PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • it-1 “Etiopia”
  • Etiopia

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Etiopia
  • Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Bahan Terkait
  • Kus
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Filipus Membaptis seorang Pejabat Etiopia
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
  • Keterangan Tambahan Kisah—Pasal 8
    Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru (Edisi Pelajaran)
  • Etiopia yang Mengagumkan
    Sedarlah!—1996
Lihat Lebih Banyak
Pemahaman Alkitab, Jilid 1
it-1 “Etiopia”

ETIOPIA

[Yn., Ai·thi·o·piʹa, ”Wilayah Muka-Muka yang Terbakar”].

Etiopia adalah nama yang digunakan oleh orang Yunani kuno untuk wilayah Afrika di sebelah selatan Mesir. Oleh karena itu, Etiopia umumnya dapat disamakan dengan nama Ibrani ”Kus”, yang terutama mencakup wilayah yang sekarang adalah Sudan dan bagian paling selatan Mesir. Dalam teks-teks Mesir, wilayah ini juga dikenal dengan nama Kees. Pada waktu terjemahan Septuaginta dibuat, dalam semua ayat para penerjemah menggunakan nama Yunani ”Etiopia” untuk menerjemahkan nama Ibrani ”Kus” kecuali di dua ayat. (Kej 10:6-8; 1Taw 1:8-10) King James Version mengikuti terjemahan ini dalam semua pemunculannya kecuali di Yesaya 11:11 yang menggunakan ”Kus” dan bukan ”Etiopia”; demikian pula Revised Standard Version mengikuti terjemahan Septuaginta kecuali di Kejadian 2:13 dan Yehezkiel 38:5. Beberapa terjemahan (NW, JB) lebih suka menggunakan Kus di ayat-ayat lain jika dari ikatan kalimatnya tidak dapat dipastikan bahwa yang dimaksud adalah Etiopia kuno. Nama Kus juga digunakan untuk bangsa-bangsa di negeri Arab.—Lihat KUS No. 2; KUS, ORANG.

Daerah yang semula disebut dengan nama Etiopia sekarang terdiri dari dataran-dataran semikering di sebelah utara, sabana serta tanah plato di wilayah bagian tengah, dan hutan hujan tropis di selatan. Kota-kota yang pernah menjadi ibu kota Etiopia kuno ialah Napata dan Meroë. Meroë adalah pusat suatu kerajaan yang kekuasaan rajanya diteruskan melalui garis keturunan wanita dan bukan pria. Dengan demikian putra mahkota memperoleh hak menduduki takhta melalui ibu suri, dan adakalanya ibu suri adalah penguasa yang sesungguhnya atas negeri itu. Para penulis Yunani dan Latin menyebutkan nama Kandake sebagai gelar yang digunakan oleh beberapa ratu Etiopia semacam itu, dan pastilah ini termasuk Kandake yang disebutkan di Kisah 8:27.

Dalam arti apa orang Etiopia yang dikabari Filipus adalah seorang sida-sida?

Sida-sida Etiopia yang ’mengawasi harta’ Ratu Kandake, dan yang dikabari Filipus, jelas adalah seorang proselit Yahudi yang bersunat. (Kis 8:27-39) Jadi, ia tidak dianggap sebagai orang non-Yahudi, dan karena itu bukan dia melainkan Kornelius-lah orang non-Yahudi tidak bersunat yang pertama ditobatkan menjadi orang Kristen. (Kis 10) Agar orang Etiopia dapat beribadat di bait di Yerusalem, ia harus sudah ditobatkan kepada agama Yahudi dan disunat. (Kel 12:48, 49; Im 24:22) Berdasarkan Hukum Musa, yang melarang orang yang dikebiri menjadi bagian dari jemaat Israel (Ul 23:1), jelaslah bahwa orang Etiopia itu bukan seorang sida-sida dalam arti jasmani. Kata Ibrani untuk ”sida-sida” (sa·risʹ) dalam pengertiannya yang luas atau khusus juga memaksudkan seorang pejabat, seperti di Kejadian 39:1 yang menyebutkan seorang pejabat Firaun bernama Potifar, yang sudah menikah, sebagai seorang sa·risʹ. Jika pejabat Etiopia itu benar-benar seorang sida-sida, ia tentu bukan seorang proselit, dan jika ia bukan proselit, Filipus tidak akan membaptisnya, karena kabar baik belum mulai disebarluaskan kepada orang-orang non-Yahudi yang tidak bersunat.

Etiopia (Kus) adalah salah satu di antara negeri-negeri tempat orang-orang Yahudi buangan tercerai-berai setelah orang Babilonia menaklukkan Yehuda. (Yes 11:11) Oleh karena itu, pejabat Etiopia ini mungkin telah bergaul dengan orang-orang Yahudi di daerahnya atau barangkali di Mesir, tempat banyak orang Yahudi tinggal. Salinan gulungan Yesaya yang dimilikinya kemungkinan besar adalah salinan Septuaginta Yunani, yang pada awal mulanya dibuat di Aleksandria, Mesir. Karena kerajaan Etiopia telah terhelenisasi sebagian sejak zaman Ptolemeus II (308-246 SM), bukan suatu hal yang luar biasa jika pejabat ini sanggup membaca dalam bahasa Yunani. Dengan menjadi orang Yahudi proselit dan disusul dengan pertobatannya menjadi orang Kristen, ia menggenapi Mazmur 68:31.

Bahasa Etiopia. Bahasa asli Etiopia tidak dapat dipastikan; menjelang penutup abad kedelapan SM inskripsi-inskripsi resmi Etiopia menggunakan tulisan hieroglif Mesir. Tulisan dan bahasa penduduk setempat yang disebut bahasa Meroë sudah dikenal sejak abad sebelum permulaan Tarikh Masehi dan selama beberapa abad sesudahnya. Bahasa yang disebut Etiopik adalah bahasa sehari-hari selama Tarikh Masehi sampai abad ke-14. Asal mula bahasa itu adalah bahasa Semitik sebagaimana bahasa Etiopia modern yang kini disebut bahasa Amhara.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan