PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g04 22/10 hlm. 11-15
  • Diajar sejak Kecil untuk Mengasihi Allah

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Diajar sejak Kecil untuk Mengasihi Allah
  • Sedarlah!—2004
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Ditindas Pihak Komunis
  • Diasingkan
  • Sedikit Lebih Banyak Kebebasan
  • Meluaskan Pelayanan Kami
  • Tantangan Baru
  • Dibebaskan dan Pindah ke Kazakstan
  • Membesarkan Anak dan Melayani Orang Lain
  • Undangan yang Tak Terduga
  • Keluarga Kami Sekarang
  • Saya Menerima Tantangan Melayani Allah
    Sedarlah!—2005
  • Perhatian Utama Saya—Tetap Loyal
    Sedarlah!—2000
  • Diasingkan di Siberia!
    Sedarlah!—1999
  • Lebih Dari 40 Tahun di Bawah Pelarangan Komunis
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1999
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—2004
g04 22/10 hlm. 11-15

Diajar sejak Kecil untuk Mengasihi Allah

SEBAGAIMANA DICERITAKAN OLEH ANATOLY MELNIK

Banyak yang menyapa saya dengan panggilan kesayangan Opa. Panggilan itu menyentuh lubuk hati saya karena mengingatkan saya pada Kakek, yang sangat saya sayangi dan sangat berjasa bagi saya. Saya akan bercerita tentang Kakek dan betapa besar pengaruh beliau dan Nenek terhadap kehidupan para anggota keluarganya, serta banyak orang lain.

SAYA lahir di desa Hlina, di bagian utara negeri yang kini dikenal sebagai Moldova.a Pada tahun 1920-an, para rohaniwan keliling yang dikenal sebagai musafir melintasi perbatasan Rumania ke daerah kami yang berbukit dan indah. Kakek dan nenek saya dari pihak ibu langsung menyambut kabar baik yang mereka dengar dari Alkitab. Pada tahun 1927, mereka menjadi Siswa-Siswa Alkitab, sebutan bagi Saksi-Saksi Yehuwa kala itu. Ketika Perang Dunia II meletus pada tahun 1939, satu sidang Saksi-Saksi Yehuwa sudah terbentuk di desa kecil kami.

Pada tahun 1936, tahun kelahiran saya, semua kerabat saya sudah menjadi Saksi-Saksi Yehuwa, kecuali Ayah yang masih menjadi anggota Gereja Ortodoks. Sewaktu perang dunia kedua berkecamuk, ia mulai merenungi makna hidup dan akhirnya membaktikan diri kepada Pencipta kita, Allah Yehuwa, dan melambangkan pembaktiannya dengan baptisan air. Kakek saya sangat besar sumbangsihnya bagi pertumbuhan rohani keluarga kami. Kasihnya kepada Alkitab sangat kuat dan ia hafal ratusan ayat. Ia dapat mengarahkan pembicaraan apa pun ke Alkitab.

Saya sering duduk di pangkuan Kakek dan mendengarkan kisah-kisah Alkitab darinya. Ia menanamkan dalam diri saya kasih kepada Allah. Saya sangat berterima kasih kepadanya! Pada usia delapan tahun, untuk pertama kalinya saya mengabar bersama Kakek. Dengan menggunakan Alkitab, kami memperlihatkan kepada sesama warga desa siapa Yehuwa itu dan cara mendekat kepada-Nya.

Ditindas Pihak Komunis

Pada tahun 1947, di bawah pengaruh kebijakan Komunis dan Gereja Ortodoks, kalangan berwenang mulai menganiaya Saksi-Saksi Yehuwa di Moldova. Agen-agen dari dinas rahasia yang belakangan disebut KGB, dan juga polisi setempat, mendatangi rumah kami dan menanyakan siapa yang mengepalai pekerjaan pengabaran, dari mana asal lektur, dan di mana kami mengadakan pertemuan ibadat. Mereka mengatakan bahwa kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa akan mereka hentikan karena dianggap ”menghambat perkembangan Komunisme di negeri ini”.

Pada waktu itu, Ayah, yang berpendidikan tinggi, sudah sangat mengasihi kebenaran Alkitab. Baik dia maupun Kakek tahu cara menjawab para interogator tanpa mengkhianati saudara-saudari Kristen kami. Mereka berdua adalah pria-pria pemberani dan penyayang yang memedulikan kesejahteraan rekan-rekan seiman. Ibu juga seperti mereka, selalu tenang dan tidak gampang panik.

Pada tahun 1948, Ayah diciduk dan dibawa pergi. Kami tidak pernah diberi tahu apa tuduhan terhadap Ayah. Ia dijatuhi hukuman tujuh tahun di penjara yang berpenjagaan maksimum, ditambah dua tahun di pengasingan. Belakangan, ia dikirim ke daerah Magadan di ujung timur laut Rusia, yang jauhnya lebih dari 7.000 kilometer dari desa kami. Kami baru berjumpa lagi dengannya sembilan tahun kemudian. Sulit rasanya hidup tanpa Ayah, tetapi Kakek selalu memberi saya dukungan moril.

Diasingkan

Pada malam tanggal 6 Juni 1949, dua serdadu dan seorang perwira menggerebek rumah kami. Mereka memberi kami waktu dua jam untuk meninggalkan rumah dan naik ke kendaraan mereka, tanpa penjelasan apa pun. Mereka hanya mengatakan bahwa kami akan diasingkan dan tidak akan pernah kembali. Jadi, bersama Ibu, Kakek, Nenek, dan rekan seiman lainnya, saya dikirim ke Siberia. Saya baru berusia 13 tahun. Setelah beberapa minggu, tibalah kami di kawasan rawa-rawa taiga, di tengah hutan yang sulit ditembus. Keadaannya jauh berbeda dengan lingkungan asal kami yang sangat saya cintai! Adakalanya kami menangis. Namun, kami yakin bahwa Yehuwa tidak akan pernah meninggalkan kami.

Kami dibawa ke sebuah dusun yang terdiri dari sepuluh gubuk kayu. Saksi-Saksi lain diasingkan ke desa-desa di seluruh kawasan taiga. Untuk menakut-nakuti penduduk setempat, dan juga membuat mereka berprasangka buruk terhadap kami, kalangan berwenang mengatakan bahwa Saksi-Saksi suka makan daging manusia (kanibal). Tetapi, tak lama kemudian, penduduk sadar bahwa semua itu hanya dusta dan tidak ada alasan untuk takut kepada kami.

Selama dua bulan pertama, kami tinggal di sebuah gubuk reyot. Tetapi, sebelum cuaca musim dingin yang menusuk tiba, kami harus membangun tempat yang lebih memadai. Kakek dan Nenek membantu saya dan Ibu membuat tempat tinggal sederhana yang setengahnya di atas tanah dan setengahnya di bawah tanah. Kami tinggal di situ selama tiga tahun lebih. Kami dilarang meninggalkan desa tanpa izin, tetapi izin pun tidak pernah diberikan.

Belakangan, saya boleh bersekolah. Karena pandangan agama saya berbeda, guru-guru dan teman-teman sekolah sering mengajukan pertanyaan kepada saya. Mata Kakek berbinar-binar setiap kali saya pulang dan menceritakan bagaimana saya bisa menjelaskan kepercayaan kami.

Sedikit Lebih Banyak Kebebasan

Setelah diktator Stalin mati pada tahun 1953, kehidupan kami agak membaik. Kami diizinkan meninggalkan desa. Dengan demikian, kami bisa bergaul dengan rekan-rekan seiman dan menghadiri perhimpunan di desa-desa tempat Saksi-Saksi lain diasingkan. Agar tidak mencolok, kami berhimpun dalam kelompok-kelompok kecil. Untuk sampai di sana, kami harus berjalan sejauh 30 kilometer, adakalanya menembus salju setinggi lutut dan suhu udara 40 derajat Celsius di bawah nol. Keesokan harinya, kami kembali menempuh perjalanan panjang untuk pulang. Dalam perjalanan, kami makan acar mentimun dan beberapa gumpal gula. Namun, kami sangat bahagia, seperti Daud di masa silam!​—Mazmur 122:1.

Pada tahun 1955, saya melambangkan pembaktian saya kepada Yehuwa dengan dibaptis. Tidak lama sebelumnya, pada sebuah perhimpunan sidang di desa tetangga, saya berkenalan dengan Lidiya, seorang gadis sederhana berambut hitam. Seperti kami, dia dan keluarganya adalah Saksi-Saksi yang diasingkan dari Moldova. Suaranya merdu dan dia hafal hampir semua lagu yang berjumlah 337 di buku nyanyian yang kami gunakan waktu itu. Saya terpesona kepadanya karena saya juga suka musik dan lagu. Pada tahun 1956, kami memutuskan untuk menikah.

Saya menyurati Ayah​—yang belakangan kami ketahui diasingkan ke Magadan​—dan kami menunda perkawinan sampai kami mendapat restunya. Tidak lama kemudian, Ayah dibebaskan dan bisa tinggal bersama kami di pengasingan. Ia memberi tahu kami bagaimana, dengan bantuan Allah, ia dan rekan-rekan Kristen berhasil melewati kondisi-kondisi buruk di kamp kerja paksa. Kisah-kisah semacam itu menguatkan iman kami.

Tidak lama setelah Ayah kembali, terjadilah kecelakaan yang mengerikan sewaktu Ibu mengolah minyak yang kami gunakan untuk cat dan pernis. Belanga besar berisi minyak yang mendidih terguling, dan Ibu tersiram minyak. Ia meninggal di rumah sakit. Kami benar-benar sangat berduka. Belakangan, duka Ayah berkurang, lalu ia menikahi Tatyana, seorang Saksi dari desa tetangga.

Meluaskan Pelayanan Kami

Pada tahun 1958, saya dan Lidiya pindah dari Kizak, desa tempat kami tinggal, ke desa Lebyaie yang jauh lebih besar, yang jaraknya sekitar 100 kilometer. Kami telah membaca bahwa orang Kristen di negeri-negeri lain mengabar dari rumah ke rumah. Jadi, kami mencoba mempraktekkannya di daerah kami yang baru. Tentu saja, majalah Menara Pengawal dan Sedarlah! dilarang, tetapi kami mendapatkan majalah-majalah itu secara diam-diam dari tempat lain. Saat itu, kami diberi tahu bahwa kami akan menerima majalah-majalah dalam bahasa Rusia saja. Sebelumnya, kami menerima majalah-majalah dalam bahasa Moldavia juga. Jadi, kami belajar dengan keras untuk lebih memahami bahasa Rusia. Bahkan sekarang, saya masih ingat beberapa judul artikel dan sebagian gagasannya.

Untuk menafkahi diri, Lidiya bekerja di gudang biji-bijian dan saya menjadi kuli yang membongkar muatan kayu dari pedati. Pekerjaannya berat, tetapi upahnya kecil. Meskipun Saksi-Saksi dihargai sebagai pekerja yang rajin, kami tidak mendapat tunjangan atau bonus. Para pejabat terang-terangan mengatakan, ”Saksi-Saksi Yehuwa bukan bagian dari masyarakat Komunis.” Namun, kami bersukacita karena kata-kata Yesus tentang para pengikutnya tergenap atas kami, ”Mereka bukan bagian dari dunia, sebagaimana aku bukan bagian dari dunia.”​—Yohanes 17:16.

Tantangan Baru

Pada tahun 1959, lahirlah putri kami, Valentina. Tidak lama kemudian, sebuah gelombang baru penganiayaan dimulai. The Encyclopædia Britannica mencatat, ”Suatu gerakan baru antiagama diprakarsai oleh Perdana Menteri Nikita Khrushchev pada tahun 1959-​64.” Para anggota KGB memberi tahu kami bahwa tujuan pemerintah Soviet adalah membasmi semua agama, khususnya Saksi-Saksi Yehuwa.

Sewaktu Valentina hampir berusia satu tahun, saya dipanggil untuk dinas militer. Ketika tidak memenuhi panggilan itu, saya dijatuhi hukuman penjara lima tahun karena tetap bersikap netral. Suatu kali ketika Lidiya mengunjungi saya, seorang perwira KGB memberi tahu dia, ”Kami sudah diberi tahu pemerintah bahwa dalam waktu dua tahun tidak akan tersisa satu pun Saksi-Saksi Yehuwa di Uni Soviet.” Selanjutnya ia memperingatkan, ”Kamu harus menyangkal imanmu, kalau tidak, kamu akan dipenjarakan.” Mengira bahwa ancaman seperti itu akan membungkam para wanita, perwira itu sesumbar, ”Mereka hanyalah sekelompok orang yang tak berdaya.”

Dalam waktu singkat, kebanyakan Saksi pria dijebloskan ke dalam penjara dan kamp kerja paksa. Akan tetapi, para wanita Kristen yang pemberani melanjutkan pekerjaan pengabaran. Walaupun risikonya besar, mereka secara sembunyi-sembunyi mengantarkan lektur kepada saudara-saudara di penjara dan kamp kerja paksa. Lidiya menghadapi ujian-ujian seperti itu dan ia juga sering digoda pria-pria yang memanfaatkan kesempatan selama saya tidak ada. Selain itu, ia diberi tahu bahwa saya tidak akan pernah dibebaskan. Tetapi nyatanya, saya dibebaskan!

Dibebaskan dan Pindah ke Kazakstan

Kasus hukum saya dibuka kembali pada tahun 1963, dan saya dibebaskan​—setelah tiga tahun dipenjarakan. Tetapi, kami tidak memperoleh izin tinggal di mana pun, jadi saya tidak bisa mendapatkan pekerjaan. Sebuah undang-undang Negara menyatakan, ”Tidak ada pekerjaan bagi siapa pun yang tidak memiliki surat izin tinggal.” Dalam doa yang sungguh-sungguh, kami memohon bantuan Yehuwa. Selanjutnya, kami memutuskan untuk pindah ke Petropavl di utara Kazakstan. Akan tetapi, para pejabat setempat sudah diberi tahu tentang kami dan tidak mengizinkan kami tinggal dan bekerja di sana. Sekitar 50 Saksi di kota ini mengalami perlakuan sewenang-wenang yang serupa.

Bersama sepasang suami istri Saksi lainnya, kami pindah lebih ke selatan, ke kota kecil Shchuchinsk. Tidak ada Saksi lain di sana, dan para pejabat sama sekali belum tahu tentang pekerjaan pengabaran kami. Selama seminggu, saya dan Ivan​—para suami​—mencari pekerjaan, sedangkan para istri menunggu di stasiun kereta api, tempat kami bermalam. Akhirnya, kami mendapat pekerjaan di sebuah pabrik kaca. Kami menyewa sebuah kamar yang kecil untuk kedua keluarga kami. Kamarnya cukup untuk dua tempat tidur dan beberapa barang lain saja, namun kami puas.

Ivan dan saya bekerja dengan sungguh-sungguh, dan majikan kami sangat puas. Sewaktu saya dipanggil untuk wajib militer lagi, manajer pabrik sudah tahu bahwa saya tidak bisa mengikuti pelatihan militer karena hati nurani saya yang terlatih Alkitab. Tak disangka-sangka, ia menghubungi komandan militer dan memberi tahu komandan itu bahwa Ivan dan saya adalah pekerja yang terampil dan pabrik tidak dapat berjalan tanpa kami. Jadi, kami diizinkan untuk tinggal.

Membesarkan Anak dan Melayani Orang Lain

Putri kedua kami, Lilya, lahir pada tahun 1966. Setahun kemudian kami pindah ke Belyye Vody, di selatan Kazakstan dekat perbatasan Uzbekistan. Di sana, ada satu kelompok kecil Saksi-Saksi. Tidak lama kemudian terbentuklah sebuah sidang, dan saya dilantik sebagai pengawas umumnya. Pada tahun 1969, kami mendapat seorang putra, Oleg, dan dua tahun kemudian lahirlah putri bungsu kami, Natasha. Lidiya dan saya tidak pernah lupa bahwa anak-anak adalah milik pusaka dari Yehuwa. (Mazmur 127:3) Kami berdua membahas apa yang perlu kami lakukan untuk membesarkan mereka agar mengasihi Yehuwa.

Hingga tahun 1970-an, kebanyakan Saksi pria masih berada di kamp-kamp kerja paksa. Banyak sidang membutuhkan pengawasan dan bimbingan yang matang. Jadi, sementara Lidiya lebih berperan dalam membesarkan anak-anak, kadang-kadang berfungsi sebagai ibu dan sekaligus ayah, saya melayani sebagai pengawas keliling. Saya mengunjungi sidang-sidang di Kazakstan serta negara-negara Soviet di sekitarnya, yaitu Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan. Pada waktu yang sama, saya juga bekerja untuk menafkahi keluarga, dan Lidiya serta anak-anak dengan rela bekerja sama.

Walaupun saya kadang kala harus pergi selama berminggu-minggu, saya berupaya memperlihatkan kasih kebapakan dan membantu mengembangkan kerohanian anak-anak. Lidiya dan saya berdoa bersama dengan sungguh-sungguh agar Yehuwa membantu anak-anak kami, dan kami membahas dengan mereka cara mengatasi perasaan takut kepada manusia dan cara menjalin hubungan yang dekat dengan Allah. Seandainya istri saya yang tercinta tidak memberikan dukungan yang ikhlas, saya tentu tidak sanggup memikul tugas sebagai pengawas keliling. Lidiya dan saudari-saudari kita lainnya sama sekali bukan ”sekelompok orang yang tak berdaya” seperti sesumbar perwira militer yang disebutkan sebelumnya. Mereka kuat​—benar-benar raksasa rohani!​—Filipi 4:​13.

Pada tahun 1988, ketika semua anak kami sudah dewasa, saya dilantik sebagai pengawas keliling tetap. Wilayah saya mencakup sebagian besar negeri di Asia Tengah. Setelah pekerjaan pengabaran Saksi-Saksi Yehuwa disahkan secara hukum di bekas Uni Soviet pada tahun 1991, pria-pria lain yang cakap dan matang secara rohani mulai melayani di republik-republik Asia bekas Uni Soviet. Sekarang, ada 14 pengawas keliling yang melayani di negeri-negeri tersebut, dan tahun lalu, lebih dari 50.000 orang menghadiri Peringatan kematian Kristus!

Undangan yang Tak Terduga

Pada awal tahun 1998, saya menerima telepon yang tak terduga dari kantor cabang Saksi-Saksi Yehuwa di Rusia. Saya ditanya, ”Saudara Anatoly, apakah Saudara dan istri sudah mempertimbangkan dinas sepenuh waktu?” Tentu saja kami memikirkan hak istimewa seperti itu untuk anak-anak kami. Malah, putra kami, Oleg, sudah sekitar lima tahun melayani di kantor cabang Rusia.

Ketika saya memberi tahu Lidiya tentang undangan itu, ia bertanya, ”Tetapi, bagaimana dengan rumah kita, kebun kita, dan barang-barang kita?” Setelah berdoa bersama dan berdiskusi, kami memutuskan untuk memberi diri kami. Akhirnya, kami diundang untuk melayani di pusat keagamaan Saksi-Saksi Yehuwa di Issyk, Kazakstan, dekat kota besar Alma-Ata. Di sini, ada pekerjaan untuk menerjemahkan lektur Alkitab kita ke dalam bahasa-bahasa yang digunakan di seluruh daerah ini.

Keluarga Kami Sekarang

Betapa bersyukurnya kami kepada Allah karena telah membantu kami mengajar anak-anak kami kebenaran Alkitab! Valentina, putri sulung kami, menikah dan pindah dengan suaminya ke Ingelheim, Jerman, pada tahun 1993. Mereka punya tiga anak, yang semuanya adalah Saksi-Saksi Yehuwa yang terbaptis.

Lilya, putri kedua kami, juga berkeluarga. Dia dan suaminya, seorang penatua di sidang Belyye Vody, sedang mendidik kedua anak mereka untuk mengasihi Allah. Oleg menikah dengan Natasha, seorang saudari Kristen dari Moskwa, dan mereka melayani di kantor cabang Rusia dekat St. Petersburg. Pada tahun 1995, putri bungsu kami, Natasha, menikah dan kemudian melayani bersama suaminya di sebuah sidang berbahasa Rusia di Jerman.

Sekali-sekali, kami semua berkumpul untuk reuni keluarga. Anak-anak kami bercerita kepada anak-anak mereka bagaimana ”Papa” dan ”Mama” mereka telah mendengarkan Yehuwa dan membesarkan anak-anaknya untuk mengasihi dan melayani Allah yang benar, Yehuwa. Saya memperhatikan bahwa percakapan seperti ini telah membantu cucu-cucu kami untuk bertumbuh secara rohani. Cucu terkecil kami mirip dengan saya sewaktu saya seusianya. Kadang-kadang, ia duduk di pangkuan saya dan meminta saya menceritakan sebuah kisah Alkitab. Mata saya berkaca-kaca setiap kali saya mengenang betapa seringnya saya duduk di pangkuan Kakek dan bagaimana ia membantu saya untuk mengasihi dan melayani Pencipta Agung kita.

[Catatan Kaki]

a Yang akan digunakan di seluruh artikel ini bukan nama negeri itu sebelumnya, Moldavia atau Republik Soviet Moldavia, melainkan namanya sekarang, Moldova.

[Gambar di hlm. 11]

Bersama orang tua di luar rumah kami di Moldova tidak lama sebelum Ayah dipenjarakan

[Gambar di hlm. 12]

Dengan Lidiya pada tahun 1959, masih di pengasingan

[Gambar di hlm. 13]

Lidiya dan putri kami, Valentina, ketika saya di penjara

[Gambar di hlm. 15]

Dengan Lidiya sekarang

[Gambar di hlm. 15]

Dengan anak-cucu kami, semua melayani Yehuwa!

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan