PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • be pel. 50 hlm. 258-hlm. 262 par. 4
  • Upaya untuk Mencapai Hati

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Upaya untuk Mencapai Hati
  • Memperoleh Manfaat dari Pendidikan Sekolah Pelayanan Teokratis
  • Bahan Terkait
  • Menyentuh Hati
    Teruslah Bersungguh-sungguh dalam Membaca dan Mengajar
  • Mencapai Hati Pendengar-Pendengar Saudara
    Petunjuk Sekolah Pelayanan Teokratis
  • Mencapai Hati Orang yang Kita Ajar
    Pelayanan Kerajaan Kita—2015
  • Meningkatkan Kesanggupan sebagai Pengajar
    Memperoleh Manfaat dari Pendidikan Sekolah Pelayanan Teokratis
Lihat Lebih Banyak
Memperoleh Manfaat dari Pendidikan Sekolah Pelayanan Teokratis
be pel. 50 hlm. 258-hlm. 262 par. 4

PELAJARAN 50

Upaya untuk Mencapai Hati

Apa yang perlu Saudara lakukan?

Pertimbangkan perasaan orang-orang terhadap permasalahan yang sedang dibahas. Bantu mereka mengembangkan perasaan dan motivasi yang akan membuat mereka mendekat kepada Allah dan menjadi sahabat-Nya.

Mengapa Penting?

Untuk menyenangkan Yehuwa, orang-orang harus dengan kuat menanamkan Firman Allah dalam hatinya.

SELAIN memberikan kesaksian kepada orang-orang, Saudara perlu berupaya mencapai hati mereka. Dalam Alkitab, hati sering kali dikontraskan dengan penampilan luar seseorang. Hati melambangkan batin seseorang​—perasaannya, semua yang ia pikirkan, mengapa ia memikirkannya, dan bagaimana pikiran-pikiran itu mempengaruhi tindakannya. Di dalam hatilah benih kebenaran ditabur. (Mat. 13:19) Dan, dari hatilah ketaatan kepada Allah harus bermula.​—Ams. 3:1; Rm. 6:17.

Agar pengajaran Saudara dapat mencapai hati, camkanlah tujuan-tujuan ini: (1) Amatilah apa yang telah mempengaruhi hati pendengar Saudara. (2) Bantulah pendengar Saudara memupuk sifat-sifat yang positif, seperti kasih dan rasa takut yang saleh. (3) Anjurkan pendengar Saudara untuk menganalisis motif batinnya sehingga ia dapat menyenangkan Yehuwa sepenuhnya.

Menggunakan Daya Pengamatan. Alasan orang-orang belum mau menerima kebenaran berbeda-beda. Sewaktu memimpin sebuah pengajaran Alkitab di rumah, Saudara mungkin perlu meruntuhkan prasangka dan menyajikan fakta-fakta untuk meluruskan gagasan keliru yang dimiliki si pelajar, atau Saudara mungkin hanya perlu menyuguhkan bukti-bukti. Tanyakan kepada diri sendiri, ’Apakah orang ini sadar bahwa sebagai manusia, ia memiliki kebutuhan rohani? Seberapa banyak yang sudah ia percayai? Apa yang tidak ia percayai? Mengapa ia sampai pada kesimpulan itu? Apakah ia membutuhkan bantuan untuk mengatasi keinginan-keinginan yang dapat menghambatnya menerima tanggung jawab sebagai hasil dari mengenal kebenaran?’

Tidak selalu mudah untuk mengetahui alasan orang-orang mempercayai sesuatu. ”Rancangan dalam hati manusia adalah seperti air yang dalam,” kata Amsal 20:5, ”tetapi orang yang berdaya pengamatanlah yang akan menimbanya.” Daya pengamatan adalah kesanggupan untuk memahami apa yang tidak tampak secara langsung. Hal itu membutuhkan pengamatan yang jeli dan sikap yang penuh perhatian.

Tidak semua komunikasi bersifat verbal. Topik tertentu bisa jadi menghasilkan perubahan dalam ekspresi wajah atau nada suara seorang pelajar. Jika Saudara seorang ayah atau ibu, Saudara pasti menyadari bahwa perubahan dalam perilaku anak Saudara mungkin mengisyaratkan bahwa ia sedang bereaksi terhadap suatu pengaruh baru dalam kehidupan. Jangan abaikan tanda-tanda itu. Hal itu adalah petunjuk tentang keadaan batin seseorang.

Pertanyaan yang dipilih dengan baik dapat membantu Saudara menimba isi hati seseorang. Saudara dapat bertanya, ”Bagaimana perasaan Anda tentang . . . ?” ”Apa yang meyakinkan Anda bahwa . . . ?” ”Bagaimana reaksi Anda jika . . . ?” Namun, berhati-hatilah agar tidak memberondong orang-orang dengan pertanyaan-pertanyaan. Saudara dapat dengan bijaksana mengawali pertanyaan Saudara dengan, ”Apakah Anda keberatan kalau saya bertanya . . . ?” Mengetahui apa yang ada dalam hati adalah tugas berat yang tidak dapat dilakukan secara terburu-buru. Dalam kebanyakan situasi, kepercayaan harus dibangun selama beberapa waktu sebelum seseorang bersedia mengungkapkan perasaan-perasaan terdalamnya. Sekalipun demikian, kehati-hatian harus tetap diperlihatkan agar orang tersebut tidak merasa bahwa Saudara sedang menanyakan hal-hal yang bukan urusan Saudara.​—1 Ptr. 4:15.

Cara Saudara bereaksi terhadap apa yang Saudara dengar juga membutuhkan daya pengamatan. Ingatlah bahwa tujuan Saudara adalah memahami orang-orang sehingga Saudara dapat menentukan informasi berdasarkan Alkitab mana yang kemungkinan besar dapat memotivasi mereka. Segeralah menahan diri untuk tidak langsung membeberkan kesalahan dalam sudut pandangan mereka. Sebaliknya, tanggaplah dalam mengamati perasaan di balik kata-katanya. Dengan demikian, Saudara akan mengetahui cara menanggapinya; dan pelajar Saudara, karena merasa bahwa Saudara memahaminya, kemungkinan besar akan memikirkan dengan serius apa yang Saudara katakan.​—Ams. 16:23.

Sampai taraf tertentu, Saudara dapat memotivasi individu-individu bahkan sewaktu Saudara sedang berbicara di hadapan sekelompok orang banyak. Jika Saudara memiliki kontak yang baik dengan hadirin, tanggap terhadap ekspresi wajah, dan mengajukan pertanyaan retoris yang menggugah pikiran, kemungkinan besar Saudara akan mengetahui bagaimana perasaan pendengar Saudara terhadap apa yang sedang Saudara katakan. Jika Saudara mengenal baik hadirin Saudara, perlihatkan timbang rasa terhadap keadaan mereka. Pertimbangkan sikap sidang secara umum seraya Saudara bernalar bersama mereka dari Firman Allah.​—Gal. 6:18.

Menggugah Perasaan yang Positif. Setelah memperoleh pemahaman hingga taraf tertentu tentang apa yang dipercayai seseorang, apa yang tidak ia percayai, dan mengapa demikian, Saudara akan dapat mulai membangun pembahasan dari situ. Setelah kebangkitannya, Yesus mencapai hati murid-muridnya dengan ”membukakan sepenuhnya Tulisan-Tulisan Kudus” kepada mereka sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang baru saja terjadi. (Luk. 24:32) Saudara pun hendaknya berupaya keras untuk mengaitkan apa yang telah dialami seseorang, apa yang ia dambakan, dengan apa yang ia pahami dari Firman Allah. Hati pelajar akan tersentuh dengan cara yang positif apabila ia dengan jelas menyadari, ”Inilah KEBENARAN!”

Sewaktu Saudara menekankan kebaikan Yehuwa, kasih-Nya, kebaikan hati-Nya yang tidak selayaknya diperoleh, dan kebenaran jalan-jalan-Nya, Saudara membantu orang-orang yang Saudara ajar untuk membina kasih mereka kepada Allah. Apabila Saudara menyediakan waktu untuk memperlihatkan kepada pendengar Saudara sifat-sifat bagus yang Allah lihat dalam diri mereka sebagai suatu pribadi, Saudara memberi mereka alasan untuk percaya bahwa mereka bisa memiliki hubungan pribadi dengan-Nya. Hal itu dapat dicapai dengan merenungkan ayat-ayat seperti Mazmur 139:1-3, Lukas 21:1-4, dan Yohanes 6:44, serta dengan membantu pendengar Saudara menghargai dalamnya keterikatan perasaan Yehuwa yang pengasih dengan hamba-hamba-Nya yang setia. (Rm. 8:38, 39) Jelaskan bahwa Yehuwa tidak memperhatikan kesalahan kita semata, tetapi melihat seluruh haluan hidup kita, gairah kita akan ibadat yang murni, kasih kita bagi nama-Nya. (2 Taw. 19:2, 3; Ibr. 6:10) Ia mengingat bahkan perincian terkecil mengenai kita sebagai suatu pribadi, dan Ia akan, dengan cara yang luar biasa, membangkitkan ”semua orang yang di dalam makam peringatan”. (Yoh. 5:28, 29; Luk. 12:6, 7) Karena manusia dibuat menurut gambar dan rupa Allah, pembahasan tentang sifat-sifat-Nya sering kali akan menggugah tanggapan yang sepenuh hati dari orang itu.​—Kej. 1:27.

Hati dapat pula tersentuh sewaktu seseorang belajar untuk memandang orang lain seperti cara Yehuwa memandang mereka. Adalah masuk akal bahwa jika Allah kita memperlihatkan kelembutan terhadap kita sebagai pribadi, tentunya Ia pun memperlihatkan timbang rasa yang sama terhadap orang lain, tidak soal latar belakang, kebangsaan, atau ras mereka. (Kis. 10:34, 35) Begitu seseorang mencapai kesimpulan ini, dia akan memiliki dasar Alkitab yang kukuh untuk menyingkirkan kebencian dan prasangka dari hatinya. Hal itu akan memungkinkan dia untuk berinteraksi dengan orang lain secara penuh damai seraya ia belajar melakukan kehendak ilahi.

Saudara hendaknya juga membantu orang lain memupuk rasa takut yang saleh. (Mz. 111:10; Pny. 14:6, 7) Rasa hormat yang dalam, atau rasa takut akan Allah, seperti itu dapat memotivasi seseorang untuk mencapai apa yang tidak mungkin ia capai dengan kekuatannya sendiri. Dengan membahas perbuatan-perbuatan-Nya yang membangkitkan rasa takjub dan hormat serta kebaikan hati-Nya yang luar biasa, Saudara dapat membantu orang lain mengembangkan rasa takut yang sehat untuk tidak menyenangkan Dia.​—Mz. 66:5; Yer. 32:40.

Pastikan pendengar Saudara memahami bahwa tingkah laku mereka berpengaruh terhadap Yehuwa. Ia memiliki perasaan, dan dengan cara kita menanggapi bimbingan-Nya, kita dapat membuat Dia pedih hati atau bersukacita. (Mz. 78:40-42) Perlihatkan kepada orang-orang mengapa tingkah laku mereka dapat berperan dalam menjawab tantangan Setan kepada Allah.​—Ams. 27:11.

Bantulah hadirin Saudara melihat bahwa memenuhi tuntutan-tuntutan Allah bermanfaat bagi mereka. (Yes. 48:17) Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menyoroti konsekuensi fisik dan emosi akibat menolak hikmat Allah sekalipun untuk sementara. Jelaskan bagaimana dosa memisahkan kita dari Allah, menghalangi orang lain mendapat kesempatan mempelajari kebenaran dari kita, dan selain itu, merampas hak-hak mereka. (1 Tes. 4:6) Bantulah hadirin Saudara menghargai berkat-berkat yang telah mereka nikmati karena hidup selaras dengan hukum-hukum Allah. Perkuatlah penghargaan mereka atas fakta bahwa menempuh jalan-jalan Yehuwa yang adil-benar menghindarkan kita dari banyak penderitaan. Begitu seseorang beriman akan hikmat dari jalan-jalan Allah, ia akan menolak setiap haluan yang bertentangan dengan jalan-jalan itu. (Mz. 119:104) Ia akan memandang ketaatan, bukan sebagai beban, melainkan sebagai cara untuk menyatakan pengabdian yang penuh kasih kepada Yehuwa sebagai suatu pribadi.

Membantu Orang Lain Membuat Pemeriksaan Diri. Agar dapat terus bertumbuh secara rohani, orang-orang perlu tanggap terhadap apa yang ada dalam hatinya. Jelaskan bagaimana Alkitab dapat membantu mereka melakukan hal itu.

Bantulah pendengar Saudara menyadari bahwa Alkitab lebih dari sekadar catatan perintah, nasihat, peristiwa sejarah, dan nubuat. Alkitab juga menyingkapkan pikiran Allah. Di Yakobus 1:22-25, Firman Allah diumpamakan seperti sebuah cermin. Melalui reaksi kita terhadap apa yang Alkitab katakan dan terhadap cara Yehuwa melaksanakan maksud-tujuan-Nya, berita Alkitab menyingkapkan kondisi hati kita. Dengan demikian, Alkitab menyingkapkan bagaimana Allah, yang adalah ”pemeriksa hati”, memandang kita. (Ams. 17:3) Anjurkan pendengar Saudara untuk mencamkan hal itu. Imbaulah mereka untuk merenungkan apa yang telah Allah pelihara bagi kita dalam catatan Alkitab dan penyesuaian apa yang mungkin perlu mereka buat dalam kehidupan mereka agar dapat lebih menyenangkan Dia. Bantulah mereka memandang pembacaan Alkitab sebagai sarana untuk memperoleh penilaian Yehuwa terhadap ”pikiran dan niat hati” sehingga mereka dapat bekerja sama dengan Allah dalam membuat penyesuaian apa pun yang diperlukan.​—Ibr. 4:12; Rm. 15:4.

Beberapa pelajar Alkitab mungkin ingin menerapkan apa yang mereka pelajari; tetapi mereka mengkhawatirkan apa yang akan dipikirkan orang-orang lain. Barangkali mereka sedang berjuang mengatasi suatu keinginan daging yang kuat. Atau, mereka mungkin sedang mencari-cari cara untuk melayani Allah sambil tetap melakukan praktek-praktek dunia ini. Tunjukkan bahaya dari sikap bimbang demikian. (1 Raj. 18:21) Desaklah mereka untuk berdoa kepada Allah agar memeriksa dan memurnikan hati mereka.​—Mz. 26:2; 139:23, 24.

Tunjukkan kepada mereka bahwa Yehuwa memahami perjuangan mereka dan bahwa Alkitab menjelaskan apa yang sebenarnya sedang berlangsung. (Rm. 7:22, 23) Bantulah mereka memperlihatkan kewaspadaan sehingga kecenderungan hati yang tidak sempurna tidak sampai dibiarkan mendominasi.​—Ams. 3:5, 6; 28:26; Yer. 17:9, 10.

Anjurkan tiap-tiap orang untuk menganalisis motif dari perbuatan mereka. Ajarlah dia untuk bertanya kepada diri sendiri, ’Mengapa saya ingin melakukan hal ini? Apakah hal ini akan memperlihatkan kepada Yehuwa bahwa saya benar-benar menghargai semua hal yang telah Ia lakukan bagi saya?’ Berupayalah memperkuat keyakinan bahwa hubungan yang diperkenan dengan Yehuwa adalah aset yang paling berharga yang dapat dimiliki seseorang.

Bantulah hadirin Saudara memahami pentingnya melayani Yehuwa dengan ’segenap hati’ mereka. (Luk. 10:27) Hal itu berarti segala perasaan, keinginan, serta motif mereka haruslah selaras dengan jalan-jalan Yehuwa. Jadi, ajarlah pendengar Saudara untuk menganalisis tidak hanya apa yang mereka lakukan tetapi juga bagaimana perasaan mereka terhadap tuntutan-tuntutan Allah dan apa motif mereka melayani Dia. (Mz. 37:4) Seraya pelajar Saudara memahami bidang-bidang yang membutuhkan perbaikan, anjurkan mereka untuk berdoa kepada Yehuwa, ”Bulatkanlah hatiku untuk takut akan namamu.”​—Mz. 86:11.

Apabila seorang pelajar mengembangkan hubungan pribadi dengan Yehuwa, ia akan menaati Allah karena iman, bukan sekadar karena desakan Saudara. Dengan demikian, ia secara pribadi akan ’terus memastikan apa yang diperkenan Tuan’. (Ef. 5:10; Flp. 2:12) Ketaatan yang sepenuh hati demikian menyenangkan Yehuwa.​—Ams. 23:15.

Camkanlah bahwa Yehuwa adalah pribadi yang menilai hati dan menarik orang-orang kepada suatu hubungan dengan-Nya. (Ams. 21:2; Yoh. 6:44) Kita memiliki peranan dalam suatu bentuk kerja sama. (1 Kor. 3:9) Halnya ’seolah-olah Allah membuat permohonan melalui kita’. (2 Kor. 5:20; Kis. 16:14) Yehuwa tidak memaksa siapa pun untuk menerima kebenaran, tetapi sewaktu kita menggunakan Alkitab, Ia dapat membuat pendengar kita menyadari bahwa apa yang mereka dengar adalah jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mereka​—atau doa-doa mereka. Camkanlah fakta itu setiap kali Saudara berkesempatan untuk mengajar orang lain, dan mohonlah dengan sungguh-sungguh kepada Yehuwa agar memberikan bimbingan dan bantuan-Nya.​—1 Taw. 29:18, 19; Ef. 1:16-18.

CARA MENINGKATKANNYA

  • Perlihatkan kasih yang tulus.

  • Pahamilah apa yang telah mempengaruhi hati pendengar Saudara.

  • Tandaskan sifat-sifat Yehuwa yang menakjubkan.

  • Bantulah pendengar memahami cara menganalisis dan memperbaiki motif mereka.

LATIHAN: (1) Bacalah Matius 6:21, dan analisislah bagaimana ayat itu berlaku untuk kehidupan Saudara. Bacalah juga ayat 19 dan 20, dan pikirkan penyesuaian apa yang perlu Saudara buat sebagai hasil motivasi hati. (2) Analisislah apa yang memotivasi Saudara untuk mulai melayani Yehuwa. Apa yang memotivasi Saudara sekarang ini? Motivasi apa yang akan menyenangkan Yehuwa yang ingin Saudara perkuat?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan