PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w14 1/4 hlm. 13
  • Tahukah Anda?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Tahukah Anda?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2014
  • Bahan Terkait
  • Pewarnaan
    Pemahaman Alkitab, Jilid 2
  • Pewarnaan Kain​—Dahulu dan Sekarang
    Sedarlah!—2007
  • Bahan Pewarna Ungu
    Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru (Edisi Pelajaran)
  • Kasih Persaudaraan Itu Aktif
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1991
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2014
w14 1/4 hlm. 13

TAHUKAH ANDA?

Seperti apa kehidupan para budak pada zaman Romawi?

Kalung budak Romawi

Kalung budak Romawi

Pada zaman Kekaisaran Romawi, banyak orang menjadi budak karena diculik atau negerinya ditaklukkan. Para tawanan dijual dan biasanya tidak akan pernah pulang atau bertemu dengan keluarga mereka lagi.

Banyak budak dipekerjakan sampai mati di pertambangan, sedangkan mereka yang bekerja di ladang dan di rumah keadaannya lebih baik. Seorang budak mungkin dipaksa memakai kalung besi dengan tulisan yang menjanjikan imbalan bagi orang yang mengembalikan si budak jika ia melarikan diri. Budak yang berkali-kali mencoba kabur akan dicap dahinya dengan besi panas, biasanya dengan huruf F, artinya fugitivus (pelarian).

Buku Alkitab Filemon menyebutkan tentang rasul Paulus yang menyuruh seorang budak bernama Onesimus untuk kembali kepada majikannya, Filemon. Meskipun Filemon berhak menghukum Onesimus, Paulus meminta agar Filemon ’menerima dia dengan baik’, sebagai saudara yang dikasihi dan sahabat.​—Filemon 10, 11, 15-18.

Mengapa Fenisia kuno terkenal dengan pewarna ungunya?

Kerang murex dan benang ungu Tirus

Fenisia, yang sekarang ada di sekitar Lebanon, terkenal dengan bahan pewarna ungu Tirus, seperti nama salah satu kota di sana. Raja Salomo di Israel kuno menghiasi baitnya dengan ’wol ungu’ yang dibuat oleh perajin dari Tirus.​—2 Tawarikh 2:13, 14.

Pewarna ungu dari Tirus adalah pewarna yang paling mahal pada zamannya, mengingat cara membuatnya sangat sulit. Pertama, nelayan mengumpulkan kerang murexa dalam jumlah yang sangat besar. Untuk mewarnai satu baju saja dibutuhkan sebanyak 12.000 kerang. Selanjutnya, siput laut ini dikeluarkan dari cangkangnya sehingga kelenjarnya yang mengandung zat pewarna bisa diambil. Ini dicampur dengan garam dan dijemur selama tiga hari. Lalu, mereka memasukkannya ke sebuah tong tertutup dan memasaknya dengan air laut menggunakan api kecil selama beberapa hari lagi.

Selama ratusan tahun, melalui perdagangan dan penjajahan, orang Fenisia bisa terus memasarkan dan memproduksi pewarna ungu mereka. Peninggalan dari pembuatan bahan pewarna mereka telah ditemukan di sekitar Laut Tengah sampai ke Cádiz, Spanyol, di sebelah barat.

a Cangkang kerang ini panjangnya antara lima sampai delapan sentimeter.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan