PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w90 1/6 hlm. 32
  • Jurang Maut

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Jurang Maut
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
  • Subjudul
  • Arti Penting dalam Alkitab
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
w90 1/6 hlm. 32

Jurang Maut

[Inggris, Abyss]

JURANG MAUT. Menurut Greek and English Lexicon to the New Testament oleh Parkhurst (London, 1845, hlm. 2), kata a΄bys·sos dalam bahasa Yunani berarti ”sangat atau luar biasa dalam”. Menurut Greek-English Lexicon oleh Liddell dan Scott (Oxford, 1968, hlm. 4), ini berarti ”tidak terduga, tidak terbatas”. Septuagint Yunani menggunakannya secara tetap untuk menerjemahkan kata Ibrani tehohm΄ (samudera raya), seperti dalam Kejadian 1:2; 7:11.

A΄bys·sos muncul sembilan kali dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen, tujuh di antaranya dalam buku Wahyu. Belalang-belalang simbolis keluar dari ”jurang maut” di bawah pimpinan raja mereka, Abadon atau Apolion, ”malaikat jurang maut”. (Why 9:1-3, 11) ’Binatang buas’ yang berperang melawan ’dua saksi’ dari Allah dan membunuh mereka juga dikatakan seolah-olah muncul ”dari jurang maut”. (Why 11:3, 7) Wahyu 20:1-3 menggambarkan pencampakan Setan kelak ke dalam jurang maut selama seribu tahun; pada suatu peristiwa, sepasukan hantu mendesak Yesus untuk tidak melakukan hal itu atas mereka.—Luk 8:31.

Arti Penting dalam Alkitab

Patut diperhatikan bahwa Septuagint Yunani tidak menggunakan kata a΄bys·sos untuk menerjemahkan kata Ibrani she’‏ohl΄, dan mengingat fakta bahwa makhluk-makhluk roh dicampakkan ke dalamnya, ini tidak mungkin secara tepat mempunyai arti terbatas, sebagai Sheol atau Hades, karena kedua kata ini jelas memaksudkan kuburan umum umat manusia di bumi. (Ayb 17:13-16; lihat HADES; SHEOL.) Ini tidak memaksudkan ”lautan api”, karena baru setelah Setan dilepaskan dari jurang maut ia dicampakkan ke dalam lautan api. (Why 20:1-3, 7-10) Pernyataan Paulus dalam Roma 10:7, ketika ia menyebut Kristus berada dalam jurang maut, juga menghilangkan kemungkinan tersebut dan juga menunjukkan bahwa jurang maut tidak sama dengan Tartarus.—Lihat TARTARUS.

Roma 10:6, 7 membantu menjelaskan arti ”jurang maut” ketika dikatakan, ”Tetapi kebenaran karena iman berkata demikian: ’Jangan katakan di dalam hatimu: Siapakah akan naik ke sorga?’, yaitu: untuk membawa Yesus turun, atau: ’Siapakah akan turun ke jurang maut?’, yaitu: untuk membawa Kristus naik dari antara orang mati.” (Bandingkan Ul 30:11-13.) Jelas sekali bahwa ”jurang maut” di sini memaksudkan tempat Kristus Yesus berada selama sebagian dari tiga hari dan dari tempat itu Bapanya membangkitkan dia. (Bandingkan Mzm 71:19, 20; Mat 12:40.) Wahyu 20:7 menyebut jurang maut sebagai ’penjara’, dan pemenjaraan berupa penahanan total akibat kematian dalam hal Yesus tentu selaras dengan ini.—Bandingkan Kis 2:24; 2 Sam 22:5, 6; Ayb 38:16, 17; Mzm 9:14; 107:18; 116:3.

Mengenai arti dasar ”tidak terduga” yang menjadi ciri khas dari ”jurang maut”, menarik untuk memperhatikan pernyataan dalam Encyclopædia of Religion and Ethics (1913, Jil. I, hlm. 54) dari Hastings, yang, dalam mengomentari Roma 10:6, 7, berkata, ”Kesan yang disampaikan oleh bahasa St. Paulus ialah luar biasa luasnya wilayah itu, sesuatu yang sia-sia bagi kita untuk berupaya menjelajahinya.” Paulus mempertentangkan tidak dapat dijangkaunya ”sorga” dan ”jurang maut” dengan dapat diperolehnya kebenaran melalui iman. Penggunaan kata yang berkaitan, yaitu ba΄thosy, oleh Paulus dalam Roma 11:33 menggambarkan hal ini, ”O, alangkah dalamnya [ba΄thos] kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah! Sungguh tak terselidiki keputusan-keputusanNya dan sungguh tak terselami jalan-jalanNya!” (Lihat juga 1 Kor 2:10; Ef 3:18, 19.) Maka, selaras dengan Roma 10:6, 7, tempat yang digambarkan sebagai ”jurang maut” juga jelas menyatakan di luar jangkauan setiap orang kecuali Allah atau malaikat-Nya yang terlantik dengan ”kunci jurang maut”. (Why 20:1) Greek-English Lexicon dari Liddell dan Scott (hlm. 4) memberikan salah satu arti dari kata a΄bys·sos sebagai ”tempat kosong yang tiada berhingga”.

Bentuk jamak dari kata Ibrani metsoh·lah΄ (atau metsu·lah΄) diterjemahkan ”kegelapan tempat yang tiada terduga” (Klinkert) atau ”jurang maut yang besar” (NW) dalam Mazmur 88:7 (NW, ayat 6) dan secara harfiah berarti ”jurang-jurang maut” atau ”tempat yang paling dalam”. (Bandingkan Za 10:11.) Ini ada hubungannya dengan tsu·lah΄, yang berarti ”lautan”.—Yes 44:27.—Cuplikan dari Insight on the Scriptures.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan