Kita Semua Membutuhkan Bimbingan dan Arahan
Chandra sering merasa resah; ada banyak hal yang ia khawatirkan. Sudah lama ia berusaha mencari pekerjaan tetap untuk menafkahi keluarganya. Ia ingin anak-anaknya mendapat pendidikan yang baik dan masa depan yang terjamin. Tetapi, kelihatannya semua itu di luar jangkauannya. Paling-paling, ia bisa berharap untuk tetap sehat dan bisa terus bekerja untuk mendapatkan cukup uang untuk memberi makan keluarganya dan membayar sewa rumah. Namun, ia benar-benar khawatir—andaikan sesuatu terjadi dengan dia, siapa yang akan menghidupi keluarganya?
Novie, istri Chandra, juga merasa khawatir. Belakangan ini, hubungan mereka menjadi sangat tegang. Sewaktu Chandra pulang kerja, ia selalu lelah. Novie ingin sekali suaminya membantu dia mengajar anak-anak mereka sopan santun dan respek, tetapi Chandra tidak punya waktu. Novie merasa sedih karena ia dan suaminya sering bertengkar, dan hal itu benar-benar tidak baik untuk dilihat anak-anak. Selain itu, bagaimana kalau salah satu anak mereka sakit? Dari mana uang untuk membayar obat dan dokter? Novie berupaya membuang hal itu jauh-jauh dari pikirannya!
Chandra dan Novie juga melihat bahwa kondisi di sekitar mereka tidak seperti dulu. Orang-orang tidak punya waktu untuk satu sama lain, dan semangat kekeluargaan yang dulu dinikmati pasangan itu sepertinya sudah tidak ada lagi. Mereka bisa melihat bahwa semua teman dan kerabat mereka mempunyai problem yang serupa dan juga mengkhawatirkan masa depan. Kelihatannya, tidak ada orang yang merasa tenteram sekarang. Novie sering berpikir, alangkah senangnya jika ada jalan keluar untuk problem-problem ini sehingga mereka bisa menikmati kedamaian dan kepuasan. Meskipun Chandra dan Novie berusaha keras, tampaknya segala sesuatu yang mereka perjuangkan tidak dapat dicapai.
Suatu hari, Chandra dan Novie berbicara tentang kekhawatiran mereka.
”Senang sekali, ya, kalau kita bisa menemukan jalan untuk mendapatkan kedamaian dan kebahagiaan,” kata Chandra.
”Ya, tentu!” jawab Novie. ”Saya juga sedang memikirkannya. Itu pasti akan menjadi jawaban untuk semua problem kita.”
”Tetapi, ada begitu banyak ajaran agama dan filsafat tentang kehidupan,” kata Chandra. ”Bagaimana kita bisa tahu jalan mana yang menuju kebahagiaan? Tidak mungkin kita memeriksa semuanya itu, bukan? Selain itu, hampir semuanya mengaku punya jawaban untuk problem kehidupan; namun harus diakui, tidak satu pun dari antaranya yang punya pengaruh atas mutu kehidupan orang-orang. Saya rasa, percuma saja mencarinya.”
Walaupun Novie sependapat dengan suaminya, jauh di lubuk hatinya ia ingin mencari bantuan untuk keluarganya. Ia merasa pasti ada jalan, entah bagaimana.
Mungkin Anda juga mengkhawatirkan hal-hal yang sama seperti yang dihadapi Chandra dan Novie. Problem mereka dialami orang-orang di seluruh dunia. Mereka semua mendambakan kesehatan yang baik, kedamaian pikiran, dan kehidupan keluarga yang bahagia. Tetapi, semua itu tampaknya sangat sulit diperoleh. Apakah ada harapan untuk menemukan jalan menuju kedamaian dan kebahagiaan?