PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g95 8/8 hlm. 19
  • Suara di Tengah-Tengah Keheningan

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Suara di Tengah-Tengah Keheningan
  • Sedarlah!—1995
  • Bahan Terkait
  • Kekejaman dari Naziisme Disingkapkan
    Sedarlah!—1995
  • Mungkinkah Holocaust Terulang Kembali?
    Sedarlah!—2001
  • ”Waktu untuk Berdiam Diri”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2009
  • Mengapa Gereja-Gereja Tetap Diam
    Sedarlah!—1995
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1995
g95 8/8 hlm. 19

Suara di Tengah-Tengah Keheningan

LIMA puluh tahun yang lalu, suatu monster dibantai. Pada waktu dunia akhirnya menyibakkan tirai untuk mengamati Kekaisaran Ketiga (rezim Nazi) yang telah jatuh, pemandangan yang ada benar-benar adalah suatu mimpi buruk yang terlalu mengerikan untuk dipahami. Para prajurit maupun warga sipil hanya dapat terbelalak dalam kengerian yang hening memandangi sisa-sisa yang menakutkan dari mesin pembunuh yang dahsyat.

Pada awal tahun ini, ribuan orang merayakan peringatan 50 tahun pembebasan dari kamp-kamp konsentrasi dengan berjalan tanpa suara di pelataran-pelataran yang telantar dari kamp-kamp tersebut. Mereka berjuang untuk memahami besarnya kejahatan itu. Kira-kira 1.500.000 orang telah dibunuh dalam kamp kematian di Auschwitz saja! Itulah saat untuk keheningan, saat untuk merenungkan kebiadaban manusia terhadap manusia. Pertanyaan-pertanyaan yang menghantui menggema di dalam tempat-tempat pembakaran mayat yang sekarang sudah dingin, di dalam barak-barak yang kosong, di sekeliling timbunan sepatu-sepatu rampasan yang menggunung tanpa terusik.

Dewasa ini orang-orang merasa ngeri; dan marah. Pembantaian oleh Nazi, saat ketika jutaan orang dibunuh secara sistematis, memperlihatkan betapa jahatnya Naziisme itu. Tetapi bagaimana sewaktu hal itu terjadi? Siapa yang buka suara? Siapa yang tidak?

Bagi banyak orang, pertama kali mereka mengetahui tentang pembantaian massal tersebut adalah pada akhir dari Perang Dunia II. Buku Fifty Years Ago​—Revolt Amid the Darkness (Lima Puluh Tahun yang Lalu​—Pemberontakan di Tengah-Tengah Kegelapan) menjelaskan, ”Foto-foto Statis dan film-film berita tentang pusat-pusat pembunuhan dan kamp-kamp yang dibebaskan oleh Sekutu pada tahun 1944 dan 1945 pertama-tama membawa kenyataan yang mengejutkan bagi masyarakat luas, terutama di negara-negara Barat.”

Namun, bahkan sebelum kamp-kamp kematian didirikan, sebuah suara sudah memberitakan bahaya dari Naziisme, melalui Sedarlah!, majalah yang Anda pegang di tangan Anda. Majalah ini mula-mula dikenal sebagai The Golden Age dan kemudian namanya diganti menjadi Consolation pada tahun 1937. Mulai pada tahun 1929, majalah-majalah ini yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa, dengan berani memberi peringatan akan bahaya dari Naziisme, bertindak selaras dengan pemberitaan yang tertera pada sampulnya, ”Jurnal Berisi Fakta, Harapan dan Keberanian”.

”Bagaimana seseorang dapat tetap diam,” tanya Consolation pada tahun 1939, ”tentang kengerian yang terjadi di suatu negeri, seperti di Jerman, tempat 40.000 orang yang tidak bersalah ditahan pada satu waktu; tempat 70 orang dari antara mereka dieksekusi dalam satu malam di satu penjara; . . . tempat semua rumah, lembaga, dan rumah sakit bagi orang yang lanjut usia, miskin, dan tidak berdaya, serta semua panti asuhan untuk yatim-piatu, dihancurkan?”

Memang, bagaimana seseorang dapat tetap diam? Sementara dunia pada umumnya tidak menyadari atau skeptis terhadap laporan-laporan menakutkan yang berasal dari Jerman dan negara-negara jajahannya, Saksi-Saksi Yehuwa tidak bisa tetap diam. Mereka mengetahui secara langsung kekejaman rezim Nazi, dan mereka tidak takut untuk buka suara.

[Keterangan Gambar di hlm. 19]

Foto U.S. National Archives

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan