PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w00 1/6 hlm. 3
  • Apakah Kata ”Kristen” Sudah Kehilangan Maknanya?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apakah Kata ”Kristen” Sudah Kehilangan Maknanya?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2000
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Trend Liberalisasi
  • Perbandingan yang Sangat Penting yang Perlu Anda Lakukan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Umum)—2016
  • Apakah Kekristenan Telah Gagal?
    Sedarlah!—2007
  • Gereja yang Sejati dan Dasarnya
    Kebenaran yang Membimbing kepada Hidup yang Kekal
  • Apakah Semua yang Mengaku Kristen Benar-Benar Kristen?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2012
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2000
w00 1/6 hlm. 3

Apakah Kata ”Kristen” Sudah Kehilangan Maknanya?

APA artinya menjadi seorang Kristen? Bagaimana saudara akan menjawab? Kepada orang-orang yang dipilih secara acak dari berbagai negeri diajukan pertanyaan di atas, dan inilah sebagian jawaban mereka:

”Untuk mengikuti Yesus dan menirunya.”

”Untuk menjadi orang baik dan berbagi dengan sesama.”

”Untuk menerima Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat.”

”Untuk menghadiri Misa, memanjatkan doa Rosario, dan menerima Komuni Kudus.”

”Menurut saya, kita tidak mesti pergi ke gereja untuk menjadi orang Kristen.”

Bahkan kamus-kamus pun menyajikan segudang definisi yang simpang siur. Malah, sebuah kamus memuat 10 definisi untuk kata ”Kristen” mulai dari ”percaya kepada atau menjadi anggota agama Yesus Kristus” hingga ”orang yang sopan dan berpenampilan pantas”. Tidak heran, banyak orang sulit untuk menjelaskan apa artinya menjadi seorang Kristen.

Trend Liberalisasi

Dewasa ini, di kalangan orang-orang yang mengaku diri Kristen​—bahkan di antara anggota-anggota dari wadah yang sama​—dapat ditemukan begitu banyak perbedaan pandangan seperti tentang keterilhaman Alkitab, keterlibatan gereja dalam politik, dan tentang berbagi iman dengan orang lain. Masalah-masalah moral seperti aborsi, homoseksualitas, dan hidup bersama tanpa menikah, sering menjadi topik perdebatan. Tak salah lagi, trend-nya adalah liberalisasi.

Sebagai contoh, salah seorang majelis gereja Protestan baru-baru ini menyatakan dukungan terhadap ditegakkannya hak suatu gereja ”untuk memilih seorang pendeta yang jelas-jelas seorang homo sebagai anggota dewan pemimpin”, lapor majalah Christian Century. Para teolog tertentu bahkan menyatakan bahwa iman kepada Yesus tidak mutlak untuk keselamatan. Mereka percaya bahwa orang Yahudi, Muslim, dan lain-lain ”sama-sama berkesempatan [seperti orang Kristen] untuk masuk surga”, kata sebuah laporan di The New York Times.

Coba bayangkan, andaikata seorang penganut Marxisme menganjurkan kapitalisme, atau seorang demokrat mempromosikan kediktatoran, atau seorang pencinta lingkungan mendukung penggundulan hutan. ”Mana mungkin orang semacam itu disebut Marxis atau demokrat atau pencinta lingkungan,” sanggah saudara​—dan sanggahan itu memang benar. Nah, jika saudara memperhatikan beranekaragamnya pandangan yang dianut orang-orang yang mengaku Kristen dewasa ini, saudara akan melihat kepercayaan-kepercayaan yang bertolak belakang dan yang sering kali berbenturan dengan ajaran sang Pendiri Kekristenan, Yesus Kristus. Dari keadaan ini, apa yang dapat disimpulkan tentang label Kekristenan yang mereka sandang?​—1 Korintus 1:​10.

Desakan untuk mengubah ajaran-ajaran Kristen supaya sejalan dengan kecenderungan suatu zaman memiliki sejarah yang panjang, seperti yang akan kita lihat. Bagaimana perasaan Allah dan Yesus Kristus terhadap perubahan-perubahan ini? Apakah gereja-gereja yang mensponsori ajaran-ajaran yang tidak berasal dari Kristus dapat menyebut diri Kristen? Pertanyaan-pertanyaan ini akan dibahas di artikel berikut.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan