PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g99 22/11 hlm. 3-4
  • Keterpukauan pada Malaikat

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Keterpukauan pada Malaikat
  • Sedarlah!—1999
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Kepopuleran Malaikat
  • Ratusan Buku
  • Cara Malaikat Membantu Saudara
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1998
  • Menguji Kisah-Kisah Itu
    Sedarlah!—1999
  • Apakah Saudara Memiliki Malaikat Pelindung?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1998
  • Siapakah Malaikat?
    Pertanyaan Alkitab Dijawab
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1999
g99 22/11 hlm. 3-4

Keterpukauan pada Malaikat

”Kita ’semua’ memiliki malaikat yang membimbing, melindungi kita . . . Apabila kita tidak mengganggu mereka dan membawakan diri seperti anak-anak, dengan kepercayaan penuh serta kasih dan ungkapan syukur yang tulus, maka mereka akan mencurahkan berkat yang limpah kepada kita. Mereka bermain-main dengan kita. Mereka merawat kita. Mereka menyembuhkan kita, menjamah kita, menghibur kita dengan tangan yang hangat namun tidak kelihatan, dan mereka selalu berupaya memberikan apa yang kita inginkan.”​—Dari buku ”Angel Letters”.

HARUS diakui bahwa pandangan yang populer mengenai malaikat ini memang memiliki daya tarik. Menurut gagasan yang oleh beberapa orang diistilahkan ”kerohanian baru”, paling sedikit satu malaikat ditugasi untuk menghibur dan melindungi setiap orang di antara kita dari bahaya. Konon, malaikat Anda sangat kuat dan pengasih. Ia tidak menuntut ketaatan atau penyembahan, dan tidak pernah menghakimi atau menegur Anda. Ia selalu mendampingi Anda, berbakti demi kesejahteraan Anda dan senang memenuhi setiap keinginan Anda. Hal ini sungguh-sungguh dipercayai oleh banyak orang sekarang ini.

Tentu saja, kepercayaan akan malaikat bukanlah hal baru. Sejak zaman dahulu, malaikat telah memainkan peran utama dalam kepercayaan agama masyarakat. Ini tercermin pada karya seni. Gambar kerub-kerub, yakni salah satu jenis malaikat, menghiasi tabernakel dan bait orang Yahudi zaman dahulu. Gereja dan katedral Susunan Kristen dihiasi gambar malaikat. Museum-museum dipenuhi lukisan dan patung malaikat.

Kepopuleran Malaikat

Akhir-akhir ini, malaikat semakin populer saja di beberapa negeri. Film-film sering menggambarkan malaikat sebagai manusia yang mati dan kembali ke bumi untuk berbuat baik. Dalam sebuah film, malaikat membantu sebuah tim bisbol yang kalah. Dalam film lain, malaikat pelindung membantu seorang remaja pria melakukan balas dendam terhadap pembunuh pacarnya. Malaikat penolong juga menjadi tema utama dalam sebuah acara populer yang ditayangkan di televisi AS.

Ada juga banyak lagu tentang malaikat. Pada dekade-dekade belakangan ini di Amerika Serikat, 1 dari setiap 10 lagu populer berisi lirik tentang malaikat. Menjelang pertengahan tahun 1990-an, lebih dari 120 ”butik malaikat” telah dibuka di Amerika. Toko-toko ini menjual patung malaikat berukuran kecil, liontin, dan alat-alat tulis bergambar malaikat​—bahkan mainan bayi yang dihiasi gambar malaikat. Ada seminar dan buletin yang konon mengajar orang cara menghubungi makhluk-makhluk surgawi ini. Majalah, surat kabar, dan temu wicara menuturkan kisah-kisah seputar pertemuan dengan malaikat.

Ratusan Buku

Buku-buku tentang malaikat pun tersedia. Sebuah toko buku besar di New York City menawarkan lebih dari 500 judul buku yang membahas tentang malaikat, khususnya malaikat pelindung. Buku-buku semacam itu memperlihatkan kepada para pembacanya cara menghubungi malaikat pelindung, mengetahui nama-nama mereka, berbicara kepada mereka, dan mendapatkan pertolongan mereka. Buku-buku ini berisi banyak kisah tentang bagaimana malaikat muncul sewaktu dibutuhkan, mengangkat orang-orang agar tidak tertabrak mobil, menyembuhkan penyakit yang mematikan, menghibur orang-orang yang susah, dan melindungi para serdadu di medan tempur. Malaikat-malaikat semacam itu memberikan pelayanan ”tanpa menuntut tanda pertobatan, berganti agama, atau kesetiaan pada doktrin”. Akan tetapi, ”pertemuan” di zaman modern semacam itu jarang memotivasi orang untuk mengadakan perubahan dalam kehidupan mereka. Mereka yang mengaku memiliki pengalaman-pengalaman semacam itu biasanya sekadar merasa senang, tidak lebih dari itu.

Pada zaman yang penuh tekanan dan krisis, kisah-kisah ini boleh jadi tampak seperti kabar baik yang luar biasa. Namun, dapatkah kisah-kisah tersebut dipercaya? Apakah hal ini perlu dipersoalkan?

[Blurb di hlm. 4]

Banyak orang merasa bahwa mereka telah bertemu langsung dengan malaikat

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan