PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-1 “Hiasan; Perhiasan”
  • Hiasan; Perhiasan

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Hiasan; Perhiasan
  • Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Bahan Terkait
  • Cincin
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Anting Hidung
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Anting-Anting
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Dandanan
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 1
it-1 “Hiasan; Perhiasan”

HIASAN; PERHIASAN

Perhiasan maupun hiasan, sekalipun tidak selalu penting, digunakan untuk menambah keindahan penampilan seseorang atau sesuatu. Perhiasan dikenakan khususnya oleh kaum wanita tetapi juga oleh kaum pria, dan adakalanya dikenakan pada binatang; sedangkan hiasan digunakan untuk mendekorasi gedung-gedung.

Keterangan Alkitab dan bukti dari hasil penggalian para arkeolog menyingkapkan bahwa sejak dahulu kala orang-orang tidak hanya berminat akan perhiasan dan hiasan tetapi juga sangat cakap dan terampil dalam membuatnya dengan mutu artistik yang tinggi. Para perajin menghasilkan karya tenunan, sulaman, pahatan kayu serta gading, dan kerajinan logam yang sangat indah. Reruntuhan istana di Asiria, Babilon, Persia, dan kota Mari, memberikan bukti adanya banyak hiasan, yaitu tembok sebelah dalam berhiaskan lukisan dinding yang besar dan tembok luar maupun tembok dalam berhiaskan pahatan bas-relief yang halus buatannya, yang menggambarkan peperangan, perburuan, dan urusan-urusan istana. Pintu-pintu istana sering kali dijaga oleh patung-patung besar berbentuk binatang-binatang perkasa. Pada relief-relief itu digambarkan bahwa raja dan yang lain-lain mengenakan pakaian bersulam yang indah. Bahkan tali temali kuda dihiasi banyak rumbai dan ukiran. (Bandingkan dengan kalung pada unta orang Midian; Hak 8:21, 26.) Lukisan-lukisan pada makam merupakan sumber bukti utama dari Mesir, walaupun masih ada beberapa artifak berupa takhta, kereta kerajaan, dan benda-benda lainnya.

Orang Ibrani dan Orang Kristen. Bentuk perhiasan yang disebutkan paling awal adalah anting hidung dari emas dan juga gelang-gelang yang diberikan kepada Ribka oleh hamba Abraham. (Kej 24:22, 30, 47, 53) Sewaktu diangkat menjadi perdana menteri Firaun, Yusuf menerima seuntai kalung emas dan cincin cap milik sang raja. (Kej 41:41-43) Cincin cap atau cincin meterai seperti itu tidak asing lagi di semua negeri Alkitab, sering kali dikalungkan pada leher dengan tali. (Bdk. Kej 38:18.) Cincin ini digunakan jika seseorang hendak mengecapkan tanda tangan, atau meterai resmi, pada dokumen dan dengan demikian, apabila diberikan kepada orang lain, si pembawanya dianggap sebagai wakil pemilik cincin yang bonafide dan sah.

Pada waktu Eksodus, orang Israel memperoleh banyak barang perak dan emas dari orang Mesir, dan tidak diragukan, di antaranya terdapat banyak bros, anting-anting, cincin, dan lain-lain yang kemudian mereka sumbangkan untuk penyiapan tabernakel, sama seperti anting-anting emas yang mereka sumbangkan, tetapi disalahgunakan untuk membuat patung berhala anak lembu. (Kel 12:35, 36; 32:1-4; 35:20-24) Tabernakel dan perlengkapannya dibuat oleh para perajin yang mahir mengerjakan barang-barang dari kayu, logam berharga, serta batu permata, dan yang mahir menenun serta menyulam. (Kel 35:25-35) Bait yang belakangan dibangun oleh Salomo bahkan dihiasi dengan lebih megah lagi. Pada semua panel kayu aras, dan juga pada pintu dari pohon-minyak dan kayu juniper, ada pahatan berupa hiasan berbentuk labu, rangkaian bunga, kerub, serta pohon palem dan semua ini dilapisi dengan emas; sedangkan pada kedua pilar tembaga di depan bangunan itu ada jaring-jaring yang berjalin, untaian rantai, delima-delima, dan bunga lili yang menghiasi kepala-kepala pilarnya. (1Raj 6:18, 29, 35; 7:15-22) Salomo sangat menghargai keindahan seni, dan takhta besar miliknya yang terbuat dari gading dan dilapisi dengan emas, beserta dua patung singa di samping sandaran lengannya dan 12 patung singa lagi yang berdiri pada keenam anak tangga di hadapan takhta itu, merupakan hal yang unik di dunia kuno.—1Raj 10:16-21.

Akan tetapi, Alkitab lebih menekankan keindahan rohani. Disiplin orang tua adalah ”untaian yang menarik” pada kepala seseorang dan ”kalung yang bagus” pada lehernya; hikmat adalah ”mahkota keindahan”; ”bibir yang berpengetahuan adalah bejana-bejana yang berharga”, lebih unggul daripada bejana emas perajin mana pun; ”bagaikan apel emas dalam pahatan perak, begitulah perkataan yang diucapkan pada waktu yang tepat”, dan ”anting-anting emas, dan perhiasan emas yang istimewa, begitulah penegur yang berhikmat bagi telinga yang mendengar”. (Ams 1:9; 4:9; 20:15; 25:11, 12) Wanita cantik yang tidak berakal sehat disamakan dengan ”anting-hidung emas pada moncong babi”.—Ams 11:22.

Kitab-Kitab Yunani Kristen terutama menganjurkan sikap bersahaja. Wanita-wanita harus ”berdandan dengan pakaian yang ditata dengan baik, dengan kesahajaan dan pikiran yang sehat, tidak dengan berbagai gaya kepangan rambut dan emas atau mutiara atau pakaian yang sangat mahal, tetapi seperti yang layak bagi wanita-wanita yang mengaku beribadat kepada Allah, yakni melalui perbuatan baik”. (1Tim 2:9, 10) Petrus mengemukakan beberapa contoh dari masa pra-Kristen sewaktu mendesak para wanita agar mengupayakan keindahan ”manusia batiniah yang tersembunyi dengan pakaian yang tidak fana berupa roh yang tenang dan lembut, yang sangat bernilai di mata Allah”; ia menunjuk kepada wanita-wanita seperti Sara yang menghiasi diri dengan berlaku ”tunduk kepada suami mereka”. (1Ptr 3:1-6) Jadi, apabila diikuti, Tulisan-Tulisan Kudus menyediakan bimbingan untuk memiliki sikap yang patut terhadap perhiasan dan sikap yang seimbang dalam menggunakannya.

Perhiasan dalam Nubuat. Karena berkat-Nya atas Yerusalem, Yehuwa menyamakan ibu kota Yehuda itu dengan wanita yang mengenakan pakaian-pakaian yang mahal dan perhiasan yang mewah. Namun, karena Yerusalem tidak lagi mempertahankan kerohaniannya dan melacurkan diri secara rohani dengan bangsa-bangsa, perhiasannya akan dilucuti dan ia ditinggalkan seolah-olah dalam keadaan telanjang. (Yeh 16:2, 10-39) Perlucutan semacam itu tidak hanya secara rohani tetapi juga secara harfiah karena para penakluknya yang tamak mengambil semua kekayaan kota, termasuk gelang keroncong, ikat kepala, perhiasan berbentuk bulan, anting gantung, gelang tangan, selubung, tudung kepala, rantai kaki, ikat pinggang, ”rumah jiwa” (mungkin memaksudkan wadah wewangian), kerang jimat, cincin jari dan anting hidung yang dikenakan oleh ”putri-putri Zion”. (Yes 3:16-26) Itulah saatnya untuk berkabung, karena dalam perkabungan, semua perhiasan biasanya ditanggalkan.—Kel 33:4-6.

Akan tetapi, ketika Yehuwa membeli kembali Zion dari pembuangan di Babilon, Ia secara kiasan akan membangunnya dengan fondasi dari batu safir, pagar di atap dari batu mirah dan gerbang-gerbang dari permata yang merah menyala, sebab Ia akan mendatangkan perdamaian dan keadilbenaran (Yes 54:7, 8, 11-14), dan Yerusalem akan didandani dengan pakaian dan perhiasan bagaikan seorang pengantin perempuan. (Yes 49:14-18; bdk. 61:10.) Gambaran tentang pengantin tersebut agak mirip dengan uraian mengenai Yerusalem Baru yang memiliki gerbang-gerbang dari mutiara dan fondasi bagaikan permata, serta dipersiapkan sebagai ”pengantin perempuan yang berdandan bagi suaminya”. (Pny 21:2, 9-21) Sekali lagi, hal itu membuktikan bahwa perhiasan dan dandanan mempunyai kaitan dengan sifat-sifat dan berkat rohani yang dihasilkan dari perkenan Allah serta kemurahan hati-Nya.

Sebaliknya, Babilon Besar, wanita simbolis yang melakukan percabulan dengan raja-raja di bumi, mendandani dirinya dengan jubah serta perhiasan kerajaan dan hidup dalam kemewahan yang tidak bermalu, tetapi semua pakaian mewahnya yang semarak akan dilucuti dan ia akan ditelanjangi serta dibinasakan. Kecantikannya palsu, dan ia ”memuliakan dirinya sendiri”; maka, perhiasannya tidak menggambarkan berkat dan perkenan ilahi tetapi sebaliknya, sikapnya yang berpura-pura dan upah berupa kuasa dan kekayaan yang ia peroleh dari haluannya sebagai pelacur.—Pny 17:3-5, 16; 18:7-20.

Lihat ANTING-ANTING; ANTING HIDUNG; BROS; CINCIN; GELANG; GELANG KAKI; KALUNG; MANIK-MANIK; serta PERMATA DAN BATU BERHARGA.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan