PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w89 1/10 hlm. 32
  • Abigail

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Abigail
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
w89 1/10 hlm. 32

Abigail

ABIGAIL [Ayah (Saya) Telah Membuat Dirinya Sendiri Senang].

1. Istri Daud. Pada mulanya, ia adalah istri Nabal yang kaya dari Maon, sebuah kota di pinggir Padang Gurun Yehuda, di sebelah Barat Laut Mati. (1 Sam 25:2, 3; Yos 15:20, 55) Ia ”bijak dan cantik,” sedangkan suami pertamanya, yang namanya berarti ”Bebal; Bodoh,” adalah seorang yang ”kasar dan jahat kelakuannya.”

Setelah kematian nabi Samuel, Daud dan para pengikutnya pindah ke daerah tempat kawanan domba suami Abigail digembalakan dan diberi makan. Maka prajurit-prajurit Daud menjadi seperti ”pagar tembok” pelindung di sekeliling para gembala dan kawanan domba Nabal, siang dan malam. Oleh karena itu, sewaktu tiba masa pengguntingan bulu domba, Daud mengutus beberapa anak buahnya ke Karmel untuk mengingatkan Nabal kepada pelayanan yang baik yang telah diberikan kepadanya dan meminta pemberian berupa makanan darinya. (1 Sam 25:4-8, 15, 16) Tetapi Nabal yang kikir berteriak-teriak memarahi mereka dan menghina Daud seolah-olah ia orang yang tidak penting, dan mereka semua seperti budak-budak pelarian. (1 Sam 25:9-11, 14) Ini membuat Daud begitu marah sehingga ia menyandang pedangnya dan memimpin kira-kira 400 orang ke Karmel untuk membunuh Nabal dan pria-pria seisi rumahnya.—1 Sam 25:12, 13, 21, 22.

Abigail, ketika mendengar kejadian itu dari pelayannya yang gelisah, memperlihatkan daya pengamatan yang cermat dengan segera mengumpulkan banyak makanan serta gandum dan kemudian mengirimkan ini semua melalui hamba-hambanya yang pergi mendahului dia, sama seperti yang dilakukan Yakub sebelum menemui Esau. (1 Sam 25:14-19; Kej 32:13-20) Tanpa memberi tahu suaminya, ia pergi menemui Daud, dan dalam permohonan yang panjang dan sungguh-sungguh, yang memperlihatkan hikmat dan logika, juga respek serta kerendahan hati. Ia meyakinkan Daud bahwa kata-kata suaminya yang bodoh tidak membenarkan tindakan penumpahan darah atau tidak bersandar kepada Yehuwa dalam menyelesaikan perkara itu dengan caranya yang benar. (1 Sam 25:14-20, 23-31) Daud bersyukur kepada Allah untuk kebijaksanaan dan tindakan yang cepat dari wanita itu.—1 Sam 25:32-35; bandingkan Ams 25:21, 22; 15:1, 2.

Sekembalinya di rumah, Abigail menunggu sampai suaminya pulih dari keadaan mabuk setelah berpesta-pora dan kemudian memberi tahu apa yang telah ia lakukan. Lalu ”terhentilah jantungnya dalam dada dan ia membatu,” dan setelah sepuluh hari Yehuwa memukulnya sehingga meninggal. Sewaktu Daud mendengar berita itu, ia mengirim orang untuk melamar Abigail, yang ia terima tanpa ragu-ragu. Ia menerima kasih sayang Daud bersama dengan Ahinoam dari Yizreel, yang telah diperistri Daud sebelumnya. Istri Daud yang pertama, Mikhal, telah diberikan kepada orang lain oleh ayahnya sendiri, Saul.—1 Sam 25:36-44.

Abigail tinggal bersama Daud di Gat di tepi barat Shephelah (Daerah Bukit) dan kemudian pindah ke sebelah barat Laut Negeb di Ziklag. Sewaktu Daud sedang pergi, segerombolan orang Amalek dari selatan menyerbu, membakar Ziklag dan menawan semua wanita dan anak-anak, termasuk Abigail dan Ahinoam. Setelah diyakinkan oleh Yehuwa akan kemenangan yang akan ia peroleh, Daud memimpin pasukannya untuk mengejar mereka dan, dalam serangan tiba-tiba, berhasil mengalahkan orang Amalek dan membawa kembali para tawanan serta harta bendanya.—1 Sam 30:1-19.

Tiga hari kemudian, setelah tiba kembali di Ziklag, terdengar berita tentang kematian Saul. (2 Sam 1:1, 2) Abigail lalu menemani suaminya ke Hebron di Yehuda, tempat Daud mula-mula diurapi sebagai raja. Di sini ia melahirkan seorang putra, Kileab (2 Sam 3:3), yang juga disebut Daniel dalam 1 Tawarikh 3:1. Istri-istri Daud bertambah menjadi enam orang di Hebron, dan Abigail maupun putranya tidak disebut-sebut lagi.—2 Sam 3:2-5.

2. Salah seorang dari dua saudara perempuan Daud. (1 Taw 2:13-17) Beberapa sarjana beranggapan bahwa ia hanya saudara tiri dari satu ibu, tetapi bukan satu ayah. Di 2 Samuel 17:25 Abigail disebut ”binti Nahas.” Tradisi para Rabi berpendapat bahwa Nahas hanyalah nama lain dari Isai, ayah Daud. Septuaginta bahasa Yunani (edisi Lagardian) menulis ”Isai” bukan ”Nahas” dalam ayat ini. Sejumlah terjemahan modern juga menulis demikian. (Lihat AT; JB; NC [bahasa Spanyol].) Namun, patut diperhatikan bahwa catatan di 1 Tawarikh 2:13-16 tidak menyebut Abigail dan Zeruya ’putri-putri dari Isai’ tetapi ”saudara-saudara perempuan” dari putra-putra Isai, termasuk Daud. Maka, ada kemungkinan ibu mereka pernah kawin dengan seorang pria bernama Nahas, dengan siapa ia melahirkan Abigail dan Zeruya sebelum menjadi istri Isai dan ibu dari putra-putranya. Maka, secara dogmatik tidak dapat dikatakan bahwa Abigail adalah putri dari Isai.

Abigail, saudara perempuan Daud, disebutkan memiliki hanya seorang putra, Amasa. Di 2 Samuel 17:25 (Klinkert; NW) suaminya disebut Yitra orang Israel tetapi di ayat lain ia disebut Yeter (1 Raj 2:5, 32) dan di 1 Tawarikh 2:17 disebut sebagai ”Yeter, orang Ismael.” Mungkin Abigail kawin dengan Yeter sewaktu Isai dan keluarganya tinggal di negeri Moab. (1 Sam 22:3, 4) Putranya, Amasa, tidak mendapat perhatian khusus selama pemerintahan Daud sampai pemberontakan Absalom. Saudara sepupunya Absalom kemudian mengangkat dia menjadi kepala pasukannya. Walaupun demikian, setelah kematian Absalom, saudara Abigail, Raja Daud, menghubungi Amasa untuk mendukungnya kembali ke tahta, lalu mengangkatnya sebagai panglima, menggantikan Yoab. (2 Sam 19:11-14) Pengangkatan ini segera membawa kematian bagi putra Abigail di tangan saudara sepupunya yang sakit hati, Yoab.—2 Sam 20:4-10.—Cuplikan dari Insight on the Scriptures

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan