PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • wcg bab 29 hlm. 134-hlm. 137
  • ”Allahku Adalah Yehuwa”

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • ”Allahku Adalah Yehuwa”
  • Jadilah Sahabat Allah yang Berani
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Gali Lebih Dalam
  • Pikirkan Pelajarannya
  • Renungkan Lebih Dalam
  • Cari Tahu Lebih Banyak
  • Ia Dihibur oleh Allahnya
    Tirulah Iman Mereka
  • Ia Dihibur oleh Allahnya
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2011
  • Elia
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Ia Berjaga-jaga, dan Ia Menanti
    Tirulah Iman Mereka
Lihat Lebih Banyak
Jadilah Sahabat Allah yang Berani
wcg bab 29 hlm. 134-hlm. 137

29 ELIA

”Allahku Adalah Yehuwa”

Edisi Tercetak
Edisi Tercetak

NAMA Elia tiba-tiba muncul dalam sebuah peristiwa di Alkitab tanpa banyak keterangan. Hingga saat itu, kerajaan Israel sepuluh suku dikuasai oleh raja-raja yang tidak setia kepada Yehuwa. Raja yang ketujuh, yang memerintah di zaman Elia, adalah Ahab. Dialah raja yang terburuk di mata Yehuwa. Dia tidak hanya menyembah banyak berhala tapi juga menikah dengan wanita yang kejam bernama Izebel, putri raja Sidon. Izebel mempromosikan jenis ibadah yang sangat mengerikan kepada Baal, yang kemungkinan termasuk mengorbankan anak-anak sebagai persembahan. Tapi suatu hari, Elia datang kepada Ahab. Dia diutus Yehuwa untuk menyatakan kesalahan sang raja dan mengumumkan penghukuman baginya.

Bayangkan Elia menempuh perjalanan jauh melewati dataran tinggi Gilead yang berbatu-batu untuk mencapai kota Samaria. Di kota berbenteng itulah Ahab membangun istananya yang luar biasa besar, yang disebut sebagai ”istana gading”, mungkin karena kemewahannya. (1 Raj. 22:39) Elia hanya berpakaian mantel bulu sederhana dan ikat pinggang kulit yang besar. Tapi, dengan berani Elia memasuki istana yang megah itu, berdiri di hadapan sang raja, dan memberi tahu dia bahwa dewanya, Baal, tidak bisa apa-apa! Bagaimana kalau Izebel juga ada di sana? Bagaimana kira-kira reaksi sang raja dan ratu waktu Elia berbicara? Elia secara tidak langsung mengatakan bahwa Baal, yang mereka yakini sebagai dewa hujan, akan mengecewakan mereka. Yehuwa sudah menetapkan bahwa negeri itu akan mengalami kekeringan. Tidak akan ada hujan selama bertahun-tahun sampai Elia mengumumkan akhir dari kekeringan itu.

Elia berbicara di hadapan Raja Ahab di istana yang megah dan penuh ukiran. Ahab duduk dan mendengarkan Elia, sedangkan Izebel berdiri dan terlihat tidak senang. Beberapa orang lain menatap Elia dengan remeh.

Apa yang membuat Elia berani menyampaikan pesan itu? Perhatikan kata-kata Elia di awal pesannya: ”Demi Yehuwa yang hidup, Allah Israel yang saya layani.” Kata-kata ”yang saya layani” diterjemahkan dari istilah Ibrani yang artinya ”yang di hadapan-Nya saya berdiri”. Memang, saat itu Elia berdiri di hadapan Raja Ahab. Tapi, Elia tahu bahwa sebenarnya dia juga sedang berdiri di hadapan Yehuwa sebagai hamba-Nya, dan itu jauh lebih penting. Ahab dan Izebel mungkin berkuasa dan terlihat menakutkan. Tapi dibanding Yehuwa, mereka tidak ada apa-apanya. Benar-benar sudut pandang yang positif!

Elia menghadapi raja dan ratu yang kejam, bangsa yang suka memberontak, dan rasa takutnya sendiri

Elia terus bertindak dengan berani dalam melayani Yehuwa. Misalnya, sesuai perintah Yehuwa, dia tinggal di sebuah lembah yang terpencil selama masa kekeringan dan kelaparan. Padahal, di sana hidupnya harus bergantung pada air dari sungai dan makanan yang dibawa oleh burung gagak. Keberaniannya juga terlihat waktu Yehuwa memintanya pergi ke Sidon, wilayah kekuasaan ayah Izebel, untuk membantu seorang janda miskin yang imannya luar biasa. Lalu, di Gunung Karmel, Elia dengan berani mewakili Allah di hadapan 450 nabi Baal untuk membuktikan bahwa Yehuwa-lah satu-satunya Allah yang benar. Sepanjang hidupnya, Elia terus hidup sesuai dengan arti namanya, yaitu ”Allahku Adalah Yehuwa”.

Tapi, Elia juga ”punya perasaan seperti kita”. (Yak. 5:17) Dia tidak kebal dengan rasa takut. Setelah mukjizat di Gunung Karmel itu, Ahab tidak berubah dan Izebel malah bersumpah untuk membunuh Elia. Sang nabi pun ketakutan dan melarikan diri. Dengan putus asa, dia berkata kepada Yehuwa bahwa dia ingin mati saja. Dia merasa tidak berguna dan tidak lebih baik daripada leluhurnya yang sudah mati. Yehuwa mendengarkan dia dengan sabar. Elia dua kali mengungkapkan kepada Allahnya bahwa dia merasa sendirian, takut, dan gagal meskipun sudah bekerja keras. Yehuwa pun meyakinkan Elia bahwa dia sebenarnya tidak sendirian, sangat berharga, dan masih berguna bagi Yehuwa. Selain itu, Yehuwa memilih satu orang untuk menemani sang nabi. Orang ini, Elisa, akan membantu Elia dan dilatih untuk menjadi penerusnya.

Tidak lama kemudian, Elia pergi untuk mencari Elisa. Mereka berdua terus membela Yehuwa bersama-sama pada masa yang kelam di Israel. Elisa terus mendukung rekannya yang lebih tua itu dan belajar darinya. Dengan bantuan Yehuwa, Elia kembali menjadi orang yang berani sampai akhir hayatnya.

Baca kisahnya di:

  • 1 Raja 16:​29-33; 17:​1-10a; 18:1–19:21

  • 2 Raja 3:11

Untuk dibahas:

Bagaimana Elia bersikap berani?

Gali Lebih Dalam

  1. 1. Kenapa burung gagak besar cocok digunakan untuk membawakan makanan bagi Elia? (it ”Gagak Besar” ¶5) Gambar A

    Seekor burung gagak besar.

    Lior Kislev

    Gambar A

  2. 2. Mukjizat apa saja yang pernah Elia buat? (it ”Elia” No. 1 ¶11)

  3. 3. Di Gunung Karmel, Elia menyuruh agar sebuah parit yang besar diisi air. Di tengah musim kering, kemungkinan dari mana air itu didapatkan? (ba 17 ¶2) Gambar B

    Todd Bolen/BiblePlaces.com

    Gambar B: Gunung Karmel dan Laut Tengah

  4. 4. Apa yang dilambangkan oleh jubah Elia, dan kenapa dia memakaikan itu ke bahu Elisa? (w14 1/2 12 ¶3)

Pikirkan Pelajarannya

  • Seperti cara Yehuwa memperlakukan Elia, bagaimana kita bisa membuat saudara-saudari leluasa menceritakan perasaan mereka saat mereka kecil hati? (1 Raj. 19:​1-18) Gambar C

    Beberapa gambar: Seorang saudara yang lebih tua menghibur saudara lain yang sedang kecil hati. Kedua gambar ini muncul lagi secara terpisah. Beberapa gambar: 1. Saudara yang lebih tua menelepon saudara yang sedang kecil hati. 2. Saudara yang sedang kecil hati itu mengangkat teleponnya sambil duduk di kasur. Tidak lama setelah itu, kedua saudara tadi sarapan bersama di sebuah kafe. Saudara yang sedang kecil hati mencurahkan isi hatinya, dan saudara yang lebih tua mendengarkannya baik-baik.

    Gambar C

  • Elia tidak keberatan melatih Elisa untuk melakukan tugas yang sama dengannya. Bagaimana kita bisa meniru Elia waktu kita melatih orang lain dan memercayakan tugas kepada mereka?

  • Bagaimana Saudara bisa meniru keberanian Elia dalam kehidupan Saudara?

Renungkan Lebih Dalam

  • Dari kisah ini, apa yang saya pelajari tentang Yehuwa?

  • Apa hubungan kisah ini dengan kehendak Yehuwa untuk mewujudkan Firdaus?

  • Apa yang mau saya tanyakan kepada Elia setelah dia dibangkitkan?

Cari Tahu Lebih Banyak

Tontonlah sebuah video yang menggambarkan bagaimana Yehuwa menguatkan Elia agar bisa menjalankan tugasnya.

Teladan Kesabaran dari Para Nabi—Elia (1:19)

Apa yang bisa dipelajari anak muda dari keberanian Elia di Gunung Karmel?

”Belalah Ibadat Sejati!” (”Menggali Isi Alkitab” di jw.org)

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2026)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan