PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • ijwyp artikel 95
  • Bagaimana Aku Bisa Jadi Orang yang Tangguh?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Bagaimana Aku Bisa Jadi Orang yang Tangguh?
  • Pertanyaan Anak Muda
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Seperti apa orang yang tangguh itu?
  • Kenapa kamu perlu menjadi orang yang tangguh?
  • Bagaimana kamu bisa menjadi orang yang tangguh?
  • Tangguh
    Sadarlah!—2019
  • Daftar Isi
    Sadarlah!—2018
  • Cara Menghadapi Perubahan
    Sadarlah!—2016
  • Cara Membantu Anak Anda Menghadapi Kegagalan
    Bantuan untuk Keluarga
Lihat Lebih Banyak
Pertanyaan Anak Muda
ijwyp artikel 95
Seorang anak laki-laki yang tadinya terpuruk akhirnya bangkit lagi.

PERTANYAAN ANAK MUDA

Bagaimana Aku Bisa Jadi Orang yang Tangguh?

Cari tahu apakah kamu orang yang tangguh atau tidak. Pernahkah kamu . . .

  • berduka karena orang yang kamu sayangi meninggal?

  • menderita sakit yang parah?

  • menjadi korban bencana alam?

Mungkin menurutmu, orang yang tangguh itu bisa melewati masalah besar seperti yang disebutkan tadi. Tapi menurut para peneliti, seseorang juga perlu menjadi tangguh saat menghadapi masalah kecil. Kenapa? Karena masalah dalam kehidupan sehari-hari pun bisa membuat seseorang stres dan sakit. Itulah sebabnya kamu perlu menjadi orang yang tangguh, tidak soal masalahmu besar atau kecil.

  • Seperti apa orang yang tangguh itu?

  • Kenapa kamu perlu menjadi orang yang tangguh?

  • Bagaimana kamu bisa menjadi orang yang tangguh?

  • Kata teman-temanmu

Seperti apa orang yang tangguh itu?

Orang yang tangguh itu juga menghadapi berbagai perubahan dan kesulitan dalam hidupnya seperti yang dialami orang lain. Tapi, mereka mampu menghadapinya. Dan walaupun itu bisa membuat mereka terpuruk, mereka bisa bangkit lagi, bahkan lebih tegar dari sebelumnya.

Dua gambar pohon palem. 1. Hampir tumbang karena badai. 2. Kembali tegak setelah badai.

Seperti pohon yang tidak tumbang saat diterpa badai, orang yang tangguh tidak tumbang saat diterpa masalah dan bisa bangkit lagi

Kenapa kamu perlu menjadi orang yang tangguh?

  • Karena setiap orang pasti punya masalah. Alkitab bilang, ”Yang cepat tidak selalu menang lomba, . . . dan yang punya pengetahuan tidak selalu menjadi sukses, karena semuanya terpengaruh oleh waktu dan kejadian yang tidak terduga.” (Pengkhotbah 9:11) Apa pelajarannya? Bahkan orang yang baik pun bisa kena masalah meskipun tidak berbuat salah.

  • Supaya kamu tetap stabil. Seorang guru SMA bercerita, ”Banyak murid datang ke kantor saya sambil nangis dan kesal, karena nilai mereka jelek atau mereka diejek di media sosial.” Menurut dia, ini sebenarnya masalah yang sepele. Tapi kalau mereka tidak bisa mengatasinya, lama-lama mereka bisa ”mengalami berbagai gangguan mental dan emosi”.a

  • Karena itu bermanfaat buat kamu sekarang dan sampai kamu dewasa nanti. Dr. Richard Lerner menulis, ”Orang dewasa yang sukses dan kreatif adalah mereka yang bisa bangkit dari kegagalan. Mereka bisa menetapkan tujuan lain atau mencari cara untuk mencapai apa yang mereka inginkan.”b

Bagaimana kamu bisa menjadi orang yang tangguh?

  • Cari tahu seberapa serius masalahmu. Bedakan mana masalah yang besar dan mana yang kecil. Alkitab bilang, ”Orang bodoh langsung menunjukkan rasa kesalnya, tapi orang cerdik mengabaikan hinaan.” (Amsal 12:16) Jadi, kalau masalahnya kecil, abaikan saja.

    ”Teman-teman sekolahku suka berlebihan kalau curhat, padahal masalah mereka sebenarnya kecil. Nah, di media sosial, teman-teman mereka malah ikut panas-panasin. Akibatnya, mereka makin menjadi-jadi. Mereka jadi susah bedakan mana masalah yang kecil, mana yang besar.”​—Joanne.

  • Belajar dari orang lain. Alkitab bilang, ”Seperti besi menajamkan besi, seseorang menajamkan temannya.” (Amsal 27:17) Maksudnya, kalau kamu belajar dari orang yang sudah makan asam garam kehidupan, kamu bisa mendapat banyak pelajaran berharga.

    ”Makin sering kita ngobrol dengan seseorang, kita jadi tahu bahwa mereka sudah lewati banyak masalah, dan mereka baik-baik saja sekarang. Coba cari tahu bagaimana mereka mengatasi masalah mereka.”​—Julia.

  • Bersabarlah. Alkitab bilang, ”Kalaupun orang benar jatuh sampai tujuh kali, dia akan bangun lagi.” (Amsal 24:16) Memang, butuh waktu untuk menerima hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Jadi, pasti ada saatnya kita merasa sedih. Tapi yang penting, kita mau ”bangun lagi”.

    ”Kalau kamu kecewa atau sedih, pasti butuh waktu untuk pulih. Memang begitu prosesnya. Itulah yang aku rasakan, karena ternyata setelah beberapa waktu, aku jadi tidak terlalu kecewa atau sedih lagi.”​—Andrea.

  • Belajar bersyukur. Alkitab bilang, ”Teruslah bersyukur.” (Kolose 3:15) Tidak soal masalahmu besar atau kecil, pasti ada saja hal-hal yang bisa kamu syukuri. Coba pikirkan tiga hal yang bisa kamu syukuri dalam hidupmu.

    ”Kalau kita lagi ada masalah, kita biasanya bertanya-tanya, ’Kenapa aku yang kena?’ Orang yang tangguh tidak akan terus-terusan memikirkan masalahnya. Mereka bersyukur sama apa yang masih mereka punya atau yang masih bisa mereka lakukan. Mereka juga mau tetap positif.”​—Samantha.

  • Belajar untuk merasa puas. Rasul Paulus bilang, ”Saya sudah belajar untuk merasa puas dalam situasi apa pun.” (Filipi 4:11) Paulus tidak bisa mengendalikan hal-hal buruk yang dia alami. Tapi, dia bisa mengendalikan caranya menanggapi masalah. Paulus memilih untuk tidak mengeluh dan tetap merasa puas dengan keadaannya.

    ”Aku sadar bahwa kalau lagi ada masalah, aku sering kali negatif duluan. Jadi sekarang, aku berupaya untuk selalu positif, apa pun masalahnya. Manfaatnya bukan cuma buat aku, tapi juga buat orang-orang di sekitarku.”​—Matthew.

  • Berdoa. Alkitab bilang, ”Lemparkan bebanmu kepada Yehuwa, dan Dia akan mendukungmu. Orang benar tidak akan pernah Dia biarkan jatuh.” (Mazmur 55:22) Kita berdoa bukan hanya supaya merasa lebih tenang. Tapi sebenarnya, kita sedang berbicara dengan Pencipta yang ’peduli kepada kita’.​—1 Petrus 5:7.

    ”Saat ada masalah, aku tidak merasa sendirian. Waktu doa, aku cerita masalahku apa adanya. Tapi, aku juga berterima kasih sama Allah untuk hal-hal baik yang aku terima. Hasilnya aku tidak negatif lagi, karena aku jadinya fokus sama berkat Yehuwa yang sudah aku rasakan. Doa itu sangat penting!”​—Carlos.

Kata teman-temanmu

Sarahi.

”Karena tidak sempurna, tiap hari kita pasti buat salah. Itu kenyataannya. Supaya kita bisa jadi orang yang tangguh, kita perlu belajar dari kesalahan yang kita buat. Lalu, kalau ada masalah yang sama lagi, kita bisa pikir, ’Apa yang harus aku lakukan supaya aku tidak ulangi kesalahan yang dulu?’”—Sarahi.

Isabelle.

”Aku suka ayat di Matius 6:27. Yesus bertanya, ’Siapa di antara kalian yang bisa memperpanjang hidupnya sedikit dengan merasa khawatir?’ Kadang, pikiranku suka kejauhan. Akibatnya, aku jadi terlalu khawatir, padahal itu tidak ada gunanya. Sekarang, aku belajar untuk tidak memikirkan hal-hal yang tidak bisa aku kendalikan.”​—Isabelle.

Kesimpulan: Bagaimana aku bisa jadi orang yang tangguh?

  1. 1. Cari tahu seberapa serius masalahmu. Bedakan mana masalah yang besar dan mana yang kecil.

  2. 2. Belajar dari orang lain. Belajarlah dari orang tuamu atau orang dewasa lain yang sudah makan asam garam kehidupan.

  3. 3. Bersabarlah. Butuh waktu untuk menerima hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginan kita. Jadi, jangan sedih kalau kamu tidak pulih secepat yang kamu harapkan.

  4. 4. Belajar bersyukur. Walaupun masalahmu berat, pasti ada saja hal-hal yang bisa kamu syukuri.

  5. 5. Belajar untuk merasa puas. Kita tidak selalu bisa mengendalikan apa yang terjadi dalam hidup kita. Tapi, kita bisa mengendalikan cara kita menanggapi suatu keadaan.

  6. 6. Berdoa. Saat berdoa, kita berbicara dengan Pencipta yang ’peduli kepada kita’.​—1 Petrus 5:7.

a Dari buku Disconnected karya Thomas Kersting.

b Dari buku The Good Teen—Rescuing Adolescence From the Myths of the Storm and Stress Years.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan