PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g95 8/8 hlm. 20-22
  • Mengapa Tidak Takut untuk Buka Suara

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mengapa Tidak Takut untuk Buka Suara
  • Sedarlah!—1995
  • Bahan Terkait
  • Kekejaman dari Naziisme Disingkapkan
    Sedarlah!—1995
  • Siapa yang Saudara Taati​—Allah atau Manusia?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2005
  • Mengapa Gereja-Gereja Tetap Diam
    Sedarlah!—1995
  • Nazi Tidak Dapat Mengubah Saya
    Sedarlah!—2011
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1995
g95 8/8 hlm. 20-22

Mengapa Tidak Takut untuk Buka Suara

MENGINGAT masa lalu, dapat dikatakan bahwa pertentangan antara Saksi-Saksi Yehuwa dan Naziisme, atau Sosialisme Nasional, hampir tidak dapat dielakkan. Mengapa? Karena tuntutan Nazi yang kaku yang bertentangan dengan tiga kepercayaan fundamental Saksi-Saksi yang berdasarkan Alkitab. Itu adalah: (1) Allah Yehuwa adalah Penguasa Tertinggi. (2) Orang-orang Kristen sejati netral secara politik. (3) Allah akan membangkitkan orang-orang yang telah terbukti setia kepada-Nya sampai mati.

Kepercayaan-kepercayaan berdasarkan Alkitab ini menentukan pendirian yang kukuh dari Saksi-Saksi Yehuwa terhadap tuntutan Nazi yang fasik. Karena itu, mereka dengan berani buka suara dan menyingkapkan Naziisme sebagai si jahat.

Saksi-Saksi Yehuwa menolak untuk mengucapkan kata sanjungan kepada Hitler. Mereka menolak karena mereka menganggap keselamatan mereka berasal dari Allah dan telah membaktikan kehidupan mereka kepada-Nya saja. Alkitab mengatakan mengenai Yehuwa, ”Engkau sajalah . . . Yang Mahatinggi atas seluruh bumi.”—Mazmur 83:19.

Sebenarnya, ”Heil Hitler” menyatakan secara tidak langsung bahwa keselamatan adalah melalui Hitler. Maka Saksi-Saksi tidak dapat setia kepada Allah dan pada waktu yang sama menyanjung manusia mana pun. Kehidupan mereka juga loyalitas serta kesetiaan mereka adalah milik Allah.

Saksi-Saksi Yehuwa memiliki preseden yang jelas untuk menolak menaati tuntutan Hitler yang salah. Misalnya, sewaktu rasul-rasul Yesus pada abad pertama diperintahkan untuk berhenti memberitakan kabar baik mengenai Kristus, mereka menolak. Mereka mengatakan, ”Kita harus menaati Allah sebagai penguasa sebaliknya daripada manusia.” Alkitab mengatakan bahwa karena pendirian mereka yang teguh, kalangan berwenang ”mendera mereka, dan memerintahkan mereka untuk berhenti berbicara atas dasar nama Yesus”. Namun rasul-rasul menolak untuk menaati perintah yang menentang Allah tersebut. ”Mereka melanjutkan tanpa henti mengajar dan menyatakan kabar baik.”—Kisah 5:29, 40-42.

Banyak orang Kristen masa awal mati karena mereka menaati Allah sebaliknya daripada manusia. Banyak dari mereka tewas di arena-arena Roma, sebenarnya, karena mereka menolak untuk menyanjung Kaisar dengan memberikan suatu tindakan penyembahan kepadanya. Tetapi bagi pribadi-pribadi semacam itu, hal itu merupakan kehormatan dan kemenangan untuk membuktikan kesetiaan kepada Allah bahkan sampai mati, mirip dengan seorang prajurit yang gagah berani yang rela mati demi negaranya.

Karena Saksi-Saksi Yehuwa hanya mendukung satu pemerintahan, Kerajaan Allah, beberapa orang menganggap tindakan mereka subversif. Tetapi tidak ada yang dapat melampaui kebenaran. Karena meniru rasul-rasul Yesus, ”mereka bukan bagian dari dunia”. (Yohanes 17:16) Mereka netral secara politik. Karena loyalitas mereka kepada Allah, mereka menaati undang-undang dari pemerintahan manusia mereka masing-masing. Sesungguhnya, mereka patut diteladani dalam ’ketundukan mereka kepada kalangan berwenang yang lebih tinggi’. (Roma 13:1) Mereka tidak pernah mendukung pemberontakan melawan pemerintahan manusia mana pun!

Akan tetapi, ada batas yang tidak dapat dilanggar di bawah situasi apa pun. Itu adalah batas antara kewajiban dari Saksi-Saksi Yehuwa kepada manusia dan kewajiban mereka kepada Allah. Mereka memberikan kepada Kaisar, atau kalangan berwenang pemerintahan, apa yang adalah milik Kaisar tetapi kepada Allah apa yang adalah milik-Nya. (Matius 22:21) Jika seseorang mencoba menuntut dari mereka apa yang adalah milik Allah, upaya tersebut akan gagal.

Bagaimana jika seorang Saksi diancam dengan kematian? Saksi-Saksi Yehuwa memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan akan kesanggupan Allah untuk memulihkan kehidupan mereka. (Kisah 24:15) Maka Saksi-Saksi memiliki sikap yang sama seperti yang dimiliki tiga pemuda Ibrani di Babilon purba. Sewaktu diancam dengan kematian dalam sebuah dapur api yang bernyala-nyala, mereka memberi tahu Raja Nebukadnezar, ”Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami. . . . Hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.”—Daniel 3:17, 18.

Maka, seperti dikatakan sebelumnya, sewaktu Hitler mulai dipuja-puja sebagai allah yang dilantik dirinya sendiri, pertempuran ideologi tidak dapat dihindari. Kekaisaran Ketiga, dengan pedang terhunus, mendapati dirinya berhadapan langsung dengan kelompok yang sangat kecil dari Saksi-Saksi Yehuwa yang telah bersumpah untuk loyal kepada Allah yang benar, Allah Yang Mahakuasa, Yehuwa. Akan tetapi, bahkan sebelum pertempuran dimulai, hasilnya sudah ditentukan.

[Kotak di hlm. 21]

Setia Sampai Mati

WOLFGANG KUSSEROW adalah salah satu dari antara mereka yang dihukum mati karena ia mempertahankan kesetiaan kepada Allah dan menolak mendukung Naziisme. Tidak lama sebelum ia dipenggal pada tanggal 28 Maret 1942, ia menulis surat kepada orang-tua dan saudara-saudara kandungnya, ”Sekarang, sebagai anak laki-laki yang ketiga dan saudaramu, saya harus meninggalkan kalian besok pagi. Jangan sedih, sebab waktunya akan tiba manakala kita akan bersama lagi. . . . Betapa besarnya sukacita kita nanti, bila kita dikumpulkan kembali! . . . Sekarang kita dipisah-pisah, dan masing-masing kita harus menahan ujian; sesudah itu kita akan menerima pahala.”

Tidak lama sebelum ia dieksekusi pada tanggal 8 Januari 1941, Johannes Harms menulis dalam suratnya yang terakhir kepada ayahnya, ”Hukuman mati saya sudah diumumkan dan saya dirantai siang dan malam—tanda-tanda (di atas kertas) ini berasal dari borgol . . . Ayah yang saya kasihi, dalam roh saya memanggilmu, tetaplah setia, dan kelak kita akan bertemu satu sama lain lagi. Saya akan memikirkanmu sampai saat terakhir.”

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan