Mengamati Dunia
Penginjilan ”Baru” oleh Gereja Katolik
Gereja Katolik Roma memberikan penekanan baru terhadap pekerjaan penginjilan, lapor New York Newsday. Para pengurus gereja cemas karena hilangnya sejumlah besar orang-orang Katolik yang berimigrasi ke kelompok agama lain. Oleh karena itu, Paus Yohanes Paulus II memerintahkan diadakannya ”penginjilan baru” dan telah membentuk suatu organisasi, Penginjilan 2000, untuk mencapai tujuan tersebut. ”Strategi-strategi ini bahkan mencakup penginjilan dari rumah ke rumah, suatu metode yang umumnya dihubungkan dengan Saksi-Saksi Yehuwa dan kelompok-kelompok Kristen lainnya,” lapor Newsday.
”Kota Tanpa Lalat”
Penduduk kota Beijing, Cina, telah mengumumkan perang habis-habisan melawan lalat, lapor International Herald Tribune. ”Tujuan kami adalah untuk menciptakan suatu kota tanpa lalat,” demikian pernyataan seorang pejabat senior kesehatan. ”Tetapi kami tidak hanya akan membunuh lalat. Kami ingin menciptakan kota-kota yang bersih.” Dalam sebuah kampanye untuk ”memobilisasi massa”, warga kota memasang spanduk-spanduk dan membagi-bagikan dua juta surat edaran yang mengumumkan kampanye tersebut. Selama ”pekan serangan” istimewa sesudah pengumuman tersebut, kota tersebut mendistribusikan sekitar 15 ton pestisida dan 200.000 pemukul lalat. Dalam pekan serangan lain pada bulan berikutnya, 1.000 tim beranggotakan orang-orang lanjut usia dan anak-anak kecil berperang melawan lalat dengan 8.000 kilogram racun. Pada bulan Juni, beberapa daerah di Beijing riuh dengan populasi lalat sebesar 33 per ruangan. Tujuannya adalah untuk menurunkan tingkat kepadatan hingga mencapai dua ekor lalat per 100 ruangan.
Persatuan Kristen?
Pada bulan Agustus 1992, WCC (World Council of Churches atau Dewan Gereja-Gereja Dunia) memilih Dr. Konrad Raiser sebagai sekretaris-jendralnya yang baru. Dr. Raiser menggantikan Emilio Castro, yang telah bertugas sebagai pimpinan organisasi itu sejak tahun 1984. WCC, yang terdiri atas lebih dari 300 gereja Protestan, Anglikan, dan Ortodoks Timur, dibentuk pada tahun 1948 dalam upaya untuk menghasilkan persatuan yang lebih besar di kalangan gereja. Mengomentari kegagalannya untuk menghasilkan persatuan demikian, surat kabar Paris Le Monde berkata, ”Dialog doktrinal terhambat, dan keterlibatan politik telah memecah belah WCC. Keterlibatannya di Afrika Selatan melawan pemerintahan apartheid, perdagangan senjata, atau [kedudukannya yang menyetujui] teologi pembebasan tidak menghasilkan kerukunan . . . dan telah menghancurkan nama baiknya. Dililit birokrasi yang sangat banyak, WCC menimbulkan rasa ingin tahu yang sopan atau, lebih buruk lagi, ketidakpedulian.”
Dampak Film-Film Kekerasan
Dalam sebuah wawancara oleh majalah Brasil Veja, sutradara film Steven Spielberg ditanya mengenai dampak yang mungkin timbul dari kekerasan yang terdapat dalam hiburan atas para pemirsa. Kata Spielberg, ”Menonton kekerasan dalam film atau dalam acara-acara TV jauh lebih mendorong pemirsa untuk meniru apa yang mereka lihat dibandingkan dengan jika mereka melihatnya langsung atau menontonnya pada siaran berita TV. Dalam film, kekerasan difilmkan dengan tata lampu yang sempurna, adegan-adegan yang spektakuler, dan dalam gerak lambat, bahkan membuatnya romantis. Akan tetapi, dalam siaran berita, masyarakat memiliki persepsi yang jauh lebih baik tentang seberapa buruknya kekerasan, dan hal itu digunakan dengan tujuan-tujuan yang tidak ada di dalam film-film.” Spielberg menambahkan bahwa sejauh ini ia belum mengizinkan putranya yang masih kecil menyaksikan beberapa filmnya yang terkenal (Jaws, serial Indiana Jones) karena banyak memperlihatkan pertumpahan darah dan kekerasan.
Kejahatan yang Kejam di Kanada
”Apakah Anda menyangka Kanada adalah tempat yang damai? Pikirkanlah lagi,” kata The Toronto Star. ”Kanada diurutkan sebagai negara dengan angka kejahatan terbesar-kedua di dunia barat”, setelah Amerika Serikat. Suatu penelitian internasional memperlihatkan angka kejahatan di Kanada berkisar antara dua atau tiga kali lebih besar daripada angka kejahatan di Eropa Barat, yang, sebaliknya, tiga kali lebih besar daripada di Jepang. Pada dekade-dekade belakangan ini, angka kejahatan di Kanada naik dua bahkan tiga kali lipat, dengan angka-angka tertinggi terdapat di Vancouver, Edmonton, dan Ottawa. Berikutnya adalah London dan Ontario, disusul Toronto dan Montreal. Menurut kriminolog dari Universitas Ottawa bernama Irvin Waller, kejahatan akan memburuk jika tidak banyak yang dilakukan untuk memberantas akar problem tersebut, seperti kemiskinan, perumahan, sikap masa bodoh, pengangguran, dan ketagihan alkohol serta penyalahgunaan obat bius.