PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-2 “Yehoas”
  • Yehoas

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Yehoas
  • Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Bahan Terkait
  • Yehoas Meninggalkan Yehuwa Karena Pergaulan Buruk
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2009
  • Yehoyada
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Atalia
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Seorang Wanita yang Jahat dan Ambisius Mendapat Hukuman
    Pelayanan dan Kehidupan Kristen—Lembar Pelajaran—2022
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 2
it-2 “Yehoas”

YEHOAS

1. Raja Yehuda yang memerintah selama 40 tahun, dari tahun 898 SM sampai tahun 859 SM. Ia putra bungsu Ahazia, raja Yehuda; ibunya adalah Zibia dari Beer-syeba. (2Raj 12:1; 1Taw 3:11) Dalam teks Masoret, namanya sering kali disingkat menjadi Yoas.

Kematian Ahazia dimanfaatkan Atalia, nenek Yehoas yang fasik, sebagai dalih untuk menjadikan dirinya ratu. Akan tetapi, agar di masa depan tidak ada yang menggugat tindakannya, yaitu merebut takhta, ia membunuh semua putra Ahazia kecuali Yehoas yang pada waktu itu masih bayi dan berusia kurang dari satu tahun. Ia lolos dari pembantaian itu karena bibinya, Yehosyeba, yaitu istri Imam Besar Yehoyada, mengambil dia beserta inang pengasuhnya dan diam-diam menyembunyikan mereka di bait selama enam tahun.—2Raj 11:1-3; 2Taw 22:10-12.

Sewaktu anak itu berusia tujuh tahun, Yehoyada mempercayai lima kepala pasukan dan kepada merekalah ia untuk pertama kali memperlihatkan ahli waris takhta yang sah. Lalu, Yehoyada mempersenjatai 500 orang yang ada di bawah perintah para kepala pasukan ini dengan perisai dan senjata yang diambil dari bait serta menginstruksikan mereka agar berjaga-jaga di sekeliling Yehoas pada waktu upacara penobatan di halaman bait. Siapa pun yang berupaya mengganggu akan dibunuh. (2Raj 11:4-12, 21; 2Taw 23:1-11) Ketika Atalia mendengar orang-orang bersorak-sorai, ia berlari ke sana sambil berseru, ”Pengkhianatan! Pengkhianatan!” Ia segera dibawa ke luar dan dibunuh di pintu gerbang kuda. Lalu, Yehoyada mengadakan perjanjian kesetiaan antara Yehuwa, raja yang baru dilantik, dan rakyat, dan setelah itu rakyat merobohkan rumah Baal serta menghancurkan mezbah-mezbah dan patung-patungnya dan bahkan membunuh Matan, imam Baal.—2Raj 11:13-20; 2Taw 23:12-21.

Setelah itu, selama Imam Besar Yehoyada hidup dan bertindak sebagai bapak dan penasihat bagi Yehoas, raja muda itu sukses. Ia menikah pada usia 21 tahun dan mempunyai dua orang istri, salah satu di antaranya bernama Yehoadan, dan melalui istri-istrinya ini ia mempunyai anak-anak lelaki dan perempuan. Dengan demikian garis keturunan Daud menuju Mesias, yang nyaris habis, sekali lagi menjadi kuat.—2Raj 12:1-3; 2Taw 24:1-3; 25:1.

Rumah Yehuwa benar-benar perlu diperbaiki bukan semata-mata karena usia (saat itu belum melampaui 150 tahun) melainkan juga karena ditelantarkan dan dijarah pada masa pemerintahan Atalia. Oleh karena itu, Yehoas mendesak orang-orang Lewi agar mengumpulkan uang untuk restorasi dengan pergi dari kota ke kota di seluruh Yehuda, tetapi orang-orang Lewi tidak menanggapinya dengan sepenuh hati, dan pekerjaan itu tidak dilaksanakan. (2Raj 12:4-8; 2Taw 24:4-7) Belakangan, pengaturan untuk mengumpulkan dan mengelola dana diubah. Rakyat menyambut dengan baik, dan perbaikan terus dilakukan sampai selesai.—2Raj 12:9-16; 2Taw 24:8-14.

Setelah Imam Besar Yehoyada yang setia itu meninggal pada usia 130 tahun, para pembesar di kerajaan tersebut lambat laun memalingkan Raja Yehoas dan rakyat dari Yehuwa kepada penyembahan berhala-berhala kafir dan ”tonggak-tonggak suci” yang melambangkan alat kelamin laki-laki. Sewaktu Yehuwa mengutus para nabi untuk memperingatkan mereka, mereka tidak mengindahkannya. (2Taw 24:15-19) Yehoas bertindak lebih jauh bahkan sampai membunuh Zakharia, putra Yehoyada, karena melaluinya Allah mengajukan pertanyaan yang bersifat menegur, ”Mengapa kamu melangkahi perintah Yehuwa?” Inilah perkataan Zakharia menjelang ajalnya, ”Biarlah Yehuwa memperhatikan dan membalasnya.”—2Taw 24:20-22.

Ganjaran pun segera datang. Karena tidak ada lagi perlindungan dari Yehuwa, suatu pasukan kecil dari militer Siria yang dipimpin Hazael dapat menyerbu wilayah Yehuda, memaksa Yehoas untuk menyerahkan emas dan harta tempat suci, maupun hartanya sendiri, dan meninggalkannya sebagai orang yang miskin dan berpenyakitan. (2Raj 12:17, 18; 2Taw 24:23-25) Tidak lama kemudian, dua orang hambanya berkomplot dan membunuh Yehoas ketika usianya masih relatif muda, yaitu 47 tahun. Mereka menguburkannya di Kota Daud dengan bapak-bapak leluhurnya, dan Amazia, putranya, naik takhta menggantikannya.—2Raj 12:19-21; 2Taw 24:25-27.

2. Raja Israel; putra Yehoahaz dan cucu Yehu. Kependekan namanya, Yoas, juga muncul dalam teks Masoret. (Hos 1:1; Am 1:1) Ia memerintah selama 16 tahun pada pertengahan abad kesembilan SM. Pada bagian pertama masa pemerintahan Yehoas ini (putra Yehoahaz) atas kerajaan Israel di utara, Yehoas, putra Ahazia, memerintah atas kerajaan Yehuda di selatan.—2Raj 13:10.

Yehoas secara umum melakukan apa yang buruk di mata Yehuwa dan membiarkan penyembahan anak lembu terus berlangsung di seluruh negeri. Akan tetapi, ketika nabi Elisa sakit dan hampir meninggal, Yehoas datang dan menangisi dia, dengan mengatakan, ”Bapakku, bapakku, kereta perang Israel dan para penunggang kudanya!” (2Raj 13:11, 14) Sebagai tanggapan atas permintaan sang nabi, Yehoas melepaskan anak panah ke luar jendela ke arah Siria dan kemudian memanah tanah. Akan tetapi, ia melakukannya hanya tiga kali. Elisa marah atas hal ini, karena seandainya Yehoas terus memanah tanah sampai lima atau enam kali, ia akan mendapatkan kemenangan total atas Siria; tetapi sekarang, sang nabi menyatakan bahwa ia hanya akan memperoleh sebagian dari kemenangan, yaitu sebanyak tiga kali. (2Raj 13:15-19) Dalam tiga kampanye militer Yehoas melawan orang Siria, ia memperoleh sejumlah kesuksesan, mendapatkan kembali sejumlah kota Israel yang telah direbut dari kerajaan utara oleh Hazael, ayah Ben-hadad.—2Raj 13:24, 25.

Yehoas juga menyewakan seratus ribu tentaranya kepada raja Yehuda untuk berperang melawan orang Edom. Akan tetapi, atas nasihat seorang ”abdi dari Allah yang benar” mereka disuruh pulang, dan walaupun mereka telah diberi uang muka seratus talenta perak ($660.600), mereka marah karena dipulangkan, mungkin karena mereka tidak akan mendapatkan jarahan yang sudah mereka harapkan. Maka, setelah mereka kembali ke utara, mereka menjarah kota-kota di kerajaan selatan, dari Samaria (mungkin pangkalan operasi mereka) sampai ke Bet-horon.—2Taw 25:6-10, 13.

Bisa jadi, untuk membalas hal itu, raja Yehuda menantang Yehoas untuk bertempur. Dalam pertempuran yang terjadi setelah itu, Amazia, raja Yehuda, ditangkap di Bet-syemes, dan pasukan Yehoas selanjutnya membobol tembok Yerusalem, menjarah emas serta perak yang ada di bait dan di istana dan membawa para sandera pulang ke Samaria. (2Raj 14:8-14; 2Taw 25:17-24) Akhirnya, Yehoas meninggal dan dikuburkan di Samaria, dan putranya, Yeroboam II, menggantikannya.—2Raj 13:12, 13; 14:15, 16.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan