Referensi untuk Lembar Pelajaran Pelayanan dan Kehidupan Kristen
5-11 FEBRUARI
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | MATIUS 12-13
”Perumpamaan tentang Gandum dan Lalang”
(Matius 13:24-26) Dia menceritakan perumpamaan lain kepada mereka, ”Kerajaan surga itu bisa disamakan dengan orang yang menabur benih gandum di ladangnya. 25 Selagi orang-orang tidur, musuhnya datang dan menabur benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi. 26 Sewaktu tangkai gandum bertunas dan bulirnya muncul, lalang juga terlihat.
”Lihat! Aku Menyertai Kamu Sepanjang Masa”
2 Apa yang terjadi di ladang sang petani menggambarkan apa yang terjadi di ladang umat manusia: Bagaimana dan kapan Yesus mengumpulkan dari ladang itu seluruh golongan gandum, yaitu orang-orang Kristen terurap yang akan memerintah bersama dia dalam Kerajaannya. Benih gandum mulai ditabur pada Pentakosta 33 M. Pengumpulan itu akan selesai ketika orang-orang terurap yang masih hidup pada akhir sistem ini menerima pemeteraian akhir lalu diangkat ke surga. (Mat. 24:31; Pny. 7:1-4) Melalui perumpamaan ini, kita bisa mendapat gambaran yang lengkap tentang hal-hal yang terjadi dalam kurun waktu kira-kira 2.000 tahun. Halnya seperti seseorang yang berada di pos pengamatan di puncak gunung; ia dapat melihat seluruh pemandangan di sekitarnya. Jadi, peristiwa apa saja mengenai Kerajaan yang bisa kita pahami? Perumpamaan itu mengisahkan tentang waktu ketika benih ditabur, pertumbuhannya, dan masa panen. Artikel ini khususnya akan menyoroti masa panen.
DI BAWAH PERLINDUNGAN YESUS
3 Pada awal abad kedua M, ”lalang pun muncul” ketika orang-orang Kristen yang palsu mulai muncul di ladang dunia. (Mat. 13:26) Pada abad keempat, orang Kristen yang bagaikan lalang jumlahnya sudah jauh melebihi jumlah orang Kristen terurap. Ingatlah bahwa dalam perumpamaan itu, budak-budak meminta izin sang majikan untuk mencabut lalang. (Mat. 13:28) Apa tanggapan sang majikan?
(Matius 13:27-29) Maka budak-budak tuan rumah itu datang dan berkata, ’Tuan, benih yang Tuan tabur di ladang itu gandum, kan? Kenapa sekarang ada lalang?’ 28 Dia menjawab, ’Ini perbuatan musuh saya.’ Mereka berkata, ’Jadi, apa Tuan mau kami pergi mencabutnya?’ 29 Dia berkata, ’Jangan, sewaktu kalian mencabut lalang, gandumnya bisa ikut tercabut.
”Lihat! Aku Menyertai Kamu Sepanjang Masa”
4 Tentang gandum dan lalang, Yesus mengatakan, ”Biarkan keduanya tumbuh bersama sampai panen.” Perintah ini menunjukkan bahwa sejak abad pertama hingga sekarang, di bumi selalu ada orang Kristen terurap yang bagaikan gandum. Kesimpulan itu diteguhkan oleh kata-kata Yesus kepada para muridnya, ”Aku menyertai kamu sepanjang masa sampai penutup sistem ini.” (Mat. 28:20) Jadi, orang-orang Kristen terurap akan dilindungi oleh Yesus sepanjang masa sampai zaman akhir. Namun, mengingat jumlah mereka jauh lebih sedikit daripada jumlah orang Kristen yang bagaikan lalang, kita tidak tahu persis siapa saja yang termasuk golongan gandum selama jangka waktu yang panjang itu. Namun, beberapa puluh tahun sebelum dimulainya musim panen, golongan gandum jelas terlihat. Bagaimana bisa begitu?
(Matius 13:30) Biarkan keduanya tumbuh bersama sampai panen, dan pada musim panen, saya akan memerintahkan para penuai: Kumpulkan lalangnya lebih dulu, ikat semuanya untuk dibakar. Setelah itu, kumpulkan gandumnya ke gudang saya.’”
”Lihat! Aku Menyertai Kamu Sepanjang Masa”
10 Pertama, pengumpulan lalang. Yesus mengatakan, ”Pada musim panen aku akan mengatakan kepada para penuai: Kumpulkanlah dahulu lalang itu dan ikatlah dalam berkas-berkas.” Setelah tahun 1914, para malaikat mulai ’mengumpulkan’ orang-orang Kristen yang bagaikan lalang dengan memisahkan mereka dari ”putra-putra kerajaan” yang terurap.—Mat. 13:30, 38, 41.
11 Seraya pengumpulan berlangsung, perbedaan antara kedua golongan itu semakin jelas. (Pny. 18:1, 4) Pada tahun 1919, nyatalah bahwa Babilon Besar telah jatuh. Apa yang khususnya membedakan orang Kristen sejati dari yang palsu? Pekerjaan pengabaran. Orang-orang yang menjalankan kepemimpinan di antara Siswa-Siswa Alkitab mulai menekankan pentingnya ikut serta dalam pemberitaan Kerajaan. Misalnya, buku kecil berjudul To Whom the Work Is Entrusted (Siapa yang Diberi Kepercayaan Melakukan Pekerjaan Ini), yang terbit tahun 1919, mendesak semua orang Kristen terurap untuk mengabar dari rumah ke rumah. Buku kecil itu menyatakan, ”Pekerjaan ini memang sangat besar, tetapi ini adalah pekerjaan Tuan, dan dengan kekuatannya kita akan melaksanakannya. Saudara mendapat hak istimewa untuk ikut melakukannya.” Apa tanggapan mereka? Menurut The Watch Tower tahun 1922, sejak saat itu, Siswa-Siswa Alkitab meningkatkan intensitas pengabaran mereka. Dalam waktu singkat, pengabaran dari rumah ke rumah menjadi ciri khas orang-orang Kristen yang setia itu, bahkan hingga hari ini.
12 Kedua, pengumpulan gandum. Yesus memerintahkan para malaikatnya, ”Kumpulkanlah gandum itu ke dalam gudangku.” (Mat. 13:30) Sejak tahun 1919, orang-orang Kristen terurap dikumpulkan ke sidang Kristen yang telah dibersihkan. Bagi orang-orang Kristen terurap yang masih hidup pada akhir sistem ini, pengumpulan terakhir akan terjadi saat mereka menerima upah di surga.—Dan. 7:18, 22, 27.
Menggali Permata Rohani
(Matius 12:20) Batang yang remuk tidak akan dia patahkan, dan sumbu yang redup tidak akan dia padamkan, sampai dia berhasil menegakkan keadilan.
Keterangan tambahan nwtsty untuk Mat 12:20
sumbu yang redup: Untuk penerangan di rumah, orang biasanya menggunakan wadah kecil dari tanah liat yang berisi minyak zaitun. Di wadah itu, ada sumbu yang menyerap minyak tersebut agar api tetap menyala. Kata Yunani ”sumbu yang redup” bisa memaksudkan sumbu yang berasap karena baranya masih ada, tapi apinya hampir padam atau sudah padam. Nubuat di Yesaya 42:3 menggambarkan belas kasihan Yesus. Dia tidak akan memadamkan sedikit harapan yang masih dimiliki orang yang dianggap rendah dan ditindas.
(Matius 13:25) Selagi orang-orang tidur, musuhnya datang dan menabur benih lalang di antara gandum itu, lalu pergi.
Tahukah Saudara?
Apakah pada zaman dulu memang ada orang yang menabur benih lalang di ladang orang lain?
MENURUT Matius 13:24-26, Yesus berkata, ”Kerajaan surga itu seperti orang yang menabur benih yang baik di ladangnya. Sementara orang-orang tidur, musuhnya datang dan menabur lalang di antara gandum itu, lalu pergi. Pada waktu tangkainya bertunas dan menghasilkan buah, lalang pun muncul juga.” Beberapa penulis ragu apakah yang disebutkan dalam perumpamaan ini memang pernah terjadi. Tapi menurut buku-buku hukum Romawi zaman dulu, hal seperti ini bisa terjadi.
Sebuah kamus Alkitab mengatakan bahwa dalam hukum Romawi, menabur benih lalang di ladang orang lain untuk membalas dendam dianggap sebagai kejahatan. Adanya hukum seperti itu membuktikan bahwa perbuatan itu memang pernah terjadi. Alastair Kerr, seorang ahli hukum, menjelaskan bahwa pada 533 M, Kaisar Romawi Yustinianus menerbitkan Digest, yaitu ringkasan dari hukum Romawi. Buku itu juga berisi kutipan para ahli hukum dari tahun 100-250 M. Menurut Digest, salah seorang ahli hukum, Ulpian, menyebutkan sebuah kasus dari abad kedua. Ada orang yang menabur benih lalang di ladang orang lain sehingga hasil ladangnya rusak. Buku Digest menguraikan hak hukum seorang petani untuk mendapat ganti rugi berupa uang.
Karena perbuatan seperti itu pernah terjadi di Kekaisaran Romawi zaman dulu, apa yang dilukiskan dalam perumpamaan Yesus memang benar.
Pembacaan Alkitab
(Matius 12:1-21) Waktu itu, Yesus berjalan lewat ladang gandum pada hari Sabat. Karena lapar, murid-muridnya mulai memetik gandum dan memakannya. 2 Melihat itu, orang-orang Farisi berkata kepadanya, ”Lihat ini! Murid-muridmu melakukan apa yang dilarang pada hari Sabat.” 3 Yesus berkata, ”Apa kalian belum pernah baca tentang apa yang Daud lakukan saat dia dan anak buahnya lapar? 4 Dia masuk ke rumah Allah dan mereka makan roti persembahan, yang sebenarnya tidak boleh mereka makan, karena hanya boleh dimakan imam. 5 Atau, apa kalian belum pernah baca dalam Taurat bahwa pada hari Sabat, para imam di bait bekerja tapi tetap tidak bersalah? 6 Sekarang saya memberi tahu kalian, di sini ada orang yang lebih penting daripada bait. 7 Kalau saja kalian mengerti arti kata-kata, ’Aku ingin kalian berbelaskasihan, bukan mempersembahkan korban’, kalian tidak akan menghakimi orang yang tidak bersalah. 8 Sebab Putra manusia adalah Tuan atas Sabat.” 9 Setelah pergi dari sana, Yesus masuk ke rumah ibadah mereka, 10 dan di situ ada orang yang tangannya lumpuh sebelah. Maka mereka bertanya kepadanya, ”Apa boleh menyembuhkan orang pada hari Sabat?” Mereka menanyakan itu supaya bisa menuduh dia. 11 Dia berkata kepada mereka, ”Kalau kalian punya satu domba, dan domba itu jatuh ke lubang pada hari Sabat, apa kalian tidak akan menariknya ke luar? 12 Manusia jauh lebih berharga daripada domba. Jadi, kita boleh berbuat baik pada hari Sabat.” 13 Lalu dia berkata kepada orang itu, ”Ulurkan tanganmu.” Orang itu mengulurkannya, dan tangannya sembuh seperti tangan yang satu lagi. 14 Tapi orang-orang Farisi keluar dan berkomplot untuk membunuh Yesus. 15 Karena tahu tentang itu, Yesus pergi dari sana. Banyak orang mengikuti dia, dan dia menyembuhkan mereka semua, 16 tapi dia dengan tegas melarang mereka bercerita tentang dirinya, 17 sehingga kata-kata Nabi Yesaya ini menjadi kenyataan: 18 ”Inilah hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi. Aku berkenan kepadanya! Aku akan memberi dia kuasa kudus-Ku, dan dia akan menunjukkan artinya keadilan kepada bangsa-bangsa. 19 Dia tidak akan bertengkar ataupun berteriak, dan suaranya tidak akan terdengar di jalan-jalan utama. 20 Batang yang remuk tidak akan dia patahkan, dan sumbu yang redup tidak akan dia padamkan, sampai dia berhasil menegakkan keadilan. 21 Ya, bangsa-bangsa akan berharap pada namanya.”
12-18 FEBRUARI
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | MATIUS 14-15
”Memberi Makan Banyak Orang Melalui Beberapa Orang”
(Matius 14:16, 17) Tapi Yesus berkata, ”Mereka tidak perlu pergi. Kalian saja yang beri mereka makan.” 17 Mereka menjawab, ”Kami tidak punya apa-apa selain lima roti dan dua ikan.”
Banyak Orang Diberi Makan Melalui Beberapa Orang
2 Ketika melihat kumpulan orang itu, Yesus merasa kasihan. Maka, ia menyembuhkan yang sakit dan mengajarkan banyak hal tentang Kerajaan Allah. Karena hari mulai gelap, murid-murid mendesak Yesus untuk membubarkan kumpulan orang itu agar mereka bisa pergi ke desa-desa terdekat dan membeli makanan. Tetapi, Yesus mengatakan kepada murid-muridnya, ”Beri mereka makan.” Mereka pasti bingung mendengar hal itu sebab mereka hanya punya lima roti dan dua ikan kecil.
(Matius 14:18, 19) Dia berkata, ”Bawa itu ke sini.” 19 Kemudian, dia meminta orang-orang duduk di rumput. Lalu dia mengambil lima roti dan dua ikan itu, dan sambil melihat ke langit, dia berdoa. Setelah memecah-mecahkan roti itu, dia memberikannya kepada murid-murid, lalu murid-murid membagikannya kepada orang-orang.
Banyak Orang Diberi Makan Melalui Beberapa Orang
3 Karena merasa kasihan, Yesus mengadakan mukjizat, dan inilah satu-satunya mukjizat yang bisa dibaca dalam setiap Injil. (Mrk. 6:35-44; Luk. 9:10-17; Yoh. 6:1-13) Yesus menyuruh murid-muridnya untuk meminta kumpulan orang itu duduk dalam kelompok 50 dan 100. Setelah mengucapkan berkat, Yesus memecah-mecah roti dan membagi-bagi ikan. Lalu, ketimbang membagikannya langsung kepada orang-orang, Yesus memberikannya ”kepada murid-murid, agar mereka menghidangkannya di hadapan orang-orang”. Yang luar biasa, ternyata makanannya berlimpah dan semua bisa makan! Bayangkanlah: Yesus memberi makan ribuan orang melalui beberapa orang, yaitu murid-muridnya.
(Matius 14:20, 21) Maka mereka semua makan sampai kenyang, dan mereka mengumpulkan sisanya sebanyak 12 keranjang penuh. 21 Waktu itu, yang makan ada kira-kira 5.000 pria, belum termasuk wanita dan anak-anak.
Keterangan tambahan nwtsty untuk Mat 14:21
belum termasuk wanita dan anak-anak: Hanya Matius yang menyebutkan wanita dan anak-anak sewaktu menceritakan mukjizat ini. Jumlah yang diberi makan bisa jadi lebih dari 15.000 orang.
Banyak Orang Diberi Makan Melalui Beberapa Orang
BAYANGKAN latarnya. (Baca Matius 14:14-21.) Kejadiannya persis sebelum Paskah tahun 32 M. Sekitar 5.000 pria, ditambah wanita dan anak-anak kecil, mengikuti Yesus dan murid-muridnya sampai ke suatu tempat yang sepi dekat Betsaida, sebuah desa di pantai utara Laut Galilea.
Menggali Permata Rohani
(Matius 15:7-9) Orang-orang munafik, Yesaya dengan tepat bernubuat tentang kalian, 8 ’Umat ini menghormati Aku di bibir saja, tapi hati mereka jauh dari-Ku. 9 Percuma mereka terus beribadah kepada-Ku, karena yang mereka ajarkan hanya perintah manusia.’”
Keterangan tambahan nwtsty untuk Mat 15:7
Orang-orang munafik: Kata Yunaninya adalah hypokrites. Kata ini awalnya memaksudkan aktor panggung Yunani (dan belakangan Romawi) yang memakai topeng besar agar suara mereka terdengar lebih keras. Kata itu belakangan digunakan secara kiasan untuk orang yang menyembunyikan niat atau sifat yang sebenarnya, atau berpura-pura. Di ayat ini, Yesus menyebut pemimpin agama Yahudi ”orang-orang munafik”.—Mat 6:5, 16.
(Matius 15:26) Dia menjawab, ”Tidak benar kalau roti untuk anak-anak diambil dan dilemparkan untuk anak-anak anjing.”
Keterangan tambahan nwtsty untuk Mat 15:26
anak-anak . . . anak-anak anjing: Karena anjing itu haram menurut Hukum Musa, Alkitab sering menggunakan kata ”anjing” untuk sesuatu yang negatif. (Im 11:27; Mat 7:6; Flp 3:2, ctk.; Why 22:15) Tapi di buku Markus (7:27) dan Matius, Yesus menggunakan istilah yang lebih halus, yang berarti ”anak anjing” atau ”anjing rumah”. Jadi, Yesus mungkin ingin memakai istilah yang lebih lembut, yang memaksudkan binatang peliharaan di rumah orang yang bukan Yahudi. Dengan menyamakan orang Israel dengan ”anak-anak” dan orang yang bukan Yahudi dengan ”anak-anak anjing”, Yesus hanya ingin menunjukkan mana yang perlu didahulukan. Di rumah yang ada anak-anak dan anjing, anak-anak akan lebih dulu diberi makan.
Pembacaan Alkitab
(Matius 15:1-20) Lalu beberapa orang Farisi dan ahli Taurat datang dari Yerusalem kepada Yesus. Mereka berkata, 2 ”Kenapa murid-muridmu melanggar tradisi leluhur? Contohnya, mereka tidak cuci tangan sebelum makan.” 3 Yesus menjawab, ”Kenapa kalian melanggar perintah Allah demi tradisi kalian? 4 Contohnya, Allah berfirman, ’Hormati ayah dan ibumu,’ dan, ’Orang yang mencaci maki ayah atau ibunya harus dibunuh.’ 5 Tapi kalian bilang, ’Kalau ada orang yang berkata kepada ayah atau ibunya, ”Apa pun milikku yang bisa bermanfaat bagi kalian adalah persembahan yang dikhususkan bagi Allah,” 6 orang itu tidak perlu menghormati ayahnya lagi.’ Jadi kalian membuat firman Allah tidak berlaku karena tradisi kalian. 7 Orang-orang munafik, Yesaya dengan tepat bernubuat tentang kalian, 8 ’Umat ini menghormati Aku di bibir saja, tapi hati mereka jauh dari-Ku. 9 Percuma mereka terus beribadah kepada-Ku, karena yang mereka ajarkan hanya perintah manusia.’” 10 Lalu dia memanggil kumpulan orang yang ada di situ untuk mendekat, dan dia berkata, ”Dengarkan dan pahami ini: 11 Yang membuat seseorang najis bukan apa yang masuk ke mulutnya, tapi apa yang keluar dari mulutnya itulah yang membuatnya najis.” 12 Lalu murid-murid datang dan berkata kepadanya, ”Apa kamu tahu bahwa orang Farisi tersandung mendengar kata-katamu?” 13 Dia menjawab, ”Setiap tanaman yang tidak ditanam oleh Bapakku yang di surga akan dicabut. 14 Biarkan saja mereka. Mereka penuntun yang buta. Kalau orang buta menuntun orang buta, keduanya akan jatuh ke lubang.” 15 Petrus berkata, ”Jelaskanlah arti perumpamaan itu kepada kami.” 16 Lalu dia berkata, ”Apa kalian juga belum mengerti? 17 Apa kalian tidak tahu bahwa apa pun yang masuk ke mulut akan turun lewat perut, dan dibuang ke jamban? 18 Tapi, apa pun yang keluar dari mulut berasal dari hati, dan itu membuat orang menjadi najis. 19 Misalnya, dari hati keluar pikiran yang jahat, pembunuhan, perzinaan, perbuatan cabul, pencurian, kesaksian palsu, dan hinaan. 20 Hal-hal itulah yang membuat orang menjadi najis. Tapi makan tanpa cuci tangan tidak membuat orang menjadi najis.”
19-25 FEBRUARI
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | MATIUS 16-17
”Cara Berpikir Siapa yang Saudara Ikuti?”
(Matius 16:21, 22) Sejak itu, Yesus mulai menjelaskan kepada murid-muridnya bahwa dia harus pergi ke Yerusalem dan mengalami banyak penderitaan dari para pemimpin, imam kepala, dan ahli Taurat, lalu dibunuh, dan dibangkitkan pada hari ketiga. 22 Mendengar itu, Petrus menarik dia ke samping dan menegurnya, ”Kasihanilah dirimu sendiri, Tuan. Itu sama sekali tidak akan terjadi padamu.”
Suami—Akuilah Kekepalaan Kristus
17 Pada kesempatan lain, Yesus menjelaskan kepada para rasulnya bahwa ia harus pergi ke Yerusalem, dan di sana ia akan dianiaya oleh ”para tua-tua, imam-imam kepala dan penulis-penulis, lalu dibunuh, dan pada hari ketiga dibangkitkan”. Mendengar ini, Petrus membawanya ke samping dan menghardiknya, ”Berbaik-hatilah terhadap dirimu sendiri, Tuan; engkau sama sekali tidak akan mendapat nasib demikian.” Jelaslah, pandangan Petrus telah dikaburkan oleh perasaan sentimentil. Ia perlu dikoreksi. Maka, Yesus mengatakan kepadanya, ”Pergilah ke belakangku, Setan! Engkau adalah balok sandungan bagiku, karena engkau memikirkan, bukan pikiran Allah, melainkan pikiran manusia.”—Matius 16:21-23.
(Matius 16:23) Tapi sambil berbalik, Yesus berkata kepada Petrus, ”Pergi ke belakangku, Setan! Kamu menjadi batu sandungan bagiku, karena kamu tidak memikirkan pikiran Allah, tapi pikiran manusia.”
Waspadalah Setan Ingin Melahap Saudara!
16 Setan bahkan bisa menipu hamba-hamba Yehuwa yang bersemangat. Misalnya, perhatikan apa yang terjadi saat Yesus memberi tahu murid-muridnya bahwa tak lama lagi ia akan dibunuh. Karena menyayangi Yesus, rasul Petrus mengatakan, ”Berbaik-hatilah terhadap dirimu sendiri, Tuan; engkau sama sekali tidak akan mendapat nasib demikian.” Yesus mengatakan kepada Petrus, ”Pergilah ke belakangku, Setan!” (Mat. 16:22, 23) Mengapa Yesus menyebut Petrus ”Setan”? Karena Yesus tahu apa yang akan terjadi. Sebentar lagi, Yesus akan mati sebagai korban tebusan dan membuktikan bahwa Si Iblis adalah pendusta. Itu adalah saat yang sangat menentukan dalam sejarah dan bukan waktunya bagi Yesus untuk ’berbaik-hati’ kepada dirinya sendiri. Setan pasti senang kalau Yesus tidak lagi waspada.
17 Akhir sistem ini sudah dekat, jadi sekarang kita juga hidup pada masa yang menentukan. Setan ingin kita ’berbaik-hati’ kepada diri sendiri dengan mendorong kita untuk mengejar kesuksesan di dunia ini. Ia ingin kita tidak lagi waspada dan lupa bahwa kita hidup di hari-hari terakhir. Jangan sampai Saudara tertipu! Kita harus ’tetap berjaga-jaga’. (Mat. 24:42) Jangan percaya dusta Setan bahwa akhir itu masih jauh atau tidak akan datang.
(Matius 16:24) Lalu Yesus berkata kepada murid-muridnya, ”Kalau seseorang ingin mengikuti aku, dia harus menyangkal diri dan memikul tiang siksaannya dan terus mengikuti aku.
’Pergilah, Buatlah Murid, dan Baptislah Mereka’
9 Apa yang tercakup dalam mengikuti teladan Yesus untuk melakukan kehendak Allah? Yesus mengatakan kepada murid-muridnya, ”Jika seseorang ingin mengikuti aku, hendaklah dia menyangkal dirinya sendiri dan mengangkat tiang siksaannya dan terus mengikuti aku.” (Matius 16:24) Di sini, ia menguraikan tiga hal yang harus kita lakukan. Pertama, kita ”menyangkal” diri sendiri. Dengan kata lain, kita mengatakan tidak kepada kecenderungan kita yang tidak sempurna serta mementingkan diri, dan mengatakan ya kepada nasihat serta petunjuk Allah. Kedua, kita ’mengangkat tiang siksaan kita’. Pada zaman Yesus, tiang siksaan melambangkan keaiban dan penderitaan. Sebagai orang Kristen, kita siap untuk ikut menderita demi kabar baik. (2 Timotius 1:8) Meskipun dunia mungkin mengejek atau mencela kita, seperti Kristus kita ”mengabaikan keaiban”, senang karena mengetahui bahwa kita menyenangkan Allah. (Ibrani 12:2) Akhirnya, kita ”terus” mengikuti Yesus.—Mazmur 73:26; 119:44; 145:2.
Menggali Permata Rohani
(Matius 16:18) Aku juga berkata kepadamu, kamu adalah Petrus, dan di atas batu ini aku akan membangun sidang jemaatku, dan gerbang-gerbang Kuburan tidak akan mengalahkannya.
Keterangan tambahan nwtsty untuk Mat 16:18
kamu adalah Petrus, dan di atas batu ini: Kata Yunani petros dalam bentuk maskulin berarti ”sebuah batu”. Di sini, kata ini digunakan sebagai nama (Petrus), terjemahan Yunani untuk nama yang Yesus berikan kepada Simon. (Yoh 1:42) Dan, bentuk femininnya petra, diterjemahkan menjadi ”batu”, yang mungkin memaksudkan batu di tanah, bukit batu, atau sekumpulan batu. Kata Yunani ini juga ada di Mat 7:24, 25; 27:60; Luk 6:48; 8:6; Rm 9:33; 1Kor 10:4; 1Ptr 2:8. Petrus tidak menganggap dirinya sebagai batu yang akan Yesus jadikan fondasi untuk membangun sidangnya, karena Petrus menulis di 1 Petrus 2:4-8 bahwa Yesus adalah ”batu fondasi” yang sudah lama dinubuatkan, yang dipilih Allah. Rasul Paulus juga menyebut Yesus sebagai ”fondasi” dan ”batu rohani”. (1Kor 3:11; 10:4) Jadi, sepertinya Yesus sedang menggunakan permainan kata. Dia sebenarnya berkata, ’Kamu, yang aku sebut Petrus (artinya ”Sebuah Batu”) telah melihat siapa Kristus sebenarnya, yaitu ”batu ini”, yang akan menjadi fondasi sidang Kristen.’
sidang jemaat: Ini adalah pemunculan pertama dari kata Yunani ekklesia. Kata ini berasal dari dua kata Yunani, yaitu ek, yang berarti ”keluar”, dan kaleo, yang berarti ”memanggil”. Ini memaksudkan sekelompok orang yang diundang atau dipanggil untuk tujuan atau kegiatan khusus. (Lihat Daftar Istilah.) Di ayat ini, Yesus berkata bahwa sidang jemaat Kristen akan dibentuk. Sidang ini terdiri dari orang Kristen terurap, yaitu ”batu yang hidup” yang sedang ”dibangun menjadi rumah rohani”. (1Ptr 2:4, 5) Kata Yunani ini sering digunakan dalam terjemahan Septuaginta untuk kata bahasa Ibrani yang diterjemahkan menjadi ”jemaat”. Sering kali, ini memaksudkan umat pilihan Allah, yaitu bangsa Israel. (Ul 23:3; 31:30) Begitu juga, orang Kristen yang ’dipanggil keluar dari kegelapan’ dan ’dipilih dari dunia’ membentuk ”sidang jemaat Allah”.—1Ptr 2:9; Yoh 15:19; 1Kor 1:2.
(Matius 16:19) Aku akan memberimu kunci-kunci Kerajaan surga. Apa pun yang kamu ikat di bumi sudah diikat di surga, dan apa pun yang kamu lepaskan di bumi sudah dilepas di surga.”
Keterangan tambahan nwtsty untuk Mat 16:19
kunci-kunci Kerajaan surga: Di Alkitab, kalau seseorang diberi kunci-kunci tertentu, secara harfiah atau kiasan, itu berarti dia diberi wewenang tertentu. (1Taw 9:26, 27; Yes 22:20-22) Jadi, kata ”kunci” melambangkan wewenang dan tanggung jawab. Petrus menggunakan ”kunci-kunci” yang dipercayakan kepadanya untuk memberi orang Yahudi (Kis 2:22-41), orang Samaria (Kis 8:14-17), dan orang dari bangsa lain (Kis 10:34-38) kesempatan untuk menerima kuasa kudus Allah agar bisa masuk Kerajaan surga.
Pembacaan Alkitab
(Matius 16:1-20) Kemudian beberapa orang Farisi dan Saduki menemui dia, dan untuk menguji dia, mereka meminta dia menunjukkan suatu tanda dari surga. 2 Dia menjawab, ”Pada sore hari, kalau langit berwarna merah, kalian bilang, ’Cuacanya akan baik,’ 3 dan pada pagi hari, kalau langit berwarna merah tapi mendung, ’Cuaca hari ini akan hujan dan dingin.’ Kalian bisa menafsirkan langit dengan melihatnya, tapi tidak bisa menafsirkan tanda-tanda zaman. 4 Generasi yang jahat dan tidak setia ini terus meminta tanda, tapi mereka tidak akan melihat tanda apa pun kecuali tanda Yunus.” Lalu dia pergi meninggalkan mereka. 5 Waktu itu, murid-murid pergi ke seberang dan lupa membawa roti. 6 Yesus berkata kepada mereka, ”Tetaplah buka mata kalian, dan waspadalah terhadap ragi orang Farisi dan orang Saduki.” 7 Maka mereka mulai membahasnya dan berkata satu sama lain, ”Mungkin dia bilang begitu karena kita tidak bawa roti.” 8 Karena tahu tentang itu, Yesus berkata, ”Kalian yang imannya kecil, kenapa kalian membahas soal roti yang tidak kalian bawa? 9 Apa kalian belum mengerti juga kata-kataku? Apa kalian tidak ingat dengan lima roti yang dimakan 5.000 pria, dan banyaknya keranjang berisi sisa yang kalian kumpulkan? 10 Atau dengan tujuh roti yang dimakan 4.000 pria, dan banyaknya keranjang besar berisi sisa yang kalian kumpulkan? 11 Bagaimana mungkin kalian tidak mengerti bahwa aku tidak sedang membicarakan soal roti? Aku sedang berbicara agar kalian waspada terhadap ragi orang Farisi dan orang Saduki.” 12 Barulah mereka mengerti bahwa Yesus berbicara agar mereka waspada, bukan terhadap ragi roti, tapi terhadap ajaran orang Farisi dan orang Saduki. 13 Setelah tiba di daerah Kaisarea Filipi, Yesus bertanya kepada murid-muridnya, ”Kata orang, Putra manusia itu siapa?” 14 Mereka berkata, ”Ada yang bilang Yohanes Pembaptis, yang lain bilang Elia, dan yang lain lagi Yeremia atau salah satu nabi.” 15 Yesus berkata kepada mereka, ”Kalau menurut kalian, aku ini siapa?” 16 Simon Petrus menjawab, ”Kamu Kristus, Putra dari Allah yang hidup.” 17 Yesus berkata kepadanya, ”Kamu bahagia, Simon anak Yunus, karena yang menyingkapkan hal itu kepadamu bukan manusia, tapi Bapakku yang di surga. 18 Aku juga berkata kepadamu, kamu adalah Petrus, dan di atas batu ini aku akan membangun sidang jemaatku, dan gerbang-gerbang Kuburan tidak akan mengalahkannya. 19 Aku akan memberimu kunci-kunci Kerajaan surga. Apa pun yang kamu ikat di bumi sudah diikat di surga, dan apa pun yang kamu lepaskan di bumi sudah dilepas di surga.” 20 Lalu dia dengan tegas melarang murid-muridnya memberi tahu siapa pun bahwa dia adalah Kristus.
26 FEBRUARI–4 MARET
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | MATIUS 18-19
”Jangan Membuat Diri Sendiri dan Orang Lain Tersandung”
(Matius 18:6, 7) Tapi, siapa pun yang menjadi sandungan bagi salah satu dari orang-orang kecil yang beriman kepadaku ini, lebih baik sebuah batu gilingan besar digantungkan di lehernya, lalu dia ditenggelamkan ke laut lepas. 7 ”Sungguh celaka dunia ini karena menjadi batu sandungan! Memang, batu-batu sandungan pasti akan ada, tapi sungguh celaka orang yang menimbulkan batu sandungan!
Keterangan tambahan nwtsty untuk Mat 18:6, 7
sebuah batu gilingan besar: Lit.: ”batu kilangan yang ditarik keledai”. Batu gilingan itu mungkin diameternya 1,2-1,5 m. Batu itu sangat berat, jadi harus ditarik keledai.
batu-batu sandungan: Arti sebenarnya dari kata Yunani skandalon, yang diterjemahkan ”batu sandungan”, adalah sejenis jebakan. Ada yang berpendapat bahwa itu adalah tongkat di dalam jebakan, dan umpan dipasang di situ. Itu juga memaksudkan rintangan apa pun yang menyebabkan orang tersandung atau jatuh. Secara kiasan, itu memaksudkan tindakan atau keadaan yang membuat seseorang melakukan hal yang tidak pantas, tersandung atau jatuh ke dalam perbuatan cabul, atau jatuh ke dalam dosa. Di Mat 18:8, 9, kata kerja yang berkaitan, yaitu skandalizo, yang diterjemahkan ”membuat tersandung”, bisa juga diterjemahkan ”menjadi jerat; menyebabkan berdosa”.
Media nwtsty
Batu gilingan
Batu gilingan digunakan untuk menggiling biji-bijian dan untuk menghancurkan zaitun agar minyaknya bisa diambil. Ada yang berukuran kecil sehingga bisa diputar dengan tangan. Tapi, ada juga yang sangat besar sehingga harus ditarik binatang. Mungkin Simson dipaksa untuk memutar batu gilingan besar seperti ini oleh orang Filistin. (Hak 16:21) Batu gilingan yang ditarik binatang bukan hanya umum digunakan di Israel, tapi juga hampir di seluruh daerah Kekaisaran Romawi.
Bagian Atas dan Bawah Batu Gilingan
Batu gilingan besar di gambar ini ditarik oleh binatang ternak, misalnya keledai, dan digunakan untuk menggiling biji-bijian atau menghancurkan zaitun. Batu gilingan bagian atas mungkin berdiameter sekitar 1,5 m dan diputar pada batu gilingan bagian bawah yang lebih besar lagi.
(Matius 18:8, 9) Maka, kalau tanganmu atau kakimu membuatmu tersandung, potong saja dan buang. Lebih baik kamu cacat atau buntung tapi mendapat kehidupan, daripada punya dua tangan atau dua kaki tapi dilemparkan ke api kekal. 9 Juga, kalau matamu membuatmu tersandung, cungkil saja dan buang. Lebih baik kamu punya satu mata tapi mendapat kehidupan, daripada punya dua mata tapi dilemparkan ke Gehena yang bernyala-nyala.
Keterangan tambahan nwtsty untuk Mat 18:9
Gehena: Istilah ini berasal dari kata Ibrani geh hinnom, yang berarti ”Lembah Hinom”, yang terletak di sebelah Barat dan Selatan Yerusalem kuno. (Lihat Lamp. B12, peta ”Yerusalem dan Sekitarnya”.) Pada zaman Yesus, lembah ini telah menjadi tempat pembakaran sampah. Jadi, ”Gehena” adalah kata yang cocok untuk melambangkan pembinasaan total.
Daftar Istilah nwtstg
Gehena
Nama untuk Lembah Hinom dalam bahasa Yunani. Lembah ini ada di sebelah barat daya Yerusalem kuno. (Yer 7:31) Dalam nubuat, lembah ini disebut sebagai tempat mayat-mayat bergelimpangan. (Yer 7:32; 19:6) Tidak ada bukti bahwa binatang atau manusia dilemparkan ke Gehena untuk dibakar hidup-hidup atau disiksa. Jadi, tempat itu tidak mungkin melambangkan suatu tempat untuk menyiksa jiwa-jiwa manusia dengan api untuk selamanya. Sebaliknya, Yesus dan murid-muridnya menyebutkan Gehena untuk melambangkan hukuman yang berlaku untuk selamanya, yaitu ”kematian kedua”, maksudnya, pemusnahan atau pembinasaan abadi.—Why 20:14; Mat 5:22; 10:28.
(Matius 18:10) Jangan sampai kalian memandang rendah satu pun dari orang-orang kecil ini, karena aku memberi tahu kalian bahwa malaikat-malaikat mereka di surga selalu ada di hadapan Bapakku yang di surga.
Keterangan tambahan nwtsty untuk Mat 18:10
ada di hadapan Bapakku yang di surga: Atau ”bisa menemui Bapakku”. Karena mereka bisa menemui Allah, hanya makhluk roh yang bisa melihat muka Allah.—Kel 33:20.
Cara Malaikat Memengaruhi Kita
Yesus menyingkapkan bahwa para malaikat diberi tanggung jawab untuk memerhatikan kesejahteraan rohani hamba-hamba Allah. Karena itu, ketika Yesus memperingatkan para muridnya agar tidak membuat orang lain tersandung, ia berkata, ”Pastikan bahwa kamu sekalian tidak memandang rendah salah seorang dari mereka yang kecil ini; sebab aku memberi tahu kamu bahwa malaikat-malaikat mereka di surga selalu melihat muka Bapakku yang di surga.” (Matius 18:10) Dengan kata-kata ini, Yesus tidak memaksudkan bahwa setiap pengikutnya memiliki malaikat pelindung. Tetapi, Yesus memang menunjukkan bahwa para malaikat yang bekerja erat dengan Allah berminat kepada para anggota sidang jemaat Kristen.
Menggali Permata Rohani
(Matius 18:21, 22) Lalu Petrus datang dan berkata kepadanya, ”Tuan, kalau saudaraku berdosa kepadaku, berapa kali aku harus mengampuni dia? Sampai tujuh kali?” 22 Yesus berkata kepadanya, ”Aku katakan kepadamu, bukan sampai tujuh kali, tapi sampai 77 kali.
Keterangan tambahan nwtsty untuk Mat 18:22
77 kali: Lit.: ”tujuh puluh kali tujuh”. Istilah Yunani ini bisa berarti ”70 dan 7” (77 kali) atau ”70 kali 7” (490 kali). Terjemahan Septuaginta di Kej 4:24 menggunakan istilah ”77 kali”. Tidak soal bagaimana istilah ini dipahami, angka tujuh yang diulangi itu artinya ”tak terhingga” atau ”tanpa batas”. Dengan mengganti angka 7 yang disebutkan Petrus dengan angka 77, Yesus memberi tahu para pengikutnya agar tidak membuat batasan yang kaku dalam mengampuni. Sebaliknya, Talmud Babilonia (Yoma 86b) berkata, ”Kalau orang berbuat salah untuk pertama, kedua, dan ketiga kali, dia akan diampuni. Tapi kalau dia berbuat salah untuk keempat kali, dia tidak akan diampuni.”
(Matius 19:7) Mereka berkata, ”Kalau begitu, kenapa Musa menyuruh pria memberikan surat cerai untuk menceraikan istrinya?”
Keterangan tambahan nwtsty untuk Mat 19:7
surat cerai: Dengan mengharuskan pria yang ingin bercerai mempersiapkan dokumen hukum dan berbicara dengan para pemimpin, Hukum Musa memberi dia waktu untuk memikirkan lagi keputusannya yang serius itu. Jelaslah, tujuan Hukum Musa adalah agar keputusan cerai tidak dibuat dengan terburu-buru dan memberi perlindungan hukum kepada wanita. (Ul 24:1) Tapi pada zaman Yesus, pemimpin agama membuat surat cerai mudah didapat. Sejarawan abad pertama bernama Yosefus, orang Farisi yang sudah bercerai, berkata bahwa cerai diperbolehkan ”karena alasan apa pun (dan menurut para pria, alasannya banyak)”.
Media nwtsty
Surat Cerai
Surat cerai ini, yang berasal dari 71 atau 72 M, ditulis dalam bahasa Aram. Ini ditemukan di bagian utara Wadi Murabbaat, yaitu dasar sungai yang kering di Gurun Yudea. Surat itu menyatakan bahwa pada tahun keenam pemberontakan orang Yahudi, Yusuf, putra Naqsan, menceraikan Miriam, putri Yonatan yang tinggal di kota Masada.
Pembacaan Alkitab
(Matius 18:18-35) ”Sesungguhnya kukatakan, apa pun yang kalian ikat di bumi adalah hal-hal yang sudah terikat di surga, dan apa pun yang kalian lepaskan di bumi adalah hal-hal yang sudah terlepas di surga. 19 Sekali lagi aku memberi tahu kalian dengan sesungguhnya, kalau dua dari antara kalian di bumi sepakat untuk meminta sesuatu yang penting, itu akan dikabulkan oleh Bapakku yang di surga. 20 Sebab di mana pun dua atau tiga orang berkumpul dalam namaku, aku ada di situ bersama mereka.” 21 Lalu Petrus datang dan berkata kepadanya, ”Tuan, kalau saudaraku berdosa kepadaku, berapa kali aku harus mengampuni dia? Sampai tujuh kali?” 22 Yesus berkata kepadanya, ”Aku katakan kepadamu, bukan sampai tujuh kali, tapi sampai 77 kali. 23 ”Karena itulah Kerajaan surga bisa disamakan seperti seorang raja yang mengadakan perhitungan dengan budak-budaknya. 24 Sewaktu dia mulai mengadakan perhitungan, orang yang berutang 10.000 talenta dibawa ke hadapannya. 25 Tapi karena orang itu tidak mampu membayarnya, majikannya itu menyuruh agar dia, istrinya, anak-anaknya, dan segala miliknya dijual untuk membayar utangnya. 26 Maka budak itu sujud kepadanya dan berkata, ’Sabarlah kepada saya. Saya akan melunasi semuanya.’ 27 Karena kasihan, majikan budak itu membebaskan dia dan menghapus utangnya. 28 Tapi ketika budak itu keluar dan bertemu budak lain yang berutang 100 dinar kepadanya, dia menarik temannya itu dan mulai mencekiknya, sambil berkata, ’Bayar utangmu.’ 29 Maka temannya itu sujud dan memohon-mohon kepadanya, ’Sabarlah kepada saya. Saya akan lunasi utang saya.’ 30 Tapi budak itu tidak mau mendengarkan temannya, dan malah menjebloskan dia ke penjara sampai dia bisa melunasi utangnya. 31 Sewaktu budak-budak lain melihat apa yang terjadi, mereka sangat sedih, dan mereka pergi melaporkan semuanya itu kepada majikan mereka. 32 Lalu majikannya memanggil budak itu dan berkata, ’Budak yang jahat, saya menghapus semua utangmu saat kamu memohon-mohon kepada saya. 33 Bukankah kamu seharusnya juga mengasihani sesama budak itu, seperti saya mengasihani kamu?’ 34 Karena begitu marah, majikannya itu memenjarakan dia sampai dia melunasi semua utangnya. 35 Bapakku yang di surga juga akan memperlakukan kalian seperti itu kalau kalian masing-masing tidak mengampuni saudara kalian dari hati.”