PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g 7/13 hlm. 4-5
  • Bagaimana Menghadapi Anak yang Suka Merengek

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Bagaimana Menghadapi Anak yang Suka Merengek
  • Sedarlah!—2013
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • TANTANGANNYA
  • Mengajar Anak untuk Taat
    Sadarlah!—2015
  • ”Mesin Belajar Paling Hebat di Jagat Raya”
    Sedarlah!—2011
  • Apa yang Orang Tua Dapat Lakukan untuk Membantu?
    Sedarlah!—1981 (No. 4)
  • Pengendalian Diri
    Sadarlah!—2019
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—2013
g 7/13 hlm. 4-5

BANTUAN UNTUK KELUARGA | MENJADI ORANG TUA

Bagaimana Menghadapi Anak yang Suka Merengek

TANTANGANNYA

Sewaktu kesal, anak-dua-tahun Anda mulai berteriak, mengentakkan kaki, dan mengamuk. Anda bertanya-tanya: ’Apa anak saya normal? Apa ia merengek karena ada yang salah dari saya? Apa dia akan terus begini?’

Anda bisa membantu dia untuk mengubah perilakunya. Namun, pertama-tama, pikirkan apa yang boleh jadi turut menyebabkannya.

MENGAPA ITU TERJADI

Anak kecil kurang berpengalaman dalam menangani emosinya. Faktor itu saja bisa membuat ia sesekali merengek. Tetapi, bukan itu saja.

Pikirkan perubahan yang dialami seorang anak saat usianya kira-kira dua tahun. Sejak ia lahir, orang tuanya meladeni segala kebutuhannya. Jika ia menangis, misalnya, mereka buru-buru datang. ’Apa dia sakit? Apa dia perlu dikasih makan? dibujuk? popoknya perlu diganti?’ Orang tua melakukan segalanya untuk membuatnya merasa nyaman. Dan, itu patut karena bayi bergantung sepenuhnya pada orang tuanya.

Namun, kira-kira pada usia dua tahun, seorang anak mulai sadar bahwa orang tuanya tidak lagi meladeni segala kemauannya. Malah, alih-alih melayani kebutuhan dia, mereka mengharapkan dia patuh pada mereka. Keadaan sudah berbalik, dan anak dua tahun mungkin tidak bisa menerima perubahan itu begitu saja tanpa aksi protes​—barangkali dalam bentuk rengekan.

Pada waktunya, seorang anak biasanya menyesuaikan diri dengan fakta bahwa orang tuanya adalah pengajarnya, bukan sekadar pengasuhnya. Diharapkan, ia juga akan sadar bahwa peranannya adalah menaati orang tuanya. (Kolose 3:20) Sementara itu, ia mungkin menguji setiap urat kesabaran orang tuanya dengan terus-menerus merengek.

YANG BISA ANDA LAKUKAN

Milikilah pemahaman. Anak Anda bukan miniatur orang dewasa. Karena kurang berpengalaman dalam menghadapi emosinya sendiri, ia mungkin bereaksi berlebihan kalau merasa kesal. Cobalah lihat situasinya dari kacamatanya.​—Prinsip Alkitab: 1 Korintus 13:11.

Tetaplah tenang. Jika anak Anda merengek, tidak ada gunanya kalau Anda juga mengamuk. Sebisa mungkin, abaikan rengekannya dan jangan terbawa emosi. Dengan mengingat mengapa anak merengek, Anda akan terbantu untuk tetap tenang.​—Prinsip Alkitab: Amsal 19:11.

Bersikaplah teguh. Jika Anda menyerah pada apa pun yang dituntut anak Anda, ia cenderung akan merengek lagi jika menginginkan sesuatu. Dengan tenang, tunjukkan padanya bahwa Anda berpegang pada kata-kata Anda.​—Prinsip Alkitab: Matius 5:37.

Dengan mengingat mengapa anak merengek, Anda akan terbantu untuk tetap tenang

Bersabarlah. Jangan berharap kebiasaan suka merengek akan hilang dalam semalam, terutama jika Anda telah membuat anak Anda berpikir bahwa dengan merengek, ia bisa mendapatkan apa yang ia inginkan. Namun, jika Anda bereaksi dengan patut dan konsisten, rengekan itu kemungkinan besar akan berkurang. Pada akhirnya, itu akan benar-benar hilang. Alkitab berkata, ”Kasih itu panjang sabar.”​—1 Korintus 13:4.

Coba juga ini:

  • Sewaktu anak mulai merengek, peluk dia (jika mungkin) dan, tanpa menyakitinya, tahan dia agar tidak mengamuk. Jangan bentak anak Anda. Tunggu saja sampai ia mereda. Akhirnya, ia akan sadar bahwa merengek itu sia-sia.

  • Pilih area untuk menaruh anak Anda sewaktu ia merengek, misalnya di kamarnya. Beri tahu dia bahwa ia boleh keluar kalau sudah tenang, dan tinggalkan dia di situ.

  • Jika anak Anda merengek di tempat umum, bawa dia ke tempat sepi. Jangan menyerah hanya karena ulahnya menjadi tontonan. Itu hanya akan membuat anak Anda berpikir bahwa dengan merengek, ia bisa mendapatkan apa pun yang ia inginkan.

AYAT-AYAT KUNCI

  • ”Pada waktu saya masih anak kecil, . . . saya berperasaan seperti anak kecil dan saya berpikir seperti anak kecil.”​—1 Korintus 13:11, Bahasa Indonesia Masa Kini.

  • ”Pemahaman seseorang pasti memperlambat kemarahannya.”​—Amsal 19:11.

  • ”Biarlah Ya yang kaukatakan itu berarti Ya, Tidak, Tidak.”​—Matius 5:37.

BERSIKAPLAH KONSISTEN!

”Saya tertawa dalam hati kalau ada orang tua yang mengeluh bahwa seorang anak ’tidak mau dengar jawaban tidak’. Saya geli karena dia sebenarnya mengomentari masalahnya sendiri, bukan sang anak. Seorang anak yang tidak mau dengar jawaban tidak biasanya punya orang tua yang tidak bisa benar-benar bilang tidak. Sang anak bukannya tidak mau dengar jawaban tidak, dia cuma tidak punya alasan untuk percaya dengan jawaban itu.”​—John Rosemond, New Parent Power!

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan