PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g87_No20 hlm. 3-4
  • Apa Masa Depan Planet Bumi?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apa Masa Depan Planet Bumi?
  • Sedarlah!—1987 (No. 20)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Siapa yang Menentukan Masa Depan?
  • Masa Depan yang Mengandung Harapan
  • Apa yang Akan Terjadi atas Planit Bumi?
    Selamat Memasuki Bumi Baru
  • Ancaman Perang Nuklir—Apa Kata Alkitab?
    Topik Menarik Lainnya
  • Apa yang Ditawarkan oleh Masa Depan kepada Saya?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis
  • Apakah Bumi Akan Berakhir dalam Api?
    Sedarlah!—1997
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1987 (No. 20)
g87_No20 hlm. 3-4

Apa Masa Depan Planet Bumi?

TAHUN-TAHUN belakangan ini banyak orang berpikir dan sampai kepada kesimpulan yang mengerikan tentang masa depan. Mereka percaya bahwa planet Bumi akan binasa, tidak dapat ditinggali umat manusia lagi. Satu alasan di balik kepercayaan mereka ini adalah ancaman bencana nuklir.

Tidak sulit dimengerti mengapa ada keprihatinan sedemikian. Kuasa-kuasa dunia yang utama dilengkapi dengan puluhan ribu senjata nuklir yang dapat membunuh secara besar-besaran, dan dikuatirkan bahwa suatu saat senjata-senjata itu akan digunakan. Pemimpin salah satu negara besar menyatakan bahwa Perang Dunia III pasti akan meletus tidak soal senjata nuklir digunakan atau tidak.

Orang-orang lain berpendapat bahwa bahkan tanpa bencana nuklir, masa depan bumi berada dalam bahaya akibat polusi seluas dunia dan peledakan penduduk. Dari suatu penelitian selama tiga tahun oleh para pejabat pemerintah A.S. disimpulkan, ”Melihat kecenderungan-kecenderungan yang terdapat sekarang, dunia pada tahun 2.000 akan menjadi lebih padat, lebih tercemar, secara ekologis makin kurang stabil, dan lebih mudah dilanda kekacauan dari pada sekarang ini.”

Penelitian ini diadakan beberapa tahun yang lalu. Sejak itu, keadaan terus bergerak dengan pasti ke arah tersebut.

Mengenai hal ini, seorang ilmuwan Australia menyatakan, ”Atmosfir bumi makin lama menjadi makin dikotori dan jika kita tidak melakukan apa-apa dalam dasawarsa berikut, bisa jadi sudah terlambat.” Dan The Bulletin dari Sydney, Australia, menyatakan, ”Peledakan penduduk dunia menunjukkan bahwa lebih banyak penderitaan kelak di daerah-daerah yang sekarang sudah terlalu padat.”

Karena fakta-fakta ini, seorang pejabat pemerintah Australia mengatakan, ”Saya minta agar anda tetap mengingat satu pertanyaan penting: apakah ada kemungkinan bagi anda atau anak-anak anda untuk tetap tinggal di dunia ini 20 tahun lagi, atau apakah bumi akan menjadi bola bumi yang hangus, rusak, yang berputar-putar tanpa tujuan di ruang angkasa?” Pengarang Jonathan Schell juga memperingatkan bahwa jika tidak ada penyelesaian, pilihan lain adalah bahwa ”manusia tidak akan pernah lagi muncul di bumi ini, sehingga tidak ada lagi yang akan mengingat bahwa manusia pernah ada”.

Tidak diragukan lagi bahwa semua unsur untuk masa depan yang suram telah lengkap apabila kecenderungan-kecenderungan yang terdapat sekarang terus berlangsung. Jika tidak dihancurkan dalam perang nuklir, bumi pasti akan lebih padat lagi dan makin tercemar, karena sumber-sumber alamnya dikuras habis-habisan. Jumlah orang yang dilanda kemiskinan akan meningkat jauh melebihi jumlah yang sekarang saja sudah menyedihkan. Kejahatan dan kekerasan juga pasti akan meningkat jauh melebihi apa yang sudah merupakan fakta yang mengerikan.

Siapa yang Menentukan Masa Depan?

Jika memang benar masa depan tergantung hanya kepada manusia saja, harapannya benar-benar suram. Tetapi apa yang tidak dipikirkan oleh banyak orang ialah, Manusia tidak akan menentukan masa depan planet Bumi! Masa depannya sudah ditentukan—dan bukan oleh manusia! Tetapi jika bukan oleh manusia, oleh siapa?

Ya, siapa yang menciptakan bumi sebagai tempat tinggal manusia? Jawaban yang benar ada dalam Alkitab, pembimbing yang diilhamkan Allah bagi umat manusia. Alkitab berbicara tentang ”Allah [yang benar, Yehuwa, NW], yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya”.—Yesaya 42:5; 2 Timotius 3:16, 17.

Apakah Alkitab menyingkapkan bahwa Allah Yehuwa mempunyai maksud-tujuanNya sendiri untuk bumi ini dan manusia yang ada di atasnya? Jelas. Sebenarnya, tema utama seluruh Alkitab berkisar pada kenyataan bahwa Allah memang mempunyai maksud-tujuan untuk planet Bumi dan bahwa Ia akan melaksanakan maksud-tujuanNya dengan pasti. Maksud-tujuan itu antara lain ialah bumi ini tidak akan dibiarkan menjadi arang radioaktif atau dikotori dan terlalu padat penduduknya, sehingga rusak binasa.

Sebaliknya, akan terjadi perubahan yang luar biasa dari kecenderungan sekarang yang mengarah kepada polusi dan peledakan penduduk dan kemungkinan pemusnahan diri atas umat manusia oleh perang nuklir. Maksud-tujuan Allah yang dinyatakan dengan jelas ialah ”untuk membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi”. (Wahyu 11:18) Pada waktu yang sama, Firman Allah menunjukkan bahwa pemerintahan akan direnggut dari manusia dan ditaruh di tempat yang aman, di tangan sang Pencipta.—Daniel 2:44.

Kita mendapat jaminan ilahi bahwa tragedi kebinasaan atau perusakan total tidak akan pernah menimpa lingkungan bumi kita. Melalui nabi Yesaya, Allah menjamin bahwa Ia ”menciptakan [bumi] bukan supaya kosong, tetapi Ia membentuknya untuk didiami”.—Yesaya 45:18.

Masa Depan yang Mengandung Harapan

Syukur, Kitab Suci memberi kita suatu pandangan yang amat optimis tentang masa depan. Manusia benar-benar akan hidup di bumi 20, 30, dan selama masa yang tidak akan pernah berakhir sejak sekarang. Planet Bumi tidak akan pernah menjadi ”bola bumi yang hangus, rusak”, seperti diperingatkan oleh pejabat Australia itu. Dan kita dapat mempercayai janji-janji yang diberikan oleh Pencipta bumi bahwa planet kita dan keluarga manusia akan tetap hidup karena bukan manusia melainkan Pencipta Yang Mahakuasalah yang memegang kekuasaan tertinggi.

Jadi meskipun banyak orang di abad ke-20 ini takut akan kehancuran oleh tangan mereka sendiri atau kerusakan bumi karena polusi dan peledakan penduduk, mereka tidak akan diijinkan berbuat demikian. ”Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan [Yehuwa]lah yang terlaksana,” Firman Allah sendiri menjamin.—Amsal 19:21; lihat juga Yesaya 46:10; 55:11.

Namun jika bumi ini memang tidak akan mengalami kebinasaan atau perusakan, apa yang dimaksud dengan istilah yang ada dalam berbagai terjemahan Alkitab, di Matius 24:3, yakni ”kesudahan” atau ”akhir dunia”? Apa yang dimaksud dengan dunia yang dikatakan akan berakhir? Kapan itu akan terjadi? Apakah akan ada orang yang selamat? Kami undang anda mempertimbangkan artikel berikut untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menyelidik itu.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan