PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • wcg bab 16 hlm. 78-hlm. 81
  • ”Saya Pasti Ikut”

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • ”Saya Pasti Ikut”
  • Jadilah Sahabat Allah yang Berani
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Gali Lebih Dalam
  • Pikirkan Pelajarannya
  • Renungkan Lebih Dalam
  • Cari Tahu Lebih Banyak
  • Dengan Iman, Barak Mengacaubalaukan Bala Tentara yang Perkasa
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2003
  • ”Aku Bangkit Sebagai Ibu di Israel”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2015
  • Pemimpin yang Baru dan Dua Wanita yang Berani
    Belajarlah dari Cerita-Cerita di Alkitab
  • Dua Wanita yang Berani
    Buku Cerita Alkitab
Lihat Lebih Banyak
Jadilah Sahabat Allah yang Berani
wcg bab 16 hlm. 78-hlm. 81

16 BARAK DAN DEBORA

”Saya Pasti Ikut”

Edisi Tercetak
Edisi Tercetak

BANGSA Israel berada di masa yang kelam. Mereka sudah memberontak melawan Yehuwa. Jadi, persis seperti yang Yehuwa peringatkan, Dia membiarkan mereka dijajah dan ditindas. Mereka pun diserahkan ke tangan raja Kanaan bernama Yabin. Panglimanya, Sisera, adalah pria yang sangat kejam. Dia punya pasukan besar dan 900 kereta kuda yang diperlengkapi sabit besi.

Selama 20 tahun, orang Israel hidup dalam ketakutan karena pasukan Sisera. Kelihatannya, setiap kali pasukan itu menyerang sebuah desa atau kota, mereka menculik dan memerkosa gadis-gadis muda. Orang-orang pun bersembunyi di hutan dan bukit sehingga jalan-jalan dan desa-desa di Israel menjadi sepi. Selain itu, hanya sedikit orang Israel yang punya senjata untuk melindungi diri.

Pada waktu itu, ada seorang wanita yang berani bernama Debora. Dia melayani sebagai nabiah, dan dia juga menyampaikan penghakiman dari Yehuwa untuk kasus-kasus sulit yang dibawa orang Israel kepadanya. Debora memberi tahu seorang pria bernama Barak bahwa Yehuwa sudah mengangkat Barak sebagai hakim dan penyelamat umat-Nya. Bayangkan betapa kagetnya Barak saat mendengar petunjuk yang Yehuwa sampaikan melalui Debora: Dia harus mengumpulkan pasukan sebanyak 10.000 pria dan membawa mereka ke Gunung Tabor. Yehuwa akan memberi dia kemenangan atas Sisera dan pasukannya!

Apakah Barak sombong? Apakah dia tersinggung karena mendapat perintah melalui seorang wanita? Tidak. Dia malah mengatakan bahwa dia akan pergi hanya kalau Debora ikut dengannya. Ini tidak berarti Barak kurang beriman. Rasul Paulus belakangan menyebutkan nama Barak juga dalam daftar orang-orang yang sangat beriman. (Ibr. 11:​1, 2, 32) Dengan meminta Debora untuk ikut, Barak justru menunjukkan bahwa dia beriman. Dia tahu bahwa Debora adalah nabiah, dan dia ingin mendapat sebanyak mungkin petunjuk Yehuwa. Bagaimana tanggapan Debora? Dia dengan berani berkata, ”Saya pasti ikut.” Dia juga memberi tahu Barak bahwa meskipun Barak akan memenangkan pertempuran itu, bukan Barak atau pria lainnya yang akan membunuh Sisera. Allah akan memberikan tugas itu kepada seorang wanita.

Barak langsung bertindak. Dia mulai mengumpulkan 10.000 pria yang berani dan mempersiapkan mereka sebisa-bisanya untuk berperang. Lalu, dia membawa pasukannya ke puncak Gunung Tabor. Gunung yang megah itu terletak di dataran Lembah Yizreel. Tingginya hampir 600 meter, dan bentuknya seperti kerucut yang bagian atasnya terpotong. Dari puncak gunung, Debora, Barak, dan pasukan Israel bisa melihat pasukan Sisera dan kereta-kereta perangnya maju ke arah mereka.

Debora bersama Barak dan pasukannya ada di puncak Gunung Tabor. Mereka melihat pasukan Sisera dengan kereta-kereta perangnya maju ke arah mereka.

Apa yang Barak lakukan? Kebanyakan panglima mungkin akan menunggu pasukan Sisera sampai di lereng Gunung Tabor. Di lereng yang miring, kereta perang musuh pasti akan melambat sehingga menguntungkan pasukan Barak. Tapi, Barak tahu bahwa ini adalah pertempuran Yehuwa, bukan pertempurannya sendiri. Barak pun mendengarkan Debora. Melalui Debora, Yehuwa menyuruh Barak untuk langsung menyerang pasukan Sisera! Dengan berani, Barak dan pasukannya turun ke dataran lembah untuk menghadapi kereta-kereta perang yang mengerikan itu!

Seorang hakim dan seorang nabiah harus menghadapi panglima yang keji dan kereta-kereta perangnya yang menakutkan

Dari sudut pandang militer, pasukan Israel tidak mungkin bisa menang. Tapi, Yehuwa melihat keberanian mereka, dan Dia pun turun tangan. Dia mengacaukan pasukan Kanaan dan menurunkan hujan yang sangat deras. Lembah itu pun menjadi seperti rawa, dan kereta perang musuh terjebak lumpur. Para prajurit Sisera tidak punya pilihan dan harus turun untuk berhadapan langsung dengan para pejuang Israel. Hasilnya, tidak satu pun prajurit Sisera selamat. Bagaimana dengan Sisera sendiri?

Sisera melarikan diri dari pertempuran. Dia tega meninggalkan pasukannya dan membiarkan mereka tewas. Dengan susah payah, dia melewati dataran yang berlumpur itu dan naik ke daerah yang lebih tinggi. Tapi ternyata, Barak mengejarnya. Sementara itu, Yehuwa memperhatikan semua yang terjadi. Apakah Dia akan membiarkan Sisera lolos?

Baca kisahnya di:

  • Hakim 4:​1-16, 23, 24; 5:​1-23

Untuk dibahas:

Bagaimana Barak dan Debora bersikap berani?

Gali Lebih Dalam

  1. 1. Kira-kira seperti apa kehidupan orang Israel selama dikuasai oleh Sisera? (w15 1/8 12 ¶6)

  2. 2. Kenapa kita tidak menganggap Debora sama seperti ke-12 hakim yang melayani di Israel sebelum zaman Samuel? (w86 1/6 31 ¶6-8-wcgr)

  1. 3. Kenapa Debora menyebut dirinya ”ibu di Israel”? (Hak. 4:​4, 5; 5:7; w15 1/8 13 ¶1) Gambar A

Debora duduk di bawah sebuah pohon palem dan membantu menyelesaikan masalah dua pria yang membawa beberapa domba. Tidak jauh dari situ, sepasang suami istri Israel berjalan ke arah Debora.

Gambar A

Gambar A

  1. 4. Apa maksudnya waktu Debora dan Barak bernyanyi, ”Bintang-bintang berperang . . . melawan Sisera”? (Hak. 5:20; w05 15/1 25 ¶4)

Pikirkan Pelajarannya

  • Barak dengan rendah hati mau menerima bantuan Debora. Dalam situasi apa saja seorang saudara bisa meniru Barak? Gambar B

    Seorang saudari melatih tiga saudara untuk mengoperasikan mesin pendingin dan pemanas udara. Mereka mendengarkan saudari itu baik-baik dan membuat catatan.

    Gambar B

  • Kenapa Debora butuh keberanian untuk ikut dengan Barak? Dalam situasi apa kita perlu berani seperti Debora?

  • Dengan cara apa lagi Saudara bisa meniru keberanian Barak dan Debora?

Renungkan Lebih Dalam

  • Dari kisah ini, apa yang saya pelajari tentang Yehuwa?

  • Apa hubungan kisah ini dengan kehendak Yehuwa untuk mewujudkan Firdaus?

  • Apa yang mau saya tanyakan kepada Barak dan Debora setelah mereka dibangkitkan?

Cari Tahu Lebih Banyak

Perhatikan bagaimana kisah Barak dan Debora meyakinkan kita bahwa Yehuwa menghargai upaya kita untuk melayani-Nya.

”Buatlah Yehuwa Senang dengan Merelakan Diri!” (w17.04 28-32)

Apa yang bisa kita pelajari dari Barak dan Debora tentang iman, ketaatan, dan sikap sadar diri?

”Dengan Iman, Barak Mengacaubalaukan Bala Tentara yang Perkasa” (w03 15/11 28-31)

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2026)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan