PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • yp2 psl. 34 hlm. 282-288
  • Mengapa Hidup menurut Standar Alkitab?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mengapa Hidup menurut Standar Alkitab?
  • Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Fakta Pengingat
  • Standar Alkitab​—Pasung atau Sabuk Pengaman?
  • Mengapa Hidup menurut Standar Alkitab?
    Sedarlah!—2007
  • Apakah Seks akan Memantapkan Hubungan Kami?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 1
  • Layanilah Yehuwa menurut Standar-Nya yang Tinggi
    Hidup Tanpa Melupakan Hari Yehuwa
  • Mengapa Menjaga Keperawanan?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
Lihat Lebih Banyak
Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
yp2 psl. 34 hlm. 282-288

PASAL 34

Mengapa Hidup menurut Standar Alkitab?

Kamu sedang makan siang di kantin sekolah bersama dua gadis ketika anak baru itu masuk.

”Tahu enggak, Roy sangat menyukaimu,” kata gadis pertama kepadamu. ”Aku tahu dari cara dia menatapmu. Matanya tak bisa lepas dari kamu!”

”Dan, tahu enggak?” gadis yang kedua berbisik ke telingamu. ”Dia belum punya pacar, lho.”

Kamu sudah menduga semua ini bakal terjadi. Lagi pula, Roy mengundangmu ke acara di rumahnya waktu itu. Tentu saja, kamu menolak meskipun diam-diam kamu ingin tahu apa yang terjadi seandainya kamu datang.

Gadis pertama membuyarkan lamunanmu.

”Sayang aku sudah punya pacar,” katanya. ”Kalau tidak, langsung kugaet si Roy itu.”

Kemudian, dia menatapmu dengan heran. Kamu tahu apa yang bakal dia katakan.

”Masa sih kamu belum punya pacar?” tanyanya.

Kamu tidak suka pertanyaan itu! Sebenarnya, kamu ingin punya pacar. Tetapi, kamu pernah diberi tahu bahwa yang terbaik adalah menunggu sampai sudah siap menikah baru berpacaran. Kalau saja bukan karena . . .

”Agamamu, kan?” ucap gadis kedua.

’Bagaimana dia tahu pikiranku?’ katamu dalam hati.

”Kamu tuh Alkitab, Alkitab, Alkitab melulu,” celanya. ”Apa salahnya sih sesekali bersenang-senang?”

PERNAHKAH kamu diejek karena berusaha hidup menurut standar Alkitab? Kalau begitu, kamu mungkin bertanya-tanya apakah kamu kehilangan sesuatu yang menyenangkan. Remaja bernama Debora merasa seperti itu. ”Standar Alkitab rasanya terlalu mengekang,” kenangnya. ”Gaya hidup bebas teman-teman sekolahku begitu menarik.”

Fakta Pengingat

Pengalaman tidak selalu merupakan guru terbaik. Malah, adalah bijaksana dan berdasarkan Alkitab untuk belajar dari kesalahan orang lain, seperti pemazmur Asaf. Dia pernah merasa bahwa standar Allah terlalu mengekang. Tetapi, dia mendapat fakta pengingat setelah memperhatikan haluan orang-orang yang telah meninggalkan jalan-jalan Allah. Asaf belakangan menyimpulkan bahwa mereka berdiri di ”tanah yang licin”.​—Mazmur 73:18.

Supaya tidak mengulangi kesalahan orang lain, perhatikan komentar berikut ini dari anak-anak muda yang pernah meninggalkan standar Alkitab dan terlibat dalam seks pranikah.

● Faktor apa saja yang mempengaruhi cara berpikir dan tindakanmu?

Debora: ”Semasa sekolah aku melihat semua orang punya pacar, dan tampaknya mereka bahagia. Sewaktu bersama mereka dan melihat mereka berciuman serta berpelukan, aku merasa iri dan kesepian. Aku sering melamunkan pemuda yang aku sukai selama berjam-jam. Ini membuatku semakin ingin bersamanya.”

Mika: ”Aku membaca buku dan menonton acara yang memuja seks. Mengobrol tentang seks dengan teman-temanku semakin membuatku penasaran. Lalu, sewaktu aku sendirian dengan seorang gadis, aku pikir aku bisa bermesraan dengannya tanpa berhubungan seks, dan aku bisa berhenti kapan saja.”

Andre: ”Aku suka melihat pornografi di Internet. Aku mulai banyak minum-minum. Dan, aku pergi ke pesta-pesta bersama para remaja yang sama sekali tidak merespek standar moral Alkitab.”

Teresia: ”Dalam hati aku tahu bahwa seks pranikah itu salah, tapi aku tidak membencinya. Aku tidak berniat memulai hubungan seks sebelum menikah, tapi emosi mengalahkan pikiranku. Selama beberapa waktu, hati nuraniku tumpul.”

● Apakah gaya hidupmu membuatmu bahagia?

Debora: ”Awalnya, aku merasa senang karena bebas dan akhirnya diterima oleh teman-temanku. Tapi, perasaan ini tidak bertahan lama. Aku mulai merasa diri najis, tidak murni lagi, hampa. Aku sangat menyesal karena telah menyerahkan keperawananku.”

Andre: ”Semakin mudah saja bagiku untuk bertindak mengikuti hasrat yang salah. Tapi, pada saat yang sama, aku dipenuhi perasaan bersalah dan kecewa terhadap diri sendiri.”

Teresia: ”Amoralitas menghancurkan masa mudaku. Aku pikir aku dan pacarku bakal sangat senang. Ternyata tidak. Kami masing-masing akhirnya merasa pedih, sedih, dan perih. Tiap malam di tempat tidur aku menangis terisak-isak, menyesali mengapa aku tidak menuruti jalan Yehuwa.”

Mika: ”Aku mulai merasa seolah-olah sebagian dari diriku telah mati. Aku berupaya mengabaikan pengaruh tindakanku terhadap orang lain, tapi aku tidak bisa. Pedih rasanya karena sadar bahwa gara-gara mau senang sendiri, aku menyakiti orang lain.”

● Nasihat apa yang ingin kamu berikan kepada anak-anak muda yang menganggap standar moral Alkitab terlalu mengekang?

Teresia: ”Hiduplah menurut standar Yehuwa, dan bergaullah dengan orang-orang yang juga melakukan hal itu. Dengan begitu, kita akan lebih bahagia.”

Debora: ”Ini bukan hanya soal diri kita dan apa yang kita inginkan. Tindakan kita akan mempengaruhi orang lain. Dan, bila kita mengabaikan nasihat Allah, kitalah yang rugi.”

Andre: ”Sewaktu belum berpengalaman, kita kira gaya hidup teman-teman kita itu seru. Sikap mereka akan mempengaruhi kita. Jadi, pilihlah teman dengan bijaksana. Percayalah kepada Yehuwa, dan kita akan terhindar dari penyesalan yang dalam.”

Mika: ”Di antara milik berharga yang Yehuwa berikan kepada kita ialah martabat serta kemurnian. Membuang pemberian ini karena kita tidak bisa mengendalikan diri sama saja dengan merendahkan diri sendiri. Bicaralah kepada orang tua atau orang yang matang tentang problem kita. Bila kita melakukan kekeliruan, segeralah bicara dengan terus terang lalu perbaiki situasinya. Bila kita melakukan segala sesuatu menurut cara Yehuwa, kita akan memperoleh kedamaian yang sebenarnya.”

Standar Alkitab​—Pasung atau Sabuk Pengaman?

Yehuwa adalah ”Allah yang bahagia”, dan Dia ingin kamu pun bahagia. (1 Timotius 1:11; Pengkhotbah 11:9) Standar yang dicatat dalam Alkitab adalah demi kebaikanmu. Memang, kamu bisa memandangnya sebagai pasung yang membatasi kebebasanmu. Namun kenyataannya, kaidah moral Alkitab lebih mirip sabuk pengaman yang bisa melindungimu dari celaka.

Tentu, kamu dapat mempercayai Alkitab. Jika kamu memilih untuk hidup menurut standarnya, kamu tidak hanya akan membuat Yehuwa senang tetapi juga memperoleh manfaatnya.​—Yesaya 48:17.

DI PASAL BERIKUTNYA

Kamu bisa menjadi sahabat Allah. Cari tahu caranya.

AYAT-AYAT KUNCI

”Aku, Yehuwa, adalah Allahmu, Pribadi yang mengajarkan hal-hal yang bermanfaat bagimu.”​—Yesaya 48:17.

TIPS

Pikirkan bagaimana kamu akan menjelaskan kepada adikmu manfaatnya standar Alkitab. Menceritakan kepercayaanmu adalah cara ampuh untuk mencamkannya dalam hatimu.

TAHUKAH KAMU . . . ?

Hanya perlu beberapa menit untuk merusak hubunganmu dengan Yehuwa, tetapi bisa butuh bertahun-tahun untuk memulihkannya.

RENCANAKU!

Untuk membantuku memahami manfaatnya mengikuti standar Alkitab, aku akan ․․․․․

Jika aku mulai iri dengan orang-orang yang hidup menurut standar dunia ini, aku akan ․․․․․

Yang ingin kutanyakan kepada orang tuaku tentang pokok ini ialah ․․․․․

MENURUTMU . . .

● Dalam soal konsekuensi pelanggaran hukum Allah, mengapa pengalaman pribadi bukan guru yang terbaik?

● Hikmah apa yang kamu dapatkan dari komentar Debora, Mika, Andre, dan Teresia?

● Mengapa ada orang yang memandang standar Alkitab sebagai pasung, tetapi mengapa itu pandangan yang picik?

[Blurb di hlm. 285]

”Kepedihan karena didisiplin akibat perbuatan salah tidak seburuk kepedihan karena mencoba menutupinya.”​—Donna

[Gambar di hlm. 288]

Standar Alkitab tidak membatasi kebahagiaanmu, tetapi melindungimu

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan