PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w08 1/8 hlm. 16-17
  • Tentang Cara Memperlakukan Orang Lain

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Tentang Cara Memperlakukan Orang Lain
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2008
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Mengapa berbaik hati?
  • Mengapa suka mengampuni?
  • Bagaimana keluarga bisa bahagia?
  • Mengapa menerapkan prinsip-prinsip ini?
  • Cara Membina Keluarga Bahagia
    Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan?
  • ’Teruslah Ampuni Satu Sama Lain dengan Lapang Hati’
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1997
  • Apakah Saudara Mengampuni seperti yang Yehuwa Lakukan?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1994
  • Tentang Kehidupan Keluarga
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2009
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2008
w08 1/8 hlm. 16-17

Apa yang Yesus Ajarkan

Tentang Cara Memperlakukan Orang Lain

Mengapa berbaik hati?

Apakah Anda baik hati bahkan sewaktu orang-orang tidak baik hati kepada Anda? Jika kita ingin meniru Yesus, kita harus baik hati bahkan kepada orang yang membenci kita. Yesus berkata, ”Jika kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apa kelebihannya bagimu? Karena bahkan orang-orang berdosa mengasihi orang-orang yang mengasihi mereka. . . . Sebaliknya, teruslah kasihi musuh-musuhmu . . . , dan kamu akan menjadi putra-putra dari Yang Mahatinggi, karena ia baik hati kepada orang yang tidak berterima kasih dan fasik.”​—Lukas 6:32-36; 10:25-37.

Mengapa suka mengampuni?

Sewaktu melakukan kesalahan, kita mengharapkan Allah mengampuni kita. Yesus mengajarkan bahwa kita patut berdoa memohon pengampunan kepada Allah. (Matius 6:12) Tetapi, Yesus juga mengatakan bahwa Allah akan mengampuni kita, hanya jika kita mengampuni orang lain. Ia mengatakan, ”Jika kamu mengampuni orang-orang atas pelanggaran mereka, Bapak surgawimu juga akan mengampuni kamu; sedangkan jika kamu tidak mengampuni orang-orang atas pelanggaran mereka, Bapakmu juga tidak akan mengampuni pelanggaranmu.”​—Matius 6:14, 15.

Bagaimana keluarga bisa bahagia?

Meskipun Yesus tidak pernah menikah, kita dapat belajar banyak dari dia tentang cara membuat kehidupan keluarga bahagia. Baik melalui kata-kata maupun tindakan, ia menetapkan pola untuk kita tiru. Perhatikan tiga pokok berikut:

1. Suami harus mengasihi istri seperti tubuhnya sendiri. Yesus memberikan teladan bagi para suami. Ia mengatakan kepada para pengikutnya, ”Aku memberikan kepadamu perintah baru, agar kamu mengasihi satu sama lain.” Sampai sejauh mana? ”Sebagaimana aku telah mengasihi kamu,” katanya. (Yohanes 13:34) Ketika menerapkan prinsip ini untuk para suami, Alkitab mengatakan, ”Suami-suami, teruslah kasihi istrimu, sebagaimana Kristus juga mengasihi sidang jemaat dan menyerahkan dirinya baginya . . . Dengan cara inilah suami-suami harus mengasihi istri mereka seperti tubuh mereka sendiri. Ia yang mengasihi istrinya mengasihi dirinya sendiri, sebab tidak seorang pun pernah membenci tubuhnya sendiri; tetapi ia memberi makan dan menyayanginya, sebagaimana yang juga Kristus lakukan kepada sidang jemaat.”​—Efesus 5:25, 28, 29.

2. Pasangan suami istri harus setia terhadap satu sama lain. Hubungan seks di luar perkawinan adalah dosa terhadap Allah dan merusak keluarga. Yesus berkata, ”Tidakkah kamu baca . . . ’Karena alasan ini seorang pria akan meninggalkan bapaknya dan ibunya dan akan berpaut pada istrinya, dan keduanya akan menjadi satu daging’? Sehingga mereka bukan lagi dua, melainkan satu daging. Oleh karena itu, apa yang telah Allah letakkan di bawah satu kuk hendaknya tidak dipisahkan manusia. . . . Aku mengatakan kepadamu bahwa barang siapa menceraikan istrinya, kecuali atas dasar percabulan, dan menikah dengan orang lain, berbuat zina.”​—Matius 19:4-9.

3. Anak-anak harus tunduk kepada orang tua. Meskipun Yesus sempurna dan orang tuanya tidak sempurna, sewaktu masih kanak-kanak ia taat kepada mereka. Alkitab mengatakan tentang Yesus ketika ia berusia 12 tahun, ”Ia pulang bersama mereka [orang tuanya] dan tiba di Nazaret, dan ia terus tunduk kepada mereka.”​—Lukas 2:51; Efesus 6:1-3.

Mengapa menerapkan prinsip-prinsip ini?

Mengenai pelajaran yang ia berikan kepada murid-muridnya, Yesus berkata, ”Jika kamu mengetahui semuanya ini, berbahagialah kamu jika kamu melakukannya.” (Yohanes 13:17) Untuk menjadi orang Kristen sejati, kita harus menerapkan nasihat yang Yesus berikan kepada kita tentang cara memperlakukan orang lain. Ia mengatakan, ”Dengan inilah semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-muridku, jika kamu mempunyai kasih di antara kamu.”​—Yohanes 13:35.

Untuk mendapatkan lebih banyak informasi, lihat pasal 14 buku Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan?a

[Catatan Kaki]

a Diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.

[Gambar di hlm. 16, 17]

Perumpamaan Yesus tentang putra yang boros mengajar kita pentingnya berbaik hati dan suka mengampuni.​—Lukas 15:11-32

[Gambar di hlm. 17]

Pasangan suami istri harus setia terhadap satu sama lain

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan