abraham sendiri, setelah diberi tahu supaya menjelajahi seluruh negeri itu, akhirnya berdiam di antara pohon-pohon besar di Mamre, Hebron, 30 km di sebelah selatan barat-daya Yerusalem.—Kej 13:14-18.

      Sewaktu empat raja yang bersekutu, di bawah pimpinan Raja Khedorlaomer, orang Elam, berhasil memadamkan pemberontakan lima raja dari Kanaan, Sodom dan Gomora dijarah, dan Lot ditawan bersama semua hartanya. Ketika Abraham mengetahui hal ini, ia segera mengerahkan 318 orang dari antara pelayan-pelayannya yang

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan