PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-2 “No, No-Amon”
  • No, No-Amon

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • No, No-Amon
  • Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Bahan Terkait
  • Amon
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Mesir
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Buku yang Dapat Anda Percayai—Bagian 1
    Sedarlah!—2010
  • Mesir Purba​—yang Pertama dari Kuasa-Kuasa Dunia Termasyhur
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1988 (s-45)
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 2
it-2 “No, No-Amon”

NO, NO-AMON

[dari bhs. Mesir, artinya ”Kota Amon [dewa Mesir]”].

Sebuah kota penting dan bekas ibu kota Mesir, yang terletak di kedua tepi hulu S. Nil kira-kira 530 km di sebelah selatan Kairo. Orang Yunani mengenalnya sebagai Tebes, yaitu nama yang umum digunakan sekarang.

Beberapa pakar sebelumnya berpendapat bahwa nama Ibrani ”No” sebagai terjemahan nama Mesirnya merupakan kekeliruan. (Yer 46:25) Akan tetapi, Profesor T. O. Lambdin menandaskan bahwa ”penyelidikan belum lama ini sehubungan dengan fonologi Kopt-Mesir menunjukkan bahwa pengejaan Ibraninya bisa jadi tepat sekali dan mencerminkan pelafalan Mesir yang lebih awal . . . Problem tersebut diperumit karena para Egiptolog tidak tahu pasti pengucapan konsonan kata Mesirnya yang tepat”.—The Interpreter’s Dictionary of the Bible, diedit oleh G. A. Buttrick, 1962, Jil. 4, hlm. 615, 616.

Dalam teks Mesir kuno, kota itu disebut ”Kota Amon”. Alasannya, kota itu menjadi pusat penyembahan dewa Amon, yaitu dewa yang semula tidak berarti menjadi dewa utama bangsa itu yang dipersamakan oleh orang Yunani dengan Zeus (Yupiter). (Lihat AMON No. 4.) Di kota itu para firaun mendirikan monumen-monumen dan kuil-kuil yang sangat besar, di atas wilayah yang luas di tepi timur S. Nil (di Karnak dan Luxor), juga kuil-kuil megah lainnya dan sebuah tanah pekuburan yang sangat luas di tepi barat S. Nil. Kuil Amon di Karnak dianggap sebagai bangunan bertiang terbesar yang pernah dibangun; beberapa tiang raksasanya berdiameter sekitar 3,5 m.

Menjadi Ibu Kota Mesir. Khususnya pada periode yang disebut ”Kerajaan atau Imperium Baru: Dinasti ke-18-20”, Tebes mencapai kejayaannya dan menjadi ibu kota negeri Mesir. Letaknya yang jauh dari laut dan dari jembatan darat ke Asia membuatnya sangat terlindung terhadap serangan yang datang dari arah itu. Setelah Eksodus orang Israel, pemerintahan di Mesir Hilir sangat lemah dan kehilangan wibawa. Ada kemungkinan, itulah sebabnya kerajaan Mesir Hulu memanfaatkan situasi dan menjadi lebih berkuasa. Bagaimanapun keadaannya, bukti menunjukkan bahwa cukup banyak pengorganisasian kembali diadakan pada masa itu.

Pusat keimaman. Bahkan sewaktu kendali pemerintahan pindah ke kota-kota lain, No-amon (Tebes) tetap menjadi kota yang kaya dan berjaya, pusat keimaman Amon yang sangat berpengaruh; imam kepalanya adalah orang yang paling berkuasa dan paling kaya nomor dua setelah Firaun. Namun, pada abad ketujuh SM, agresi orang Asiria meluas ke Mesir pada masa pemerintahan Esar-hadon, raja Asiria. Putra dan penerusnya, Asyurbanipal, kembali menyerang Mesir, sampai ke Tebes dan menjarah kota itu habis-habisan. Tampaknya, nabi Nahum menunjuk kepada pembinasaan ini sewaktu memperingatkan Niniwe, ibu kota Asiria, mengenai pembinasaan yang sama dahsyatnya. (Nah 3:7-10) Pertahanan No-amon, yang terentang melintasi jalan dari Palestina sampai ke Nil, tidak dapat melindungi kota itu, dan kekayaan dari lalu-lintas perdagangan dan kuil-kuil keagamaannya dirampas orang Asiria yang datang menjarah.

Dibinasakan. Namun, menjelang akhir abad ketujuh atau bagian awal abad keenam, No-amon kembali menjadi kota yang penting. Yeremia dan Yehezkiel menubuatkan penghukuman oleh Allah Yehuwa atas dewa utama Mesir, Amon dari No, dan atas Firaun dan semua dewa Mesir; penghukuman itu akan datang melalui tangan Nebukhadnezar, raja Babilon. (Yer 46:25, 26; Yeh 30:10, 14, 15) Kambises, penguasa Persia, melancarkan pukulan keras lain atas No-amon pada tahun 525 SM, dan kota itu lambat laun merosot hingga akhirnya dibinasakan sama sekali oleh orang Romawi di bawah Gayus Kornelius Gallus karena keterlibatannya dalam pemberontakan melawan pemerintahan Romawi (30/29 SM). Dewasa ini hanya ada desa-desa kecil di sekitar reruntuhan raksasa kuil-kuil para dewa No yang tidak berdaya.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan