PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • yb00 hlm. 148-223
  • Republik Ceko

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Republik Ceko
  • Buku Kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa 2000
  • Subjudul
  • Dikenal sebagai Cheska
  • Warisan Rohani
  • Mengumumkan Berita yang Mendesak
  • Beberapa Orang yang Menyambut Kabar Baik
  • Mencapai Orang-Orang dengan Berbagai Cara
  • Pendaftaran Resmi
  • Dikuatkan oleh Pertemuan Internasional
  • Ancaman Nazi Mulai Membayang
  • Pendudukan Jerman Mulai
  • Mengabar di ”Tanur Api”
  • Perjamuan Malam di Kamp Konsentrasi
  • Memberi Kesaksian selama Pendudukan Nazi
  • Memanfaatkan Sebaik-baiknya Masa yang Relatif Damai
  • Awan Hitam Kembali Menggantung
  • Ibadat Sejati Terus Berkembang
  • Pembebasan Singkat
  • Ke ’Tanur Api’ Lagi
  • Pengadilan yang Mengerikan di Praha
  • Menemukan Orang-Orang Berhati Domba di Penjara
  • ”Santo-Santo” di Tambang Batu Bara
  • Berlibur bersama Saksi-Saksi Lainnya
  • Serangan Licik
  • Dipisahkan dari Sidang
  • Anjuran yang Pengasih untuk ”Mencari Yehuwa”
  • Mengorganisasi dan Melatih untuk Pelayanan Lebih Lanjut
  • Mulai Lengah
  • Kemerdekaan Beribadat Sudah di Depan Mata?
  • ”Enam Ribu Tahun Keberadaan Manusia”
  • Apa yang Terjadi
  • Memetakan Wilayah Sidang
  • Menjangkau Daerah-Daerah Lain
  • Kegiatan yang Bergairah Menjengkelkan Para Pejabat
  • Dianiaya karena Menghormati Yesus Kristus
  • Menyediakan Makanan Rohani
  • Bagaimana Mereka Mencetak Lektur
  • Dua Percetakan di Praha Digerebek
  • Mungkinkah Didaftarkan secara Resmi?
  • Interogasi Ekstensif oleh Dinas Keamanan Negara
  • Usul yang Menarik dari Dinas Keamanan Negara
  • Tetap Memusatkan Perhatian pada Pekerjaan yang Allah Berikan
  • Jalan Panjang ke Pendaftaran
  • Bertindak dalam Iman
  • Kebaktian yang Tak Akan Terlupakan
  • Waktunya Ekspansi
  • Balai Kerajaan ”Konstruksi Kilat”
  • Jerat Tersembunyi di Balik Kebebasan
  • Berpendorong Kasih
Buku Kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa 2000
yb00 hlm. 148-223

Republik Ceko

Makna persaudaraan internasional semakin dirasakan Saksi-Saksi Yehuwa di Republik Ceko pada tahun 1998. Kebaktian internasional bertemakan ”Jalan Hidup Ilahi” sedang diselenggarakan di seluas dunia.

Terdapat 345 delegasi dari Republik Ceko di antara 42.763 delegasi yang berkebaktian di Pontiac, Michigan, AS. Mereka datang dari 44 negeri​—dari Benua Amerika, Eropa, Afrika, dan Asia. Sebanyak 700 delegasi lagi dari Republik Ceko, beserta 700 delegasi dari Slovakia, menghadiri kebaktian di Nuremberg, Jerman, yang merupakan salah satu dari lima kebaktian simultan di Jerman yang secara keseluruhan dihadiri oleh 217.472 orang, yang benar-benar bernuansa internasional.

Sewaktu para delegasi Ceko disambut dengan hangat setibanya di kota-kota kebaktian, sewaktu mereka diterima dengan penuh kasih di rumah saudara-saudara Kristen yang belum pernah mereka jumpai, dan sewaktu mereka mendengar tepuk tangan meriah sebagai ucapan selamat datang bagi para delegasi internasional pada hari pertama kebaktian, perasaan mereka sangat tersentuh. Di Nuremberg, Saksi-Saksi dari Republik Ceko dan dari Slovakia menyapa satu sama lain dengan penuh haru, berpelukan, dan sering kali terlihat menitikkan air mata sukacita karena dapat bertemu kembali. Inilah kesempatan yang tidak akan pernah terlupakan.

Pada tahun itu juga, ribuan orang menghadiri kebaktian serupa di Republik Ceko. Di sana, selain acara yang disajikan di kebaktian-kebaktian yang lebih besar, para delegasi dengan senang hati menyambut terbitnya dua jilid ensiklopedia Alkitab, Insight on the Scriptures, yang baru saja rampung penerjemahannya dalam bahasa Cek.

Ini benar-benar peristiwa yang membahagiakan dalam sejarah Saksi-Saksi Yehuwa di Republik Ceko. Tetapi, itu semua dicapai melewati jalan yang panjang dan penuh liku. Awalnya lebih dari 100 tahun yang lalu, dan peristiwa-peristiwa tadi mustahil tercapai tanpa uluran tangan yang pengasih dari Allah Yehuwa.

Pada tahun 1891, C. T. Russell, yang pada waktu itu adalah presiden Lembaga Menara Pengawal, mengadakan kunjungan singkat ke Praha dalam suatu perjalanan lintas Eropa. Tahun demi tahun sejak saat itu, Saksi-Saksi Yehuwa mengalami masa pertumbuhan yang pesat, sekaligus masa kesukaran, penganiayaan, dan penyaringan. Pekerjaan mereka telah sepenuhnya dilarang selama 46 tahun. Bahkan, sewaktu tidak dilarang, Saksi-Saksi tidak selalu mendapat pengakuan resmi.

Pengalaman Saksi-Saksi Yehuwa di negeri Ceko mirip dengan pengalaman nabi Yeremia, yang kepadanya Yehuwa berkata, ”Mereka pasti akan memerangi engkau, tetapi mereka tidak akan menang melawan engkau, sebab ’aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau,’ demikian ucapan Yehuwa.”—Yer. 1:19.

Dikenal sebagai Cheska

Pada bulan Oktober 1918, sebagai hasil negosiasi politik di pusat-pusat diplomatik dunia, berdirilah Republik Cekoslowakia di Eropa Tengah. Negara ini sempat bubar selama Perang Dunia II namun muncul kembali setelah lebih dari enam tahun ditindas Nazi. Negara ini juga berada di bawah pemerintahan Komunis selama lebih dari empat dekade. Setelah 74 tahun berlalu, kesatuan politik ini lenyap. Pada tahun 1993, wilayah timur negeri itu menjadi Republik Slovakia. Wilayah baratnya, termasuk Bohemia, Moravia, dan sebagian Silesia, menjadi Republik Ceko—singkatnya, Cheska.

Republik Ceko membentang sejauh 500 kilometer dari timur ke barat dan kira-kira 250 kilometer dari utara ke selatan. Di bagian utara dan barat negeri itu terdapat gunung-gunung dengan hutan yang indah; juga banyak lahan pertanian yang subur, berselang-seling dengan sungai-sungai. Tetapi, seperti di negara-negara Eropa Tengah lainnya, pencemaran lingkungan merupakan masalah serius. Sebagian besar orang tinggal di kota kecil maupun besar.

Sebuah laporan singkat tentang perkembangan kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa di seluruh wilayah bekas Cekoslowakia antara tahun 1912 dan 1970 diterbitkan dalam 1972 Yearbook. Perincian-perincian selanjutnya akan dipaparkan di sini, tetapi laporan ini menyoroti wilayah yang sekarang adalah Republik Ceko.

Warisan Rohani

Praha, ibu kota negara ini, kadang-kadang disebut kota seratus menara. Tetapi, bahkan menara gereja yang sebegitu banyaknya tidak sanggup mencegah Republik Ceko menjadi seperti yang sekarang—suatu negeri yang pada dasarnya ateis. Akan tetapi, awalnya tidak selalu begitu.

Atas permintaan Pangeran Rastilav sebagai penguasa Moravia, Kaisar Bizantium, Michael III, mengirim misi agama ke Moravia pada tahun 863 M. Konstantin (yang belakangan dikenal sebagai Siril) dan Methodius, pria-pria yang memimpin misi ini adalah para pemimpin agama dari Tesalonika, Yunani. Selain memimpin upacara agama dalam bahasa setempat, Konstantin merancang suatu alfabet yang cocok untuk bahasa Slavia, yang digunakan oleh orang Moravia. Kemudian, dengan memanfaatkan alfabet tersebut, ia mulai menerjemahkan bagian-bagian Alkitab. Akan tetapi, pemahaman yang lebih jelas tentang Firman Allah baru diperoleh belakangan.

Mengumumkan Berita yang Mendesak

Pada tahun 1907, sekitar 16 tahun setelah C. T. Russell mengadakan kunjungan singkat ke Praha, seorang kakek yang adalah Siswa-Siswa Alkitab (sebutan bagi Saksi-Saksi Yehuwa pada waktu itu) mulai mengunjungi Bohemia bagian utara, satu bulan sekali, untuk menyiarkan lektur Alkitab. Ia adalah Saudara Erler, yang berasal dari Dresden, Jerman. Dengan bergairah, ia memberi kesaksian di Liberec dan kota-kota lain selama dua atau tiga hari setiap kali berkunjung. Ia menyiarkan buku karya C. T. Russell berjudul The Battle of Armageddon (Pertempuran Armagedon) dan mengumumkan dengan penuh keyakinan bahwa bencana sedunia akan terjadi pada tahun 1914.

Menjelang tahun 1912, ada sejumlah orang yang antusias menyebarkan benih kebenaran Alkitab, membentuk kelompok-kelompok kecil, dan membaptis. Ketika pecah perang dunia pada tahun 1914, hal itu tidak mengejutkan Siswa-Siswa Alkitab tersebut, meskipun tidak semua harapan mereka terwujud pada tahun itu.

Pada tahun-tahun awal itu, Siswa-Siswa Alkitab di sini menyiarkan lektur berbahasa Jerman. Sebagian populasi berbahasa Jerman menerimanya dengan penuh penghargaan. Charlotta Jankovcová, dari Plzeň, mengenang bahwa ibunya menerima beberapa buku karya Saudara Russell dari seorang Siswa Alkitab yang datang dari Dresden dan mengunjungi rumah mereka pada tahun 1925. Tak lama kemudian, mereka mulai menghadiri perhimpunan. Ia mengatakan, ”Kami banyak mengadakan pelajaran pribadi dan persiapan untuk perhimpunan. Setiap pekan, kami menggunakan seluruh hari Minggu untuk dinas pengabaran. Kami adalah Siswa-Siswa Alkitab, kami mempelajari Menara Pengawal, kami membaca buku-buku, dan kami juga membahas Buletin [sekarang disebut Pelayanan Kerajaan Kita].”

Secara bertahap, lektur diterjemahkan ke dalam bahasa Cek. Pada tahun 1922, publikasi yang menarik berjudul Millions Now Living Will Never Die (Jutaan Orang yang Sekarang Hidup Tidak Akan Pernah Mati) tersedia dalam bahasa Cek, dan tiga orang memasuki dinas sepenuh waktu sebagai kolportir untuk menyiarkannya kepada penduduk Ceko. Setidaknya pada tahun 1923, edisi bulanan Menara Pengawal 16-halaman telah tersedia dalam bahasa Cek.

Untuk meluaskan pemberitaan kabar baik di negeri Ceko, pada tahun 1923, Antonín Gleissner, beserta istrinya, diutus ke Bohemia dari kantor cabang Lembaga Menara Pengawal di Magdeburg, Jerman. Di bawah pengawasan Saudara Gleissner, yang telah menyelenggarakan perhimpunan di kota Most pada tahun 1916, Lembaga membuka depot lektur di sana.

Pada tahun 1928, kantor cabang di Magdeburg mulai memberikan pengawasan yang lebih saksama terhadap pekerjaan di Cekoslowakia. Ini menghasilkan pengorganisasian kelompok secara lebih baik, dinas pengabaran yang lebih efektif, dan pengkoordinasian yang lebih baik terhadap pekerjaan para kolportir. Sehubungan dengan ini, tiap-tiap kelompok, serta para kolportir (pelopor dari yang sekarang dikenal sebagai perintis), ditugasi mengerjakan daerah-daerah yang tertentu. Laporan dari Cekoslowakia pada tahun itu memperlihatkan adanya 25 kelompok kecil yang terdiri dari 106 pemberita, serta 6 kolportir. Secara keseluruhan, mereka menempatkan 64.484 buku dan buku kecil serta 25.000 majalah, dengan demikian mengarahkan para peminat ke Kerajaan Allah sebagai jalan keluar dari masalah umat manusia.

Pada tahun berikutnya, Otto Estelmann tiba dari Jerman dengan membawa film yang menggetarkan, ”Drama-Foto Penciptaan”, yang diproduksi Lembaga Menara Pengawal. Film itu dipertontonkan ke seantero negeri ini. Puncak kegiatan ini dicapai menjelang akhir tahun 1933 sewaktu saudara-saudara menyewa Kapitol, bioskop terbesar di Praha, untuk mempertunjukkan ”Drama-Foto” sebanyak empat kali berturut-turut. Jumlah hadirin begitu membeludak sehingga bioskop itu disewa untuk dua malam lagi. Banyak orang menyerahkan nama dan alamat, serta bersedia diundang untuk mendengarkan khotbah-khotbah Alkitab selanjutnya. Tentu saja, seraya pertumbuhan organisasi mulai tampak, timbul juga tentangan. Itulah yang telah diberitahukan Yesus kepada para pengikutnya.—Yoh. 15:18-20.

Beberapa Orang yang Menyambut Kabar Baik

Pada periode ini, kabar baik dibawakan kepada seorang pria yang belakangan berperan penting dalam kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa di negeri ini. Namanya adalah Bohumil Müller. Hingga akhir kehidupannya di bumi pada tahun 1987, ia telah menjalani lebih dari 55 tahun dinas yang setia, termasuk sekitar 14 tahun di berbagai kamp konsentrasi dan penjara karena ia tidak mau mengkompromikan imannya.

Pada tahun 1931, di usianya yang ke-16 tahun, Bohumil belajar menjadi juru cetak. Saudaranya, Karel, belajar menjilid buku. Ayah mereka, Tomáš Müller, adalah seorang anggota terkemuka dari Persatuan Bruder, yang sangat membanggakan tradisi kuno dan sejarahnya. Majikan Karel memberinya tiket untuk menonton ”Drama-Foto Penciptaan”. Setelah pertunjukan pertama, Karel pulang dengan penuh sukacita. Ia menjelaskan segala sesuatu yang telah dilihat dan didengarnya, dan ia memberi ayahnya dua buku berbahasa Jerman yang diperolehnya. Pada malam berikutnya, ia pulang dengan lebih bersukacita lagi dan membawa pulang buku Creation (Penciptaan) dalam bahasa Cek. Sewaktu menggambarkan kesannya, ia mengatakan bahwa ia telah menyerahkan alamatnya pada akhir acara agar dapat diundang ke ceramah-ceramah Alkitab berikutnya.

Pada hari Minggu kira-kira sebulan kemudian, sewaktu mereka sekeluarga baru selesai bersantap siang, terdengar bunyi bel pintu. Bohumil Müller belakangan menulis, ”Ayahlah yang membukakan pintu. Sejenak, ia bercakap-cakap dengan sang tamu di koridor, tetapi kemudian ia kembali ke dapur dengan wajah keheranan. Kata-kata pertamanya adalah, ’Belum pernah saya mengalami seperti ini. Bayangkan, pria itu mau repot-repot mengunjungi kita pada hari Minggu untuk mengundang kita mendengarkan ceramah! Ceramah itu dari Siswa-Siswa Alkitab. Kita, orang-orang Bruder, tidak akan pernah berbuat demikian. Kita ini terlalu malas!’” Belakangan, keluarga Müller mulai berhimpun secara tetap tentu bersama sekelompok kecil Saksi-Saksi Yehuwa.

Belakangan, Bohumil membaktikan diri kepada Yehuwa, tetapi ia baru dibaptis dua tahun setelah itu. Pada waktu itu, ia telah melayani sebagai asisten hamba sidang (yang saat itu disebut direktur dinas), memimpin perhimpunan, dan bekerja di Rumah Betel di kantor Lembaga di Praha. Seriusnya pembaptisan Kristen belum sepenuhnya dipahami oleh semua Saksi pada waktu itu.

Kira-kira pada waktu inilah, Libuše Štecherová, sepupu Bohumil, mempelajari kebenaran. Ia lebih cepat dibaptis. Saudari Štecherová belakangan mengatakan, ”Paman saya, Tomáš Müller, memang sangat rohani. Pada suatu musim panas di tahun 1932, ia memberi tahu saya tentang nama Allah, Yehuwa, tentang masa depan dunia, dan tentang perhimpunan-perhimpunan yang mengagumkan untuk membahas Alkitab oleh sebuah kelompok yang bernama Saksi-Saksi Yehuwa. Akhirnya, ia memberi saya buku Deliverance (Pembebasan) karya J. F. Rutherford. Saya mulai mengerti bahwa Pencipta saya ingin agar saya memahami sesuatu. Pada perhimpunan dinas saya yang pertama, saya mendengar bahwa pembaptisan akan diadakan di Praha untuk kedua kalinya. Saya mendengarnya tetapi belum punya gambaran tentang apa yang akan terjadi. Dalam perjalanan pulang, Paman Müller bertanya, ’Apakah kamu juga mau dibaptis?’ ’Tetapi, saya masih belum tahu apa-apa,’ kata saya berkeberatan. ’Kamu seperti proselit,’ lanjut Paman. ’Kamu mengenal Alkitab. Kamu hanya perlu menyadari gentingnya zaman sekarang dan menyadari apa kehendak Allah terhadap kamu.’ Jadi, saya memintanya untuk mendaftarkan saya sebagai calon baptis, dan pada tanggal 6 April 1933, saya dibaptis.” Ia akhirnya mengetahui apa yang Yehuwa kehendaki darinya, dan ia melayani Yehuwa dengan setia hingga akhir hayatnya pada tahun 1995.

Pada masa itu, belum ada penyelenggaraan pengajaran Alkitab di rumah bagi para peminat. Pelatihan untuk dinas pengabaran sering kali hanya dengan mendatangi satu rumah bersama Saksi lainnya, mengamatinya, baru setelah itu seseorang diutus untuk mengabar sendiri.

Banyak wanita mempelajari kebenaran pada tahun-tahun itu. Sebagian besar menjadikan pelayanan sebagai perkara terpenting dalam kehidupan mereka, dan ada banyak hal yang mereka capai. Mereka sering membawa serta anak-anak mereka, dan sebagai hasilnya, anak-anak itu menikmati berkat Yehuwa secara langsung. Blanka Pýchová mulai ikut dalam dinas pengabaran bersama ibunya sewaktu ia berusia sepuluh tahun. Ada sebuah insiden yang masih dikenangnya, ”Saya dan Ibu ditugasi mengerjakan sebuah desa. Ibu memberi tahu saya untuk mengerjakan daerah alun-alun desa sementara ia mengerjakan rumah-rumah di sekitarnya. Setibanya saya di alun-alun, saya langsung merasa takut karena ada banyak angsa. Saya paling takut dengan binatang ini. Angsa-angsa itu mulai mendesis, dan sewaktu mereka hendak menggigit saya, saya menggunakan tas sebagai tameng. Tetapi, itu tidak mudah, jadi dengan putus asa, saya berdoa, ’Tuhan Yehuwa, tolonglah saya!’ Tiba-tiba, angsa-angsa itu lari, dan di sebelah saya berdiri seekor anjing Saint Bernard yang besar. Saya menepuk-nepuk anjing itu, dan ia mengikuti saya dari rumah ke rumah. Angsa-angsa itu tidak berani mendekati saya lagi.” Ibunya kemudian memastikan agar Blanka menyadari perhatian Yehuwa yang pengasih dalam peristiwa itu.

Mencapai Orang-Orang dengan Berbagai Cara

Pada tahun 1932, tersedia sebuah sarana lain untuk digunakan dalam pelayanan di bagian dari Eropa ini. Majalah Golden Age (sekarang dikenal sebagai Sedarlah!) mulai diterbitkan dalam bahasa Cek. Pada tahun itu, 71.200 eksemplar disiarkan kepada masyarakat. Setelah membaca The Golden Age, banyak orang bersedia menerima lektur lainnya yang membahas Alkitab secara lebih mendalam.

Agar setiap orang mendapat kesempatan untuk mengambil manfaat dari kabar baik Kerajaan Allah, para perintis diutus dari Jerman. Gaya hidup mereka sederhana sehingga mereka dapat membaktikan diri untuk pekerjaan ini. Dari antara ke-84 perintis yang melapor pada tahun 1932, 34 berasal dari Jerman. Bagi banyak dari antara mereka, penugasan ini menuntut mereka untuk belajar bahasa baru. Sampai mereka menguasai bahasa itu, apa yang dapat mereka capai? Oskar Hoffman, seorang saudara asal Jerman yang melayani di Praha, mengatakan, ”Meskipun saya tidak dapat berbahasa setempat, setiap hari saya mengabar ke rumah orang-orang. Untuk membantu mereka memahami alasan kedatangan saya, saya meminta mereka membaca kartu kesaksian, yang berisi khotbah singkat tertulis dalam bahasa mereka. Melalui sarana ini, ribuan publikasi Alkitab disiarkan kepada masyarakat Ceko.”

Setelah pemerintah mengeluarkan undang-undang khusus untuk mencegah arus kedatangan orang asing, sebagian besar perintis dari luar negeri ini diharuskan pulang pada tahun 1934. Tetapi, banyak hasil baik telah dicapai. Pada tahun tersebut, para perintis telah memberi kesaksian di sebagian besar daerah yang tidak ditugaskan ke kelompok-kelompok reguler.

Pada tahun itu pula, sewaktu para perintis asing harus meninggalkan negeri itu, Lembaga menyediakan bagi Saksi-Saksi setempat khotbah-khotbah Alkitab yang direkam ke dalam piringan fonograf. Saudara-saudara setempat memperlihatkan inisiatif yang sangat terpuji. Sidang Praha membeli sebuah sepeda motor, Indian 750, yang dilengkapi gandengan yang di atasnya mereka pasang sebuah amplifier (alat pengeras suara). Setibanya di alun-alun kota atau tempat terbuka lainnya di desa, mereka memasang amplifier di atas tripod yang tinggi dan memainkan rekaman musik seraya mereka berkunjung dari rumah ke rumah. Setelah banyak orang tertarik oleh musik itu, saudara-saudara akan memutarkan rekaman singkat sebuah khotbah Alkitab. Dengan demikian, mereka dapat memberi kesaksian kepada ratusan orang di beberapa desa dalam satu hari Minggu pagi saja.

Pendaftaran Resmi

Pada tahun 1930, langkah-langkah telah diambil untuk meletakkan dasar hukum bagi kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa di Cekoslowakia. Ini mencakup dibentuknya badan-badan hukum untuk keperluan membeli properti, memperoleh lektur, dan melakukan berbagai pelayanan lainnya.

Sebuah rapat istimewa diadakan di Praha dan di dalam rapat tersebut, para peserta menyetujui rencana untuk membentuk dua badan hukum dan menandatangani anggaran dasarnya. Badan hukum yang pertama bernama Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal (Cabang Cekoslowakia). Badan itu bertugas memperoleh publikasi, mengadakan perhimpunan, dan menyalurkan lektur. Badan hukum yang kedua disebut Mezinárodní sdružení badatelů Bible, československá větev (Perkumpulan Siswa-Siswa Alkitab Internasional, Cabang Cekoslowakia), yang berpusat di Praha. Badan ini merupakan perwakilan hukum untuk mengawasi kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa di Cekoslowakia. Tiga bangunan kantor Perkumpulan Siswa-Siswa Alkitab Internasional Cabang Cekoslowakia pun didirikan, masing-masing untuk mengawasi pekerjaan di berbagai bagian republik ini. Pekerjaan di negeri Ceko diawasi dari kantor di kota Brno dan diketuai oleh Antonín Gleissner. Badan-badan hukum ini mendukung pekerjaan penginjilan di Cekoslowakia.

Tiga tahun kemudian, pada tahun 1933, Lembaga Menara Pengawal membuka kantor cabang di Praha untuk menjalankan kegiatan pencetakan. Hal ini dibutuhkan karena situasi yang sulit di Jerman setelah Hitler mulai berkuasa. Pelarangan telah diberlakukan di sana, dan kantor cabang Lembaga di Magdeburg telah disita. Edgar Merk, dari Magdeburg, dilantik sebagai hamba cabang di Praha. Karel Kopetzky, dari Praha, ditugasi untuk mengawasi Rumah Betel dan kantor itu.

Akan tetapi, tidak semuanya berjalan mulus di Praha. Akibat keangkuhan pribadi dan faktor-faktor lainnya, terjadi konflik antara kedua saudara ini. Pada tahun 1936, pengawasan kantor cabang di Praha dialihkan ke Kantor Cabang Lembaga untuk Eropa Tengah, yang berlokasi di Swiss. Tidak lama setelah itu, Karel Kopetzky dan Josef Güttler, keduanya adalah penanggung jawab badan hukum Lembaga di Cekoslowakia, mengundurkan diri. Mereka digantikan oleh Josef Bahner dan Bohumil Müller. Hamba cabang yang baru adalah Heinrich Dwenger, seorang hamba Yehuwa yang lemah lembut dan loyal, yang telah mengemban berbagai tugas teokratis. Dengan pengawasan yang pengasih, sidang-sidang terus ambil bagian dengan penuh sukacita dalam memberitakan kabar baik Kerajaan Allah—berita yang sangat dibutuhkan orang-orang di dunia yang semakin goyah ini.

Dikuatkan oleh Pertemuan Internasional

Saksi-Saksi Yehuwa di Cekoslowakia mengetahui bahwa Saksi-Saksi di negeri-negeri lain sedang mengadakan kebaktian, dan mereka sangat berhasrat untuk menyelenggarakan kebaktian di Cekoslowakia.

Sebuah pertemuan internasional, demikian sebutannya pada waktu itu, diselenggarakan secara besar-besaran di Praha dari tanggal 14 sampai 16 Mei 1932, di Varieté-Theater. Ini merupakan kebaktian internasional yang pertama di negeri ini. Ceramah umumnya sangat tepat waktu, mengangkat tema ”Eropa Sebelum Kebinasaannya”. Acaranya diterjemahkan ke dalam bahasa Cek, Hongaria, Jerman, Rusia, dan Slovak. Hadirinnya mencapai 1.500 orang. Ini benar-benar kesaksian yang ampuh. Selama hari-hari kebaktian, lebih dari 21.000 eksemplar lektur Alkitab disiarkan kepada masyarakat seraya para delegasi ambil bagian dalam pelayanan dari rumah ke rumah.

Pada tahun 1937, pertemuan internasional diselenggarakan lagi di Praha. Ratusan pengunjung datang dari tempat-tempat seperti Austria, Hongaria, Polandia, dan Jerman. ”Benar-benar kebaktian yang bagus!” kenang Saudara Müller kemudian.

Pemberitaan kabar baik terus maju di seluruh Cekoslowakia. Pada tahun 1937, Saksi-Saksi memanfaatkan 7 amplifier dan 50 fonograf untuk memutar rekaman khotbah-khotbah Alkitab. Pada tahun itu, mereka menggunakan peralatan ini dalam 2.946 presentasi umum kepada hadirin sejumlah 31.279. Laporan pekerjaan di Cekoslowakia pada tahun itu menyatakan, ”Di seluruh negeri, pekerjaan pemberitaan kabar baik bergerak maju. Berita kita telah didengar oleh masyarakat di kota-kota besar serta di desa-desa, bahkan mencapai istana dan rumah-rumah di gunung.”

Ancaman Nazi Mulai Membayang

Perang Dunia II kian mendekat. Ketegangan kian memuncak di Eropa. Bagaimana Saksi-Saksi Yehuwa menghadapi situasi ini? Penolakan dinas militer atas dasar hati nurani masih belum banyak dikenal di Cekoslowakia. Tidak ada agama tradisional utama yang menjunjung standar-standar Alkitab hingga taraf kenetralan Kristen. Orang pertama yang dipenjarakan karena kasus kenetralan Kristen di negeri ini adalah Bohumil Müller. Ia menulis, ”Saya diharuskan masuk dinas militer pada tanggal 1 Oktober 1937. Akan tetapi, hati nurani saya mengatakan bahwa Allah tidak ingin hamba-hamba-Nya ’belajar perang’. (Yes. 2:4) Saya bersandar pada Yehuwa untuk memberi saya kekuatan dan ketekunan guna menghadapi pencobaan yang akan datang. Karena pendirian saya, pada akhir bulan Maret 1939, saya dipanggil menghadap mahkamah militer sebanyak empat kali dan masing-masing dijatuhi hukuman penjara selama beberapa bulan. Bila mengenang masa-masa itu, saya dapat mengatakan sekarang bahwa saya bersyukur atas pencobaan-pencobaan itu karena mempersiapkan saya untuk menghadapi masa-masa yang lebih buruk lagi di masa depan.”

Seraya ancaman Nazisme meningkat, tekanan atas hamba-hamba Yehuwa pun menghebat. Di daerah dekat perbatasan Jerman, tentangan menjadi-jadi. Pada bulan Agustus 1938, perhimpunan Saksi-Saksi Yehuwa dilarang, jadi mereka mulai berhimpun dalam kelompok-kelompok kecil. Libuše Štecherová menulis, ”Pada tahun 1938, ketegangan politik meningkat, dan kami harus melatih diri untuk memberi kesaksian di bawah keadaan-keadaan yang baru. Belakangan, selama perang, kami harus kenal baik dulu dengan seseorang sebelum berbicara dengannya tentang iman kita.”

Pada tahun 1938, Jerman mulai mengambil alih Sudetenland, yang pada waktu itu berada di perbatasan Cekoslowakia. Untuk menghindari perang, Inggris dan Prancis meluluskan permintaan Hitler agar Sudetenland menjadi bagian dari Jerman, dan orang-orang yang tinggal di sana otomatis berada di bawah kekuasaan Nazi.

Pendudukan Jerman Mulai

Pada tanggal 15 Maret 1939, pasukan Jerman menduduki seluruh Bohemia dan Moravia. Hitler merancang sebuah negara politis baru yang disebut Protektorat Bohemia dan Moravia, yang mempunyai presiden sendiri dan pemerintahan boneka.

Gestapo segera mengambil tindakan terhadap Saksi-Saksi Yehuwa. Mereka mendatangi kantor cabang Lembaga Menara Pengawal di Praha pada tanggal 30 Maret. Pada tanggal 1 April, Bohumil Müller dibebaskan setelah mendekam di penjara karena kenetralan Kristen. Dalam perjalanan pulang dari penjara ke stasiun kereta api, ia menelepon kantor cabang. Ia kemudian mengatakan, ”Saya memberi tahu mereka bahwa saya akan datang besok untuk melakukan apa saja. Pada waktu itu, hanya ada kami bertiga di Betel. Ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Beberapa perlengkapan percetakan telah disiapkan di sebuah pelabuhan untuk dikirimkan ke Belanda. Selebihnya perlu segera dikemas. Saya dan Saudara Matejka menangani pekerjaan ini, sementara Saudara Kapinus mengosongkan ruangan-ruangan kantor dan bangunan Betel. Sementara itu, kami juga menerjemahkan majalah—Menara Pengawal dan Consolation (sekarang Sedarlah!). Kami juga berhasil memindahkan sejumlah besar buku dan buku kecil berbahasa Cek yang tidak diminati Gestapo sewaktu penggerebekan pada bulan Maret. Meskipun demikian, Gestapo mendatangi kantor cabang beberapa kali selama pengosongan bangunan.”

Setelah pendudukan mulai, tampak jelas bahwa pekerjaan pengabaran akan semakin sulit dilakukan. Banyak saudara meninggalkan Cekoslowakia. Saudara Dwenger berangkat ke Swiss persis pada malam sebelum Gestapo datang untuk menangkap dia. Saudara Müller juga bersiap-siap untuk pergi. Ia telah memperoleh dokumen-dokumen yang dibutuhkan dari kalangan berwenang Negara, namun sepucuk surat tiba dari kantor cabang di Bern yang menyatakan bahwa sebaiknya ia tetap berada di tempat tugasnya, memberikan pengawasan yang dibutuhkan serta dukungan moril kepada saudara-saudara di Cekoslowakia. Saudara Müller langsung setuju, dan supaya ia tidak berubah pikiran, ia menghancurkan paspornya.

Empat puluh delapan tahun kemudian, ia berkata, ”Jika sekarang ditanya apakah saya pernah menyesal karena tidak meninggalkan Praha pada musim semi 1939, saya akan menjawab dengan tegas, ’Tidak!’ Saya tidak pernah menyesali keputusan untuk tetap tinggal. Pada waktunya, saya sadar bahwa saya dibutuhkan di sini. Di sinilah Yehuwa dan organisasi-Nya menugasi saya. Sebenarnya, semua penderitaan dan pemukulan yang keji yang sering saya derita sama sekali tidak terbandingkan dengan sukacita yang saya rasakan sewaktu menyaksikan kemajuan pekerjaan dari tahun ke tahun dan pertambahan kumpulan penyembah yang bersukacita dari Yang Mahakuasa di sekitar saya!”

Sejak tahun 1939, berbagai aksi penangkapan mulai dilakukan oleh Gestapo. Otto Buchta, salah satu pilar rohani di Sidang Brno, juga ditangkap dan kemudian meninggal di kamp konsentrasi Mauthausen. Pada musim gugur 1940, Saudara Kapinus, yang sebelumnya telah melayani di kantor cabang Praha, beserta saudara-saudari lainnya di Moravia, ditangkap. Meskipun demikian, saksi-saksi Yehuwa yang setia terus memberitakan Firman di mana saja.

Beberapa orang, yang semasa senang dulu melayani Yehuwa, kini meninggalkan ibadat kepada Yehuwa dan bergabung dengan musuh-musuh umat-Nya. Sebelumnya, Karel Kopetzky adalah saudara yang sangat cakap dan bergairah. Tetapi, sewaktu Saudara Müller, mantan rekan sekerjanya, berjumpa dengannya pada tahun 1940, Kopetzky telah berubah 180 derajat. Begini ceritanya: Saudara-saudara membuat stensilan publikasi Alkitab dan menaruhnya dalam amplop-amplop untuk dikirimkan. Saudara Müller menaruh semuanya dalam tas dan membawanya dengan sepeda dari sebuah kantor pos ke kantor pos lainnya di Praha. Ia memasukkan beberapa amplop ke masing-masing bis surat. Katanya, ”Sewaktu saya memasuki salah satu kantor pos, saya melihat seorang pria menunggu di loket, berpakaian seragam SS. Saya berhenti, tetapi belum sempat saya berpikir, pria itu berbalik dan kami saling berhadapan. Kami sempat bertatapan sejenak. Betapa terkejutnya saya, ternyata saya sedang berhadapan dengan mantan saudara kita, Karel Kopetzky! Saya cepat-cepat menenangkan diri, berjalan ke salah satu loket dan mengambil formulir, lalu keluar dari kantor pos, dan cepat-cepat pergi dengan sepeda.”

Pada tahun berikutnya, Saudara Müller, yang pada waktu itu mengawasi pekerjaan di negeri itu, ditahan dan dibawa ke kamp konsentrasi Mauthausen.

Mengabar di ”Tanur Api”

Selama bertahun-tahun, banyak yang telah ditulis tentang kamp konsentrasi dan penderitaan saudara-saudara kita di sana. Saksi-Saksi Yehuwa dari Cheska termasuk penghuni kamp-kamp itu. Kami tidak akan menceritakan secara terperinci penderitaan mereka, melainkan kami akan menceritakan bagaimana mereka terbina secara rohani dan bagaimana mereka membina orang-orang lain bahkan di ”tanur api” itu.—Bandingkan Daniel 3:20, 21.

Pada masa itu, orang-orang di seluruh dunia mengetahui nama sebuah desa di Ceko, yakni Lidice. Pada tanggal 9/10 Juni 1942, atas perintah langsung dari Hitler, seluruh desa diratakan dengan tanah sebagai pembalasan atas tewasnya seorang perwira Jerman. Nama desa itu pun dihapus dari peta Eropa. Božena Vodrážková, salah seorang yang selamat dari peristiwa yang mengerikan itu, mengenang, ”Gestapo mengumpulkan seluruh penduduk desa. Semua pria ditembaki, anak-anak dibawa entah ke mana, dan para wanita dibawa ke kamp konsentrasi Ravensbrück. Di sanalah saya berjumpa dengan Saksi-Saksi dari Tuhan kita Yehuwa . . . Seorang teman pernah memberi tahu saya, ’Božena, saya pernah berbicara dengan Siswa-Siswa Alkitab. Mereka mengatakan hal-hal yang menakjubkan. Kedengarannya seperti dongeng, tetapi mereka mengatakan bahwa apa yang Alkitab katakan adalah kebenaran, bahwa Kerajaan Allah akan datang dan melenyapkan kejahatan.’ Kemudian, saya bertemu mereka secara pribadi. Mereka memberi saya kesaksian tentang Kerajaan Allah, dan saya merasa sangat berminat akan berita mereka.” Ya, wanita ini menjadi salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa.

Banyak tahanan sangat terkesan akan tingkah laku Saksi-Saksi Yehuwa di kamp. Alois Miczek mengenang, ”Selama perang, saya dipenjarakan karena terlibat kegiatan Komunis dan dijebloskan ke kamp konsentrasi Mauthausen. Saksi-Saksi di sana, entah bagaimana, berhasil memperoleh Menara Pengawal dan lektur-lektur lainnya, yang mereka gunakan untuk mengajar beberapa rekan tahanan, dan SS tidak sanggup mencegahnya. Jadi, sebagai peringatan, SS memutuskan untuk menembak satu dari sepuluh Saksi di kamp. Mereka menyuruh semua Saksi berbaris, dan setiap orang yang kesepuluh dicomot di bawah todongan senjata. Tetapi, tiba-tiba, seolah-olah telah diatur sebelumnya, 90 persen saudara lainnya berbalik dan mulai berjalan ke arah kelompok yang dipilih untuk dihukum mati itu. ’Jika kalian ingin menembak sepersepuluh dari kami, tembaklah juga kami semua!’ Seisi kamp takjub melihat ungkapan itu, dan SS sangat terkesan sampai-sampai perintah itu dibatalkan. Sayalah saksi mata dari peristiwa itu.” (Yoh. 15:13) Dan, bagaimana hal itu mempengaruhi kehidupannya?

Putrinya, Marie Gogolková, menjelaskan, ”Setelah mengamati Saksi-Saksi Yehuwa di Mauthausen, Ayah tergerak untuk menerima kebenaran. Ia dibaptis segera setelah perang, dan ia dengan bergairah memberitakan Kerajaan Allah serta membantu banyak orang mempelajari kebenaran.”

Oldřich Nesrovnal, dari Brno, juga berada dalam kamp konsentrasi. Mengapa? Ia sangat tidak menyukai perang, jadi ia mencoba melarikan diri dengan menyeberangi perbatasan ke Swiss. Ia tertangkap, dituduh sebagai mata-mata, dan dideportasi ke Dachau. Ia mengenang, ”Dalam kereta tahanan yang membawa kami ke kamp, saya melihat seorang anak lelaki pendiam berusia 13 tahun sedang duduk di dekat jendela dan membaca sesuatu. Tampaknya, ia berupaya menyembunyikan apa yang dibacanya. Saya bertanya buku apa yang dibacanya, dan ia menjawab, ’Alkitab.’ Ia mengatakan kepada saya bahwa ia tidak akan meninggalkan imannya kepada Allah. Saya tidak mengerti, tetapi saya terus mengikuti anak itu. Nama anak itu Gregor Wicinsky; ia berasal dari Polandia. Keesokan harinya, saya baru tahu bahwa anak itu seorang Saksi-Saksi Yehuwa. Ia menolak menandatangani sederetan dokumen yang harus diserahkannya. Dokumen itu berbahasa Jerman, dan ia takut jangan-jangan ia menandatangani pernyataan yang mengompromikan imannya. Ia dipukuli, tetapi itu pun tidak membuatnya berubah pikiran . . .

”Saya menyurati Ibu, meminta sebuah Alkitab, dan anehnya, Alkitab itu sampai. Saya mulai membacanya secara teratur. Seorang pria dari Ostrava [di Moravia] memperhatikan saya. Ia bertanya apakah saya memahami apa yang saya baca, dan saya memberi tahu dia bahwa saya hanya mengerti kira-kira setengahnya. ’Inginkah Anda tahu lebih banyak?’ ’Tentu,’ jawab saya. ’Kalau begitu, temui saya besok setelah pukul 6 sore di tempat ini.’ Itulah pertama kalinya saya menghadiri perhimpunan Saksi-Saksi Yehuwa. Perhimpunan diselenggarakan setiap hari setelah pukul 6 sore, dan sebanyak tiga kali pada hari Minggu. Pemimpin maupun topik pembahasannya telah ditugaskan di muka. ’Guru’ saya adalah hamba lektur. Ia juga adalah tukang sepatu di kamp, dan semua lektur yang ditulis tangan disembunyikan di bawah tempat duduk bangku kerjanya. Akan tetapi, saya tidak mendengar kabar tentang Gregor selama satu setengah tahun. Kemudian, pada akhir tahun 1944, saya melihat sekumpulan tahanan kembali dari berbagai kamp ekstra, dan saya melihat Gregor. Ia tampak hampir setengah meter lebih tinggi tetapi sangat kurus. Setelah dikarantina, ia hadir bersama kami di perhimpunan. Kami saling menyapa dengan hangat, dan kemudian ia berkata, ’Saya berdoa kepada Tuhan Yehuwa agar tidak membiarkanmu sendirian di sini.’ Yehuwa telah menjawab doanya.”

Perjamuan Malam di Kamp Konsentrasi

Mungkinkah Peringatan kematian Kristus dirayakan di bawah keadaan-keadaan seperti itu? Tentu saja! Tetapi, adakalanya mereka bertanya-tanya bagaimana cara pelaksanaannya. Božena Nováková menjelaskan, ”Peringatan sudah mendekat. Saya merasa takut karena rasanya tidak mungkin saya dapat ambil bagian menyantap lambang-lambang. Tetapi, Yehuwa mengatur segalanya. Ia mengetahui hasrat saya, jadi pada hari Peringatan, saya dipanggil ke salah satu barak. Beberapa saudari dari berbagai bangsa telah hadir di sana. Peringatan, termasuk menyantap lambang-lambang, berlangsung tanpa gangguan. Puji syukur dan kehormatan bagi Allah kita, Yehuwa, serta bagi Anak Domba-Nya!”

Tetapi, bagaimana roti tak beragi dan anggur itu diperoleh? Katanya, ”Kebetulan, di kota terdekat, Fürstenburg, terdapat beberapa dari antara Saksi-Saksi Yehuwa yang bekerja di perladangan Negara yang berhasil mengirimkan lambang-lambang itu kepada kami.”

Setelah pengalaman yang penuh berkat ini, Saudari Nováková mengalami peristiwa lain lagi—yang sulit, namun menguatkan iman. Ia mengenang, ”Pada suatu hari, saya dipanggil ke kamar mandi. Itu adalah kamar mandi dengan pancuran-pancuran air, tetapi sewaktu pancuran dinyalakan, yang keluar bukan air melainkan gas. Wanita-wanita yang sudah keracunan, kadang-kadang dalam keadaan hidup, dimasukkan ke dalam oven. Saya baru tahu hal itu sewaktu seorang pengawal wanita berkata kepada saya, ’Kamu, Bibelforscher [sebutan bagi Saksi-Saksi Yehuwa pada waktu itu], kamu akan masuk ke kamar gas! Kita akan lihat apakah Yehuwa-mu akan menyelamatkan kamu!’” Seraya Saudari Nováková berpaling, air matanya pun mengalir, dan ia berdoa, ”Bapak Yehuwa, saya mohon, jika saya harus mati, biarlah kehendak-Mu yang terjadi. Tetapi, saya berdoa bagi anak-anak saya. Hanya ke tangan-Mu kutitipkan mereka.” Sewaktu menceritakan apa yang kemudian terjadi, ia mengatakan, ”Sewaktu saya sedang berdoa, pintu terbuka dan sang dokter kepala pun masuk, melihat segitiga ungu di pakaian saya, kemudian berkata, ’Bibelforscher, sedang apa kamu di sini? Siapa yang menyuruhmu ke mari?’ Saya menjawab bahwa saya disuruh ke mari oleh penjaga. Dokter itu berkata, ’Cepat keluar! Tempatmu di sana!’ dan ia menunjuk ke pintu. Sewaktu saya keluar, saya mendengar penjaga itu berkata, ’Sekarang saya percaya bahwa Tuhan mereka, Yehuwa, melindungi mereka.’”

Memberi Kesaksian selama Pendudukan Nazi

Meskipun pada masa ini tidak ada laporan dinas pengabaran yang dikumpulkan, pemberitaan kabar baik terus dilakukan di Cekoslowakia. Rǔžena Lívancová, dari kota Kladno, menulis, ”Ibu mengajar kami untuk beriman pada Allah, tetapi bukan seperti yang para imam ajarkan, melainkan dengan bertimbang rasa terhadap orang lain. Pada tahun 1940, seorang saudari dari Praha memberikan kesaksian kepada kami. Jadi, saya mulai belajar tentang Allah kita yang hebat dan Bapak kita pengasih, Yehuwa. Pada tahun 1943, saya, ibu saya, dan saudara perempuan saya dibaptis.”

Bahkan pada masa itu dan di tengah-tengah kondisi perang, Yehuwa menarik orang-orang ”yang memiliki kecenderungan yang benar untuk kehidupan abadi”. (Kis. 13:48) František Šnajdr, dari Praha, mengatakan, ”Keluarga kami beragama Katolik tetapi tidak pernah ke gereja. Saya seorang montir, dan kehidupan saya biasa-biasa saja. Saya sering pergi ke pub untuk main kartu. Ada seorang pria yang sering datang, memesan segelas bir, dan memberi kesaksian kepada orang-orang. Mereka senang mengolok-olok orang itu. Tetapi sambil main kartu, saya diam-diam memperhatikan juga apa yang ia katakan. Ia berbicara tentang Matius pasal 24. Saya menyukai kesaksiannya dan berterus terang kepadanya. Maka, ia mengundang saya ke rumahnya. Setibanya saya di sana, perhimpunan sedang berlangsung. Ada tujuh orang di rumahnya. Saya mengatakan, ’Boleh saya tahu, kapan pendetanya datang?’” Tetapi, tidak seorang pendeta pun yang datang. Josef Valenta, yang duduk di sebelah František, dialah yang memimpin perhimpunan.

František terus belajar Alkitab, dan pada bulan Agustus 1942, ia dibaptis. Pada tahun berikutnya, ia ditangkap Gestapo. Tetapi, Yehuwa terus menyediakan bantuan yang dibutuhkan agar ia dapat bertumbuh secara rohani. František menjelaskan, ”Di Mauthausen, saya bertemu Saudara Martin Poetzinger. Ia saudara yang berani dan bijaksana. Ia membuatkan sepasang sandal untuk saya, dan selalu menyediakan lektur untuk saya. Kami menyelenggarakan perhimpunan secara teratur—tentu saja, secara rahasia—setiap hari Minggu, persis di ’Platz’”—lokasi yang tampaknya digunakan untuk apel pagi bagi para tahanan.

Jan Matuszný juga menyadari bahwa ia membutuhkan bantuan rohani. Belakangan ia menulis, ”Selama masa perang, saya bekerja di pertambangan. Bersama kedua saudara lelaki saya, kami bergabung dalam band para pekerja tambang. Saya merokok dan mabuk-mabukan. Keadaan saya sangat menyedihkan hingga tangan saya gemetaran seperti orang lanjut usia. Pada suatu hari, sewaktu saya sedang mabuk dan merasa resah, saya mulai berdoa keras-keras kepada Allah, meminta bantuan-Nya agar saya dapat menemukan jalan keluar dari problem-problem saya, bagaimana pun caranya.”

Tidak lama kemudian, seorang Saksi yang mengunjungi saudari kandung pria ini berbicara panjang-lebar dengannya dan memberinya Alkitab serta tiga buku kecil. Sewaktu ia membaca buku-buku itu, ia menjadi yakin bahwa yang dipelajarinya ini adalah kebenaran. Ia berhenti merokok, berhenti mabuk-mabukan, dan berhenti bermain band, kemudian ia mulai menghadiri perhimpunan. Ia dibaptis pada tahun 1943 di sebuah kolam ikan. Ia menambahkan, ”Kami menyelenggarakan perhimpunan sepanjang masa perang. Kepada kami diajarkan apa artinya ’berkompromi’ dan bahwa lebih baik mati daripada mengkhianati saudara kita. Ini menjadi dasar yang baik untuk menghadapi penindasan yang akan datang”—ya, penindasan yang berlangsung bahkan setelah perang berakhir.

Memanfaatkan Sebaik-baiknya Masa yang Relatif Damai

Setelah perang usai, terdapat suatu masa yang relatif bebas dan damai bagi umat Yehuwa dari tahun 1945 hingga 1949. Itulah masa untuk membangun kembali kerohanian serta masa bagi saudara-saudara kita untuk melakukan pekerjaan pengabaran yang Allah percayakan, melakukannya dengan semangat baru.—Mat. 24:14.

Hal pertama yang perlu mereka lakukan adalah mengidentifikasi semua sidang dan setiap penyiarnya. Beberapa penyiar sudah meninggal, beberapa lagi telah pindah, serta ribuan penyiar berkebangsaan Jerman dan yang tinggal dekat perbatasan sedang dalam proses deportasi. Saudara Müller, yang barangkali adalah yang pertama tiba di rumah, bekerja keras untuk memulihkan komunikasi antarsidang. Ia juga berupaya menghubungi kantor cabang Lembaga di negara-negara lain, tetapi tanpa hasil pada mulanya. Kemudian, pada awal Juni, sebuah berita telegrap sampai ke Bern, Swiss. Surat-surat dari Bern mulai tiba, masing-masing berisi beberapa halaman Menara Pengawal berbahasa Jerman. Penerjemahan pun segera dilakukan. Pada bulan Agustus 1945, saudara-saudara di Praha menerbitkan Menara Pengawal pascaperang pertama dalam bahasa Cek, yang dicetak dengan mesin stensil.

Banyak orang masih ingat apa yang diberitakan Saksi-Saksi sebelum perang, dan beberapa dari antaranya sekarang bersedia mendengarkan. Khotbah umum Alkitab—bukan khotbah-khotbah rekaman, melainkan yang disampaikan oleh para pembicara yang cakap—mulai diperkenalkan. Ratusan orang menghadirinya. Khotbah pertama, bertemakan ”Kemerdekaan Dalam Dunia Baru”, disampaikan pada tanggal 11 November 1945, di balairung Bursa Saham Tani di Praha. Hadirin sebanyak kira-kira 600 orang memperlihatkan antusiasme yang besar. Dalam waktu tiga tahun, 1.885 khotbah umum seperti itu disampaikan di Cekoslowakia. Banyak yang sekarang telah menjadi Saksi-Saksi Yehuwa mengatakan bahwa mereka tertarik pada kebenaran setelah mendengar khotbah-khotbah itu.

Salah seorang dari antaranya adalah Tibor Tomašovský, yang sekarang bermukim di Bohemia. Seorang Saksi yang sedang bekerja duniawi berjumpa dengan Tibor, dan sewaktu bercakap-cakap, ia menyebut-nyebut Alkitab. Tibor sangat terkesan oleh kesahajaannya dan mengundang Saksi ini ke rumahnya. Kemudian, Tibor diundang menghadiri perhimpunan. Belakangan, Tibor mengatakan, ”Apa yang saya dan istri saya alami di perhimpunan itu benar-benar luar biasa. Baru kali ini saya mendengar khotbah sebagus itu. Tiga orang pembicara bergantian menyampaikan khotbah. ’Mereka itu pastilah cendekiawan,’ kata saya kepada orang yang duduk di sebelah saya. ’Bukan, mereka itu cuma petani.’ Apa yang kami dengar begitu bagusnya sampai-sampai kami tidak mau pulang. Pada minggu berikutnya di kantor, saya tidak dapat berkonsentrasi dalam bekerja dan saya tidak sabar menunggu datangnya hari Minggu. Kami tidak pernah absen dari perhimpunan.”

Saksi-Saksi juga melakukan pelayanan mereka di kamp-kamp kerja paksa, dan seusai perang, di sanalah para tahanan perang dan orang Jerman menunggu deportasi. Sebuah laporan tentang kegiatan pada waktu itu mengatakan, ”Dengan sukses yang besar, saudara-saudara mengunjungi orang Jerman, sebagian besar adalah tentara Nazi, di kamp-kamp kerja paksa.” Apakah perubahan keadaan itu membuat mereka lebih dapat menerima kebenaran Alkitab? Saksi-Saksi Yehuwa ingin memberi mereka kesempatan itu.

Pada bulan November 1945, surat pengangkatan resmi Saudara Müller sebagai pengawas cabang pun tiba. Pada musim panas berikutnya, saudara-saudara berhasil membeli sebuah gedung baru bertingkat empat di Suchdol, dekat Praha. Gedung ini merupakan tempat kerja yang tenang dan akomodasi yang bagus bagi keluarga Betel. Seluruh negeri dibagi menurut wilayahnya, masing-masing terdiri dari sekitar 20 sidang, dan kebaktian wilayah mulai diselenggarakan secara tetap tentu. Ini terbukti menjadi berkat yang limpah. Kebaktian-kebaktian tersebut selalu disertai pelayanan dari rumah ke rumah, dan kesaksian yang baik diberikan melalui ceramah umum pada hari Minggu sore. Seraya Sekolah Pelayanan Teokratis mulai berfungsi di sidang-sidang, semakin banyak saudara, berkat bantuan roh Yehuwa, menjadi cakap dalam menyampaikan khotbah umum dan kecakapan mengajar para penyiar pun meningkat.

Kebaktian-kebaktian juga diselenggarakan. Ceramah-ceramah berjudul ”Bergembiralah, Hai, Bangsa-Bangsa” dan ”Pangeran Perdamaian” disampaikan dalam sebuah kebaktian yang dihadiri 1.700 orang di Besední du̇m, fasilitas sebuah klub di Brno, pada tahun 1946. Franz Zürcher dari Bern, Swiss, hadir pada acara itu. Pada tahun berikutnya, ketika kebaktian lainnya diselenggarakan di Brno, tiga anggota staf kantor pusat—N. H. Knorr, M. G. Henschel, dan H. C. Covington—ambil bagian dalam acara itu. Khotbah umumnya, ”Sukacita Semua Orang”, diumumkan ke seluruh kota dengan poster dan selebaran, dan 2.300 orang datang untuk mendengarnya. Banyak orang memberikan alamat mereka dan menyatakan keinginan untuk diundang ke pertemuan berikutnya.

Pada awal tahun 1948, terjadilah krisis dalam pemerintahan. Komunis mulai berkuasa. Saksi-Saksi Yehuwa terus memberitakan kabar baik dengan bergairah. Jumlah pemberita Kerajaan meningkat 25 persen pada tahun itu. Pada bulan September, kebaktian lain diselenggarakan—kali ini di Praha. Khotbah umumnya menonjolkan tema yang tepat waktu, ”Kerajaan Allah—Harapan Umat Manusia”. Dan, sehubungan dengan hal-hal yang akan terjadi, khotbah berjudul ”Memelihara Integritas di Bawah Pencobaan” juga terbukti sangat cocok. Sementara kebaktian berlangsung, musuh-musuh umat Yehuwa pun bersiap-siap untuk menyerang.

Awan Hitam Kembali Menggantung

Tidak sampai empat tahun setelah saudara-saudara dibebaskan dari penjara, iklim politik mendadak berubah. Di sebuah kebaktian wilayah di Karlovy Vary, di Bohemia bagian barat, pada bulan November 1948, prahara datang kembali. Kebaktian itu sendiri tidak sampai terganggu. Akan tetapi, sewaktu Saudara Müller menyampaikan khotbah umum pada hari Minggu siang, tanggal 28 November, beberapa bangku di baris belakang balai itu diduduki oleh agen-agen Dinas Keamanan Negara yang berpakaian preman. Pada hari itu, ketika Saudara Müller sedang bersantap malam, Oldřich Skupina, pengawas dari Sidang Karlovy Vary, menemuinya dan bercerita dengan panik bahwa Dinas Keamanan Negara telah menggeledah rumah beberapa saudara serta menyita lektur mereka.

Saudara Müller berupaya menelepon Betel Praha, tetapi tidak ada yang mengangkat. Pastilah ada kejadian serius di sana. Ia segera kembali ke Praha. Akan tetapi, sewaktu ia mendekati bangunan Betel, ia melihat dua pria yang berpura-pura bekerja di sekitar situ tetapi sebenarnya sedang mengamat-amati Rumah Betel. Di Betel, ia bertemu seorang saudara yang melaporkan bahwa beberapa agen Dinas Keamanan Negara telah menggeledah seluruh bangunan dan menyegel kantor. Dalam waktu 45 menit setelah kedatangannya, dua pejabat Kementerian Dalam Negeri tiba di Rumah Betel dan memberitahukan bahwa bangunan itu sudah disita. Saudara Müller memprotes dan menyatakan bahwa penyitaan harus disertai surat perintah pengadilan. Setelah mereka pergi, ia berhasil memindahkan beberapa arsip yang tidak tertemukan oleh Dinas Keamanan Negara ke rumah orang-tuanya. Tetapi, sekembalinya ia ke Betel, seorang agen Dinas Keamanan Negara sudah menunggu dengan surat perintah untuk menangkap dia dan kedua saudari yang bersamanya. Anggota-anggota lain dari keluarga Betel telah ditangkap.

Benarkah surat perintah pengadilan bisa dikeluarkan secepat itu? Tidak. Berbulan-bulan kemudian, sewaktu saudara-saudara masih ditahan, Saudara Kapinus, yang juga ditahan, menerima sepucuk surat. Surat itu berisi keputusan Kementerian Dalam Negeri, tertanggal 4 April 1949—lebih dari empat bulan setelah penyitaan itu—untuk menghentikan kegiatan Lembaga sekaligus menyita propertinya.

Meskipun demikian, pada bulan Juli, Pengadilan Negara menghentikan persidangan kriminal terhadap saudara-saudara kita karena kurangnya bukti. Mereka pun dibebaskan dari masa tahanan. Tetapi, mereka tidak otomatis bebas sewaktu meninggalkan gedung Pengadilan Negara. Dua pejabat Kementerian Dalam Negeri mencegat mereka dan mengatakan bahwa berdasarkan keputusan Komisi Politik Komunis, mereka harus dikirim ke kamp kerja paksa selama dua tahun. Setelah gagal menjerat saudara-saudara kita lewat jalur hukum, mereka menggunakan ketetapan yang dikeluarkan secara sewenang-wenang. Saudara Müller dikirim ke Kladno, tempat ia bekerja di tambang batu bara.

Gelombang penangkapan yang melanda negeri itu mendatangkan banyak kesukaran atas Saksi-Saksi Yehuwa. Namun, apa yang diharapkan para pejabat Komunis tidak kesampaian. Mereka pernah mengatakan kepada Saudara Müller sewaktu ia di penjara, ”Kalau kepalanya sudah dipotong, seluruh badannya pasti mati.” Mereka menyangka bahwa ia dan saudara-saudara lain yang menjadi penanggung jawab adalah ”kepalanya”, tetapi mereka tidak sadar bahwa Kepala sidang Kristen yang sesungguhnya adalah Tuan Yesus Kristus di surga.—Ef. 4:15, 16.

Ibadat Sejati Terus Berkembang

Meskipun mengalami tekanan pada masa-masa kegelapan itu, ibadat sejati tidak berhenti. Tidak lama kemudian, saudara-saudara mulai membuat pengaturan agar pekerjaan kesaksian tentang Yesus sebagai Raja Mesianik terus dilakukan. Josef Skohoutil, dari Praha, menjelaskan, ”Beberapa hari setelah mulainya penindasan, saya dikunjungi oleh Saudara Gros, seorang pengawas setempat. Ia memberi saya nama sepuluh penyiar dan memberi tahu saya untuk mengurus mereka.” Untuk sementara waktu, mereka masih berupaya memberi kesaksian dari rumah ke rumah, tetapi lambat laun mereka mempelajari metode-metode lain untuk melakukan pekerjaan itu.

Meskipun banyak saudara berada di penjara, saudara-saudari yang tidak dipenjarakan tetap berhimpun. Gedung-gedung umum tidak dapat digunakan, tetapi kebaktian yang acara-acaranya dipersingkat diselenggarakan di apartemen yang besar. Kadang-kadang, kebaktian yang lebih besar diselenggarakan di hutan. Yang pertama dari kebaktian ini adalah di Oldřichov, dekat kota Nejdek, pada tahun 1949. Sebuah lereng dengan batu-batu yang menjorok menjadi tempat duduk yang menampung 200 hadirin. Di dekatnya terdapat rumah tua, lumbung, dan kolam. Untuk baptisan, mereka memasang penyekat sehingga lumbung itu dapat berfungsi sebagai kamar ganti bagi pria dan wanita. Mereka membersihkan kolam itu dan memasang tangga kayu untuk masuk ke air. Ada 37 orang yang dibaptis pada kesempatan itu.

Bagaimana caranya memperoleh publikasi Alkitab untuk belajar? Sebuah laporan dari Saudara Vykouřil, dari Teplice, menyingkapkan jawabannya. Katanya, ”Pada tahun 1950, hanya kami bertiga yang tetap tinggal di Teplice. Kami menerima Menara Pengawal berbahasa Prancis dari seorang saudari di Swiss, lewat pos. Selama beberapa waktu, hubungan sempat terputus, tetapi beberapa waktu kemudian, hubungan pulih kembali. Saya mulai menerima surat-surat dalam bahasa simbolis. Dalam surat-surat itu, saya diminta mencari seorang saudara yang kenal dengan saudara lain, dan kemudian, yang kenal lagi dengan saudara berikutnya, dengan demikian hubungan dapat terjalin kembali. Saudara-saudara yang menjalankan kepemimpinan ada di penjara, jadi kami harus menjalin kembali kontak untuk pengorganisasian. Kami berfungsi tanpa penugasan resmi—setiap orang melakukan apa yang dibutuhkan. Akan tetapi, kami tidak pernah berhenti menerima Menara Pengawal.”

Ini merupakan awal dari salah satu periode tersulit dalam sejarah Saksi-Saksi Yehuwa di negeri ini. Hanya berkat tangan Yehuwa-lah pekerjaan tidak berhenti. Sebaliknya, meskipun menghadapi banyak cobaan, pekerjaan itu terus menghasilkan pertambahan.

Pembebasan Singkat

Tak disangka-sangka, pada awal tahun 1950, semua Saksi-Saksi Yehuwa, saudara maupun saudari, dibebaskan dari kamp kerja paksa. Sekeluarnya mereka, apa yang mereka dapati? Saudara Müller mengenang, ”Saya sangat terkejut bercampur senang melihat pengorganisasian yang baik yang disusun selama kami tidak ada.” Roh Yehuwa telah menggerakkan saudara-saudara muda, termasuk Jan Sebín dan Jaroslav Hála, untuk menjalankan kepemimpinan dengan bergairah. Ayah Jaroslav ditangkap pada tahun 1948 (dan belakangan, meninggal di penjara), tetapi Jaroslav menjadi teladan dan sumber dukungan moril bagi banyak saudara-saudari. Mereka mendapati bahwa jumlah Saksi aktif di seluruh negeri (bekas Cekoslowakia) itu telah meningkat 52 persen dalam waktu dua tahun, dari 1.581 menjadi 2.403. Pada tahun berikutnya, terdapat peningkatan sebanyak 38 persen lagi.

Sewaktu buku ”Karena Allah Itu Benar Adanya” diterbitkan dalam bahasa Cek pada tahun 1951 dalam enam jilid, ini menjadi dasar bagi pertumbuhan selanjutnya. Publikasi ini akan menjadi dasar pengajaran Alkitab di rumah. Buku ini memuat apa yang dibutuhkan para pelajar untuk memulai hidup yang berbakti kepada Yehuwa.

Akan tetapi, para pejabat Komunis tidak senang akan kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa. Pada tahun 1952, mulailah lagi masa penindasan yang lebih berat dan panjang ke atas Saksi-Saksi Yehuwa.

Ke ’Tanur Api’ Lagi

Pada tanggal 4 Februari 1952, di pagi buta, Saudara Müller sekali lagi ditangkap oleh Dinas Keamanan Negara. Kali ini, dengan mata tertutup, ia dibawa ke penjara. Belakangan, ia menulis, ”Selama 14 bulan berikutnya, saya tidak diperbolehkan keluar dari sel khusus tanpa penutup mata. Kira-kira dua hari sekali, petugas interogasi membawa saya ke kantornya. Di sana, saya menjalani interogasi panjang dan mereka berupaya membujuk saya untuk mengakui bahwa saya terlibat dalam spionase serta melakukan pengkhianatan. Berlembar-lembar laporan polisi ditulis, lalu dihancurkan, dan laporan baru ditulis kembali. Para interogator berupaya menggunakan metode-metode baru agar laporan itu setidaknya menyiratkan bahwa saya melakukan perbuatan salah. Saya berulang-kali menolak menandatangani laporan-laporan semacam itu. Sekitar 16 tahun kemudian sewaktu saya dibebaskan, seorang pejabat Kementerian Dalam Negeri memberi tahu saya bahwa saya pernah termasuk dalam daftar orang-orang yang harus dilenyapkan. Pada tanggal 23 Maret 1953, saya dibawa dengan mata tertutup ke pengadilan di Pankrác, untuk menjalani pemeriksaan. Saya dan rekan-rekan sekerja saya benar-benar ditekan secara psikologis. Pemeriksaan berlangsung selama dua hari. Itu diadakan dengan sangat tertutup. Tempat-tempat duduk untuk umum hanya diisi oleh para interogator dari Kementerian Dalam Negeri.”

Ternyata, pada tanggal 4 Februari 1952 telah dilakukan sejumlah penangkapan di seluruh Cekoslowakia. Pada hari itu, Dinas Keamanan Negara menangkap sejumlah 109 Saksi-Saksi Yehuwa (104 saudara dan 5 saudari).

Emílie Macíčková termasuk di antara yang dibawa ke penjara pada hari itu. Saudari ini menceritakan, ”Pada tanggal 4 Februari 1952, sewaktu suami saya berada di rumah sakit, tiga orang pria dan seorang wanita dari Dinas Keamanan Negara datang ke rumah kami pada pukul setengah empat sore. Saya langsung ditangkap. Mereka menggeledah seluruh rumah dengan saksama dan menyita apa saja yang mereka temukan. Mereka membawa saya ke Departemen Kepolisian Regional di Ostrava. Di sana, telah terkumpul cukup banyak Saksi. Kami ditangkap secara massal. Mereka memasukkan kami ke sel-sel dingin yang baru dilabur putih namun berbau menyengat, memberi kami air dingin untuk berbasuh, kemudian mengunci jeruji besinya. Setiap kali mereka membawa kami ke luar sel, mereka memasangkan penutup mata pada kami. Mereka bahkan menyusupkan mata-mata ke sel kami, tetapi yang kami bicarakan kepada mereka hanyalah Kerajaan Allah. Mata-mata itu bahkan menyanyikan lagu Kerajaan kita dan pura-pura berdoa—begitu besar upaya musuh-musuh untuk mematahkan semangat kami, tetapi Yehuwa menguatkan kami!”

Pengadilan yang Mengerikan di Praha

Pengadilan politik kini mulai banyak dilakukan di Cekoslowakia. Vonisnya pun sangat berat—hukuman penjara bertahun-tahun atau hukuman mati. Pengadilan terhadap Saksi-Saksi Yehuwa pada tanggal 27 dan 28 Maret 1953, berlangsung pada periode ini. Tanpa diketahui umum, dilakukan dua pengadilan pura-pura terhadap para pengawas utama Saksi-Saksi Yehuwa. Pengadilan kedua berlangsung sebulan setelah yang pertama. Vonisnya adalah sebagai berikut, ”Müller dan Fogel: hukuman penjara 18 tahun. Terdakwa Sebín, Gros dan Hála: 15 tahun; Nahálka: 12 tahun; Novák: 8 tahun; dan Porubský: 5 tahun. Semua terdakwa akan disita harta miliknya dan kehilangan seluruh hak kewarganegaraannya.”

Satu-satunya sumber informasi bagi masyarakat tentang persidangan ini adalah surat kabar. Apa yang ditulis di surat kabar itu? Salah satu contoh laporan yang menyimpang ini terbit pada tanggal 30 Maret di harian Komunis Rudé právo (Hukum Merah), ”Para imperialis Amerika, dengan penuh kebencian terhadap masyarakat demokratis Cekoslowakia, menggunakan segala cara untuk menyimpangkan para pekerja kita dari jalan menuju Sosialisme . . . Pengadilan tingkat wilayah di Praha menangani salah satu bentuk kegiatan yang merusak, yang dilakukan oleh para imperialis Amerika tersebut . . . Yang disidangkan adalah para pemimpin suatu sekte agama yang para pengikutnya menamakan diri Saksi-Saksi Yehuwa. Organisasi ini, yang dikendalikan dari Brooklyn, AS, dan yang telah dilarang di negeri kita sejak tahun 1949 karena kecenderungannya yang merusak, telah menyelundupkan ke Cekoslowakia ideologi-ideologi kosmopolitan berkedok Kekristenan murni, yang dirancang untuk meruntuhkan kekuatan moril para pekerja kita, mengobarkan kebencian terhadap Negara dan undang-undangnya, serta mulai mempersiapkan para pengikutnya untuk berperang sementara mereka sendiri bertindak sebagai antek-antek.”

Pemutarbalikan fakta ini, yang bertujuan membenarkan tindakan pengadilan terhadap Saksi-Saksi, menjadi preseden yang ditiru di seluruh negeri.

Menemukan Orang-Orang Berhati Domba di Penjara

Akan tetapi, bahkan di dalam penjara, ada saja kesempatan untuk memberi kesaksian. Kecerdikan dibutuhkan, tetapi saudara-saudara kita memang panjang akal. Ada orang-orang di penjara yang menyambut baik kebenaran Alkitab. Salah seorang dari antaranya adalah František Janeček, dari Čáslav. Ia mengenang, ”Selama perang, saya telah berpartisipasi dalam gerakan Perlawanan. Pada tahun 1948, saya tidak sependapat dengan bentuk-bentuk kekerasan yang baru diberlakukan, dan karena saya secara terbuka menentang ketidakadilan, saya dijatuhi hukuman penjara selama 11 tahun. Di penjara, saya diperbolehkan membawa Alkitab, dan saya bahkan mengajarkannya sewaktu bebas tugas. Jadi, saudara-saudara menyangka bahwa saya adalah pendeta. Kami tinggal di barak yang terpisah, tetapi kadang-kadang kami mendapat tugas jaga malam, yang disebut menjaga api, di luar barak. Pada suatu malam sewaktu saya sedang berjaga, udara sangat dingin dan langit bertaburan bintang. Seorang tahanan yang juga sedang mulai berjaga malam keluar dari barak sebelah. Saya berkata kepadanya, ’Jadi, Anda pun sedang melayani Firaun, bukan?’ ’Tahukah Anda siapa Firaun itu?’ tanyanya. ’Ya, penguasa Mesir.’ ’Dan, tahukah Anda siapa yang digambar oleh Firaun itu?’ ’Tidak!’ ’Nah, datanglah kemari, nanti saya beri tahu.’ Kami berjalan bersama selama dua jam, dan ia memberikan penjelasan yang sangat bagus. Saya membuat kemajuan pesat. Allah mengasihi saya dan melihat hasrat saya akan kebenaran.” František bergabung bersama Saksi-Saksi Yehuwa dalam mempelajari Alkitab, dan segera setelah itu, ia melaporkan antara 70 dan 80 jam dalam dinas Yehuwa setiap bulan.

Banyak orang yang mempelajari kebenaran di penjara dibaptis di sana. Bagaimana itu dilakukan? Ladislav Šmejkal, yang mempelajari kebenaran sewaktu menjadi tahanan politik, menjelaskan, ”Di pertambangan tempat kami bekerja, kami bisa memasuki menara-menara pendingin pada kompresor besar di pertambangan. Pada bulan Juni 1956, bersama beberapa orang lainnya, saya dibaptis di reservoir salah satu menara itu. Itu tidak mudah karena kami harus melakukannya pada jam istirahat singkat sebelum giliran kerja siang hari. Kami membawa pakaian dalam, pergi ke menara, dibaptis, cepat-cepat berganti pakaian, dan kemudian melapor untuk bekerja.” Mereka bersyukur bahwa Yehuwa telah membantu hamba-hamba-Nya menemukan jalan guna melambangkan pembaktian mereka dan menaati perintah Yesus Kristus.—Mat. 28:19, 20.

”Santo-Santo” di Tambang Batu Bara

Pelarangan Saksi-Saksi Yehuwa diberlakukan dengan berbagai cara dan pada taraf yang berbeda-beda. Tidak ada perlakuan standar di setiap tempat atau di setiap waktu. Apa pun keadaannya, saudara-saudara berupaya memelihara integritas Kristen sesuai dengan hati nurani mereka. Akibatnya, banyak dari antara mereka dipenjarakan.

Kemudian, pada tahun 1958, berkat sebuah dekret pemerintah, para penambang batu bara yang berusia di bawah 30 tahun mendapat dispensasi dari dinas militer. Sebaliknya dari menunggu hingga ditangkap dan dikirim ke penjara—dan kemungkinan akan dipekerjakan di pertambangan —beberapa saudara tetap mendapat kebebasan dengan bekerja sebagai buruh di pertambangan. (Ams. 22:3) Demikianlah para ”santo” atau ”pendeta”, sebagaimana orang-orang menyebut Saksi-Saksi ini, sampai bekerja di banyak pertambangan. Dan, karena ada banyak Saksi-Saksi Yehuwa di tambang-tambang tertentu, mereka mulai membentuk sidang-sidang yang kuat tempat para saudara bertumbuh matang secara rohani, menjadi rohaniwan-rohaniwan yang cakap.

Selama sepuluh tahun, Eduard Sobička, bekerja di pertambangan di desa Kamenné Žehrovice, dekat kota Kladno. Ia mengatakan, ”Seingat saya, jumlah saudara di pertambangan tempat saya bekerja pernah mencapai sekitar 30-an. Kami bekerja dalam regu yang berbeda, dan di antara kami ada aturan untuk tidak terlalu akrab dengan satu sama lain sehingga seolah-olah memisahkan diri dari para penambang lainnya. Meskipun demikian, para ’santo’ ini, sebagaimana yang disebut orang, mendapat banyak perhatian. Kami dicemooh dan dihina tetapi diam-diam direspek.” Di pertambangan itu, mereka mencari kesempatan untuk memberikan kesaksian, dan bila ada yang berminat, mereka juga meminjamkan publikasi Alkitab yang berharga.

Berlibur bersama Saksi-Saksi Lainnya

Meskipun masa-masa itu memang sulit, liburan juga mendapat porsi dalam kehidupan umat Yehuwa. Bila direncanakan dengan cermat, liburan bukan hanya menjadi waktu untuk menyegarkan diri secara fisik tetapi juga untuk mendapat pembinaan secara rohani. Jika hadirin perhimpunan pada masa itu paling banyak hanya 10 orang, bayangkan seperti apa rasanya berkumpul bersama sekitar 30-an Saksi-Saksi Yehuwa selama satu atau dua minggu!

Membuat keputusan yang bijaksana sehubungan dengan siapa yang akan diundang juga penting. Para perencana berupaya agar tidak lebih mementingkan kaum muda daripada yang lanjut usia atau lebih mementingkan saudara daripada saudari. Diupayakan agar ada beberapa saudara Kristen yang matang untuk mengawasi acara dengan sepatutnya.

Tujuan utamanya adalah agar terdapat program rohani yang seimbang. Jadwal hariannya kira-kira sebagai berikut: Doa pagi, ayat harian, dan pembacaan Alkitab. Pada sore hari tertentu, diadakan perhimpunan yang lamanya satu jam. Pada malam hari sering kali ada acara ramah-tamah rohani dengan materi acara yang telah dipersiapkan. Hari-hari lainnya adalah acara bebas. Ada yang belajar bersama, mendaki gunung, berenang, dan lain-lain. Pelayanan biasanya digabungkan dengan acara mendaki gunung, tetapi lagi-lagi, ada peraturan tak tertulis yang harus diikuti. Misalkan ada sekelompok yang beranggotakan 20 orang. Di desa-desa, di hutan, dan di ladang, mereka mencoba menemui penduduk setempat. Sewaktu menghampiri seseorang, seorang saudara atau saudari akan memisahkan diri dari rombongan dan berupaya memulai percakapan. Seluruh rombongan akan meneruskan perjalanan.

Liburan ini, yang dinikmati bersama-sama, membawa banyak dampak positif. Iman mereka dikuatkan, dan kesempatan itu digunakan untuk memberitakan kabar baik. Liburan bersama ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari sejarah modern Saksi-Saksi Yehuwa di negeri ini. Akan tetapi, Saksi-Saksi Yehuwa berupaya keras agar tidak pernah lengah secara rohani.

Serangan Licik

Setan si Iblis, si ”bapak dusta”, berupaya meruntuhkan keyakinan orang dengan memutarbalikkan fakta dan menyalahgambarkan hamba-hamba Allah yang setia. (Yoh. 8:44) Ia menggunakan taktik itu untuk melemahkan bangsa Israel zaman dahulu, menggerakkan orang-orang Yahudi abad pertama untuk melawan Kristus, dan mencoba meresahkan sidang Kristen masa awal. (Bil. 13:26–14:4; Yoh. 5:10-18; 3 Yoh. 9, 10) Dari antara orang-orang yang dimanfaatkannya, ada yang berupaya mencari kedudukan terkemuka bagi diri sendiri. Ada pula yang merasa bahwa apa yang mereka katakan itu benar, tetapi mereka berkukuh pada pendirian mereka padahal tidak mengetahui semua faktanya. Setan dapat memanfaatkan kedua macam orang itu, dan itulah yang dilakukannya di negeri ini.

Situasi pada akhir dekade 1950-an memang sulit bagi saudara-saudari di Cekoslowakia. Banyak yang dipenjarakan. Komunikasi dengan kantor pusat sedunia Saksi-Saksi Yehuwa sempat terganggu. Beberapa orang yang berinisiatif berupaya memberikan pengarahan namun lebih mencerminkan pendapat pribadi daripada berdasar kuat pada Alkitab. (Tit. 1:9; Yak. 3:1) Dalam menghadapi tekanan pada masa itu, beberapa pribadi berkukuh pada pendiriannya terhadap perkara-perkara tertentu tanpa mengetahui seluruh faktanya. (Bandingkan Amsal 18:13, 17.) Beberapa mulai ”menjauhkan murid-murid agar mengikuti mereka”.—Kis. 20:30.

Sehubungan dengan peristiwa-peristiwa pada masa itu, Saudara Müller belakangan menulis, ”Suatu hari pada bulan Januari 1956 di penjara Valdice, saya dibawa ke sebuah kantor dan di sana dua orang pria telah menunggu saya. Mereka mengaku dari Kementerian Dalam Negeri. Mereka berupaya meyakinkan saya bahwa seharusnya kita ’menyesuaikan’ beberapa ajaran agama kita. Kata sepakat tidak tercapai, sehingga wawancara itu tidak diteruskan. Pada tahun 1957, dua orang pejabat lainnya dari Kementerian Dalam Negeri mengunjungi saya. Pembicaraan selama tiga jam itu berlangsung dalam suasana yang sama sekali berbeda. Saya dapat menjelaskan secara terbuka tentang pandangan dan sikap Saksi-Saksi sehubungan dengan berbagai hal. Mereka berminat mengetahui sikap kita terhadap dinas militer, transfusi darah, serikat kerja, dan sejumlah hal lainnya. Pada akhir pembahasan, salah seorang dari mereka bertanya, ’Bapak Müller, apakah menurut Bapak kita bisa bersahabat?’ Saya menjawab, ’Seseorang dapat kita sebut sahabat jika ia punya hubungan yang sangat akrab dan punya banyak persamaan dengan kita. Kami, Saksi-Saksi Yehuwa, percaya akan Allah. Tetapi, kalian orang Komunis tidak percaya akan Allah. Kita tidak punya dasar persamaan. Namun, saya rasa kita dapat saling menghormati keberadaan masing-masing.’ Pejabat itu berkata, ’Saya senang mendengar jawaban Bapak, karena jika tidak, kami tidak dapat mempercayai Bapak.’ Saya mendapat kesan bahwa tujuan pertanyaan terakhir itu adalah untuk memastikan apakah masih ada gunanya kami berdialog di kemudian hari. Dan jika memang demikian, itu berarti jalan keluar dari situasi kami tinggal selangkah lagi.”

Percakapan itu menghasilkan komunikasi yang lebih terbuka antara saudara-saudara tertentu dan kalangan berwenang pemerintah. Akan tetapi, mengingat situasi pada waktu itu, beberapa Saksi yang mengetahui pembicaraan itu merasa bahwa saudara-saudara yang menjadi penanggung jawab ini telah berkompromi. Tidak diragukan, beberapa bereaksi seperti itu karena mereka berhasrat kuat untuk tidak mengkompromikan satu pun prinsip-prinsip Kristen. Akan tetapi, beberapa orang yang merasa pendiriannya tidak dapat diganggu gugat menyatakan secara terang-terangan ketidakpercayaannya terhadap saudara-saudara yang telah berbicara kepada para pejabat pemerintah. Tetapi, apakah ketidakpercayaan mereka berdasar kuat?

Ada faktor-faktor lain yang juga terlibat. Juraj Kaminský, yang telah melayani Yehuwa dengan loyal selama lebih dari 50 tahun, menjelaskan, ”Setelah saudara-saudara yang menjadi penanggung jawab dan banyak penatua ditangkap, beberapa dari antara pria-pria yang menjalankan kepemimpinan di sidang dan wilayah mulai menetapkan aturan tingkah laku bagi para penyiar, membuat sederetan daftar hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan.” Alangkah jauh lebih baik seandainya mereka ”meningkatkan ketaatan melalui iman”, seperti yang dilakukan rasul Paulus! (Rm. 16:26) Karena undang-undang mengharuskan warga negara menggunakan hak suaranya, beberapa Saksi pergi ke tempat pemungutan suara tetapi, karena alasan hati nurani, tidak memasukkan kartu suara bagi kandidat politik mana pun. Ada yang merasa bahwa orang-orang ini telah berkompromi. Dapat dimengerti, beberapa saudara merasa sangat sakit hati kepada pemerintah karena perlakuan buruk terhadap saudara-saudara Kristen mereka. Saudara Müller berkomentar, ”Situasi ini sangat meresahkan saya, jadi pada musim gugur tahun 1957, saya menulis surat [dari penjara], yang bertujuan membantu saudara-saudara untuk memiliki pandangan yang sepatutnya.” Salah satu paragrafnya berbunyi:

”Ada hal lain lagi yang memedihkan hati saya. . . . Saya mengingatkan saudara-saudara bahwa perhimpunan kita hanya untuk mempelajari Alkitab serta melatih Saksi-Saksi Yehuwa untuk menjadi rohaniwan yang lebih baik dan lebih cakap. Jelaslah tidak dapat dibenarkan untuk membahas soal politik atau menyuarakan pendapat anti-Negara di perhimpunan, tidak soal di mana itu diadakan, tidak soal apakah hadirinnya hanya dua orang atau banyak orang. Saudara-saudara, camkanlah hal ini, dan jangan sampai ada pembahasan semacam itu. Apakah ada di antara kalian yang sakit hati terhadap rezim karena saya dan saudara-saudara lainnya dipenjarakan? Jika demikian, saya mohon dengan sangat, demi saya dan demi saudara-saudara lain, hapuslah perasaan seperti itu. Jangan biarkan diri Saudara termakan kemarahan dan kebencian, karena kami telah menyerahkan kasus kami ke tangan Allah dan kalian pun hendaknya demikian juga.”—Rm. 12:17–13:1.

Saudara-saudari yang setia sangat teranjurkan oleh surat ini. Jan Tesarz mengatakan, ”Kami menerima surat ini, yang ditulis di penjara pada tahun 1957. Sama sekali tidak ada tanda-tanda kompromi, melainkan sikap masuk akal Kristen!” Namun, tidak semua berpandangan seperti itu. Surat Saudara Müller itu menjadi bahan perdebatan dan spekulasi.

Dipisahkan dari Sidang

Setelah amnesti besar-besaran bagi para narapidana politik diumumkan pada bulan Mei 1960, sebagian besar Saksi-Saksi Yehuwa yang masih di penjara dibebaskan. Alangkah senangnya! Meski menghadapi ancaman, mereka langsung melanjutkan pemberitaan kabar baik. Banyak dari antara mereka mengingat teladan rasul-rasul Yesus Kristus, yang sewaktu dibebaskan dari tahanan berdoa memohon keberanian untuk terus memberitakan firman. (Kis. 4:23-31) Tetapi, pencobaan baru telah menanti mereka.

Keraguan dan ketidakpercayaan telah berkembang di antara saudara-saudara. Ketika sepucuk surat dikirimkan oleh Saudara Müller kepada saudara-saudara untuk menjernihkan masalahnya, beberapa saudara yang berpandangan kaku dan kritis tidak memperbolehkan surat itu dibacakan kepada sidang. Pada tahun 1959, Saksi-Saksi yang aktif di Cekoslowakia berjumlah 2.105, tetapi lebih dari 1.000, meskipun masih mengaku melayani Yehuwa, tidak lagi bersatu dengan mantan rekan-rekan Kristennya. Pria-pria yang menjalankan kepemimpinan dalam kelompok yang memisahkan diri ini bahkan mengaku mendapat persetujuan dari kantor pusat di Brooklyn, New York, dan dari N. H. Knorr, yang pada waktu itu adalah presiden Lembaga Menara Pengawal.

Perkembangan lebih jauh menambah kecurigaan dalam diri orang-orang yang memisahkan diri itu terhadap mantan rekan-rekan Kristen mereka. Para pejabat pemerintah di Cekoslowakia tampaknya mulai menyadari bahwa Saksi-Saksi Yehuwa bukanlah mata-mata imperialis Amerika, seperti yang dituduhkan. Mereka juga mengetahui bahwa mustahil mereka dapat menghentikan kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa atau membujuk mereka untuk mengkompromikan iman mereka. Oleh karena itu, pemerintah, suatu rezim Komunis yang totaliter, mengambil langkah untuk berdialog dengan Saksi-Saksi. Itu adalah dialog wajib. Tujuan Dinas Keamanan Negara adalah memastikan agar sentimen agama jangan sampai dimanfaatkan untuk menentang rezim melainkan, jika mungkin, mendukung rezim. Kadang-kadang, undangan berdialog berupa pemanggilan Saudara Müller atau salah seorang pengawas keliling ke kantor polisi untuk diinterogasi. Kadang-kadang, dialog itu tampak seperti acara ngobrol-ngobrol biasa di sebuah kafe.

Karena tidak mengetahui semua faktanya, beberapa saudara yang melihatnya menyangka bahwa saudara-saudara tersebut sedang bersekongkol dengan Dinas Keamanan Negara. Nama beberapa saudara ini bahkan dimasukkan ke dalam daftar orang yang dicurigai bersekongkol, dan mereka dituduh mengubah artikel-artikel dalam publikasi sesuai keinginan Dinas Keamanan Negara.

Anjuran yang Pengasih untuk ”Mencari Yehuwa”

Saudara Knorr sangat prihatin akan pekerjaan Tuan dan akan pribadi-pribadi yang berupaya melayani dengan setia bersama organisasi Yehuwa. Pada tanggal 7 Desember 1961, ia menulis surat kepada saudara-saudara di Cekoslowakia, dan di dalamnya, ia menyoroti ayat-ayat seperti Mikha 2:12 dan Mazmur 133:1. Ia menjelaskan pendirian Lembaga sehubungan dengan berbagai hal dan menyatakan dukungannya kepada saudara-saudara tertentu yang telah dipercayakan untuk mengemban tanggung jawab. Sebenarnya, ini merupakan anjuran yang pengasih kepada saudara-saudara untuk ”mencari Yehuwa”—memahami bagaimana cara kerja roh Yehuwa dalam mewujudkan Firman-Nya dan kemudian untuk bekerja sama dengan pribadi-pribadi yang Yehuwa sedang gunakan. (Za. 8:21) Inilah salah satu paragraf surat itu:

”Saudara-saudara yang saya kasihi, . . . Laporan-laporan yang saya terima memperlihatkan bahwa mayoritas saudara di Cekoslowakia secara teokratis memelihara persatuan Kristen mereka, tetapi karena sarana komunikasi yang buruk, beberapa saudara telah membiarkan kabar angin dan gosip menimbulkan keraguan dalam pikiran, sehingga ada yang tidak mau bekerja sama atau menyerahkan laporan dinas. Ini hanya membuat beberapa saudara merasa tidak bahagia dan susah, dan hal ini sudah terjadi. Oleh karena itu, saya tuliskan surat ini sebagai pemberitahuan bahwa Lembaga mengakui Saudara Adam Januška dan Saudara Bohumil Müller serta saudara-saudara yang bekerja sama dengan mereka sebagai pengawas-pengawas Kristen yang mengemban tanggung jawab di Cekoslowakia dan saya memohon dengan sangat kepada Saudara untuk mencamkan kata-kata Paulus di Ibrani 13:1, 7, 17. Saudara-saudara ini berminat akan kesejahteraan Saudara dan berupaya membantu semua untuk setia kepada Allah Yehuwa. Jadi, bekerjasamalah dengan mereka dalam kerendahan hati dan mereka akan bekerja sama dengan saudara, semua demi kemuliaan Yehuwa.” Akan tetapi, sangat disayangkan, tidak lama setelah surat ini diterima, Adam Januška terpaksa dipecat karena tingkah lakunya yang tidak bersifat Kristen.

Surat Saudara Knorr disambut baik oleh sebagian saudara, tetapi tidak semua bersedia dikoreksi oleh nasihatnya. Malahan, pada tahun 1962 problemnya semakin menjadi-jadi. Serangkaian artikel diterbitkan dalam Menara Pengawal yang menjelaskan tanggung jawab Kristen, yang utama kepada Allah dan kemudian kepada pemerintah sekuler, yakni ”kalangan berwenang yang lebih tinggi” yang dirujuk di Roma 13:1. Artikel tersebut merupakan koreksi terhadap pemahaman kita sebelumnya. Pihak-pihak yang kritis dan memperlihatkan keraguan menyebarkan kabar angin bahwa artikel tersebut telah direkayasa oleh Saudara Müller di bawah arahan Kementerian Dalam Negeri. Apa yang harus dilakukan? Daripada membuang-buang waktu untuk berupaya meyakinkan orang-orang yang pada waktu itu tidak mau diyakinkan, saudara-saudara memusatkan perhatian untuk memberitakan kabar baik kepada orang-orang yang lapar dan haus akan keadilbenaran.

Beberapa tahun kemudian, beberapa yang telah meninggalkan organisasi melihat bukti-bukti berkat Yehuwa atasnya dan meminta untuk kembali. Akan tetapi, ada pula yang tetap memisahkan diri hingga pada tahun 1989 sewaktu Badan Pimpinan mengirimkan sepucuk surat yang bagus, yang ditujukan ”Kepada Semua yang Berhasrat untuk Menyembah Yehuwa dan Melayani Dia Dengan Bersatu”. Surat itu menarik perhatian pada nubuat di Zakharia 8:20, 21 dan Yesaya 60:22, yang sedang digenapi. Ayat-ayat itu menandaskan nasihat dan standar Alkitab yang terdapat di Matius 24:45-47, 1 Korintus 10:21, 22, dan Efesus 4:16. Selanjutnya, surat itu antara lain mengatakan:

”Kami prihatin mendengar bahwa hingga saat ini, Saudara tidak aktif bergabung dengan penyelenggaraan dan prosedur teokratis yang diikuti oleh umat Allah di seluas dunia. Kami menulis surat ini untuk menganjurkan Saudara agar membuktikan hasrat Saudara untuk bekerja dengan rukun bersama organisasi Yehuwa yang kelihatan sebagaimana yang dilakukan di seluas dunia dan sebagaimana yang dilakukan juga di negeri Saudara. Saudara dapat mempertunjukkan hasrat yang adil-benar ini dengan menerima saudara-saudara yang telah kami pilih. Mereka siap untuk menyampaikan dan membacakan surat ini kepada Saudara sekalian. Saudara dapat percaya sepenuhnya bahwa saudara-saudara yang berkunjung dan membawakan surat ini melakukannya atas wewenang kami. Mereka mendapat hak istimewa mengundang Saudara untuk bergabung kembali dengan satu-satunya kawanan dan tidak lagi tercerai-berai.—Yohanes 10:16.”

Tindakan Badan Pimpinan ini banyak membantu memulihkan kerusakan akibat serangan licik Setan atas sidang-sidang sewaktu mereka putus komunikasi dengan organisasi Yehuwa yang kelihatan.

Mengorganisasi dan Melatih untuk Pelayanan Lebih Lanjut

Setelah dibebaskannya Saksi-Saksi dari penjara pada tahun 1960, ada banyak yang harus dilakukan sehubungan dengan pemberitaan kabar baik di negeri Ceko. Untuk itu, pengorganisasian yang sepatutnya dan pelatihan yang baik sangatlah penting. Tercapainya semua ini di bawah kondisi-kondisi sulit pada masa itu merupakan bukti kuat akan perlindungan dan berkat Yehuwa yang pengasih.

Salah satu langkah besar dalam organisasi teokratis adalah dimulainya Sekolah Pelayanan Kerajaan pada tahun 1961 untuk memberikan pelatihan khusus dari Alkitab bagi para pengawas keliling dan hamba sidang (sekarang dikenal sebagai pengawas umum). Karel Plzák, dari Praha, yang pada waktu itu melayani sebagai pengawas wilayah, masih ingat kelas pertama sekolah itu. Sekolah itu semula hendak diadakan di dekat Karlovy Vary. Ternyata, lokasi itu diketahui juga oleh Dinas Keamanan Negara. Oleh karena itu, pada detik-detik terakhir, diatur agar saudara-saudara mengikuti sekolah di sebuah pondok pribadi.

Banyak saudara muda pada waktu itu menghargai pentingnya dinas kepada Yehuwa. Beberapa mencapai kematangan dalam waktu cepat dan segera diundang untuk mengambil manfaat dari Sekolah Pelayanan Kerajaan. Salah seorang dari antaranya, Jaromír Leneček, melayani sebagai pemimpin PBS pada usia 14 tahun. Pada usia 16 tahun, ia dilantik menjadi asisten pengawas sidang, dan pada usia 20 tahun, ia diundang menghadiri Sekolah Pelayanan Kerajaan. Sekarang, ia adalah anggota Panitia Cabang.

Sebuah program pelatihan lebih lanjut yang dimulai pada tahun 1961 sangat besar sumbangsihnya terhadap peningkatan mutu dinas pengabaran. Seorang penyiar berpengalaman ditugasi membantu penyiar yang kurang berpengalaman. Mereka akan mengadakan persiapan bersama dan bekerja sama dalam dinas pengabaran. Tujuannya adalah memberikan pelatihan yang dibutuhkan sehingga penyiar yang dilatih ini selanjutnya dapat membantu penyiar yang lain lagi. Pada waktu itu, yang dapat dilakukan hanyalah kesaksian tidak resmi, tetapi pelatihan itu memungkinkan banyak penyiar menjadi pemuji Yehuwa yang efektif.

Di bawah rezim totaliter, surat-surat sering kali dimonitor dengan ketat oleh pemerintah. Maka, di Cekoslowakia, para pengawas keliling menjadi rantai yang penting dalam komunikasi teokratis. Setiap kunjungan pengawas wilayah merupakan saat yang ditunggu-tunggu. Eduard Sobička mengenang, ”Seorang pengawas keliling harus mempunyai pekerjaan duniawi, sehingga ia dapat bekerja sama dengan sidang kira-kira 5 hari dalam dua pekan—tiap hari Jumat hingga Minggu malam. Bobotnya sama dengan jumlah hari pada pekan kunjungan pengawas wilayah di negeri-negeri bebas. Itulah sebabnya sebuah wilayah biasanya hanya terdiri dari enam sidang.” Melalui saudara-saudara ini, komunikasi terus dijalin dengan sidang-sidang, dan mereka senantiasa mengetahui perkembangan terbaru.

Mulai Lengah

Ketika pekerjaan bertumbuh subur, betapa mudahnya untuk lupa bahwa Saksi-Saksi Yehuwa di sana masih di bawah pelarangan. Saudara-saudara pengawas menganjurkan agar semua berpikiran sehat dalam segala kegiatan. Tetapi, ada yang tidak puas dengan metode yang digunakan. Mereka menginginkan hasil-hasil yang lebih cepat.

Pada suatu hari di tahun 1963, di sebuah taman di Praha, dua saudara mengumpulkan sekelompok orang. Salah seorang saudara berdiri di atas bangku dan mulai berceramah. Ketika seorang pria di antara hadirin menyuarakan keberatannya, saudara itu menyebutnya sebagai antek-antek Iblis. Polisi pun datang dan meminta identitas saudara-saudara ini, namun persoalannya tidak berhenti sampai di situ. Insiden itu memicu operasi polisi besar-besaran. Dalam waktu beberapa hari, lebih dari 100 saudara-saudari dari Praha ditahan. Ini menghasilkan dua hal—persidangan, dan pelajaran pahit bagi saudara-saudara. Enam dari antara yang ditahan diajukan ke pengadilan dan dijatuhi hukuman.

Insiden ini tidak memperlambat pelayanan, tetapi itu mengingatkan saudara-saudara akan pentingnya hikmat praktis. (Ams. 3:21, 22) Itu sangat penting di akhir dekade 1960-an sewaktu timbul kemungkinan bahwa pelarangan dapat dicabut.

Kemerdekaan Beribadat Sudah di Depan Mata?

Pada tahun 1968, terjadilah perubahan yang tak diduga-duga. Kelompok yang menamakan diri Komunis reformis mengambil alih kekuasaan dan mulai mengupayakan demokrasi. Perubahan-perubahan ini disambut baik masyarakat, dan orang mulai sering membicarakan tentang ”sosialisme yang lebih manusiawi”.

Bagaimana reaksi Saksi-Saksi Yehuwa terhadap perubahan ini? Biasa-biasa saja. Meskipun mereka menyambut baik sistem pemerintahan yang lebih liberal, berharap bahwa barangkali pelarangan dapat dicabut, mereka berupaya untuk tidak bertindak gegabah sehingga tidak menyesal di kemudian hari. Ini terbukti bijaksana. (Ams. 2:10, 11; 9:10) Setelah menikmati kemerdekaan relatif selama delapan bulan, tentara dari lima negara Pakta Warsawa memasuki kawasan Cekoslowakia. Sekitar 750.000 tentara dan 6.000 tank mengakhiri ”sosialisme yang lebih manusiawi”. Masyarakat sangat kecewa. Akan tetapi, tingkah laku Saksi-Saksi Yehuwa yang netral pada masa pemerintahan ”musim semi Praha” sangat bermanfaat di kemudian hari karena kalangan berwenang Negara harus mengakui bahwa Saksi-Saksi Yehuwa bukanlah ancaman bagi pemerintah.

Yang menakjubkan, setelah peristiwa-peristiwa tersebut, untuk waktu yang singkat, warga Cekoslowakia bebas mengadakan perjalanan ke Eropa Barat. Banyak Saksi-Saksi Yehuwa memanfaatkan situasi ini, sebagian besar karena Kebaktian Internasional ”Damai di Bumi” yang akan diadakan pada tahun tersebut. Sekitar 300 saudara-saudari dari seluruh Cekoslowakia menempuh perjalanan ke Nuremberg, Jerman Barat, kota kebaktian terdekat. Mereka mendapat tambahan kekuatan rohani. Akan tetapi, tak lama kemudian, perbatasan ditutup kembali.

Pada awal dekade 1970-an, dimulailah suatu periode yang disebut normalisasi politik. Simpatisan gerakan reformasi 1968 secara sistematis disingkirkan dari kehidupan politik dan budaya. Hampir 30.000 orang terlibat. Hampir seperempat pejabat Dinas Keamanan Negara bersimpati terhadap reformasi itu, dan mereka pun diberhentikan dari pekerjaannya. Sebagian orang mengatakan bahwa Zaman Kegelapan terbit kembali.

Meskipun periode ini berbeda dengan dekade 1950-an, kali ini Dinas Keamanan Negara kembali mengamati dengan ketat kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa. Di beberapa bagian negeri, saudara-saudara dipenjarakan. Saksi-Saksi tidak berhenti mengabar, tetapi mereka lebih berhati-hati.

”Enam Ribu Tahun Keberadaan Manusia”

Pada tahun 1969, majalah Menara Pengawal berbahasa Cek mulai menerbitkan serangkaian artikel berdasarkan buku Life Everlasting—In Freedom of the Sons of God (Hidup Selama-lamanya—Dalam Kemerdekaan Putra-Putra Allah). Pasal 1, di bawah subjudul ”Enam Ribu Tahun Keberadaan Manusia Mendekat”, berisi penjelasan tentang Yobel dan kronologi Alkitab. Materi ini berdampak positif bagi beberapa orang; namun itu juga menimbulkan banyak pertanyaan dan spekulasi.

Kantor cabang di Cekoslowakia mengirim surat tertanggal 22 Februari 1972 kepada semua sidang. Surat itu menjelaskan secara panjang-lebar alasan-alasan mengapa kita hendaknya tidak membuat pernyataan pasti tentang tanggal datangnya Armagedon. Ditandaskan bahwa tidak satu pun publikasi Lembaga yang mengatakan bahwa Armagedon akan datang pada tahun tertentu. Surat itu diakhiri dengan kata-kata, ”Saksi-Saksi Yehuwa sedunia mengenal betul fakta-fakta ini, dan tidak seorang pun boleh menambahkan pendapat pribadi sehubungan dengan apa yang akan terjadi sebelum atau selama tahun 1975. Tidak ada dasar Alkitab bagi pernyataan semacam itu, dan pendapat-pendapat itu akan berdampak buruk terhadap pekerjaan pengabaran. Oleh karena itu, berupayalah agar saudara sekalian ’selaras dalam hal berbicara, dan agar jangan ada perpecahan di antara saudara sekalian melainkan bersatu dengan sepatutnya dalam pikiran yang sama dan dalam jalan pikiran yang sama’. (1 Kor. 1:10) Karena, sehubungan dengan hari dan jamnya, tidak seorang pun yang tahu.”—Mat. 24:36.

Apa yang Terjadi

Pada bulan Februari 1975, beberapa saudara ditahan dalam suatu razia polisi. Setelah itu, penangkapan demi penangkapan terjadi pada tahun itu di berbagai bagian negeri. Stanislav Šimek, dari Brno, yang sebelumnya pernah dipenjarakan beberapa kali, berkata, ”Pada tanggal 30 September 1975, saya ditahan dan apartemen serta tempat kerja saya digeledah. Polisi menyita lima karung lektur. Belakangan, saya mengetahui bahwa sekitar 200 agen Dinas Keamanan Negara ikut serta dalam razia ini. Mereka menggeledah 40 rumah dan menyita setengah ton bahan bacaan. Kami dijatuhi hukuman penjara selama 13 atau 14 bulan.”

Penggeledahan itu benar-benar meresahkan. Di rumah para pengawas, sering kali tersimpan laporan-laporan sidang, dan ini sangat sulit untuk disembunyikan. Akan tetapi, lebih dari sekali, Yehuwa membutakan mata pihak-pihak yang ingin mencelakakan hamba-hamba-Nya. Saudara Mařák, dari Plzeň, mengenang, ”Pada waktu itu, saya melayani sebagai pengawas dinas. Dan, di sebuah lemari berpintu kaca, saya menyimpan sebuah amplop besar berisi laporan dinas, sumbangan, serta daftar nama semua penatua dan hamba pelayanan. Sewaktu pria-pria yang melakukan penggeledahan mendekati lemari itu, istri saya melihat ke saya dan mulai memohon bantuan kepada Yehuwa dalam hati. Pria-pria itu mengintip lemari kaca itu tepat di depan amplop abu-abu besar itu, tetapi seolah-olah mata mereka dibutakan dan tidak melihatnya. Kami sungguh berterima kasih kepada Yehuwa atas perlindungan ini.”

Cara kalangan berwenang Negara memperlakukan saudara-saudara kita kadang-kadang ada sisi lucunya. Michal Fazekaš, yang dibaptis pada tahun 1936 dan dipenjarakan beberapa kali, mengalami kejadian berikut ini, ”Pada tahun 1975, saya dijatuhi hukuman lagi. Kali ini, saya dikenai masa percobaan. Akan tetapi, menarik sekali bahwa pada tahun itu, bertepatan dengan peringatan 30 tahun berakhirnya Perang Dunia II, pensiun saya dinaikkan sebagai imbalan atas ’upaya melemahkan angkatan bersenjata Kekaisaran Jerman’ karena saya dikirim ke kamp konsentrasi atas kasus kenetralan Kristen saya.”

Memetakan Wilayah Sidang

Pada tanggal 1 Februari 1976, sebuah panitia negeri beranggotakan lima saudara dibentuk untuk mengawasi kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa di Cekoslowakia. Yang menjadi anggotanya adalah Ondřej Kadlec, Michal Moskal, Bohumil Müller (koordinator), Anton Murín, dan Eduard Sobička.

Beberapa bulan kemudian, Ondřej Kadlec mengadakan kunjungan pribadi ke kantor cabang Saksi-Saksi Yehuwa di Finlandia. Di Departemen Dinas, ia memperhatikan sebuah peta Finlandia yang menunjukkan kawasan distrik, wilayah, dan sidang. Pada rapat panitia negeri, sekembalinya ia dari Finlandia, ia menyarankan agar hal yang sama diberlakukan di Cekoslowakia. Saudara Müller dengan tegas menyatakan bahwa peta itu dapat memancing kecurigaan pejabat pemerintah sehingga bisa menimbulkan bahaya. Saudara Kadlec mengenang, ”Saya tidak berkeinginan mengemukakan usul itu lagi. Tetapi, persis dua bulan kemudian, Saudara Müller sendiri yang mengemukakannya.” Kebutuhan akan pengaturan semacam itu semakin jelas. Tidak lama kemudian, semua sidang dilibatkan.

Tetapi, bagaimana cara membagi kawasan Cekoslowakia, yang terdiri dari 220 sidang dalam 8 distrik dan 35 wilayah? Tugas itu diserahkan kepada Jaroslav Boudný, dari Praha. Ia menceritakan, ”Saya diberi banyak keleluasaan untuk berinisiatif. Dan, bekerja sama dengan Saudara Müller, yang sangat saksama dalam bekerja, benar-benar menyenangkan. Dengan sangat antusias dan dengan banyak berdoa, saya mengerahkan diri untuk merampungkan tugas saya. Tugas itu mencakup mencatat ribuan batas-batas daerah sidang dan banyak menggambar.”

Menjangkau Daerah-Daerah Lain

Setelah tugas pertama yakni membagi daerah ke sidang-sidang selesai, sidang-sidang diundang untuk menggarap daerah-daerah yang belum dikerjakan. Kesediaan banyak sidang untuk mengemban tugas tambahan ini sangat menyentuh hati, khususnya yang dilakukan oleh sidang-sidang di sekitar Ostrava, di Moravia. Beberapa saudara harus mengadakan perjalanan sejauh 200 kilometer untuk mencapai daerah itu.

Bagaimana pekerjaan itu diorganisasi? Saudara-saudara pergi ke daerah itu selama seluruh akhir pekan; mereka berangkat pada hari Sabtu pagi dan pulang pada hari Minggu malam. Mobil-mobil selalu penuh, dan saudara-saudara menanggung ongkos masing-masing. Perjalanan semacam itu biasanya dilakukan dua minggu sekali.

Para penyiar dianjurkan untuk berlaku sebagai wisatawan, memarkir mobil di luar desa, berjalan kaki ke desa hanya satu arah, memulai percakapan secara ramah kemudian lambat laun mulai memberikan kesaksian dan seandainya mereka ditolak, kembali ke tema semula lalu menutup percakapan secara ramah. Dalam periode sepuluh tahun, jarang sekali mereka mendapat kesulitan.

Setelah direkomendasikan oleh para penatua, beberapa perintis ditugasi mengerjakan daerah-daerah lain selama periode tertentu. Seperti halnya pada tahun-tahun sebelumnya, mereka biasanya dikirim selama seminggu atau lebih. Dari antara para perintis yang pertama di Praha adalah dua orang saudari, Marie Bambasová dan Karla Pavlíčková, yang telah bekerja sama selama hampir 30 tahun. Karla mengenang, ”Marie berhenti dari pekerjaan pada tahun 1975. Dua hari setelah itu, kami berangkat untuk merintis di Moravia. Ketika itu, penindasan sedang hangat-hangatnya, jadi pelayanan semacam itu sungguh berbahaya, khususnya di tempat kami berada. Kami melayani dekat perbatasan dengan Austria. Seorang saudari setempat memberi tahu kami, ’Jangan bawa lektur apa pun. Dan, jika tertangkap, bilang saja kalian sedang jalan-jalan, kemudian tinggalkan daerah itu, dan jangan kembali ke rumah saya. Nanti saya kirimkan barang-barang kalian.’ Tetapi, Yehuwa memberkati kami. Pengalaman pertama kami dalam dinas semacam ini sangat menyenangkan. Dengan cara itulah kami merintis setiap tahun dan kami selalu dikirim ke tempat-tempat yang berbeda.”

Kadang-kadang, mereka bahkan diundang untuk mengerjakan daerah yang lebih jauh lagi. ”Saudara-saudara, ada kebutuhan di Bulgaria! Kalian bisa berbahasa Rusia, jadi kalian cocok untuk tugas itu.” Itulah yang dikatakan kepada seorang saudara dari Praha pada akhir dekade 1970-an. Ia dan istrinya merelakan diri pergi ke Bulgaria secara teratur, kadang-kadang bahkan dua kali setahun, dan terus melakukannya selama 13 tahun.

Apakah pekerjaan di Ceko sudah berkurang sehingga penyiar-penyiarnya harus menempuh perjalanan ke Bulgaria, yang keadaannya lebih sulit? Pekerjaan di Cekoslowakia masih banyak, tetapi saudara-saudara sangat berhasrat untuk memberikan bantuan di mana pun terdapat kebutuhan.

Saudara dari Praha yang ikut serta dalam kegiatan itu mengomentari tentang ladang Bulgaria pada masa-masa itu, ”Orang-orang Bulgaria pada dasarnya sangat ramah. Itu memudahkan kami untuk mendekati mereka. Belakangan, kami mulai memahami situasi mereka. Mereka membagikan kebenaran terutama kepada anggota keluarga. Tidak pernah terbayangkan bagi banyak dari antara mereka untuk mendekati orang-orang di jalan. Pada suatu peristiwa, sewaktu saya ditugasi memimpin acara Peringatan di Sofia, saya memanfaatkan kesempatan itu, mengingat ada cukup banyak penyiar yang hadir. Dengan menceritakan pengalaman dan mengadakan pertunjukan, kami memperlihatkan kepada para penyiar bagaimana memberi kesaksian dengan ’lebih aman’. Yang penting, jangan mengatakan, ’Saya belajar Alkitab’, tetapi memulai percakapan tentang pokok-pokok yang netral dan lambat laun beralih ke Alkitab. Kami biasanya mengatakan, ’Seingat saya, Alkitab pernah mengatakan bahwa . . . ’ Para penyiar dengan senang menerima metode baru ini dalam dinas, dan berita tentang Allah mulai menyebar di luar kalangan kerabat dekat.”

Kegiatan yang Bergairah Menjengkelkan Para Pejabat

Meningkatnya upaya-upaya untuk memberitakan kabar baik cepat teramati oleh para penindas, meskipun saudara-saudara kita sudah bertindak sehati-hati mungkin. Sidang di Nejdek, dekat Karlovy Vary, sangat menarik perhatian pejabat politik dan polisi. Juraj Kaminský, yang selama bertahun-tahun melayani sebagai pengawas keliling, mengatakan, ”Mereka bahkan pernah menyangka bahwa pekerjaan di seluruh negeri dikoordinasi dari Nejdek. Para petinggi Komunis sering mengadakan rapat tentang caranya mencegah kegiatan kita. Sekali waktu, para pakar datang jauh-jauh dari Praha, dan menyelenggarakan konferensi di sebuah hotel di Karlovy Vary. Konferensi itu dihadiri dua pejabat pemerintah, para wakil dari kementerian, dan polisi. Hadirinnya berjumlah dua ratus orang.

”Sang pembicara memajang buku Kebenaran di podium. Ia menjelaskan panjang-lebar tentang organisasi Saksi-Saksi Yehuwa, menunjukkan bahwa kita adalah organisator yang sangat saksama dan terampil. Sebagai klimaks pujiannya tentang Saksi-Saksi Yehuwa, ia menyatakan, ’Kita harus menjadi organisator yang lebih baik untuk mencegah agar jangan sampai mereka di luar kendali kita!’”

Dianiaya karena Menghormati Yesus Kristus

Mustahil untuk menyembunyikan tanggal Peringatan kematian Kristus dari polisi Komunis. Božena Pětníková, yang tinggal di Praha pada waktu itu, mengingatkan kita akan peristiwa semacam itu, ”Pada masa itu, hanya terdapat beberapa saudara di sidang, jadi saudari-saudari ditugasi menyelenggarakan perhimpunan di rumah-rumah pribadi. Hadirin perhimpunan kami biasanya paling banyak sepuluh orang. Pada tahun 1975, kelompok kami hendak merayakan Peringatan di sebuah tempat yang belum pernah digunakan untuk menyelenggarakan perhimpunan. Setelah kira-kira 40 menit, acara terganggu oleh bunyi bel pintu dan suara pintu yang ditendangi. Keributan itu tak kunjung berhenti, dan tuan rumah pun membukakan pintu. Tiga pria masuk ruangan, dua berseragam polisi, satu lagi berpakaian preman. ’Astaga! Ny. Pětníková, apa-apaan ini! Sedang apa kalian di sini?’ tanya polisi yang berpakaian preman. ’Kami sedang merayakan Peringatan Yesus Kristus. Mari, silakan duduk, biar kami selesaikan dulu acara kami,’ jawab saya dengan tenang. Tetapi, tentu saja mereka menolak. Mereka meminta kartu identitas kami, dan lambat laun mereka menginterogasi setiap orang, menanyakan mengapa mereka hadir. Kemudian, tibalah giliran seorang saudari lanjut usia untuk diinterogasi. Saya agak ngeri membayangkan apa yang akan ia katakan. Tetapi, jawabannya sangat membesarkan hati kita semua, ’Saya seorang Saksi Yehuwa, dan saya menghormati Yehuwa,’ katanya. ’Untung saja Ibu sudah lanjut usia,’ jawab sang polisi, yang terkejut melihat keberaniannya. Lalu, mereka membubarkan kami, dan di kantor polisi setempat, saya harus menandatangani bahwa saya telah menyelenggarakan Peringatan.”

Dua belas tahun kemudian, pada tahun 1987, di beberapa tempat di Bohemia, Dinas Keamanan Negara menangkap banyak saudara sehubungan dengan acara Peringatan. Mereka khususnya berminat mengetahui di mana Peringatan diselenggarakan dan siapa yang memimpinnya. Di salah satu lokasi seusai Peringatan, semua hadirin dicatat identitasnya oleh polisi dan seorang saudara ditahan serta diinterogasi. Di tempat lain lagi, tiga saudari dituduh melakukan pelanggaran kriminal, yakni mengunjungi seorang wanita dan ”mempelajari lektur suatu sekte agama terlarang yang disebut Saksi-Saksi Yehuwa”.

Saudari lainnya, Miluše Pavlová, dijatuhi hukuman penjara di Pardubice, bukan karena ia tertangkap melakukan sesuatu, tetapi hanya atas dasar kecurigaan. Alasan resmi hukuman itu adalah, ”Para pakar menyatakan bahwa terdakwa telah menyebarkan dan menggandakan lektur terlarang. Pengadilan banding meneguhkan keputusan semula, dan menambahkan, ’Ia dijatuhi hukuman sebagai peringatan bagi dirinya sendiri dan bagi orang-orang lain.’”

Menyediakan Makanan Rohani

Menyediakan lektur pelajaran Alkitab dilakukan dengan sangat hati-hati pada era Komunis. Saksi-Saksi pada umumnya tidak mengetahui bagaimana lektur itu diterjemahkan, dicetak, dan disediakan untuk digunakan. Para penerjemah dan korektor tipografi (proofreaders), serta saudara-saudari yang terlibat dalam pencetakan dan penjilidan, tidak diketahui banyak orang.

Penerjemah mengetik artikel Menara Pengawal dalam bahasa Cek dan menyerahkannya kepada korektor tipografi, dan ia tidak melihat lagi hasil terjemahannya hingga saat bacaan itu digunakan di perhimpunan. Semua publikasi, termasuk buku dan brosur, diterjemahkan dengan cara ini. Meskipun demikian, mutu terjemahannya relatif bagus. Pada masa itu, majalah Sedarlah! tidak diterjemahkan.

Bahkan badan penatua tidak tahu siapa anggota sidang mereka yang terlibat dalam penerjemahan. Kadang-kadang, sewaktu pekerjaan terjemahan sedang banyak-banyaknya dan kegiatan saudara-saudara ini dalam dinas pengabaran agak menurun, para penatua berupaya membantu mereka, mengira bahwa mereka mungkin telah mendingin secara rohani. Tetapi, para penerjemah dan korektor tipografi tersebut tidak akan mengatakan apa sebenarnya yang sedang mereka kerjakan.

Di bawah keadaan-keadaan yang sangat sulit ini, ada satu proyek luar biasa yang dilaksanakan. Penerjemahan Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru secara lengkap ke dalam bahasa Cek. Antara tahun 1982 dan 1986, Alkitab ini juga dicetak dan dijilid menjadi lima buku di Cekoslowakia, dan tiap-tiap keluarga Saksi memperoleh satu set. Dengan cara serupa, penggarapan Terjemahan Dunia Baru ke dalam bahasa Slovak juga dilaksanakan, namun pekerjaan itu baru rampung di kemudian hari.

Bagaimana Mereka Mencetak Lektur

Pada tahun 1950-an, saudara-saudara yang tidak dipenjarakan mengerahkan banyak upaya untuk memastikan agar saudara-saudari Kristen mereka tetap mendapat makanan rohani. Selama beberapa waktu setelah pelarangan diberlakukan dan saudara-saudara yang menjadi penanggung jawab ditahan, sering kali hanya ada satu eksemplar Menara Pengawal untuk digunakan bergantian oleh beberapa sidang. Situasi ini lambat laun membaik. Pada waktunya, satu sidang mendapat satu eksemplar, dan kemudian, satu keluarga satu eksemplar. Para penyiar menyalinnya dengan tangan. Mereka tidak punya mesin tik.

Juraj Kaminský, dari Sidang Nejdek, menggambarkan situasi yang umumnya dihadapi saudara-saudara. Katanya, ”Sewaktu saudara-saudara akhirnya dapat memperoleh mesin tik, itu hanyalah mesin tik tua. Penjualnya harus menggali keluar mesin tik itu dari sebuah lubang, langsung di depan mata mereka. Belakangan, mereka berhasil membeli mesin tik baru dan juga perlengkapan untuk memperbesar foto.”

Banyak saudara-saudari yang terlibat dalam menggandakan lektur. Banyak saudari, ada yang berusia di atas 70 tahun, belajar mengetik. Saudara-saudara bahkan berhasil menyelundupkan lektur ke dalam penjara. Pada tahun 1958, mereka mulai menghasilkan Menara Pengawal mini melalui proses fotografi. Sebanyak tiga eksemplar disembunyikan dalam sabun batangan atau di pasta gigi dan dikirimkan kepada saudara-saudara di penjara. Mereka kemudian membuat salinan tulisan tangan dan memusnahkan aslinya.

Pada tahun 1972, Herbert Adamy diundang untuk membantu penggandaan lektur. Ia ditugasi mengkoordinasi produksi lektur untuk seluruh Cekoslowakia. Ia mengenang, ”Pada mulanya, lektur diproduksi secara manual oleh ratusan penyiar di sidang-sidang. Belakangan—beberapa saat sebelum sistem Komunis tumbang—kami memiliki sebuah kompleks percetakan modern di bawah tanah, dilengkapi dengan peralatan-peralatan yang sanggup menghasilkan lektur dalam jumlah berkali-kali lipat dari yang dibutuhkan pada waktu itu.”

Sehubungan dengan masa sewaktu menggunakan mesin stensil mereka yang pertama, Saudara Adamy berkata, ”Kira-kira empat kali setahun, seluruh percetakan harus dipindahkan ke tempat tertentu yang tidak mudah dilacak. Dalam sebuah ’operasi’, saudara-saudara mencetak, menyusun, menjilid, dan mengirimkan sekitar 12.000 buku. Sebuah operasi berlangsung selama satu minggu. Para pekerja bangun pada pukul 4.00 pagi, dan sering kali terus bekerja hingga lewat tengah malam. Sewaktu operasi rampung, saya membawa bingkisan-bingkisan lektur ke stasiun kereta api terdekat. Dari sana, bingkisan-bingkisan itu diserahkan kepada kurir, yang mengantarkannya hingga ke tempat-tempat sejauh 600 kilometer.”

Belakangan, di pusat-pusat percetakan yang mereka bangun sendiri, saudara-saudara mulai merakit mesin stensil sendiri secara diam-diam. Secara keseluruhan, mereka merakit 160 mesin stensil, dan beberapa dikirimkan kepada saudara-saudara di Rumania.

Pada tahun 1980-an, saudara-saudara di Cekoslowakia mulai menggunakan mesin cetak ofset, yang sangat meningkatkan mutu pekerjaan mereka. Untuk itu, mereka merakit sendiri mesin cetak ofset. Dalam satu setengah tahun, mereka telah merakit 11 mesin, lengkap dengan perangkat pengisian kertas rotari yang dikendalikan secara elektronis. Satu mesin cetak dapat menghasilkan 11.000 cetakan bermutu tinggi per jam.

Dua Percetakan di Praha Digerebek

Menjelang akhir tahun 1986, Dinas Keamanan Negara berhasil menemukan dan menutup dua percetakan kami. Setelah penggerebekan di salah satu percetakan ini, sebuah laporan muncul di buletin internal Kementerian Dalam Negeri. Satu eksemplar buletin ini diberikan kepada Saksi-Saksi oleh seorang polisi yang baik. Pertama-tama, buletin itu berisi propaganda biasa yang berupaya mengait-ngaitkan Saksi-Saksi dengan gerakan politik asing. Kemudian, laporan itu menjabarkan secara terperinci razia polisi tersebut serta hukuman yang diberikan kepada Saksi-Saksi. Di luar dugaan, laporan ini diakhiri dengan pengakuan berikut ini, ”Para Jehovist bersikap sangat baik terhadap orang-orang luar. Mereka murah tangan dan bekerja keras, tetapi hanya sebatas itu saja. Mereka tidak bersedia menggabungkan diri dengan Barisan Pekerja Sosialis dan semacamnya. Tidak pernah ada Jehovist yang kedapatan mencuri, merokok, menyalahgunakan alkohol atau narkotik. . . . Tidak seorang pun dari antara mereka yang pernah diajukan ke pengadilan karena kasus pelanggaran susila apa pun atau kasus hak properti. Anggota-anggota sekte ini berupaya keras untuk berbicara kebenaran. Mereka tidak pernah memberikan nama anggota lain, tetapi hanya menyebut mereka sebagai ’saudara’ dan ’saudari’. Mereka selalu berbicara tentang kegiatan masing-masing, dan jika mereka dimintai informasi spesifik, mereka akan tutup mulut, bukan hanya sewaktu menjadi terdakwa, tetapi juga sewaktu mereka diminta menjadi saksi.”

Tentu saja, penutupan satu atau dua percetakan tidak membuat pekerjaan pemberitaan Kerajaan Allah berhenti. Pada tahun 1987, terdapat pertambahan lebih lanjut. Negeri Ceko mencapai puncak baru berupa 9.870 penyiar. Rata-rata, 699 ambil bagian dalam dinas perintis ekstra atau perintis biasa.

Mungkinkah Didaftarkan secara Resmi?

Pada tahun 1972, diberlakukan suatu pengaturan seluas dunia bahwa setiap sidang Saksi-Saksi Yehuwa diawasi oleh suatu badan penatua, dan pengaturan ini juga diberlakukan di Cekoslowakia. Pada tahun 1976, sebuah panitia negeri beranggotakan lima saudara dilantik untuk mengawasi kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa di negeri itu.

Namun, Saksi-Saksi Yehuwa maupun badan hukum yang menangani berbagai urusan mereka belum terdaftar secara resmi, dan mereka belum punya kantor cabang di Cekoslowakia untuk menjalankan pekerjaan. Maka pada bulan Maret 1979, sebuah rumah setengah-jadi bertingkat tiga di Praha dibeli atas nama pribadi oleh dua orang Saksi. Kelompok-kelompok yang beranggotakan 10 hingga 12 sukarelawan datang secara bergantian selama seminggu penuh untuk merampungkan rumah itu. Mereka datang ke Praha dari tempat-tempat yang jauh, bahkan dari tempat terpencil di Slovakia. Dalam waktu enam bulan, bangunan tempat tinggal sudah dapat ditempati, dan setahun kemudian, bagian yang akan digunakan sebagai kantor telah siap. Bangunan itu berfungsi sebagai kantor yang cocok hingga musim semi 1994.

Pada pengujung dekade 1970-an, situasi tampaknya memungkinkan untuk memulai negosiasi guna mendaftarkan organisasi secara resmi. Maka, pada tanggal 1 Juni 1979, sepucuk surat dikirimkan ke Sekretariat Urusan Agama Presidium Republik Sosialis Cekoslowakia. Surat itu berbunyi, ”Kami, atas nama kelompok agama yang dikenal sebagai Saksi-Saksi Yehuwa, memohon kesempatan untuk menghadap. Kami hendak menginformasikan hasrat para penanggung jawab organisasi Saksi-Saksi Yehuwa untuk membahas perbaikan hubungan timbal balik antara kelompok agama kami dan sistem hukum yang berlaku di Republik Sosialis Cekoslowakia.”

Balasannya tiba hampir setahun kemudian, dan pembicaraan diadakan pada tanggal 22 April 1980. Setelah itu, surat pengajuan pendaftaran Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal diserahkan ke Kementerian Dalam Negeri. Selain memuat anggaran dasar, surat itu berisi 13 butir pernyataan yang telah dipersiapkan dengan matang. Butir kelima berbunyi:

”Apabila Saksi-Saksi Yehuwa diakui oleh Negara, seluruh sidang akan mengadakan perhimpunan di tempat-tempat yang dikhususkan untuk itu. Sidang-sidang tidak akan dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Perhimpunan akan dipimpin oleh orang-orang yang cakap, dan yang sanggup membantu Lembaga Menara Pengawal mengawasi sidang-sidangnya sebaik-baiknya. Negara juga akan diinformasikan tentang kegiatan sidang-sidang Saksi-Saksi Yehuwa. Wakil-wakil Negara dipersilakan mengunjungi perhimpunan umum sewaktu-waktu untuk memastikan bahwa acara pertemuan ini tidak berbahaya dan bermanfaat.”

Jawabannya tak kunjung datang.

Interogasi Ekstensif oleh Dinas Keamanan Negara

Pada tahun 1985, iklim politik di negara ini kembali meresahkan. Pemerintah sangat sensitif terhadap apa pun yang mengancam stabilitasnya. Akibatnya, interogasi terhadap saudara-saudara kita semakin sering terjadi. Sebagian besar terjadi di Praha. Banyak saudara mendapat semacam surat peringatan dari kepala polisi. Kemudian, ini meningkat menjadi masa percobaan permanen.

Pada tahun itu, sidang-sidang menerima lima surat dari kantor cabang Saksi-Saksi Yehuwa di Praha, berisi anjuran yang ramah namun tegas untuk mengikuti prinsip di Filipi 4:5, ”Biarlah sikap masuk akalmu diketahui semua orang.”

Usul yang Menarik dari Dinas Keamanan Negara

Kemudian, pada awal tahun 1988, Dinas Keamanan Negara menyarankan agar saudara-saudara setempat yang menjadi penanggung jawab mengupayakan agar salah seorang wakil kantor pusat sedunia Lembaga berkunjung untuk mengadakan perbincangan tidak resmi dengan beberapa pejabat Kementerian Federal Dalam Negeri. Salah satu agendanya adalah membicarakan ”beberapa aspek hubungan bilateral kita . . . , sebagai persiapan untuk pembahasan di kemudian hari dengan para pejabat Negara yang berwenang”. Ini benar-benar pendekatan baru.

Sebelum pengaturan untuk pertemuan itu terwujud, Kebaktian Distrik ”Keadilan Ilahi” diselenggarakan di Wina, Austria. Atas sepengetahuan pemerintah, sejumlah besar Saksi dari Cekoslowakia hadir.

Sementara itu, pengaturan terus diadakan untuk menyelenggarakan perbincangan antara anggota-anggota staf kantor pusat Lembaga dan para pejabat dari Kementerian Dalam Negeri. Pertemuan antara kedua belah pihak akhirnya terselenggara pada pagi hari tanggal 20 Desember 1988 di sebuah ruang konferensi di Hotel Forum, Praha. Lembaga diwakili oleh Milton Henschel dan Theodore Jaracz dari Badan Pimpinan serta Willi Pohl dari kantor cabang Jerman. Saudara-saudara dari Badan Pimpinan tidak berharap terlalu banyak. Mereka tahu bahwa dibutuhkan banyak kesabaran dan waktu. Bagaimanapun, pertemuan itu saja sudah merupakan satu kemajuan besar. Tidak diragukan, pertemuan itu merupakan faktor penting yang menentukan terjadinya peristiwa besar pada tahun berikutnya.

Kebaktian-kebaktian internasional utama telah dijadwalkan di tiga kota di Polandia. Saksi-Saksi Yehuwa di Cekoslowakia ingin menghadirinya. Masalah ini dibicarakan dengan para pejabat Dinas Keamanan Negara. Alangkah senangnya saudara-saudara sewaktu dikeluarkan surat izin bagi 10.000 Saksi untuk pergi ke Polandia! Jumlah itu mewakili lebih dari separuh Saksi-Saksi Yehuwa di Cekoslowakia pada waktu itu. Beberapa saudara merasa takut sewaktu Kementerian Dalam Negeri meminta daftar nama semua Saksi yang akan pergi. Tetapi, saudara-saudari yang jadi berangkat sangat terbina, melebihi apa yang mereka harapkan—oleh acara kebaktian yang bertemakan ”Pengabdian yang Saleh”, oleh antusiasme hadirin kebaktian, dan oleh keramahtamahan yang luar biasa dari Saksi-Saksi di Polandia.

Tetap Memusatkan Perhatian pada Pekerjaan yang Allah Berikan

Pada tahun itu juga, tanggal 17 November 1989, terjadilah demonstrasi pelajar di Praha. Rezim Komunis menanggapi secara brutal, mengirimkan unit-unit polisi khusus untuk membubarkan para demonstran di Národní třída (Jalan Raya Nasional) di Praha. Tindakan ini memicu aksi protes damai terhadap pemerintah Komunis. Peristiwa ini belakangan diistilahkan sebagai Revolusi Beludru. Bagi Saksi-Saksi Yehuwa, situasi ini menuntut kehati-hatian ekstra karena masyarakat gampang terpancing emosi, dan tidaklah mudah mempertahankan kenetralan Kristen.

Pada tanggal 22 November 1989, kantor cabang kami di Praha mengirimkan surat ke semua sidang di Cekoslowakia. Sebagian surat itu berbunyi, ”Alangkah baiknya jika saudara-saudara tetap memusatkan perhatian pada pekerjaan penginjilan, tidak membiarkan apa pun mengalihkan perhatian mereka. . . . Kami sangat menghargai pekerjaan baik dan kebijaksanaan saudara-saudari yang kami kasihi. Pelayanan mereka dan hasil yang dicapai membuktikan bahwa Yehuwa menyertai Saksi-Saksi-Nya di negeri ini juga. Kami berharap dan berdoa kepada Allah Yehuwa agar kita tetap memperoleh perkenan-Nya. Terimalah kasih dan salam persaudaraan kami.” Pada tahun dinas yang baru saja berakhir, puncak penyiar di Ceko adalah 11.394—pertambahan yang bagus.

Pada tahun 1989, Cekoslowakia mempunyai pemerintahan yang baru. Panitia negeri segera mengupayakan untuk mengesahkan status Saksi-Saksi Yehuwa. Beberapa anggota panitia mengunjungi Presidium, dan dokumen yang dihasilkan dari kunjungan tersebut sangat penting pada waktu itu. Dokumen ini, yang ditandatangani oleh seorang pejabat yang bertanggung jawab, menyatakan,

”Berdasarkan pengumuman panitia persiapan gereja Saksi-Saksi Yehuwa, kami mempertimbangkan bahwa pada tanggal 1 Januari 1990, gereja ini akan memperbaharui kegiatannya yang terputus oleh rezim Fasisme pada tahun 1939 dan yang kembali dilarang pada tanggal 4 April 1949.” Dokumen tersebut merupakan salah satu langkah awal untuk pendaftaran resmi.

Jalan Panjang ke Pendaftaran

Meskipun pemerintah telah mengakui pembaharuan kegiatan ”gereja Saksi-Saksi Yehuwa”, dibutuhkan upaya penuh kesabaran selama hampir empat tahun lagi sebelum Lembaga akhirnya terdaftar secara resmi di Republik Ceko.

Pada tanggal 12 Januari 1990, permohonan resmi untuk pendaftaran Lembaga Agama Saksi-Saksi Yehuwa diajukan ke Kementerian Kebudayaan Republik Ceko. Seluruh prosedur ditangani di bawah kerja sama yang erat dengan Badan Pimpinan, departemen hukum di kantor pusat, dan para pengacara setempat. Pada tanggal 1 dan 2 Maret, Saudara Henschel mengunjungi Praha. Disertai Saudara Murín dan Sobička, ia mengunjungi kantor perdana menteri dan Kementerian Kebudayaan. Kedua kunjungan itu dimaksudkan untuk menambah bobot permohonan agar lembaga dapat segera didaftarkan. Akan tetapi, belum ada hasil yang nyata karena belum ada undang-undang pendaftaran baru. Setelah itu, kami mencoba berbagai cara, termasuk mengajukan petisi dan menghadap perdana menteri.

Pada tanggal 19 Maret 1992, sebuah undang-undang pendaftaran gereja baru dan lembaga keagamaan dikeluarkan. Undang-undang itu menyatakan bahwa prosedur pendaftaran akan dipertimbangkan hanya jika permohonan lembaga agama itu disertai oleh 10.000 tanda tangan para penganutnya yang berusia dewasa. (Gereja-gereja yang digolongkan gereja tradisional yang telah berfungsi secara resmi selama puluhan tahun di bawah rezim Komunis terdaftar secara otomatis.) Jadi, Saksi-Saksi Yehuwa diberi tahu bahwa mereka harus kembali mengajukan permohonan, disertai semua persyaratan lain. Kemudian, pada tanggal 1 Januari 1993, sewaktu persiapan pengajuan pendaftaran sedang digarap, terjadi lagi perubahan sewaktu Cekoslowakia dibagi menjadi dua negara, Ceko dan Slovakia. Tetapi, akhirnya pada hari Rabu tanggal 1 September 1993, Kantor Berita Ceko menerima laporan berikut,

”Hari ini, tanggal 1 September 1993, pada pukul 10.00 pagi, wakil-wakil dari Lembaga Agama Saksi-Saksi Yehuwa menerima dokumen pendaftaran di Kementerian Kebudayaan Republik Ceko. Wakil-wakil Saksi-Saksi Yehuwa berterima kasih kepada para pejabat kementerian dan menginformasikan bahwa mereka tidak akan membutuhkan bantuan finansial apa pun untuk kepentingan pribadi maupun bantuan finansial apa pun dari Negara. Pendaftaran berlaku mulai hari ini.”

Perkembangan penting ini mendapat liputan pers. Di beberapa surat kabar, itu berupa pemberitahuan singkat saja. Di surat kabar lain, laporan itu diberi tajuk seperti ”Jehovist Akhirnya Berhasil” dan ”Saksi-Saksi Yehuwa Agama yang Diakui”. Apakah itu berarti akhir dari penindasan terhadap Saksi-Saksi Yehuwa di Republik Ceko? Sama sekali tidak!

Beberapa hari kemudian, serangkaian serangan keji melalui media pun dimulai. Seperti biasa, serangan terhadap Saksi-Saksi Yehuwa itu paling banyak dimuat di surat kabar berbasis agama. Artikel-artikel rancu memuat pertanyaan yang diajukan kepada Saksi-Saksi dalam proses pendaftaran disertai oleh spekulasi para penulis sehubungan dengan jawabannya. Di satu pihak, dimuat tuduhan bahwa para juru bicara Lembaga telah melakukan penipuan sewaktu mengatakan bahwa Saksi-Saksi tidak dipaksa untuk percaya atau mempraktekkan perkara-perkara tertentu. Di pihak lain, jawaban pihak Lembaga dikatakan mengkhianati prinsip-prinsip organisasi itu sendiri.

Kampanye antagonis ini menandai suatu era baru, bukan era pemenjaraan yang kejam, tetapi era manakala Saksi-Saksi Yehuwa dijadikan sasaran ejekan. Kinilah waktunya bagi setiap Saksi Yehuwa untuk tabah menghadapi serangan jenis lain terhadap iman dan keloyalannya kepada Allah Yehuwa dan organisasi-Nya.

Bertindak dalam Iman

Bahkan sebelum pendaftaran resmi keluar, Saksi-Saksi Yehuwa sudah mulai mengadakan perhimpunan secara umum—bahkan kebaktian-kebaktian besar—di Cekoslowakia. Mereka telah memberi tahu pejabat pemerintah bahwa mereka akan memperbarui kegiatan umum mereka pada bulan Januari 1990. Pada bulan itu, sebuah acara istimewa diselenggarakan bagi semua sidang. Temanya sangat tepat waktu, ”Manfaat Menaati Perintah Ilahi”. Pada dasarnya, ini adalah kebaktian wilayah selama dua jam. Hadirinnya tidak terlalu besar, tetapi balai-balai sewaan digunakan. Satu atau dua sidang menghadiri kebaktian di setiap lokasi. Ini diikuti oleh kebaktian wilayah yang lebih besar pada musim semi.

Semua kebaktian berjalan mulus, maka dibuatlah pengaturan untuk kebaktian distrik—kebaktian nasional selama empat hari—di Praha pada musim panas tahun itu. Stadion Evžen Rošický di Praha disewa untuk peristiwa itu, dan dua anggota Badan Pimpinan, Saudara Henschel dan Saudara Jaracz, ambil bagian dalam acara itu. Puncak hadirin adalah 23.876, dan sebanyak 1.824 dibaptis. Kebaktian itu merupakan kemenangan mutlak dari ibadat yang murni. Suasananya sangat mirip dengan kebaktian-kebaktian di Polandia pada tahun sebelumnya, tetapi kali ini di negeri sendiri, di Ceko dan Slovakia! Peristiwa itu menimbulkan emosi yang dalam sebagaimana tampak pada ekspresi wajah para hadirin, dari yang tersenyum sukacita hingga yang menitikkan air mata tanda penghargaan setulus hati.

Selama 40 tahun, ”Saksi-Saksi Yehuwa” hanya bisa diucapkan secara bisik-bisik di kalangan masyarakat Cekoslowakia. Saksi-Saksi telah menjadi sasaran gosip, sering dijuluki sebagai ”sekte ilegal”. Sekarang, setiap orang, termasuk para jurnalis, dapat mengamati Saksi-Saksi dari dekat. Laporan pers tentang kebaktian kita pada umumnya sangat positif. Mereka menyatakan kekaguman melihat Saksi-Saksi mendandani stadion sebelum kebaktian. Selama dua bulan mereka telah bekerja—sekitar 9.500 tenaga sukarela, menggunakan 58.000 jam untuk membersihkannya dengan saksama, memperbaiki tempat duduknya, membetulkan sistem pembuangan air, dan mengecat putih seluruh stadion. Seorang reporter dari harian Večerní Praha (Surat Kabar Petang Praha) takjub melihat wajah-wajah ceria, pergaulan serasi antara orang-orang dari seluruh penjuru Cekoslowakia serta negeri-negeri lain, serta tutur kata mereka yang bersih.

Pada tahun itu, peristiwa penting lain terjadi. Pada tanggal 30 Agustus 1990, sebuah Balai Kerajaan untuk Sidang Bechyně ditahbiskan—yang pertama di negeri itu.

Ini semua mengarah ke sebuah peristiwa lain yang sangat luar biasa.

Kebaktian yang Tak Akan Terlupakan

Rencana-rencana dibuat untuk menyelenggarakan kebaktian internasional Saksi-Saksi Yehuwa di Praha dari tanggal 9 hingga 11 Agustus 1991! Langkah pertama adalah menyewa stadion. Stadion mana? Stadion Spartakiad di Praha, salah satu stadion terbesar di dunia. Karena Saksi-Saksi Yehuwa belum terdaftar resmi di Cekoslowakia, seluruh stadion disewa secara pribadi oleh Anton Murín, yang pada waktu itu adalah koordinator panitia negeri. Ini merupakan tindakan yang berani. Tindakan itu memperlihatkan kepercayaan yang kuat kepada Yehuwa, dan Yehuwa pun memberkatinya.

Departemen Pemondokan akan mendapat tugas berat, dan pengawasan departemen ini dipercayakan kepada Lubomír Müller. Saudara-saudara dari Badan Pimpinan tahu persis pentingnya akomodasi yang baik. Jadi, Saudara Henschel dan Saudara Jaracz menginspeksi sendiri hotel-hotel yang disarankan di seluruh Praha. Mereka memasuki kamar-kamar hotel dan bahkan mencoba tempat tidurnya. Hotel-hotel dengan kamar mandi dan toilet bersama tidak boleh digunakan, kata mereka. Mengapa? Saudara Henschel menjelaskan, ”Di bawah keadaan normal, itu tidak jadi masalah karena para tamu datang dan pergi pada waktu-waktu yang berbeda. Akan tetapi, delegasi kebaktian biasanya pergi dan pulang pada waktu yang bersamaan. Bisakah kalian bayangkan suasana di kamar mandi bersama itu? Jangan sampai itu terjadi pada saudara-saudara kita.” Para pengorganisasi setempat mendapat pelatihan praktis sewaktu melihat para anggota Badan Pimpinan memperlihatkan minat pribadi akan kesejahteraan setiap anggota delegasi.

Puncak hadirin Kebaktian Internasional ”Para Pencinta Kemerdekaan Ilahi” ini adalah 74.587. Dari antaranya, 29.119 datang dari Cekoslowakia, 26.716 dari Jerman, dan 12.895 dari Polandia. Selebihnya, 5.857 delegasi datang dari 36 negeri lain. Alangkah luar biasa melihat 2.337 orang yang dibaptis, termasuk 1.760 dari Cekoslowakia, 480 dari Jerman, dan 97 dari Polandia.

Puncak dari seluruh kebaktian itu terjadi pada hari Sabtu, tanggal 10 Agustus. Secara spontan, semua hadirin asal Cekoslowakia berdiri sambil bertepuk tangan gemuruh—tepuk tangan yang panjang selama sepuluh menit! Wajah mereka berseri-seri. Apa yang terjadi? Pada bagian penutup khotbah yang disampaikan oleh Albert Schroeder, seorang anggota Badan Pimpinan, pertama-tama ia memperkenalkan kepada hadirin sebuah buku baru dalam bahasa Inggris—yang sayang sekali belum diterjemahkan ke dalam bahasa Cek atau Slovak—tetapi kemudian memberi kejutan dengan mengumumkan diterbitkannya Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru edisi lengkap dalam bahasa Cek dan Slovak! Banyak hadirin menyambutnya dengan air mata sukacita.

Kebaktian itu sangat berkesan di hati para anggota delegasi. Dan, bagaimana dengan kalangan pers? Seperti biasa, ada laporan yang rancu dan ada pula yang positif. Pada hari Senin, 12 Agustus, di bawah judul ”Strahov Dibanjiri Pengunjung” Venkov, deník českého a moravskoslezského venkova (Harian Daerah Ceko dan Moravia-Silesia) melaporkan:

”Dari Jumat hingga Minggu, kebaktian internasional Saksi-Saksi Yehuwa diselenggarakan di Praha, dihadiri oleh 75.000 delegasi dari seluruh penjuru Eropa, Amerika, dan Jepang. Saksi-Saksi Yehuwa telah aktif di Cekoslowakia sejak tahun 1912. Delegasi Saksi-Saksi Yehuwa terkenal akan timbang rasa dan disiplin diri mereka. Kebaktian itu sendiri berlangsung tertib dan sangat terencana. Meskipun hujan mulai turun pada acara baptisan hari Sabtu, hadirin tetap berada di tempat dan menyambut anggota-anggota baru mereka dengan tepuk tangan panjang.”

Meskipun demikian—pendaftaran resmi baru diperoleh dua tahun kemudian.

Waktunya Ekspansi

Meski proses hukum berjalan lambat, kebutuhan organisasi teokratis semakin bertambah seiring dengan semakin pesatnya kegiatan di negeri ini. Sejak tahun 1980, saudara-saudara telah menggunakan rumah berlantai tiga di Praha sebagai kantor utama, dengan ruang tempat tinggal yang terbatas. Sewaktu pekerjaan mulai dilaksanakan secara lebih terbuka pada tahun 1990, mereka merenovasi bangunan itu. Apartemen dirubuhkan, dan seluruh bangunan dijadikan ruangan kantor. Tetapi, kantor macam apa? Ruangan-ruangan besar dipisahkan dengan partisi kayu untuk membentuk ruang-ruang kerja yang lebih kecil. Ini bukan hanya menjadi kantor, tetapi juga sebagai kamar tidur bagi para pekerja, jadi tempat tidur mereka ada di sebelah meja kantor. Lebih banyak ruangan dibutuhkan.

Pada musim semi 1993, sebuah bangunan baru bertingkat sepuluh di Praha disumbangkan ke Lembaga untuk digunakan dalam memajukan pendidikan Alkitab. Sukarelawan dari seluruh penjuru negeri datang untuk merenovasinya. Pada tanggal 28 dan 29 Mei 1994 diselenggarakan acara penahbisan. Puluhan Saksi-Saksi Yehuwa yang telah bertahun-tahun memelihara keloyalan kepada Yehuwa selama rezim Komunis diundang. Albert Schroeder, dari Badan Pimpinan, ambil bagian dalam acara itu, dan acara itu dihadiri pula oleh para undangan dari Amerika Serikat, Austria, Belanda, Denmark, Inggris, Italia, Jerman, Polandia, Slovakia, Swiss, dan Ukraina.

Ketika Cekoslowakia dibagi menjadi dua negara terpisah pada tahun 1993, keduanya masih berada di bawah satu panitia negeri, di bawah pengawasan kantor cabang Austria. Akan tetapi, kondisi di kedua negeri itu mengalami perubahan. Pada tahun berikutnya, panitia negeri dibentuk untuk setiap negeri ini. Kemudian, pada tanggal 1 September 1995, sebuah kantor cabang mulai beroperasi di Republik Ceko. Jan Glückselig, Ondřej Kadlec, Jaromír Leneček, Lubomír Müller, dan Eduard Sobička ditugasi Badan Pimpinan untuk melayani sebagai anggota-anggota Panitia Cabang. Belakangan, Lubomír Müller ditugasi untuk dinas khusus di Rusia, dan Petr Žitník dilantik sebagai anggota baru Panitia Cabang di Republik Ceko.

Balai Kerajaan ”Konstruksi Kilat”

Sidang-sidang Saksi-Saksi Yehuwa membutuhkan tempat berhimpun. Menemukan tempat yang cocok untuk berhimpun tidaklah mudah di Republik Ceko. Banyak pemilik gedung tidak mau menyewakannya kepada Saksi-Saksi Yehuwa. Ini sebagian besar disebabkan oleh propaganda menyesatkan, baik yang dulu maupun yang sekarang, tentang Saksi-Saksi. Oleh karena itu, banyak sidang mencari kesempatan untuk membangun balai atau merombak bangunan lama. Dari semua metode yang dicoba untuk mendirikan bangunan baru, yang paling praktis ternyata adalah metode konstruksi kilat. Pada tanggal 20 November 1993, Balai Kerajaan pertama yang dibangun dengan metode ini di Republik Ceko ditahbiskan. Balai ini dibangun di kota Sezimovo Ústí dan sedang digunakan oleh dua sidang setempat.

Jumlah Balai Kerajaan terus bertambah. Hingga bulan Mei 1999, ke-242 sidang di seluruh negeri menggunakan 84 Balai Kerajaan milik Saksi-Saksi sendiri. Saudara-saudari di Republik Ceko sadar betul bahwa tanpa bantuan finansial dari sesama hamba Yehuwa di negeri-negeri lain, mereka tidak akan dapat membangun begitu banyak Balai Kerajaan yang bagus. Kemurahan hati dari persaudaraan internasional kita sangat menyentuh hati saudara-saudara di Ceko. Mereka sangat berhasrat untuk mengucapkan rasa syukur mereka kepada saudara-saudari di negeri lain dan kepada Yehuwa, yang menimbulkan semangat demikian di hati hamba-hamba-Nya dan yang telah menghasilkan organisasi sehebat itu.—2 Kor. 8:13-15.

Jerat Tersembunyi di Balik Kebebasan

Luapan kegembiraan setelah runtuhnya Komunisme pada tahun 1989 telah lama berlalu, dan banyak masalah baru telah muncul. Di satu pihak, timbul kesempatan baru untuk meraup kekayaan dengan bekerja keras. Di pihak lain, ada rasa ketidakamanan sosial, tingkat kejahatan yang meningkat pesat, inflasi, dan faktor-faktor negatif lain yang mempengaruhi hubungan antarmanusia. Meningginya standar hidup memupuk materialisme, semangat bersaing, dan rasa iri hati. Banyak penduduk kota mempunyai vila di pedesaan untuk bersantai-santai. Semakin banyak orang menghabiskan uang untuk liburan mahal ke luar negeri. Iklim demokrasi yang baru telah membawa kebebasan untuk mengkritik apa saja dan kapan saja. Itu juga membuka peluang untuk mempropagandakan gaya hidup amoral. Di bawah Komunisme, hal-hal semacam itu tidak terpikirkan. Karena masyarakat belum siap, situasi baru ini membuat mereka kaget, bahkan ada yang kewalahan.

Semangat ini juga berdampak terhadap Saksi-Saksi Yehuwa. Sejumlah orang tidak lagi melayani Yehuwa karena terjerat gaya hidup materialistis, memberi terlalu banyak perhatian pada kegiatan sosial, berpaling dari standar Alkitab yang tinggi untuk perkawinan, atau menjadi kritis terhadap segala sesuatu—termasuk penyelenggaraan teokratis Yehuwa. Beberapa orang yang memilih untuk tetap berada dalam organisasi berupaya membentuk sidang agar selaras dengan pemikiran mereka sendiri. Tentu saja, ini mengakibatkan ketegangan sampai kasus ini ditangani para pengawas yang loyal.

Di Republik Ceko dewasa ini, orang-orang yang berupaya melayani Allah mendapati bahwa mereka dikelilingi oleh masyarakat yang ateistis dan berorientasi pada evolusi. Masyarakat Ceko memandang agama sebagai tradisi yang kekanak-kanakan atau filsafat yang eksentrik. Media massa yang agresif terus-menerus menyerang Saksi-Saksi Yehuwa. Ini merupakan ujian iman yang berpotensi meruntuhkan, tidak ubahnya seperti ujian di penjara Nazi dan Komunis serta kelicikan pihak-pihak yang memanfaatkannya. Sebagian besar Saksi-Saksi Yehuwa tetap teguh dalam iman sewaktu menghadapi ujian ini.

Tidak soal apa pun sikap banyak orang terhadap perkara-perkara agama, keputusan hukum yang menonjol dikeluarkan oleh Mahkamah Konstitusi Ceko pada musim semi 1999. Sebuah artikel dalam surat kabar Ceko, Lidové Noviny (Harian Masyarakat), tertanggal 11 Maret 1999, mengumumkan, ”Penilaian yang Adil Menyebar dari Brno”, yang merupakan lokasi Mahkamah Konstitusi. Mahkamah ini memutuskan bahwa seseorang yang di hadapan pengadilan telah menolak dinas militer atas dasar hati nurani tidak boleh diajukan lagi ke pengadilan. Ini mendatangkan kelegaan bagi sejumlah besar Saksi-Saksi Yehuwa. Banyak pihak mengakui bahwa hasil kasus ini merupakan sumbangsih positif Saksi-Saksi Yehuwa terhadap sistem hukum Ceko.

Berpendorong Kasih

Saksi-Saksi Yehuwa di Republik Ceko terus membagikan kabar baik Kerajaan Allah kepada sesama mereka. Hasrat mereka adalah membantu lebih banyak orang untuk mengenal Allah kita yang pengasih, Yehuwa, dan menghargai perkara-perkara luar biasa yang telah Ia sediakan bagi semua orang yang memperlihatkan iman. Akan tetapi, untuk menjangkau mereka, Saksi-Saksi sering kali perlu mengatasi sentimen masyarakat—yang terbentuk oleh serangan fitnah yang berulang-ulang—bahwa Saksi-Saksi Yehuwa adalah ”sekte yang berbahaya”. Mereka mungkin juga perlu mengatasi perasaan antiagama, karena puluhan tahun berada di bawah rezim ateis. Apakah mereka berhasil?

Menarik, pada tahun 1999 sewaktu ke-16.054 Saksi-Saksi Yehuwa pada waktu itu berkumpul di 242 sidang untuk memperingati kematian Yesus Kristus, ribuan orang lagi turut hadir bersama mereka. Total hadirinnya 31.435.

Hasrat Saksi-Saksi Yehuwa adalah membantu mereka semua untuk berlari dengan sukses, dengan ketekunan, dalam menempuh haluan hidup Kristen. Seraya mengabar kepada masyarakat, mereka juga berupaya saling membantu untuk tetap teguh dalam iman. Mereka tahu persis bahwa sewaktu menjelaskan peristiwa-peristiwa pada zaman kita, Yesus mengatakan, ”Dengan ketekunan di pihakmu, kamu akan memperoleh jiwamu.” (Luk. 21:19) Dan, rasul Petrus diilhami untuk menulis, ”Akhir dari segala perkara sudah dekat. Karena itu, hendaklah kamu berpikiran sehat, dan siap siaga sehubungan dengan doa. Di atas segalanya, kasihilah satu sama lain dengan sungguh-sungguh.” (1 Ptr. 4:7, 8) Kasih semacam itu terus menggerakkan mereka untuk membagikan kebenaran Alkitab yang berharga kepada orang lain dan tetap berada dalam persatuan Kristen yang tak terpatahkan.

[Blurb di hlm. 165]

”Saya tidak pernah menyesali keputusan untuk tetap tinggal. Pada waktunya, saya sadar bahwa saya dibutuhkan di sini”

[Blurb di hlm. 168]

”’Jika kalian ingin menembak sepersepuluh dari kami, tembaklah juga kami semua!’ Seisi kamp takjub”

[Blurb di hlm. 184]

”Dicemooh dan dihina tetapi diam-diam direspek”

[Blurb di hlm. 187]

”Sama sekali tidak ada tanda-tanda kompromi, melainkan sikap masuk akal Kristen!”

[Peta di hlm. 150]

(Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)

JERMAN

POLANDIA

SLOVAKIA

AUSTRIA

REPUBLIK CEKO

BOHEMIA

Praha

Lidice

Kladno

Karlovy Vary

Most

Teplice

Liberec

MORAVIA

Brno

SILESIA

[Gambar penuh di hlm. 148]

[Gambar di hlm. 153]

Saudara Erler, dari Dresden

[Gambar di hlm. 155]

Otto Estelmann mempertunjukkan ”Drama-Foto Penciptaan” di seluruh negeri

[Gambar di hlm. 157]

Bohumil Müller

[Gambar di hlm. 167]

Božena Vodrážková belajar kebenaran di kamp konsentrasi

[Gambar di hlm. 169]

František Šnajdr dan Alois Miczek—keduanya dipenjarakan di kamp konsentrasi Mauthausen

[Gambar di hlm. 173]

Banyak yang berkumpul untuk mendengarkan khotbah umum seusai Perang Dunia II

[Gambar di hlm. 175]

Keluarga Betel dan kantor cabang seusai Perang Dunia II

[Gambar di hlm. 178]

Berhimpun di hutan pada tahun 1949

[Gambar di hlm. 185]

Liburan bersama merupakan kesempatan pembinaan rohani

[Gambar di hlm. 194]

Jaromír Leneček, anggota Panitia Cabang, bergairah dalam dinas sejak muda

[Gambar di hlm. 207]

Milton Henschel dan Theodore Jaracz, beserta rekan-rekan lain, mengupayakan pendaftaran resmi

[Gambar di hlm. 210]

Delegasi Ceko di kebaktian Polandia, 1989

[Gambar di hlm. 216]

Kebaktian internasional di Praha tahun 1991—peristiwa luar biasa

[Gambar di hlm. 218]

Tim penerjemah Ceko

[Gambar di hlm. 223]

Kantor cabang di Praha

[Gambar di hlm. 223]

Bawah: Panitia Cabang (dari kiri ke kanan): Jan Glückselig, Jaromír Leneček, Ondřej Kadlec, Petr Žitník, and Eduard Sobička

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan