PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Siapa yang Harus Anda Percayai?
    Sedarlah!—2006 | September
    • Siapa yang Harus Anda Percayai?

      ”Tentu, setiap rumah dibangun oleh seseorang, tetapi ia yang membangun segala perkara adalah Allah.”​—IBRANI 3:4.

      SETUJUKAH Anda dengan penalaran penulis Alkitab ini? Manusia telah mengalami kemajuan di bidang sains selama sekitar 2.000 tahun sejak ayat itu ditulis. Masih adakah yang berpendapat bahwa rancangan yang terlihat jelas di alam mengharuskan manusia mempercayai adanya Perancang, Pencipta, atau dengan kata lain, Allah?

      Bahkan di negeri-negeri industri banyak orang akan menjawab ya. Di Amerika Serikat, misalnya, suatu survei oleh majalah Newsweek pada tahun 2005 menunjukkan bahwa 80 persen respondennya ”percaya bahwa Allah menciptakan alam semesta”. Apakah kepercayaan itu disebabkan kurangnya pendidikan? Nah, apakah ada ilmuwan yang percaya kepada Allah? Jurnal sains Nature melaporkan pada tahun 1997 bahwa hampir 40 persen biolog, fisikawan, dan matematikawan yang disurvei percaya bahwa Allah itu ada, dan bahkan mendengarkan serta menjawab doa.

      Tetapi, ilmuwan-ilmuwan lain sangat tidak setuju. Dr. Herbert A. Hauptman, seorang penerima Nobel, baru-baru ini mengatakan dalam sebuah konferensi ilmiah bahwa kepercayaan kepada sesuatu yang supranatural, khususnya kepada Allah, tidak sejalan dengan sains yang sesungguhnya. ”Kepercayaan semacam itu,” katanya, ”merusak kesejahteraan ras manusia.” Bahkan ilmuwan yang percaya kepada Allah enggan mengajarkan bahwa rancangan yang terlihat jelas dalam dunia flora dan fauna mengharuskan adanya Perancang. Mengapa? Douglas H. Erwin, seorang pakar paleobiologi di Smithsonian Institute, menyebutkan satu alasannya, ”Salah satu aturan dalam sains adalah, tidak boleh ada mukjizat.”

      Anda bisa saja membiarkan orang lain mendikte Anda tentang apa yang boleh Anda pikirkan dan yakini. Atau, Anda barangkali ingin menyelidiki sendiri buktinya serta menarik kesimpulan Anda sendiri. Seraya Anda membaca tentang beberapa temuan terbaru di bidang sains yang disajikan di halaman-halaman berikut, tanyailah diri sendiri, ’Masuk akalkah untuk menyimpulkan bahwa Pencipta itu ada?’

      [Kutipan di hlm. 3]

      Selidikilah sendiri buktinya

      [Kotak di hlm. 3]

      APAKAH SAKSI-SAKSI YEHUWA PENGANUT KREASIONISME?

      Saksi-Saksi Yehuwa mempercayai kisah penciptaan sebagaimana dicatat dalam Alkitab di buku Kejadian. Tetapi, Saksi-Saksi Yehuwa bukan kreasionis, atau penganut kreasionisme. Mengapa? Pertama-tama, banyak kreasionis percaya bahwa alam semesta dan bumi serta semua kehidupan di bumi diciptakan dalam waktu enam kali 24 jam sekitar 10.000 tahun yang lalu. Tetapi, Alkitab tidak mengajarkan hal itu.a Selain itu, para kreasionis juga mempercayai banyak doktrin yang tidak didukung oleh Alkitab. Saksi-Saksi Yehuwa mendasarkan ajaran agama mereka hanya pada Firman Allah.

      Tambahan pula, di beberapa negeri istilah ”kreasionis” identik dengan kelompok Fundamentalis yang aktif terlibat dalam politik. Kelompok-kelompok ini berupaya menekan politikus, hakim, dan kalangan pendidik untuk mengikuti hukum dan ajaran yang sejalan dengan kaidah keagamaan para kreasionis.

      Saksi-Saksi Yehuwa netral dalam hal politik. Mereka merespek hak pemerintah untuk membuat dan menegakkan hukum. (Roma 13:1-7) Tetapi, mereka mencamkan pernyataan Yesus bahwa orang Kristen ”bukan bagian dari dunia”. (Yohanes 17:14-16) Dalam pelayanan mereka kepada umum, mereka memberikan kesempatan kepada orang-orang untuk mengetahui manfaatnya hidup selaras dengan standar Allah. Tetapi, mereka mempertahankan kenetralan Kristen dengan tidak mendukung upaya berbagai kelompok Fundamentalis yang mencoba memberlakukan hukum sipil guna memaksa orang lain mengikuti standar Alkitab.​—Yohanes 18:36.

      [Catatan Kaki]

      a Silakan lihat artikel ”Pandangan Alkitab: Apakah Sains Bertentangan dengan Catatan Kejadian?” di halaman 18 dalam terbitan ini.

  • Apa yang Alam Ajarkan?
    Sedarlah!—2006 | September
    • Apa yang Alam Ajarkan?

      ”Bertanyalah kepada binatang peliharaan, dan mereka akan mengajarmu; juga makhluk-makhluk bersayap di langit, dan mereka akan memberi tahu engkau. Atau perlihatkan kepedulianmu terhadap bumi, dan ia akan mengajarmu; dan ikan-ikan di laut akan menyatakannya kepadamu.”​—AYUB 12:7, 8.

      PADA tahun-tahun belakangan ini, para ilmuwan dan insinyur telah diajar, dalam arti sesungguhnya, oleh tumbuhan dan hewan. Mereka mempelajari serta meniru fitur-fitur rancangan berbagai makhluk hidup​—bidang yang dikenal sebagai biomimetika—​dalam upaya menciptakan produk baru dan meningkatkan kinerja mesin yang ada. Seraya Anda memperhatikan contoh-contoh berikut, renungkanlah, ’Siapa yang sebenarnya layak mendapat pengakuan dan penghargaan untuk berbagai rancangan itu?’

      Belajar dari Sirip Ikan Paus

      Apa yang dapat dipelajari seorang perancang pesawat terbang dari ikan paus bungkuk? Tampaknya banyak sekali. Paus dewasa berbobot kira-kira 30 ton​—seberat truk bermuatan penuh—​dan memiliki tubuh yang relatif kaku serta dua sirip yang besar seperti sayap. Binatang sepanjang 12 meter ini dapat berenang dengan luar biasa lincah. Contohnya, sewaktu mencari makan, seekor paus bungkuk bisa berenang ke atas membentuk spiral di bawah segerombolan krustasea atau ikan calon mangsanya, sambil terus menyemburkan gelembung-gelembung udara. Jaring gelembung ini, yang diameternya bisa sekecil satu setengah meter, memerangkap ikan-ikan itu di permukaan air. Sang paus pun tinggal mencaplok santapannya yang sudah terkumpul rapi itu.

      Para peneliti khususnya tidak habis pikir bagaimana mungkin makhluk bertubuh kaku ini berbelok membentuk lingkaran sekecil itu. Mereka menemukan bahwa rahasianya terletak pada bentuk sirip paus itu. Tepi depan siripnya tidak licin seperti sayap pesawat terbang, tetapi bergerigi, dengan sederetan benjolan yang disebut tuberkel.

      Ketika paus berenang membelah air, tuberkel ini menambah daya angkat dan mengurangi hambatan. Bagaimana? Jurnal Natural History menjelaskan bahwa tuberkel mempercepat aliran air melewati sirip dengan putaran yang teratur, bahkan sewaktu paus berenang naik dengan kemiringan yang sangat terjal. Jika tepi depan siripnya licin, paus tidak bisa berenang naik membentuk lingkaran sekecil itu karena air akan bergolak dan berputar di belakang sirip sehingga tidak lagi menghasilkan daya angkat.

      Apa penerapan praktis temuan ini di masa depan? Sayap pesawat terbang yang dibuat berdasarkan rancangan ini tidak lagi membutuhkan banyak sirip atau alat mekanis lain untuk mengubah aliran udara. Sayap seperti itu lebih aman dan lebih mudah pemeliharaannya. Pakar biomekanik John Long yakin bahwa tidak lama lagi ”setiap sayap pesawat jet penumpang kemungkinan besar akan dilengkapi benjolan-benjolan seperti pada sirip paus bungkuk”.

      Meniru Sayap Camar

      Tentu saja, sayap pesawat udara sudah dibuat mengikuti bentuk sayap burung. Tetapi, belum lama ini, ada hal lain lagi yang ditiru oleh para insinyur. ”Para peneliti di University of Florida,” lapor majalah New Scientist, ”telah membuat sebuah prototipe pesawat kecil yang dikendalikan dari jauh dengan kesanggupan seperti burung camar untuk terbang di tempat, menukik, dan naik dengan cepat.”

      Burung camar melakukan manuver aerobatik yang mengagumkan dengan menekuk sayap mereka pada sendi siku dan bahu. Agar bisa meniru rancangan sayap yang dapat ditekuk ini, ”prototipe pesawat sepanjang 60 sentimeter itu menggunakan motor kecil untuk mengendalikan serangkaian batang logam yang menggerakkan sayapnya”, kata majalah itu. Sayap yang direkayasa secara cerdas tersebut memungkinkan pesawat kecil itu terbang di tempat dan menukik di sela gedung-gedung tinggi. Angkatan Udara AS sangat berminat mengembangkan pesawat yang sangat lincah seperti itu untuk mencari senjata kimia atau biologi di kota-kota besar.

      Menyontek Kaki Tokek

      Banyak juga yang dapat diajarkan oleh binatang darat. Misalnya, binatang merayap yang dikenal sebagai tokek dapat memanjat dinding serta bertengger terbalik di langit-langit. Pada zaman Alkitab pun makhluk ini sudah dikenal karena kesanggupannya yang menakjubkan itu. (Amsal 30:28) Apa rahasia kesanggupan tokek melawan gravitasi?

      Tokek bisa menempel bahkan di permukaan selicin kaca berkat ribuan struktur sehalus rambut yang disebut seta, yang ada di seluruh telapak kakinya. Kakinya tidak menghasilkan lem, tetapi memanfaatkan daya molekuler yang sangat lemah. Molekul pada kedua permukaan saling mengikat karena daya tarik yang sangat lemah yang disebut daya van der Waals. Biasanya, gravitasi dengan mudah mengalahkan daya tarik tersebut, itu sebabnya kita tidak bisa memanjat dinding hanya dengan menempelkan telapak tangan kita pada dinding. Tetapi, seta-seta kecil pada kaki tokek memperluas permukaan yang bersentuhan dengan dinding. Daya van der Waals, apabila dilipatgandakan melalui ribuan seta pada telapak kaki tokek, menghasilkan daya tarik yang cukup besar untuk menahan bobot tokek yang relatif kecil.

      Apa kegunaan temuan ini? Bahan sintetis hasil tiruan kaki tokek dapat digunakan sebagai alternatif untuk Velcro—ide lain yang dijiplak dari alam.a Jurnal The Economist mengutip kata-kata seorang peneliti bahwa bahan yang terbuat dari ”pita perekat tokek” khususnya dapat berguna ”untuk keperluan medis sewaktu perekat dari bahan kimia tidak dapat digunakan”.

      Siapa yang Layak Mendapat Pengakuan dan Penghargaan?

      Sementara ini, Badan Antariksa AS sedang mengembangkan robot berkaki banyak yang dapat berjalan bak kalajengking, dan para insinyur di Finlandia sudah mengembangkan traktor berkaki enam seperti serangga raksasa yang dapat melewati berbagai rintangan. Peneliti lain telah merancang kain dengan sisik-sisik kecil yang dapat membuka dan menutup seperti buah pohon cemara. Sebuah produsen mobil sedang mengembangkan kendaraan yang menyerupai ikan buntal kotak yang sangat rendah hambatan. Dan, peneliti lain sedang menyelidiki cangkang tiram abalone yang mampu meredam hantaman, dengan tujuan membuat baju pelindung yang lebih ringan dan lebih kuat.

      Ada begitu banyak ide cemerlang dari alam sehingga para peneliti telah menyusun bank data yang mengkatalogkan ribuan sistem biologi. Para ilmuwan dapat meriset dari bank data ini untuk menemukan ”solusi alam atas problem rancangan mereka”, kata The Economist. Berbagai sistem di alam yang didaftarkan dalam bank data ini dikenal sebagai ”paten biologi”. Biasanya, pemegang paten adalah orang atau perusahaan yang secara legal mendaftarkan suatu ide atau mesin baru. Ketika membahas bank data yang disebut paten biologi itu, The Economist mengatakan, ”Dengan menjuluki berbagai rancangan biomimetik sebagai ’paten biologi’, para peneliti sebenarnya menandaskan bahwa alamlah pemegang patennya.”

      Bagaimana alam bisa memiliki semua ide brilian itu? Menurut banyak peneliti, berbagai rancangan kreatif yang terlihat jelas di alam adalah hasil dari proses coba-coba evolusi yang telah berlangsung jutaan tahun. Namun, para peneliti lain mengambil kesimpulan yang berbeda. Pakar mikrobiologi bernama Michael Behe menulis di The New York Times pada tahun 2005, ”Rancangan yang jelas-jelas terlihat [di alam] memberikan argumen yang sederhana namun sangat meyakinkan: bila sesuatu berbentuk, berjalan, dan bersuara seperti bebek, lalu tidak ada bukti kuat lain yang bertentangan dengan hal itu, kita mempunyai dasar untuk menyimpulkan bahwa itu adalah bebek.” Kesimpulannya? ”Jangan anggap sesuatu bukan hasil rancangan padahal sudah jelas-jelas demikian.”

      Tentu, insinyur yang merancang sayap pesawat yang lebih aman dan lebih efisien layak mendapat pengakuan serta penghargaan atas karyanya. Demikian pula, penemu yang membuat pembalut luka yang lebih serbaguna—atau bahan pakaian yang lebih nyaman atau kendaraan bermotor yang lebih efisien—layak mendapat penghargaan atas rancangannya. Sebenarnya, produsen yang membajak rancangan orang lain tanpa mengakui atau menghargai perancangnya bisa dianggap sebagai kriminal.

      Jadi, apakah menurut Anda masuk akal jika para peneliti berpendidikan tinggi, yang hanya bisa membuat tiruan yang tidak sempurna dari berbagai sistem di alam untuk mengatasi problem rekayasa yang sulit, menyatakan bahwa si genius pencetus ide aslinya adalah evolusi yang tidak berakal? Jika tiruannya saja mengharuskan adanya perancang yang cerdas, bagaimana dengan aslinya? Ya, siapa yang lebih layak mendapat pengakuan dan penghargaan, sang maestro atau si murid yang cuma meniru tekniknya?

      Kesimpulan yang Logis

      Setelah meninjau bukti adanya rancangan di alam, banyak orang yang suka berpikir setuju dengan perasaan pemazmur yang menulis, ”Betapa banyak pekerjaanmu, oh, Yehuwa! Semuanya itu kaubuat dengan hikmat. Bumi penuh dengan hasil kerjamu.” (Mazmur 104:24) Paulus, salah satu penulis Alkitab, menarik kesimpulan yang serupa. Ia menulis, ”Sebab sifat-sifat [Allah] yang tidak kelihatan, yaitu kuasanya yang kekal dan Keilahiannya, jelas terlihat sejak penciptaan dunia, karena sifat-sifat tersebut dipahami melalui perkara-perkara yang diciptakan.”​—Roma 1:19, 20.

      Tetapi, banyak orang tulus yang merespek Alkitab dan mempercayai Allah berargumentasi bahwa Allah bisa jadi menggunakan evolusi untuk menciptakan berbagai keajaiban di alam. Namun, apa yang Alkitab ajarkan?

      [Catatan Kaki]

      a Velcro, atau kancing rekat, adalah sistem perekat dengan kait dan serabut yang meniru rancangan dari biji tanaman burdock.

      [Kutipan di hlm. 5]

      Bagaimana alam bisa memiliki begitu banyak ide cemerlang?

      [Kutipan di hlm. 6]

      Siapa pemegang paten alam?

      [Kotak/​Gambar di hlm. 7]

      Jika tiruannya saja mengharuskan adanya perancang yang cerdas, bagaimana dengan aslinya?

      Pesawat yang sangat lincah ini meniru sayap burung camar

      Kaki tokek tidak bisa kotor, tidak meninggalkan bekas, bisa menempel di semua permukaan kecuali Teflon, dan dapat melekat serta lepas tanpa susah payah. Para peneliti mencoba menjiplaknya

      Bentuk ikan buntal kotak yang sangat rendah hambatan mengilhami konsep sebuah kendaraan

      [Keterangan]

      Airplane: Kristen Bartlett/​University of Florida; gecko foot: Breck P. Kent; box fish and car: Mercedes-Benz USA

      [Kotak/​Gambar di hlm. 8]

      NAVIGATOR YANG BERHIKMAT SECARA NALURI

      Banyak binatang ”berhikmat secara naluri” karena dapat menemukan arah mereka di seputar Bumi. (Amsal 30:24, 25) Perhatikan dua contoh.

      ◼ Pengontrol Lalu Lintas Semut Bagaimana rombongan semut yang sedang mencari makan dapat menemukan jalan pulang ke sarang mereka? Para peneliti di Inggris menemukan bahwa selain meninggalkan jejak dengan aroma tertentu, beberapa jenis semut menggunakan geometri untuk membuat jalur yang memudahkan mereka menemukan jalan pulang. Sebagai contoh, semut firaun ”membuat jalur yang memencar dari sarang dan membentuk cabang bersudut 50 hingga 60 derajat”, kata New Scientist. Apa hebatnya pola ini? Sewaktu seekor semut hendak pulang ke sarang dan tiba di percabangan, ia akan secara naluri mengambil jalur yang hampir lurus, yang pasti mengarah ke sarangnya. ”Geometri jalur bercabang ini,” kata artikel itu, ”mengoptimalkan arus semut melalui jaringan jalur, khususnya apabila lalu lintas di jalur itu dua arah, dan meminimalkan energi yang terbuang oleh setiap semut gara-gara salah jalan.”

      ◼ Kompas Burung Banyak burung dapat menemukan arah dengan sangat tepat meskipun melintasi jarak yang jauh dan dalam segala cuaca. Bagaimana? Para peneliti telah menemukan bahwa burung dapat merasakan medan magnet bumi. Tetapi, ”medan magnet [bumi] tidak sama di semua tempat dan tidak selalu menunjuk ke Utara yang sesungguhnya”, kata jurnal Science. Apa yang membuat burung-burung yang bermigrasi itu tidak salah arah? Burung rupanya menyetel kompas internal mereka berdasarkan matahari yang terbenam setiap sore. Karena posisi matahari terbenam berubah berdasarkan garis lintang dan musim, para peneliti berpendapat bahwa burung-burung tersebut tentu bisa mengkompensasi perubahan itu melalui ”jam biologis yang dapat menunjukkan musim pada tahun itu”, kata Science.

      Siapa yang memprogram semut sehingga memahami geometri? Siapa yang melengkapi burung dengan kompas, jam biologis, dan otak yang mampu mengolah informasi dari alat-alat ini? Evolusi yang tidak berakal? Atau, Pencipta yang cerdas?

      [Keterangan]

      © E.J.H. Robinson 2004

  • Apakah Allah Menggunakan Evolusi untuk Menciptakan Kehidupan?
    Sedarlah!—2006 | September
    • Apakah Allah Menggunakan Evolusi untuk Menciptakan Kehidupan?

      ”Yehuwa, ya, Allah kami, engkau layak menerima kemuliaan, kehormatan, dan kuasa, karena engkau menciptakan segala sesuatu, dan oleh karena kehendakmu semua itu ada dan diciptakan.”​—PENYINGKAPAN (WAHYU) 4:11.

      TIDAK lama setelah Charles Darwin mempopulerkan teori evolusinya, banyak aliran yang mengaku Kristen mulai mencari cara untuk mengawinkan dua ajaran ini: kepercayaan kepada Allah dan teori evolusi.

      Dewasa ini, kebanyakan kelompok agama ”Kristen” yang terkemuka tampaknya mau menerima bahwa Allah dengan satu atau lain cara menggunakan evolusi untuk menciptakan kehidupan. Ada yang mengajarkan bahwa Allah sebelumnya telah memprogram alam semesta untuk berkembang sedemikian rupa sehingga zat-zat kimia yang tidak bernyawa pasti berevolusi menjadi berbagai makhluk hidup dan akhirnya menghasilkan manusia. Para pendukung ajaran yang dikenal sebagai evolusi teistis ini menyatakan bahwa Allah lepas tangan segera setelah proses tersebut dimulai. Ada juga yang berpendapat bahwa, secara umum, Allah membiarkan evolusi menghasilkan kebanyakan famili tumbuhan dan hewan tetapi sekali-sekali campur tangan untuk membantu kemajuan proses tersebut.

      Perkawinan Kedua Ajaran​—Dapatkah Berhasil?

      Apakah teori evolusi benar-benar sejalan dengan ajaran Alkitab? Seandainya evolusi benar, catatan Alkitab tentang penciptaan manusia pertama, Adam, paling-paling hanyalah kisah untuk memberikan ajaran moral dan hendaknya tidak diartikan secara harfiah. (Kejadian 1:26, 27; 2:18-24) Itukah pandangan Yesus tentang catatan Alkitab tersebut? ”Tidakkah kamu baca,” kata Yesus, ”bahwa dia yang menciptakan mereka sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan dan mengatakan, ’Karena alasan ini seorang pria akan meninggalkan bapaknya dan ibunya dan akan berpaut pada istrinya, dan keduanya akan menjadi satu daging’? Sehingga mereka bukan lagi dua, melainkan satu daging. Oleh karena itu, apa yang telah Allah letakkan di bawah satu kuk hendaknya tidak dipisahkan manusia.”​—Matius 19:4-6.

      Yesus mengutip kisah penciptaan yang dicatat di Kejadian pasal 2. Andaikata Yesus menganggap perkawinan pertama itu sebagai cerita fiksi belaka, apakah ia akan menyebutkan kisah itu guna mendukung ajarannya tentang kesucian perkawinan? Tidak. Yesus menggunakan catatan Kejadian itu karena ia tahu bahwa kisah itu adalah sejarah nyata.​—Yohanes 17:17.

      Murid-murid Yesus juga mempercayai kisah penciptaan di Kejadian. Contohnya, catatan dalam Injil Lukas menelusuri silsilah Yesus terus sampai ke Adam. (Lukas 3:23-38) Seandainya Adam hanya tokoh khayalan, pada titik mana daftar silsilah itu berubah dari fakta menjadi mitos? Jika awal garis keturunan itu bersifat mitos, seberapa kuatkah pernyataan Yesus bahwa ia adalah Mesias, yang lahir dari garis keturunan Daud? (Matius 1:1) Penulis Injil Lukas mengatakan bahwa ia telah ”menelusuri segala sesuatu dari asal mulanya dengan saksama”. Jelaslah, ia mempercayai kisah penciptaan di buku Kejadian.​—Lukas 1:3.

      Iman rasul Paulus kepada Yesus dikaitkan dengan kepercayaan Paulus pada catatan Kejadian. Ia menulis, ”Mengingat kematian datang melalui seorang manusia, kebangkitan orang mati juga melalui seorang manusia. Karena sebagaimana semua manusia mati sehubungan dengan Adam, demikian juga semua manusia akan dihidupkan sehubungan dengan Kristus.” (1 Korintus 15:21, 22) Seandainya Adam bukan bapak leluhur seluruh umat manusia yang sesungguhnya, bukan orang yang melaluinya ’kematian, melalui dosa, masuk ke dalam dunia’, mengapa Yesus perlu mati untuk meniadakan dampak dosa warisan?​—Roma 5:12; 6:23.

      Menggoyahkan keyakinan akan kisah penciptaan di buku Kejadian sama saja dengan menggoyahkan fondasi iman Kristen. Teori evolusi dan ajaran Kristus tidak sejalan. Upaya apa pun untuk mengawinkan kedua kepercayaan ini hanya akan melahirkan iman yang lemah, yang mudah ”diombang-ambingkan seperti oleh gelombang dan dibawa ke sana kemari oleh setiap angin pengajaran”.​—Efesus 4:14.

      Iman yang Didasarkan atas Fondasi yang Kuat

      Selama berabad-abad, Alkitab telah dihujani berbagai kritik dan serangan. Namun, berkali-kali ayat Alkitab terbukti benar. Apabila Alkitab menyebut tentang sejarah, kesehatan, dan sains, catatannya telah berkali-kali terbukti dapat diandalkan. Nasihatnya tentang hubungan antarmanusia dapat dipercaya dan tak lekang dimakan waktu. Filsafat serta teori manusia bagaikan rumput hijau yang bertunas dan akhirnya layu, tetapi Firman Allah ”akan bertahan sampai waktu yang tidak tertentu”.​—Yesaya 40:8.

      Ajaran evolusi tidak terbatas dalam lingkup teori ilmiah saja. Itu adalah filsafat manusia yang berkembang lalu bertumbuh selama puluhan tahun. Tetapi, pada tahun-tahun belakangan ini, ajaran evolusi Darwin yang tradisional itu sendiri telah berevolusi​—malah, bermutasi—​karena ada banyak upaya untuk menangkis bukti yang bertambah tentang adanya rancangan di alam. Kami mengundang Anda untuk memeriksa topik ini lebih lanjut dengan meninjau artikel-artikel lain dalam terbitan ini. Selain itu, Anda juga bisa membaca publikasi yang diperlihatkan di halaman ini dan halaman 32.

      Setelah meneliti pokok ini, kemungkinan besar Anda akan merasa bahwa kepercayaan Anda akan apa yang Alkitab katakan tentang masa lalu diperteguh. Yang lebih penting lagi, iman Anda akan janji Alkitab tentang masa depan diperkuat. (Ibrani 11:1) Anda pun akan merasa tergugah untuk memuji Yehuwa, ”Pembuat langit dan bumi”.​—Mazmur 146:6.

      BACAAN LAIN

      Buku bagi Semua Orang Beberapa contoh spesifik tentang keautentikan Alkitab dibahas di brosur ini

      Apakah Ada Pencipta yang Mempedulikan Anda? Selidikilah bukti yang lebih ilmiah, dan cari tahulah mengapa Allah yang penuh perhatian mengizinkan begitu banyak penderitaan

      Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan? Pertanyaan Apa maksud-tujuan Allah bagi bumi? dijawab di pasal 3 buku ini

      [Kutipan di hlm. 10]

      Yesus mempercayai kisah penciptaan di Kejadian. Apakah ia keliru?

      [Kotak di hlm. 9]

      APA EVOLUSI ITU?

      Salah satu definisi ”evolusi” adalah: ”Proses perubahan ke arah tertentu.” Tetapi, kata itu digunakan dengan beberapa cara. Misalnya, kata itu digunakan untuk menggambarkan perubahan besar pada benda-benda mati​—perkembangan alam semesta. Selain itu, istilah tersebut digunakan untuk menunjukkan perubahan kecil pada makhluk hidup—​caranya tumbuhan dan hewan beradaptasi dengan lingkungan mereka. Tetapi, kata itu paling umum digunakan untuk memaksudkan teori bahwa kehidupan muncul dari zat-zat kimia yang tidak bernyawa, yang membentuk sel-sel yang dapat membelah diri lalu perlahan-lahan berkembang menjadi makhluk yang semakin kompleks, dan manusia adalah hasilnya yang paling cerdas. Makna ketiga inilah yang dimaksud dengan istilah ”evolusi” yang digunakan dalam seri artikel ini.

      [Keterangan Gambar di hlm. 10]

      Space photo: J. Hester and P. Scowen (AZ State Univ.), NASA

  • Wawancara dengan Seorang Pakar Biokimia
    Sedarlah!—2006 | September
    • Wawancara dengan Seorang Pakar Biokimia

      PADA tahun 1996, Michael J. Behe, kini profesor biokimia di Lehigh University di Pennsylvania, AS, menerbitkan bukunya Darwin’s Black Box​—The Biochemical Challenge to Evolution. Sedarlah! terbitan 8 Mei 1997 memuat seri artikel berjudul ”Bagaimana Kita Ada di Sini?​—Secara Kebetulan Atau Melalui Rancangan?” yang merujuk ke buku karya Behe itu. Selama kurang lebih sepuluh tahun sejak Darwin’s Black Box diterbitkan, para ilmuwan pendukung evolusi jungkir balik berupaya mematahkan argumen yang diajukan oleh Behe. Para kritikus menuduh bahwa keyakinan agamanya​—Katolik Roma—telah mengaburkan penilaian ilmiahnya. Yang lain menyatakan bahwa penalarannya tidak ilmiah. Sedarlah! mewawancarai Profesor Behe untuk mencari tahu mengapa pendapatnya telah menimbulkan begitu banyak perdebatan.

      SEDARLAH!: MENURUT ANDA, MENGAPA KEHIDUPAN MEMBUKTIKAN ADANYA RANCANGAN HASIL KECERDASAN?

      PROFESOR BEHE: Setiap kali kita melihat susunan yang rumit dan fungsional, kita pasti menyimpulkan bahwa itu hasil rancangan. Misalnya, berbagai mesin yang kita gunakan sehari-hari​—alat pemotong rumput, mobil, atau yang lebih sederhana lagi. Contoh yang sering saya gunakan adalah perangkap tikus. Kita menyimpulkan bahwa alat itu dirancang karena kita melihat berbagai bagian yang disusun untuk melakukan suatu fungsi, yaitu menangkap tikus.

      Sains kini telah cukup maju sehingga dapat menyibak kehidupan sampai ke unsur dasarnya. Dan, yang sangat mengejutkan, para ilmuwan telah menemukan mesin-mesin yang rumit dan fungsional pada tingkat molekuler. Sebagai contoh, di dalam sel-sel hidup terdapat ”truk-truk” molekuler mini yang mengangkut pasokan dari satu sisi sel ke sisi lainnya. Ada ”plang-plang” molekuler mungil yang memberi tahu ”truk-truk” itu kapan harus belok ke kiri atau ke kanan. Ada sel yang memiliki ”mesin tempel” molekuler yang dapat mendorong sel itu melaju melintasi cairan. Dalam situasi lain, apabila orang menemukan benda yang sangat rumit dan memiliki fungsi tertentu, ia akan menyimpulkan bahwa benda itu dirancang. Kita tidak memiliki penjelasan lain untuk kerumitan ini, tidak soal apa yang dinyatakan teori evolusi Darwin. Karena kita secara seragam menyimpulkan bahwa susunan semacam ini membuktikan adanya rancangan, kita memiliki dasar yang kuat untuk berpendapat bahwa sistem molekuler ini juga telah dirancang secara cerdas.

      SEDARLAH!: MENURUT ANDA, MENGAPA KEBANYAKAN KOLEGA ANDA TIDAK SETUJU DENGAN KESIMPULAN ANDA TENTANG RANCANGAN HASIL KECERDASAN?

      PROFESOR BEHE: Banyak ilmuwan tidak setuju dengan kesimpulan saya karena mereka menyadari bahwa gagasan tentang rancangan hasil kecerdasan memiliki implikasi di luar lingkup sains​—yang dengan tegas menunjuk ke sesuatu yang supranatural. Kesimpulan ini menggelisahkan banyak orang. Tapi, saya selalu mengajarkan bahwa sains seharusnya selalu mengikuti bukti yang ada, ke mana pun arahnya. Menurut saya, orang yang mengabaikan sesuatu yang begitu jelas ditunjukkan oleh bukti hanya karena ia merasa bahwa kesimpulannya memiliki implikasi filosofis yang tidak disukai adalah orang yang tidak bernyali.

      SEDARLAH!: BAGAIMANA TANGGAPAN ANDA TERHADAP KRITIKUS YANG MENYATAKAN BAHWA MENERIMA GAGASAN TENTANG RANCANGAN HASIL KECERDASAN SAMA DENGAN MENDUKUNG PEMBODOHAN?

      PROFESOR BEHE: Kesimpulan bahwa ada rancangan di alam bukanlah hasil kebodohan atau ketidaktahuan. Kesimpulan itu dibuat bukan berdasarkan apa yang tidak kita ketahui; itu justru berdasarkan apa yang kita ketahui. Sewaktu Darwin menerbitkan bukunya The Origin of Species 150 tahun yang lalu, kehidupan tampak sederhana. Para ilmuwan mengira bahwa sel begitu sederhana sehingga dapat muncul begitu saja dari suatu lautan lumpur. Tetapi sejak itu, sains telah menemukan bahwa sel luar biasa rumit, jauh lebih rumit daripada mesin-mesin abad ke-21 ini. Kerumitan yang fungsional itu menunjukkan adanya rancangan yang bertujuan.

      SEDARLAH!: SUDAHKAH SAINS MENGHASILKAN BUKTI YANG MENDUKUNG BAHWA EVOLUSI, MELALUI SELEKSI ALAM, DAPAT MENCIPTAKAN MESIN-MESIN MOLEKULER RUMIT YANG ANDA SEBUTKAN?

      PROFESOR BEHE: Silakan cari di karya tulis ilmiah, dan Anda akan mendapati bahwa tidak seorang pun pernah membuat upaya yang serius​—suatu upaya percobaan atau model ilmiah yang terperinci​—yang menjelaskan bagaimana mesin molekuler demikian dapat muncul melalui proses-proses ala Darwin. Padahal, sejak buku saya diterbitkan sepuluh tahun yang lalu, banyak organisasi sains, seperti Lembaga Sains Nasional dan Asosiasi Pengembangan Sains Amerika, telah mendesak para anggotanya untuk berupaya sebisa-bisanya menangkis gagasan bahwa kehidupan membuktikan adanya rancangan hasil kecerdasan.

      SEDARLAH!: APA TANGGAPAN ANDA TERHADAP ORANG-ORANG YANG MENUNJUKKAN BAGIAN-BAGIAN TERTENTU PADA TUMBUHAN ATAU HEWAN YANG KATANYA TIDAK DIRANCANG DENGAN BAIK?

      PROFESOR BEHE: Hanya karena kita tidak tahu apa fungsi bagian tertentu pada suatu makhluk hidup tidak berarti bahwa bagian itu tidak penting. Sebagai contoh, bagian yang disebut organ sisa pernah digunakan sebagai bukti bahwa tubuh manusia dan makhluk hidup lain tidak dirancang dengan baik. Usus buntu dan amandel, misalnya, pernah dianggap sebagai organ sisa dan sering dibuang. Namun, kemudian diketahui bahwa organ-organ ini berperan dalam sistem kekebalan tubuh dan tidak lagi dianggap sebagai organ sisa.

      Faktor lain yang harus diingat adalah bahwa dalam biologi, beberapa hal tampaknya memang terjadi secara kebetulan. Tetapi, hanya karena ada bagian yang penyok di mobil saya atau kempes bannya tidak berarti mobil atau ban itu tidak dirancang. Demikian pula, fakta bahwa beberapa hal terjadi secara kebetulan dalam biologi tidak berarti bahwa mesin-mesin molekuler kehidupan yang rumit dan canggih muncul secara kebetulan. Argumen itu sama sekali tidak logis.

      [Kutipan di hlm. 12]

      ”Menurut saya, orang yang mengabaikan sesuatu yang begitu jelas ditunjukkan oleh bukti hanya karena ia merasa bahwa kesimpulannya memiliki implikasi filosofis yang tidak disukai adalah orang yang tidak bernyali”

  • Apakah Evolusi Suatu Fakta?
    Sedarlah!—2006 | September
    • Apakah Evolusi Suatu Fakta?

      ”EVOLUSI adalah fakta, sebagaimana panas matahari adalah fakta,” kata seorang ilmuwan evolusionis terkenal, Profesor Richard Dawkins. Tentu saja, fakta bahwa matahari itu panas telah dibuktikan oleh eksperimen dan pengamatan langsung. Tetapi, apakah ajaran evolusi juga telah dibuktikan tanpa terbantahkan oleh eksperimen dan pengamatan langsung?

      Sebelum kami menjawab pertanyaan itu, ada yang perlu dijernihkan terlebih dahulu. Banyak ilmuwan telah memperhatikan bahwa seraya waktu berlalu, keturunan suatu makhluk hidup bisa mengalami sedikit perubahan. Charles Darwin menyebut proses ini ”turunan dengan modifikasi lanjutan”. Perubahan demikian telah diamati secara langsung, didokumentasikan dalam eksperimen, dan dengan cerdik dimanfaatkan oleh para penangkar tanaman dan binatang.a Perubahan ini dapat dianggap sebagai fakta. Akan tetapi, para ilmuwan mengistilahkan perubahan kecil ini sebagai ”mikroevolusi”. Nama ini saja sudah menyiratkan apa yang ditegaskan oleh banyak ilmuwan​—bahwa perubahan kecil ini membuktikan suatu fenomena yang sama sekali berbeda, yang tidak dapat diamati oleh siapa pun, yang mereka sebut makroevolusi.

      Tetapi, Darwin menarik kesimpulan jauh di luar lingkup perubahan yang dapat diamati tersebut. Ia menulis dalam bukunya yang terkenal The Origin of Species, ”Saya memandang semua makhluk hidup bukan sebagai ciptaan khusus, melainkan sebagai keturunan segelintir makhluk hidup.” Menurut Darwin, selama jangka waktu yang sangat panjang, ”segelintir makhluk hidup” yang mula-mula itu, atau yang disebut bentuk kehidupan yang sederhana, lambat laun berevolusi​—melalui ”berbagai modifikasi yang sangat kecil”—menjadi jutaan bentuk kehidupan di bumi. Para evolusionis mengajarkan bahwa perubahan-perubahan kecil ini berakumulasi dan menghasilkan perubahan besar yang dibutuhkan untuk mengubah ikan menjadi amfibi dan kera menjadi manusia. Perubahan besar yang bersifat hipotesis ini disebut makroevolusi. Bagi banyak orang, pernyataan kedua ini kedengarannya masuk akal. Mereka menduga, ’Jika perubahan-perubahan kecil bisa terjadi dalam suatu spesies, bukankah evolusi bisa menghasilkan perubahan besar dalam jangka waktu yang panjang?’b

      Ajaran makroevolusi didasarkan atas tiga asumsi utama:

      1. Mutasi menyediakan bahan mentah yang dibutuhkan untuk terciptanya spesies baru.c

      2. Seleksi alam menyebabkan terbentuknya spesies baru.

      3. Catatan fosil mendokumentasikan perubahan makroevolusi pada tumbuhan dan hewan.

      Apakah bukti untuk makroevolusi sudah sedemikian kuatnya sehingga dapat dianggap sebagai fakta?

      Dapatkah Mutasi Menghasilkan Spesies Baru?

      Banyak perincian pada tumbuhan dan hewan ditentukan oleh instruksi yang terkandung dalam kode genetika, cetak biru yang terbungkus dalam inti setiap sel.d Para peneliti telah menemukan bahwa mutasi​—atau perubahan acak​—pada kode genetika dapat menghasilkan perubahan pada keturunan tumbuhan dan hewan. Pada tahun 1946, Hermann J. Muller, pemenang Hadiah Nobel dan pemula penelitian genetika mutasi, menyatakan, ”Akumulasi dari banyaknya perubahan yang langka dan kebanyakan kecil itu bukan saja merupakan cara utama manusia untuk memperbaiki hewan dan tumbuhan, melainkan, lebih jauh lagi, merupakan cara terjadinya evolusi di alam, di bawah pengarahan seleksi alam.”

      Ya, ajaran makroevolusi didasarkan atas pernyataan bahwa mutasi tidak hanya dapat menghasilkan spesies baru, tetapi juga famili tumbuhan dan hewan yang sama sekali baru. Adakah cara untuk menguji pernyataan yang berani itu? Nah, perhatikan apa yang disingkapkan oleh penelitian selama sekitar 100 tahun di bidang riset genetika.

      Pada akhir tahun 1930-an, para ilmuwan dengan antusias menyambut gagasan bahwa kalau seleksi alam dapat menghasilkan spesies tanaman yang baru dari mutasi acak, mutasi buatan yang sengaja diseleksi oleh manusia seharusnya bisa membuahkan hasil yang lebih efisien. ”Euforia pun menyebar di kalangan biolog pada umumnya dan para ahli genetika serta penangkar pada khususnya,” kata Wolf-Ekkehard Lönnig, seorang ilmuwan dari Institut Max Planck untuk Riset Penangkaran Tanaman di Jerman, yang diwawancarai oleh Sedarlah! Mengapa terjadi euforia? Lönnig, yang sudah sekitar 28 tahun mempelajari genetika mutasi pada tanaman, mengatakan, ”Para peneliti itu mengira bahwa waktunya telah tiba untuk merevolusi metode tradisional penangkaran tanaman dan binatang. Mereka mengira bahwa dengan memicu serta menyeleksi mutasi yang disukai, mereka bisa menghasilkan tanaman dan binatang yang baru dan lebih baik.”e

      Para ilmuwan di Amerika Serikat, Asia, dan Eropa memulai program riset berdana besar, menggunakan metode-metode yang diyakini bisa mempercepat evolusi. Setelah riset yang intensif selama lebih dari 40 tahun, apa hasilnya? ”Sekalipun sudah menghabiskan dana yang luar biasa besar,” kata peneliti Peter von Sengbusch, ”upaya membudidayakan varietas yang makin produktif melalui iradiasi, benar-benar terbukti gagal.” Lönnig mengatakan, ”Pada tahun 1980-an, harapan dan euforia di kalangan ilmuwan telah berakhir dengan kegagalan global. Penangkaran mutasi sebagai cabang riset tersendiri telah ditinggalkan di negeri-negeri Barat. Hampir semua mutan menunjukkan ’nilai seleksi negatif’, artinya, mereka mati atau lebih lemah daripada varietas yang ada di alam.”f

      Sekalipun demikian, data yang kini telah terkumpul dari sekitar 100 tahun riset mutasi pada umumnya dan 70 tahun penangkaran mutasi pada khususnya memungkinkan para ilmuwan menarik kesimpulan tentang kemampuan mutasi untuk menghasilkan spesies baru. Setelah memeriksa buktinya, Lönnig menyimpulkan, ”Mutasi tidak dapat mengubah suatu spesies asli [tumbuhan atau hewan] menjadi spesies yang sama sekali baru. Kesimpulan ini selaras dengan gabungan semua pengalaman dan hasil riset mutasi sepanjang abad ke-20 serta hukum probabilitas. Jadi, hukum variasi berulang menyiratkan bahwa spesies yang secara genetis berbeda dari spesies lain memiliki batas-batas tertentu yang tidak dapat diruntuhkan atau dilanggar oleh mutasi yang terjadi secara kebetulan.”

      Pikirkan implikasi fakta-fakta di atas. Jika para ilmuwan yang sangat terlatih tidak sanggup menghasilkan spesies baru dengan memicu serta menyeleksi mutasi yang disukai, mungkinkah suatu proses tanpa kecerdasan melakukannya dengan lebih baik? Jika riset memperlihatkan bahwa mutasi tidak dapat mengubah suatu spesies asli menjadi spesies yang sama sekali baru, lalu bagaimana persisnya proses makroevolusi berlangsung?

      Apakah Seleksi Alam Menyebabkan Terciptanya Spesies Baru?

      Darwin yakin bahwa apa yang ia sebut seleksi alam akan memilih bentuk kehidupan yang paling cocok dengan lingkungannya, sedangkan bentuk kehidupan yang kurang cocok akhirnya akan punah. Para evolusionis modern mengajarkan bahwa seraya spesies menyebar lalu terisolasi, seleksi alam akan memilih spesies yang mutasi gennya menjadikan mereka paling cocok dengan lingkungan baru mereka. Sebagai hasilnya, para evolusionis berasumsi bahwa kelompok-kelompok yang terisolasi itu akhirnya berkembang menjadi spesies yang benar-benar baru.

      Sebagaimana disebutkan sebelumnya, bukti hasil riset dengan jelas menunjukkan bahwa mutasi tidak dapat menghasilkan jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang baru. Walaupun demikian, bukti apa yang diajukan para evolusionis untuk mendukung pernyataan bahwa seleksi alam memilih mutasi yang berguna sehingga menghasilkan spesies baru? Sebuah brosur yang diterbitkan pada tahun 1999 oleh Lembaga Sains Nasional (NAS) di Amerika Serikat mengatakan, ”Contoh yang khususnya amat meyakinkan tentang spesiasi [evolusi spesies baru] adalah ke-13 spesies burung kenari yang dipelajari oleh Darwin di Kepulauan Galápagos, yang kini dikenal sebagai kenari Darwin.”

      Pada tahun 1970-an, suatu kelompok riset di bawah pimpinan Peter dan Rosemary Grant mulai mempelajari burung-burung ini dan mendapati bahwa setelah satu tahun musim kering, kenari yang paruhnya sedikit lebih besar lebih mudah bertahan hidup daripada yang paruhnya kecil. Karena ukuran dan bentuk paruh adalah salah satu cara utama untuk membedakan ke-13 spesies kenari itu, temuan ini dianggap sangat penting. ”Peter dan Rosemary Grant memperkirakan,” lanjut brosur itu, ”bahwa jika musim kering terjadi kira-kira sekali setiap 10 tahun di pulau itu, sebuah spesies kenari yang baru bisa muncul hanya dalam kira-kira 200 tahun.”

      Tetapi, brosur NAS itu lalai menyebutkan fakta penting lain yang memalukan. Pada tahun-tahun berikutnya setelah musim kering itu, jumlah kenari berparuh kecil kembali mendominasi. Maka, Peter Grant dan seorang mahasiswi pascasarjana bernama Lisle Gibbs menulis dalam jurnal sains Nature pada tahun 1987 bahwa mereka telah melihat ”pembalikan arah seleksi”. Pada tahun 1991, Grant menulis bahwa ”populasi itu, yang mengalami seleksi alam, jumlahnya naik turun” setiap kali ada perubahan iklim. Para peneliti itu juga memperhatikan bahwa beberapa ”spesies” kenari melakukan kawin silang dan menghasilkan keturunan yang lebih tangguh daripada induknya. Peter dan Rosemary Grant menyimpulkan bahwa jika kawin silang ini berlanjut, dua ”spesies” itu bisa melebur menjadi satu dalam waktu 200 tahun.

      Dahulu, pada tahun 1966, biolog pendukung evolusi George Christopher Williams menulis, ”Menurut saya, sangatlah disayangkan bahwa teori seleksi alam terutama dikembangkan untuk menjelaskan perubahan evolusi. Teori itu jauh lebih penting untuk menjelaskan kelanjutan adaptasi.” Pakar teori evolusi Jeffrey Schwartz menulis pada tahun 1999 bahwa jika kesimpulan Williams benar, seleksi alam bisa jadi memang membantu spesies beradaptasi menurut perubahan tuntutan kelangsungan hidup, tetapi ”itu tidak menciptakan sesuatu yang baru”.

      Ya, kenari Darwin tidak menjadi ”sesuatu yang baru”. Mereka tetap burung kenari. Dan, fakta bahwa mereka bisa melakukan kawin silang membuat orang meragukan metode yang digunakan beberapa evolusionis untuk menentukan suatu spesies. Lagi pula, mereka menyingkapkan fakta bahwa bahkan lembaga ilmiah yang bergengsi pun bisa ikut-ikutan melaporkan bukti secara tidak objektif.

      Apakah Catatan Fosil Mendokumentasikan Perubahan Makroevolusi?

      Brosur NAS yang tadi disebutkan memberikan kesan kepada pembacanya bahwa fosil yang ditemukan para ilmuwan sudah lebih dari cukup untuk mendokumentasikan makroevolusi. Brosur itu menyatakan, ”Ada begitu banyak bentuk peralihan yang telah ditemukan antara ikan dan amfibi, antara amfibi dan reptil, antara reptil dan mamalia, dan sepanjang garis keturunan primata sehingga sering kali sulit untuk menunjukkan dengan tepat kapan terjadinya transisi dari satu spesies ke spesies lainnya.”

      Pernyataan yang penuh keyakinan ini cukup mengejutkan. Mengapa? Pada tahun 2004, National Geographic menggambarkan catatan fosil seperti ”sebuah film evolusi yang 999 dari setiap 1.000 gambarnya hilang di ruang sensor”. Apakah satu dari seribu ”gambar” itu benar-benar mendokumentasikan proses makroevolusi? Apa yang sebenarnya diperlihatkan oleh catatan fosil? Niles Eldredge, seorang evolusionis yang gigih, mengakui bahwa catatan fosil memperlihatkan bahwa untuk waktu yang lama, ”hanya sedikit atau tidak ada perubahan evolusi yang berakumulasi dalam kebanyakan spesies”.

      Sampai hari ini, para ilmuwan di seluruh dunia telah menggali dan mendata sekitar 200 juta fosil besar dan miliaran fosil kecil. Banyak peneliti setuju bahwa catatan yang luar biasa banyak dan terperinci itu memperlihatkan bahwa semua kelompok utama binatang muncul secara tiba-tiba dan hampir-hampir tidak berubah, dan ada banyak spesies yang punah secepat munculnya. Setelah meninjau bukti dari catatan fosil, biolog Jonathan Wells menulis, ”Pada tingkat dunia, filum, dan kelas, turunan dengan modifikasi dari satu nenek moyang jelas bukan fakta yang dapat diamati. Kalau dinilai berdasarkan bukti dari catatan fosil dan rumitnya sistem molekuler, itu bahkan bukan teori yang kuat dasarnya.”

      Evolusi​—Fakta atau Mitos?

      Mengapa banyak evolusionis terkemuka berkeras bahwa makroevolusi merupakan suatu fakta? Setelah mengkritik beberapa penalaran Richard Dawkins, seorang evolusionis yang berpengaruh bernama Richard Lewontin menulis bahwa banyak ilmuwan bersedia mempercayai pernyataan ilmiah yang bertentangan dengan akal sehat ”karena kita telanjur berkomitmen, komitmen kepada paham kebendaan”.g Banyak ilmuwan bahkan tidak mau mempertimbangkan kemungkinan adanya Perancang yang cerdas karena, seperti yang ditulis Lewontin, ”kita tidak bisa menerima kehadiran Pribadi Ilahi”.

      Mengenai hal ini, Scientific American mengutip kata-kata sosiolog Rodney Stark, ”Selama 200 tahun ini telah dipropagandakan bahwa jika Anda ingin menjadi orang yang ilmiah, Anda harus membebaskan pikiran Anda dari belenggu agama.” Selanjutnya ia menyatakan bahwa dalam universitas riset ”orang-orang yang religius bungkam”, sedangkan ”orang-orang yang tidak religius berprasangka”. Menurut Stark, ”ada semacam sistem imbalan jika seseorang bersikap tidak religius di jajaran atas [komunitas sains]”.

      Seandainya Anda mengakui bahwa ajaran makroevolusi itu benar, Anda harus percaya bahwa para ilmuwan agnostis atau ateis tidak akan membiarkan keyakinan pribadi mereka mempengaruhi penafsiran mereka atas temuan-temuan ilmiah. Anda harus percaya bahwa mutasi dan seleksi alam menghasilkan semua bentuk kehidupan yang rumit, terlepas dari fakta bahwa riset selama seabad untuk meneliti miliaran mutasi telah memperlihatkan bahwa mutasi tidak dapat mengubah bahkan satu spesies yang jelas karakteristiknya menjadi sesuatu yang sama sekali baru. Anda harus percaya bahwa semua makhluk hidup perlahan-lahan berevolusi dari satu nenek moyang, terlepas dari fakta bahwa catatan fosil dengan tegas menunjukkan bahwa jenis-jenis utama tumbuhan dan hewan muncul secara tiba-tiba dan tidak berevolusi menjadi jenis lain, bahkan setelah kurun waktu yang tak terhitung lamanya. Apakah kepercayaan semacam itu kedengarannya didasarkan atas fakta atau mitos?

      [Catatan Kaki]

      a Penangkar bisa mengawinkan anjing mereka secara selektif agar keturunan yang dihasilkan memiliki kaki yang lebih pendek atau bulu yang lebih panjang daripada induknya. Tetapi, perubahan yang dihasilkan para penangkar anjing itu sering kali merupakan akibat hilangnya fungsi gen tertentu. Sebagai contoh, anjing dachshund berukuran kecil karena tulang rawannya tidak berkembang normal, sehingga mengakibatkan kekerdilan.

      b Meskipun kata ”spesies” sering digunakan dalam artikel ini, hendaknya diperhatikan bahwa istilah ini tidak terdapat dalam buku Kejadian dalam Alkitab, yang menggunakan istilah ”jenis” yang lebih luas cakupannya. Sering kali, apa yang para ilmuwan sebut sebagai evolusi suatu spesies baru sebenarnya hanyalah variasi dalam suatu ”jenis”, sebagaimana kata itu digunakan di catatan Kejadian.

      c Lihat kotak ”Klasifikasi Makhluk Hidup”.

      d Riset memperlihatkan bahwa sitoplasma, atau membran sel, dan struktur-struktur lain juga berperan dalam pembentukan makhluk hidup.

      e Komentar Lönnig dalam artikel ini adalah pernyataannya sendiri dan tidak mewakili pendapat Institut Max Planck untuk Riset Penangkaran Tanaman.

      f Eksperimen mutasi berulang kali menunjukkan bahwa jumlah mutan yang baru terus berkurang, sedangkan jenis mutan yang sama terus muncul. Dari fenomena ini, Lönnig menyimpulkan ”hukum variasi berulang”. Selain itu, kurang dari 1 persen tanaman hasil mutasi itu terpilih untuk riset selanjutnya, dan kurang dari 1 persen dari kelompok ini didapati cocok untuk digunakan secara komersial. Hasil penangkaran mutasi pada binatang bahkan lebih buruk daripada pada tanaman, dan metode tersebut ditinggalkan sama sekali.

      g Paham kebendaan yang dimaksud di sini adalah teori bahwa benda-benda fisik adalah satu-satunya hal yang nyata atau fundamental, bahwa segala sesuatu di alam semesta, termasuk segala jenis kehidupan, muncul tanpa campur tangan supranatural dalam prosesnya.

      [Kutipan di hlm. 15]

      ”Mutasi tidak dapat mengubah suatu spesies asli [tumbuhan atau hewan] menjadi spesies yang sama sekali baru”

      [Kutipan di hlm. 16]

      Burung-burung kenari Darwin paling-paling hanya menunjukkan bahwa suatu spesies dapat beradaptasi dengan perubahan iklim

      [Kutipan di hlm. 17]

      Menurut catatan fosil, semua kelompok utama binatang muncul secara tiba-tiba dan hampir-hampir tidak berubah

      [Bagan di hlm. 14]

      (Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)

      KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP

      Makhluk hidup diklasifikasi ke dalam golongan yang semakin luas cakupannya, dari spesies yang spesifik hingga dunia.h Sebagai contoh, bandingkan klasifikasi manusia dan lalat buah pada tabel di bawah ini.

      MANUSIA LALAT BUAH

      Spesies sapiens melanogaster

      Genus Homo Drosofila

      Famili Hominid Drosofilid

      Ordo Primata Diptera

      Kelas Mamalia Serangga

      Filum Kordata Artropoda

      Dunia Hewan Hewan

      [Catatan Kaki]

      h Catatan: Kejadian pasal 1 menyatakan bahwa tumbuhan dan hewan akan berkembang biak ”menurut jenisnya”. (Kejadian 1:12, 21, 24, 25) Tetapi, istilah ’jenis’ dalam Alkitab bukan istilah ilmiah dan hendaknya tidak disamakan dengan sebutan ilmiah ”spesies”.

      [Keterangan]

      Tabel ini didasarkan atas buku Icons of Evolution​—Science or Myth? Why Much of What We Teach About Evolution Is Wrong, karya Jonathan Wells.

      [Gambar di hlm. 15]

      Lalat buah hasil mutasi (atas), walaupun bentuknya berubah, tetap lalat buah (Mutan yang tampak di sini bunganya lebih besar)

      [Keterangan]

      © Dr. Jeremy Burgess/​Photo Researchers, Inc.

      [Gambar di hlm. 15]

      Eksperimen mutasi tanaman berulang kali menunjukkan bahwa jumlah mutan yang baru terus berkurang, sedangkan jenis mutan yang sama terus muncul

      [Keterangan Gambar di hlm. 13]

      From a Photograph by Mrs. J. M. Cameron/​U.S. National Archives photo

      [Keterangan Gambar di hlm. 16]

      Finch heads: © Dr. Jeremy Burgess/​Photo Researchers, Inc.

      [Keterangan Gambar di hlm. 17]

      Dinosaur: © Pat Canova/​Index Stock Imagery; fossils: GOH CHAI HIN/​AFP/​Getty Images

  • Mengapa Kami Percaya Ada Pencipta
    Sedarlah!—2006 | September
    • Mengapa Kami Percaya Ada Pencipta

      Banyak pakar dalam berbagai bidang sains memperhatikan bahwa di alam ini ada rancangan hasil kecerdasan. Bagi mereka, tidak masuk akal jika kehidupan yang luar biasa kompleks di bumi terjadi secara kebetulan. Karena itu, sejumlah ilmuwan dan peneliti percaya ada Pencipta.

      Di antara mereka, ada yang menjadi Saksi-Saksi Yehuwa. Mereka yakin bahwa Allah dalam Alkitab adalah Perancang dan Pembangun alam semesta. Apa yang membuat mereka sampai pada kesimpulan itu? Hasil wawancara Sedarlah! dengan beberapa di antara mereka mungkin menarik bagi Anda.a

      ’Kehidupan​—Kompleks dan Sulit Dipahami’

      ◼ WOLF-EKKEHARD LÖNNIG

      PROFIL: Selama 28 tahun terakhir, saya melakukan penelitian ilmiah tentang mutasi gen pada tanaman, dan selama 21 tahun di antaranya saya menjadi karyawan Institut Max Planck bagian Riset Pembudidayaan Tanaman, di Köln, Jerman. Selain itu, sudah hampir tiga dekade saya melayani sebagai penatua sebuah sidang jemaat Kristen Saksi-Saksi Yehuwa.

      Setelah melakukan riset secara empiris (berdasarkan pengamatan dan eksperimen) di bidang genetika dan pengkajian di bidang biologi seperti fisiologi dan morfologi, harus saya akui bahwa kehidupan ini luar biasa kompleks dan sering sulit dipahami. Penelitian itu memperkuat keyakinan saya bahwa kehidupan, bahkan bentuk kehidupan yang paling sederhana, pastilah hasil kecerdasan.

      Kalangan ilmuwan sadar betul bahwa kehidupan ini kompleks. Namun, fakta-fakta yang menarik ini umumnya dikemukakan dalam konteks yang sangat mendukung evolusi. Tetapi, saya berpendapat bahwa argumen-argumen yang menentang kisah penciptaan dalam Alkitab akan runtuh jika ditelaah secara ilmiah. Argumen-argumen seperti itu sudah saya periksa selama puluhan tahun. Setelah melakukan banyak penelitian yang saksama atas makhluk hidup dan mempertimbangkan caranya hukum-hukum yang mengatur alam semesta ini tampak disetel dengan sempurna agar bisa ada kehidupan di bumi, saya harus percaya bahwa ada Pencipta.

      ’Segala Sesuatu Ada Penyebabnya’

      ◼ BYRON LEON MEADOWS

      PROFIL: Saya tinggal di Amerika Serikat dan bekerja di Badan Antariksa AS (NASA) di bidang fisika laser. Saat ini, saya ikut dalam proyek pengembangan teknologi untuk meningkatkan kemampuan memonitor iklim, cuaca, dan fenomena lain di bola bumi ini. Saya seorang penatua sebuah sidang jemaat Saksi-Saksi Yehuwa di daerah Kilmarnock, Virginia.

      Dalam riset, saya sering menggunakan prinsip fisika. Saya berupaya memahami bagaimana dan mengapa hal-hal tertentu terjadi. Dalam bidang penelitian saya, saya menemukan bukti yang jelas bahwa segala sesuatu yang saya amati ada penyebabnya. Saya yakin bahwa secara ilmiah masuk akal untuk mengakui Allah sebagai penyebab awal segala sesuatu di alam ini. Hukum alam begitu stabil sehingga mustahil bagi saya untuk tidak percaya bahwa ada seorang Organisator, seorang Pencipta, yang menetapkannya.

      Jika kesimpulan ini begitu jelas, mengapa begitu banyak ilmuwan percaya akan evolusi? Sewaktu melihat buktinya, mungkinkah mereka dipengaruhi oleh kesimpulan yang telah terbentuk sebelumnya? Ini bukan hal yang tidak lazim di kalangan ilmuwan. Tetapi pengamatan, tidak soal betapa meyakinkan, tidak selalu menjamin kesimpulan yang benar. Misalnya, seorang peneliti fisika laser dapat berkukuh bahwa cahaya adalah gelombang, mirip gelombang suara, karena cahaya sering berperilaku seperti gelombang. Tetapi, kesimpulannya tidak lengkap karena ada bukti juga bahwa cahaya berperilaku seperti sekelompok partikel, yang dikenal sebagai foton. Demikian pula, orang yang berkukuh bahwa evolusi adalah suatu fakta mendasarkan kesimpulannya pada sebagian bukti saja, dan membiarkan kesimpulan yang sudah ia bentuk sebelumnya mempengaruhi cara ia memandang bukti itu.

      Saya heran bahwa orang bisa menerima teori evolusi sebagai fakta padahal para ”pakar” evolusi sendiri memperdebatkan bagaimana evolusi konon terjadi. Contohnya, mungkinkah Anda menerima aritmetika sebagai fakta yang terbukti benar jika beberapa pakar mengatakan bahwa 2 ditambah 2 sama dengan 4, sedangkan pakar-pakar lain mengatakan bahwa konon jumlahnya 3 atau mungkin 6? Jika sains berperan untuk menerima apa yang dapat dibuktikan, diuji, dan direproduksi saja, teori bahwa semua kehidupan berevolusi dari nenek moyang yang sama bukanlah fakta sains.

      ”Sesuatu Mustahil Berasal dari Ketiadaan”

      ◼ KENNETH LLOYD TANAKA

      PROFIL: Saya seorang ahli geologi yang saat ini menjadi karyawan Lembaga Survei Geologi AS di Flagstaff, Arizona. Selama hampir tiga dekade, saya ikut melakukan riset ilmiah dalam berbagai bidang geologi, termasuk geologi planet. Puluhan artikel riset dan peta geologi Mars saya telah diterbitkan dalam jurnal-jurnal ilmiah yang terakreditasi. Sebagai salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa, saya menggunakan sekitar 70 jam setiap bulan untuk menganjurkan pembacaan Alkitab.

      Saya diajar untuk mempercayai evolusi, tetapi saya tidak setuju bahwa energi luar biasa besar yang dibutuhkan untuk membentuk alam semesta dapat dihasilkan tanpa ada Pencipta yang penuh kuasa. Sesuatu mustahil berasal dari ketiadaan. Saya juga menemukan argumen yang kuat dari Alkitab sendiri yang membuktikan adanya Pencipta. Alkitab memberikan banyak sekali contoh fakta ilmiah dalam bidang keahlian saya, misalnya bahwa bumi ini berbentuk bulat dan bergantung ”pada ketiadaan”. (Ayub 26:7; Yesaya 40:22) Fakta-fakta ini tertulis dalam Alkitab lama sebelum hal itu dibuktikan melalui penelitian.

      Pertimbangkan cara kita dibuat. Kita mempunyai persepsi sensoris, kesadaran diri, pikiran yang cerdas, kemampuan berkomunikasi, dan perasaan. Secara khusus, kita dapat merasakan, menghargai, dan menyatakan kasih. Evolusi tidak dapat menjelaskan bagaimana sifat-sifat yang mengagumkan ini bisa ada.

      Tanyalah pada diri sendiri, ’Seberapa andal dan dapat dipercaya sumber informasi yang digunakan untuk mendukung evolusi?’ Catatan geologinya tidak lengkap, rumit, dan membingungkan. Para evolusionis gagal membuktikan teori mereka tentang proses evolusi melalui berbagai metodologi ilmiah di laboratorium. Dan, meskipun para ilmuwan pada umumnya menggunakan teknik-teknik riset yang baik untuk memperoleh data, mereka sering dipengaruhi oleh motif yang mementingkan diri sewaktu menafsirkan temuan mereka. Sudah menjadi rahasia umum bahwa apabila datanya meragukan atau kontradiktif, para ilmuwan akan mempromosikan pemikiran mereka sendiri. Karier dan perasaan harga diri mereka sangat berperan.

      Sebagai ilmuwan dan siswa Alkitab, saya mencari kebenaran seutuhnya, yang konsisten dengan semua fakta dan kesimpulan yang ada agar dapat memperoleh pengertian yang paling akurat. Bagi saya, percaya akan adanya Pencipta sangat masuk akal.

      ”Bukti Nyata Adanya Rancangan dalam Sel”

      ◼ PAULA KINCHELOE

      PROFIL: Saya memiliki pengalaman beberapa tahun sebagai periset di bidang biologi sel, biologi molekuler, dan mikrobiologi. Saat ini, saya menjadi karyawan Universitas Emory, di Atlanta, Georgia, AS. Saya juga bekerja sebagai relawan yang mengajar Alkitab kepada masyarakat berbahasa Rusia.

      Sebagai bagian dari ilmu biologi yang saya tekuni, selama empat tahun fokus penelitian saya hanya pada sel dan komponen-komponennya. Semakin banyak saya belajar tentang DNA, RNA, protein, dan jalur metabolisme, semakin kagum saya akan kompleksitas, organisasi, dan presisinya. Saya terkesan oleh banyaknya hal yang telah manusia pelajari tentang sel, tetapi saya lebih takjub lagi oleh banyaknya hal yang masih belum dipelajari. Bukti nyata adanya rancangan dalam sel merupakan satu alasan saya percaya bahwa Allah itu ada.

      Pemelajaran Alkitab saya menyingkapkan siapa Pencipta itu​—yakni, Allah Yehuwa. Saya yakin bahwa Ia bukan hanya Perancang yang cerdas melainkan juga Bapak yang baik hati dan pengasih yang peduli kepada saya. Alkitab menjelaskan tujuan hidup ini dan memberikan harapan akan suatu masa depan yang penuh bahagia.

      Kaum muda di sekolah yang diajari evolusi mungkin menjadi ragu-ragu tentang apa yang harus dipercayai. Bisa jadi, mereka benar-benar bingung. Jika mereka percaya bahwa Allah itu ada, iman mereka diuji. Tetapi, mereka dapat melewati ujian itu dengan memeriksa banyak hal menakjubkan di alam sekitar kita dan dengan terus meningkatkan pengetahuan tentang sang Pencipta dan sifat-sifat-Nya. Saya sendiri telah melakukannya dan menyimpulkan bahwa kisah penciptaan dalam Alkitab itu akurat dan tidak bertentangan dengan sains sejati.

      ’Hukum-Hukum yang Sederhana namun Memukau’

      ◼ ENRIQUE HERNÁNDEZ-LEMUS

      PROFIL: Saya seorang rohaniwan sepenuh waktu Saksi-Saksi Yehuwa. Saya juga seorang ahli fisika teoretis dan saya bekerja di National University of Mexico. Pekerjaan saya saat ini ialah menemukan penjelasan yang selaras dengan prinsip-prinsip termodinamika untuk fenomena yang dikenal sebagai bencana gravotermal, yang adalah mekanisme pertumbuhan bintang. Saya juga meneliti kerumitan dalam urutan DNA.

      Kehidupan benar-benar terlalu rumit sehingga tidak mungkin muncul secara kebetulan. Sebagai contoh, pertimbangkan luar biasa banyaknya informasi yang terkandung dalam molekul DNA. Secara matematis, kemungkinan munculnya satu kromosom secara acak adalah kurang dari 1 per 9 triliun, suatu peluang yang begitu kecil sehingga dapat dianggap mustahil. Saya pikir, tidak masuk akal untuk percaya bahwa berbagai kekuatan tanpa kecerdasan dapat menciptakan bukan hanya satu kromosom tetapi juga semua hal yang luar biasa kompleks dalam makhluk-makhluk hidup.

      Selain itu, sewaktu saya mempelajari betapa kompleksnya perilaku zat, dari tingkat mikroskopis sampai gerakan gugusan raksasa bintang di ruang angkasa, saya terkesan akan betapa sederhana namun memukau hukum-hukum yang mengatur gerakan mereka. Bagi saya, hukum-hukum itu tidak hanya mencerminkan karya seorang Ahli Matematika Ulung, tetapi bagaikan tanda tangan seorang Seniman Ulung pada karya seninya.

      Orang sering heran apabila saya memberi tahu mereka bahwa saya seorang Saksi-Saksi Yehuwa. Kadang-kadang, saya ditanyai bagaimana saya bisa percaya ada Allah. Reaksi mereka dapat dimaklumi, karena kebanyakan agama tidak menganjurkan pemeluknya untuk meminta bukti tentang apa yang diajarkan kepada mereka atau untuk memeriksa kepercayaan mereka. Tetapi, Alkitab menganjurkan kita untuk menggunakan ”kesanggupan berpikir” kita. (Amsal 3:21) Semua bukti adanya rancangan hasil kecerdasan di alam, beserta bukti dari Alkitab, meyakinkan saya bahwa Allah tidak hanya ada tetapi juga memperhatikan doa-doa kita.

      [Catatan Kaki]

      a Pandangan yang dikemukakan para pakar dalam artikel ini tidak selalu mewakili pandangan lembaga tempat mereka bekerja.

      [Keterangan Gambar di hlm. 22]

      Mars in background: Courtesy USGS Astrogeology Research Program, http://​astrogeology.usgs.gov

  • Pola yang Menakjubkan pada Tanaman
    Sedarlah!—2006 | September
    • Pola yang Menakjubkan pada Tanaman

      PERNAHKAH Anda mengamati bahwa banyak tanaman bertumbuh dengan formasi spiral? Misalnya, buah nenas bisa jadi memiliki 8 sisik pada lajur yang mengitari satu sisi membentuk spiral dan 5 atau 13 sisik lain pada lajur yang berlawanan arah. (Lihat gambar 1.) Jika Anda memperhatikan biji-biji pada bunga matahari, Anda mungkin dapat melihat 55 dan 89 spiral yang bersilangan atau barangkali malah lebih banyak lagi. Anda bahkan mungkin dapat menemukan spiral pada kembang kol. Sekali Anda mengamati adanya formasi spiral ini, Anda mungkin akan penasaran lalu mulai meneliti setiap buah dan sayur di pasar. Mengapa tanaman bertumbuh dengan cara seperti ini? Apakah jumlah spiral memiliki fungsi tertentu?

      Bagaimana Tanaman Bertumbuh?

      Kebanyakan tanaman membentuk organ baru seperti batang, daun, dan bunga dari sebuah titik tumbuh yang sangat kecil yang disebut meristem. Setiap struktur baru yang disebut primordium berkembang dan bertumbuh dari tengah ke suatu arah yang baru, membentuk sudut dengan primordium sebelumnya.a (Lihat gambar 2.) Pertumbuhan-pertumbuhan baru pada kebanyakan tanaman akan tertata pada suatu sudut yang unik sehingga terbentuklah formasi spiral. Sudut apakah itu?

      Pikirkanlah kesulitan ini: Bayangkan Anda mencoba merancang sebuah tanaman sedemikian rupa sehingga pertumbuhan baru tertata rapat di sekeliling titik tumbuh tanpa ada ruang kosong. Misalkan Anda memutuskan untuk membuat setiap primordium baru bertumbuh pada titik yang membentuk sudut dua perlima lingkaran dengan pertumbuhan sebelumnya. Anda akan menghadapi masalah karena setiap primordium kelima akan tumbuh pada arah yang sama. Primordia ini akan membentuk lajur-lajur dengan ruang-ruang kosong di antaranya. (Lihat gambar 3.) Kenyataannya ialah primordia yang tumbuh pada tiap sudut pecahan sederhana akan menghasilkan lajur-lajur dan tidak mengisi ruang kosong. Hanya apa yang disebut ”sudut emas”, yaitu kira-kira 137,5 derajat, menghasilkan penataan primordia yang benar-benar rapat. (Lihat gambar 5.) Apa yang membuat sudut ini begitu istimewa?

      Sudut itu istimewa karena tidak dapat dinyatakan dengan pecahan sederhana. Pecahan 5/8 mendekati sudut emas, 8/13 lebih dekat, dan 13/21 lebih dekat lagi, namun tidak ada pecahan yang secara persis menggambarkan sudut emas itu. Maka, sewaktu pertumbuhan baru di meristem berkembang pada sudut yang tepat ini dengan pertumbuhan sebelumnya, dua pertumbuhan tidak akan pernah berkembang ke arah yang persis sama. (Lihat gambar 4.) Oleh karena itu, bukannya membentuk jari-jari lingkaran, primordia akan membentuk spiral.

      Yang mengagumkan, simulasi komputer tentang pertumbuhan primordia dari titik pusat akan menghasilkan formasi spiral hanya apabila sudut di antara pertumbuhan-pertumbuhan baru itu adalah sudut emas. Penyimpangan sekecil apa pun, walaupun hanya sepersepuluh derajat tidak akan menghasilkan formasi spiral yang sempurna.​—Lihat gambar 5.

      Berapa Banyak Daun Mahkota pada Sekuntum Bunga?

      Sungguh menarik, jumlah spiral yang dihasilkan oleh pertumbuhan pada sudut emas biasanya sama dengan salah satu bilangan yang terdapat dalam rangkaian yang disebut deret Fibonacci. Rangkaian ini pertama kali dijabarkan oleh matematikawan Italia abad ke-13, yang dikenal dengan nama Leonardo Fibonacci. Dalam barisan bilangan ini, setiap bilangan setelah 1 adalah hasil penjumlahan dua bilangan sebelumnya​—1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, dan seterusnya.

      Pada bunga dari banyak tanaman yang memamerkan pola pertumbuhan spiral, jumlah daun mahkotanya sering kali sama dengan salah satu bilangan Fibonacci. Menurut beberapa pengamat, ada kecenderungan bahwa bunga buttercup memiliki 5 daun mahkota, bunga boodroot 8, bunga fireweed 13, aster 21, common field daisy 34, dan aster New England 55 atau 89. (Lihat gambar 6.) Buah dan sayur sering memiliki fitur-fitur yang sesuai dengan bilangan Fibonacci. Misalnya, penampang lintang pisang berbentuk segi lima.

      ”Ia Membuat Segala Sesuatu Indah”

      Para seniman sudah lama mengakui bahwa sudut emas paling sedap dipandang mata. Mengapa pertumbuhan baru pada tanaman bisa muncul persis pada sudut yang menakjubkan ini? Banyak orang menyimpulkan bahwa ini hanyalah contoh lain rancangan hasil kecerdasan pada benda-benda hidup.

      Sewaktu merenungkan rancangan pada benda-benda hidup dan kemampuan kita untuk mendapatkan kesenangan darinya, banyak orang melihat tangan sang Pencipta, yang menginginkan kita menikmati kehidupan. Mengenai Pencipta kita, Alkitab mengatakan, ”Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya.”​—Pengkhotbah 3:11.

      [Catatan Kaki]

      a Anehnya, pada bunga matahari, bunga-bunga mungil yang menjadi biji mulai tersusun membentuk spiral dari tepi, bukan dari tengah.

      [Diagram di hlm. 24]

      Gambar 1

      (Lihat publikasinya)

      Gambar 2

      (Lihat publikasinya)

      Gambar 3

      (Lihat publikasinya)

      Gambar 4

      (Lihat publikasinya)

      Gambar 5

      (Lihat publikasinya)

      Gambar 6

      (Lihat publikasinya)

      [Gambar di hlm. 24]

      Gambar-dekat meristem

      [Keterangan]

      R. Rutishauser, University of Zurich, Switzerland

      [Keterangan Gambar di hlm. 25]

      White flower: Thomas G. Barnes @ USDA-NRCS PLANTS Database

  • Pentingkah Apa yang Anda Percayai?
    Sedarlah!—2006 | September
    • Pentingkah Apa yang Anda Percayai?

      MENURUT Anda, apakah kehidupan ada tujuannya? Seandainya evolusi memang benar, pernyataan yang dikutip dalam jurnal Scientific American dapat diterima, ”Pemahaman modern kita mengenai evolusi menyiratkan . . . bahwa tidak ada makna yang hakiki dalam kehidupan.”

      Pikirkan implikasi kata-kata tersebut. Apabila tidak ada makna yang hakiki dalam kehidupan, tujuan hidup Anda hanyalah mencoba melakukan beberapa perbuatan baik dan, mungkin, meneruskan sifat-sifat genetik Anda kepada generasi berikut. Sewaktu meninggal, Anda tidak akan ada lagi untuk selama-lamanya. Bila demikian halnya, otak Anda, dengan kesanggupannya untuk berpikir, bernalar, serta merenungkan makna kehidupan, hanyalah hasil kecelakaan alam.

      Bukan itu saja. Banyak yang percaya kepada evolusi menyatakan bahwa Allah tidak ada atau bahwa Ia tidak akan campur tangan dalam urusan manusia. Bila demikian halnya, masa depan kita akan ada di tangan para pemimpin politis, akademis, dan religius. Dari riwayat mereka, kita bisa simpulkan bahwa kekacauan, konflik, dan korupsi yang menghancurkan masyarakat manusia akan terus berlanjut. Jika evolusi memang benar, tampaknya cukup beralasan untuk hidup mengikuti moto yang fatalistis ini, ”Marilah kita makan dan minum, sebab besok kita akan mati.”​—1 Korintus 15:32.

      Tetapi, jangan salah. Saksi-Saksi Yehuwa tidak setuju dengan pernyataan-pernyataan di atas. Saksi-Saksi juga tidak setuju dengan dasar pemikiran semua pernyataan tersebut​—evolusi. Sebaliknya, Saksi-Saksi percaya bahwa Alkitab benar. (Yohanes 17:17) Karena itu, mereka mempercayai apa yang dikatakannya tentang bagaimana kita sampai ada di sini, ”Padamu [Allah] ada sumber kehidupan.” (Mazmur 36:9) Kata-kata tersebut mengandung implikasi yang dalam sekali.

      Kehidupan memang ada maknanya. Pencipta kita memiliki maksud-tujuan pengasih yang diulurkan kepada semua orang yang memilih untuk hidup selaras dengan kehendak-Nya. (Pengkhotbah 12:13) Maksud-tujuan tersebut antara lain ialah janji akan kehidupan di suatu dunia yang bebas dari kekacauan, konflik, dan korupsi​—dan, bahkan bebas dari kematian. (Yesaya 2:4; 25:6-8) Jutaan Saksi-Saksi Yehuwa di seluruh dunia dapat membuktikan bahwa hanya dengan belajar tentang Allah dan melakukan kehendak-Nya, kehidupan akan bermakna!​—Yohanes 17:3.

      Apa yang Anda percayai tentu penting, karena hal itu tidak hanya dapat mempengaruhi kebahagiaan Anda sekarang tetapi juga kehidupan Anda di masa depan. Andalah yang harus memilih. Apakah Anda akan mempercayai sebuah teori yang tidak bisa menangkis bukti-bukti yang semakin banyak tentang adanya rancangan di alam? Atau, apakah Anda akan menerima apa yang Alkitab katakan, yakni bahwa bumi dan kehidupan di atasnya adalah karya Perancang yang menakjubkan​—Yehuwa, Allah yang ”menciptakan segala sesuatu”?​—Penyingkapan 4:11.

  • Apakah Sains Bertentangan dengan Catatan Kejadian?
    Sedarlah!—2006 | September
    • Pandangan Alkitab

      Apakah Sains Bertentangan dengan Catatan Kejadian?

      MENURUT banyak orang, sains membuktikan bahwa kisah penciptaan dalam Alkitab itu keliru. Tetapi, yang sebenarnya saling bertentangan adalah sains dan, bukan Alkitab, melainkan pendapat kelompok-kelompok yang disebut Fundamentalis Kristen. Beberapa kelompok ini dengan keliru menyatakan bahwa, menurut Alkitab, semua ciptaan fisik dihasilkan dalam waktu enam kali 24 jam sekitar 10.000 tahun yang silam.

      Namun, Alkitab tidak mendukung kesimpulan tersebut. Seandainya itu ajaran Alkitab, banyak temuan ilmiah selama seratus tahun terakhir pastilah mendiskreditkan Alkitab. Apabila diperiksa dengan cermat, tersingkap bahwa teks Alkitab tidak bertentangan dengan fakta ilmiah yang telah diteguhkan. Itulah sebabnya, Saksi-Saksi Yehuwa tidak sependapat dengan kelompok Fundamentalis ”Kristen” dan banyak kreasionis. Uraian berikut memperlihatkan apa yang sebenarnya Alkitab ajarkan.

      Kapan ”pada Mulanya” Itu?

      Catatan Kejadian diawali dengan pernyataan yang sederhana namun sarat makna, ”Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” (Kejadian 1:1) Para pakar Alkitab sependapat bahwa ayat ini melukiskan suatu tindakan di luar hari-hari penciptaan yang dikisahkan dari ayat 3 dan seterusnya. Implikasinya sangat dalam. Menurut kata-kata pembuka Alkitab itu, alam semesta, termasuk planet Bumi kita, sudah ada selama waktu yang tidak tertentu sebelum mulainya hari-hari penciptaan.

      Para geolog memperkirakan bahwa bumi berusia sekitar 4 miliar tahun, dan para astronom menghitung bahwa alam semesta mungkin berusia hingga 15 miliar tahun. Apakah temuan ini​—atau pemahaman yang lebih jelas pada waktu mendatang—bertentangan dengan Kejadian 1:1? Tidak. Alkitab tidak memerinci berapa sebenarnya usia ”langit dan bumi”. Sains tidak membuktikan bahwa teks Alkitab itu keliru.

      Berapa Panjangnya Hari-Hari Penciptaan?

      Bagaimana dengan panjangnya hari-hari penciptaan? Apakah 24 jam harfiah? Ada yang menyatakan bahwa karena Musa​—penulis buku Kejadian​—belakangan menjadikan hari setelah keenam hari penciptaan sebagai pola untuk Sabat mingguan, maka panjang setiap hari penciptaan pastilah 24 jam harfiah. (Keluaran 20:11) Apakah teks buku Kejadian mendukung kesimpulan ini?

      Sama sekali tidak. Faktanya adalah kata Ibrani yang diterjemahkan menjadi ”hari” dapat memaksudkan waktu yang beragam panjangnya, bukan hanya periode 24 jam. Misalnya, sewaktu meringkaskan pekerjaan penciptaan oleh Allah, Musa menyebut keenam hari penciptaan itu sebagai satu hari. (Kejadian 2:4) Jelaslah, tidak ada dasar Alkitab untuk dengan sesukanya mengatakan bahwa hari penciptaan itu masing-masing panjangnya 24 jam.

      Kalau begitu, berapa panjang hari-hari penciptaan itu? Tata kalimat di Kejadian pasal 1 dan 2 menunjukkan bahwa itu mencakup waktu yang cukup panjang.

      Ciptaan Muncul secara Bertahap

      Musa menulis catatannya dalam bahasa Ibrani, dan ia menulisnya dari sudut pandang orang yang berdiri di permukaan bumi. Kedua fakta ini, serta pengetahuan bahwa alam semesta sudah ada sebelum dimulainya periode, atau ”hari”, penciptaan turut menjernihkan banyak pro dan kontra seputar kisah penciptaan. Bagaimana?

      Jika dicermati, catatan Kejadian menyingkapkan bahwa peristiwa yang dimulai pada satu ”hari” berlanjut hingga hari atau hari-hari berikutnya. Misalnya, sebelum ”hari” pertama penciptaan dimulai, cahaya dari matahari yang sudah ada tidak dapat mencapai permukaan bumi karena satu atau lain hal, barangkali terhalang awan tebal. (Ayub 38:9) Selama ”hari” pertama, penghalang ini perlahan-lahan lenyap, sehingga cahaya yang terdifusi dapat menembus atmosfer.a

      Pada ”hari” kedua, atmosfer tampaknya terus bertambah jernih, sehingga tercipta ruang antara awan tebal di atas dan samudra di bawah. Pada ”hari” keempat, atmosfer telah menjadi cukup jernih sehingga matahari dan bulan bisa terlihat ”di angkasa”. (Kejadian 1:14-16) Dengan kata lain, dari sudut pandang orang di bumi, matahari dan bulan mulai tampak dengan jelas. Semua peristiwa ini terjadi secara bertahap.

      Catatan Kejadian juga mengatakan bahwa seraya atmosfer bertambah jernih, makhluk-makhluk terbang​—termasuk serangga dan makhluk bersayap selaput​—mulai muncul pada ”hari” kelima. Namun, Alkitab menunjukkan bahwa selama ”hari” keenam, Allah masih dalam tahap ”membentuk dari tanah, segala binatang liar di padang dan segala makhluk terbang di langit”.​—Kejadian 2:19.

      Jelaslah, bahasa yang digunakan dalam Alkitab membuka peluang bahwa beberapa peristiwa utama pada setiap ”hari” atau periode penciptaan itu terjadi secara bertahap, bukan sekejap, boleh jadi ada yang bahkan berlangsung hingga ”hari” penciptaan berikutnya.

      Menurut Jenisnya

      Apakah munculnya tumbuhan dan hewan secara bertahap ini menyiratkan bahwa Allah menggunakan evolusi untuk menghasilkan beragam makhluk hidup? Tidak. Catatan itu menyatakan dengan jelas bahwa Allah menciptakan semua ’jenis’ dasar tumbuhan dan hewan. (Kejadian 1:11, 12, 20-25) Apakah ’jenis’ tumbuhan dan hewan yang semula ini diprogram dengan kesanggupan untuk beradaptasi menurut perubahan kondisi lingkungannya? Faktor apa yang menentukan batasan suatu ’jenis’? Alkitab tidak mengatakannya. Namun, Alkitab menyatakan bahwa makhluk hidup ”berkeriapan . . . menurut jenisnya”. (Kejadian 1:21) Pernyataan ini menyiratkan bahwa ada batas variasi yang dapat terjadi dalam suatu ’jenis’. Baik catatan fosil maupun riset modern mendukung gagasan bahwa penggolongan dasar tumbuhan dan hewan tidak banyak berubah dalam kurun waktu yang sangat panjang.

      Bertentangan dengan pernyataan beberapa kelompok Fundamentalis, buku Kejadian tidak mengajarkan bahwa alam semesta, termasuk bumi dan semua makhluk hidup di dalamnya, diciptakan dalam periode waktu yang singkat dan belum lama berselang. Sebaliknya, uraian dalam buku Kejadian tentang penciptaan alam semesta dan munculnya kehidupan di bumi selaras dengan banyak temuan ilmiah terbaru.

      Karena kepercayaan filsafat mereka, banyak ilmuwan menampik pernyataan Alkitab bahwa Allah menciptakan segala sesuatu. Namun, menarik bahwa di buku kuno Kejadian dalam Alkitab, Musa menulis bahwa alam semesta memiliki awal dan bahwa kehidupan muncul secara bertahap, atau progresif, dalam suatu periode waktu. Bagaimana Musa bisa mendapatkan informasi yang demikian akurat secara ilmiah sekitar 3.500 tahun yang lalu? Ada satu penjelasan yang masuk akal. Pribadi yang memiliki kuasa dan hikmat untuk menciptakan langit dan bumi pastilah dapat memberi Musa pengetahuan semacam itu. Hal ini menambah bobot pernyataan Alkitab bahwa buku itu ”diilhamkan Allah”.​—2 Timotius 3:16.

      [Catatan Kaki]

      a Dalam uraian tentang apa yang terjadi pada ”hari” pertama, kata Ibrani untuk terang adalah ʼohr, terang secara umum; tetapi, mengenai ”hari” keempat, kata yang digunakan adalah ma·ʼohrʹ, artinya sumber cahaya.

      PERNAHKAH ANDA BERTANYA-TANYA?

      ◼ Berapa lama berselang Allah menciptakan alam semesta?​—Kejadian 1:1.

      ◼ Apakah bumi diciptakan dalam waktu enam hari yang masing-masing panjangnya 24 jam?​—Kejadian 2:4.

      ◼ Bagaimana tulisan Musa tentang awal bumi bisa akurat secara ilmiah?​—2 Timotius 3:16.

      [Kutipan di hlm. 19]

      Buku Kejadian tidak mengajarkan bahwa alam semesta diciptakan dalam periode waktu yang singkat dan belum lama berselang

      [Kutipan di hlm. 20]

      ”Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.”​—Kejadian 1:1

      [Keterangan Gambar di hlm. 18]

      Universe: IAC/​RGO/​David Malin Images

      [Keterangan Gambar di hlm. 20]

      NASA photo

  • Bagaimana Aku Dapat Membela Kepercayaanku tentang Penciptaan?
    Sedarlah!—2006 | September
    • Kaum Muda Bertanya . . .

      Bagaimana Aku Dapat Membela Kepercayaanku tentang Penciptaan?

      ”Sewaktu kami diajar tentang evolusi di kelas, ternyata hal itu sangat berbeda dengan apa yang selama ini diajarkan kepadaku. Teori itu dipaparkan sebagai fakta, dan ini membuatku jadi ragu-ragu.”​—Ryan, 18 tahun.

      ”Sewaktu aku berumur kira-kira 12 tahun, guruku adalah penganut evolusi yang fanatik. Ia bahkan menempelkan stiker Darwin di mobilnya! Aku jadi enggan menyatakan kepercayaanku tentang penciptaan.”​—Tyler, 19 tahun.

      ”Aku ketakutan sewaktu guru IPS-ku bilang bahwa mata pelajaran berikutnya adalah evolusi. Aku tahu bahwa aku harus menjelaskan di depan kelas pendirianku tentang masalah yang kontroversial ini.”​—Raquel, 14 tahun.

      SEPERTI Ryan, Tyler, dan Raquel, barangkali kamu merasa gelisah sewaktu ada mata pelajaran evolusi di kelas. Kamu percaya bahwa Allah ”menciptakan segala sesuatu”. (Penyingkapan 4:11) Kamu melihat bukti rancangan hasil kecerdasan di sekitarmu. Tetapi menurut buku-buku pelajaran, manusia berevolusi, dan itu juga yang dikatakan gurumu. Mana mungkin murid berdebat dengan ”para pakar” itu, bukan? Dan, bagaimana reaksi teman-teman sekelasmu seandainya kamu mulai berbicara tentang . . . Allah?

      Jika hal-hal seperti itu mencemaskanmu, tenang saja! Bukan kamu saja yang percaya akan penciptaan. Faktanya, sejumlah ilmuwan pun tidak menerima teori evolusi. Begitu juga dengan banyak guru. Di Amerika Serikat, sebanyak 4 dari 5 siswa percaya akan adanya Pencipta​—tidak soal apa yang dinyatakan dalam buku-buku pelajaran!

      Meskipun demikian, mungkin kamu bertanya, ’Apa yang akan kukatakan kalau aku harus membela kepercayaanku tentang penciptaan?’ Bahkan jika kamu pemalu, yakinlah bahwa kamu dapat menyatakan pendirianmu. Tetapi, memang perlu persiapan.

      Ujilah Kepercayaanmu!

      Jika kamu dibesarkan oleh orang tua Kristen, kamu mungkin mempercayai penciptaan semata-mata karena itulah yang telah diajarkan kepadamu. Namun, karena sekarang kamu sudah bertumbuh dewasa, kamu ingin menyembah Allah dengan ’daya nalarmu’, memiliki dasar yang kukuh untuk kepercayaanmu. (Roma 12:1) Paulus menganjurkan orang Kristen abad pertama untuk ”memastikan segala sesuatu”. (1 Tesalonika 5:21) Bagaimana kamu dapat menguji kepercayaanmu tentang penciptaan?

      Pertama-tama, pertimbangkan apa yang Paulus tulis tentang Allah, ”Sifat-sifatnya yang tidak kelihatan, yaitu kuasanya yang kekal dan Keilahiannya, jelas terlihat sejak penciptaan dunia, karena sifat-sifat tersebut dipahami melalui perkara-perkara yang diciptakan.” (Roma 1:20) Sambil mencamkan kata-kata tersebut, cermatilah tubuh kita, bumi, jagat raya, kedalaman samudra. Perhatikan luar biasanya dunia serangga, flora, fauna​—bidang apa pun yang menarik bagi kamu. Lalu, dengan menggunakan ’daya nalarmu’, tanyai dirimu, ’Apa yang meyakinkanku bahwa memang ada Pencipta?’

      Untuk menjawab pertanyaan itu, Sam yang berusia 14 tahun menyebutkan tubuh manusia sebagai contoh. ”Tubuh kita begitu rumit dan banyak detailnya,” ia berujar, ”dan semua bagian bekerja sama dengan sangat baik. Tubuh manusia tidak mungkin berevolusi!” Holly, yang berusia 16 tahun, setuju. ”Sejak aku didiagnosis mengidap diabetes,” katanya, ”aku banyak belajar tentang cara kerja tubuh kita. Misalnya, betapa mengagumkan cara pankreas​—organ mungil yang tersembunyi di balik lambung—​melakukan pekerjaan raksasa agar darah dan organ-organ lain bisa tetap berfungsi.”

      Remaja lain memandangnya dari sudut yang berbeda. ”Bagiku,” kata Jared yang berusia 19 tahun, ”bukti terbesar adalah bahwa kita memiliki sisi rohani, dan juga penghargaan akan keindahan serta hasrat untuk belajar. Sifat-sifat ini memang tidak diperlukan untuk bertahan hidup, sebagaimana diajarkan oleh teori evolusi. Satu-satunya penjelasan yang masuk akal bagiku adalah bahwa kita ditempatkan di sini oleh pribadi yang ingin agar kita menikmati kehidupan.” Tyler, yang disebutkan di awal artikel ini, telah menyimpulkan hal yang serupa. ”Sewaktu aku memperhatikan peranan tumbuh-tumbuhan untuk menunjang kehidupan dan kerumitan susunannya yang sukar dipahami, aku diyakinkan bahwa ada Pencipta.”

      Memang lebih mudah membela penciptaan apabila kamu telah menyelaminya dan benar-benar yakin tentangnya. Oleh karena itu, seperti Sam, Holly, Jared, dan Tyler, cobalah sediakan waktu untuk merenungkan keajaiban karya Allah, lalu ”dengarkan” apa yang ”diceritakannya” kepadamu. Tidak diragukan, seperti rasul Paulus kamu akan mencapai kesimpulan yang sama​—bahwa selain keberadaan Allah, sifat-sifat-Nya pun dapat dengan mudah ”dipahami melalui perkara-perkara yang diciptakan”.a

      Cari Tahulah Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan

      Agar kamu dapat membela penciptaan, selain mencermati karya ciptaan Allah, kamu perlu juga mencari tahu apa yang sebenarnya Alkitab ajarkan tentang hal itu. Hal-hal yang tidak secara langsung dikomentari Alkitab tidak perlu dipermasalahkan. Perhatikan beberapa contoh.

      ◼ Menurut buku pelajaran IPA-ku, bumi dan tata surya sudah ada selama miliaran tahun. Alkitab tidak mengomentari usia bumi ataupun tata surya. Apa yang Alkitab katakan tidak menutup kemungkinan bahwa jagat raya sudah ada miliaran tahun sebelum ”hari” pertama penciptaan dimulai.​—Kejadian 1:1, 2.

      ◼ Guruku bilang, bumi tidak mungkin diciptakan hanya dalam enam hari. Alkitab tidak menyatakan bahwa enam ”hari” penciptaan masing-masing lamanya 24 jam aksara. Untuk memperoleh lebih banyak informasi, lihat halaman 18-20 majalah ini.

      ◼ Di kelas, kami membahas berbagai contoh tentang bagaimana binatang dan manusia berubah seraya waktu berlalu. Menurut Alkitab, Allah menciptakan makhluk hidup ”menurut jenisnya”. (Kejadian 1:20, 21) Pernyataan ini tidak mendukung gagasan bahwa kehidupan muncul dari zat anorganik atau bahwa Allah memulai proses evolusi dari sebuah sel tunggal. Namun, setiap ’jenis’ mempunyai kemampuan untuk menghasilkan banyak variasi. Jadi menurut Alkitab, bisa saja ada perubahan dalam tiap ’jenis’.

      Yakinlah dengan Kepercayaanmu!

      Tidak ada alasan untuk merasa canggung atau malu lantaran kamu mempercayai penciptaan. Dari bukti yang ada, sangatlah masuk akal​—bahkan, ilmiah—​untuk percaya bahwa kita adalah salah satu rancangan hasil kecerdasan. Pada akhirnya, justru evolusi​—bukan penciptaan—​yang mengharuskan kamu percaya bulat-bulat tanpa bukti yang logis, dan mempercayai mukjizat tanpa pembuat mukjizat. Malah, setelah membaca artikel-artikel lain dalam terbitan Sedarlah! ini, pastilah kamu akan diyakinkan bahwa bukti yang ada mendukung penciptaan. Dan, begitu kamu memikirkannya dalam-dalam dengan menggunakan daya nalarmu, kamu akan merasa lebih yakin untuk membela kepercayaanmu di depan kelas.

      Itulah yang dirasakan Raquel, yang disebutkan di awal artikel ini. ”Butuh waktu beberapa hari sampai akhirnya aku sadar bahwa aku tidak seharusnya diam saja soal kepercayaanku,” katanya. ”Aku memberi guruku buku Kehidupan​—Bagaimana Asal Mulanya? Melalui Evolusi atau melalui Penciptaan? dengan menandai bagian-bagian tertentu yang aku ingin beliau perhatikan. Belakangan, beliau bilang bahwa buku itu memberikan sudut pandang yang sama sekali baru tentang evolusi, dan lain kali beliau akan mempertimbangkan keterangan ini sewaktu mengajarkan mata pelajaran tersebut!”

      [Catatan Kaki]

      a Banyak remaja telah menarik manfaat dengan meninjau keterangan yang dimuat dalam publikasi seperti Kehidupan​—Bagaimana Asal Mulanya? Melalui Evolusi atau melalui Penciptaan? dan Apakah Ada Pencipta yang Mempedulikan Anda? Kedua buku ini diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.

      PIKIRKANLAH

      ◼ Dengan cara apa saja kamu tanpa ragu-ragu dapat menyatakan kepercayaanmu tentang penciptaan di sekolah?

      ◼ Bagaimana kamu dapat memperlihatkan penghargaanmu kepada Pribadi yang menciptakan segala sesuatu?​—Kisah 17:26, 27.

      [Kotak di hlm. 27]

      ”BUKTI TENTANG ADANYA ALLAH BERLIMPAH”

      ”Apa yang akan Anda katakan kepada seorang remaja yang dibesarkan untuk mempercayai Pencipta tetapi diajari evolusi di sekolahnya?” Pertanyaan ini diajukan kepada seorang ahli mikrobiologi yang adalah salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa. Jawabannya? ”Kamu harus menganggapnya sebagai kesempatan untuk membuktikan sendiri bahwa Allah ada—tidak hanya karena itulah yang orang tuamu ajarkan, tetapi karena kamu telah memeriksa buktinya dan telah menyimpulkannya. Kadang-kadang, sewaktu guru-guru diminta untuk ’membuktikan’ evolusi, mereka ternyata tidak dapat melakukannya, dan akhirnya sadar bahwa mereka menerima teori tersebut semata-mata karena itulah yang telah diajarkan kepada mereka. Dalam hal kepercayaanmu tentang Pencipta, kamu pun bisa jatuh ke dalam jerat yang sama. Itu sebabnya, kamu sebaiknya membuktikan sendiri bahwa Allah benar-benar ada. Bukti tentang adanya Allah berlimpah. Tidaklah sulit menemukannya.”

      [Kotak/​Gambar di hlm. 28]

      APA YANG MEYAKINKAN KAMU?

      Di bawah ini, catatlah tiga hal yang meyakinkan kamu bahwa memang ada Pencipta:

      1. ․․․․․

      2. ․․․․․

      3. ․․․․․

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan