Membela Iman di Hadapan Semua Orang
(Tercetak sebagai km No. 85)
1 Agar kita masing2 dapat mengambil bagian dlm memberitakan kebenaran dng layak, kita harus mempunyai pengetahuan tentang ajaran2 pokok dari Alkitab. Ini merupakan persyaratan minimum. Kita dinasihati utk belajar, menunjukkan diri kita diperkenan di hadapan Allah, menggunakan Firman kebenaran dng sebenarnya. (2 Tim. 2:15) Ini tidak berarti kita harus menghafalkan ayat2 dan, bila diminta utk memberikan kesaksian mengenai kerajaan Allah, kita akan mengucapkannya di luar kepala. Kita harus berusaha memahami gagasan2 dari apa yg kita dengar dan baca. (1 Ptr. 3:15) Perinciannya lambat-laun akan diingat. Dng terus menggunakan ”pedang Roh, yaitu firman Allah” dlm kesaksian umum dan tidak resmi, kunjungan kembali, memimpin PAR, kita akan mendapatkan pengetahuan yg diperlukan. Tentu, kita semua harus hadir dng tetap tentu dan ambil bagian dlm perhimpunan2 utk pelajaran dan mengambil manfaat dari latihan dan petunjuk2 yg diberikan oleh sekolah2 pelayanan.
2 Ingat bahwa kita akan dibawa ke hadapan ”penguasa2 dan raja2” utk memberikan kesaksian mengenai berita kerajaan Allah, sama seperti Yesus dan rasul2nya dlm gereja yg mula2. (Mrk. 13:9, 13) Tidak seorang pun dapat mengatakan bilamana ia akan digiring ke hadapan penguasa2 utk memberikan keterangan mengenai pelayanannya. Maka kita harus siap, setiap saat, utk memberikan pembelaan.
3 Menurut Yesus kita tidak perlu terlalu kuatir atau bingung bila harus menghadap, karena roh kudus akan membimbing kita. (Mrk. 13:11) Meskipun demikian, ia juga memperlihatkan bahwa petunjuk melalui roh kudus akan diperoleh hanya jika kita sebelumnya sudah belajar. (Yoh. 14:26; 16:12-15) Jadi kita harus dng tetap tentu mempelajari Alkitab dan publikasi2 Lembaga utk dapat menjadi rohaniwan2 yg jitu.
DUTA2, BERANI TETAPI BIJAKSANA
4 Kita adalah utusan atau duta utk Kristus. (2 Kor. 5:20, NW) Maka kita harus bertindak dng wewenang penuh dan berani tentang Pemerintahan Teokratis Allah. (Ef. 6:18-20) Utk dapat berbicara dng berani kepada seseorang yg menuntut agar kita berhenti mengabar tidak berarti harus bersikap kasar. Keberanian juga selayaknya dinyatakan dng keramahan dan kebaikan.
5 Kita akan memperhatikan kata2 kita. Kita menghindari perdebatan dng orang2 yg tidak setuju dng kita, termasuk polisi atau pejabat2 lain. Kita berlaku hati2 agar tidak membuat kesalahan dng tutur kata, tetap mengendalikan lidah agar dapat terus berlaku bijaksana. (Mzm. 39:2, Yak. 3:2-5) Kata Yesus, dalam berurusan dng para penentang, kita harus hati2 seperti ular dan tulus seperti merpati. Hal ini berlaku bila kita berada di rumah orang, di jalan, di kantor polisi atau di pengadilan. (Mat. 10:16) Tidak soal betapa menghina atau menyakitkan hati perlakuan seseorang, atau betapa tidak masuk akalnya tuntutan seorang pejabat, kita tidak akan mengemukakan semua yg ada dlm pikiran kita yg mungkin akan keluar dng spontan. (Ams. 29:11) Kita harus tahu bahwa para pejabat dan orang lain sering marah karena telah mendapat keterangan yg salah. Kita hendaknya selalu merasa kasihan terhadap mereka. Dng berwibawa, sebagaimana layaknya seorang duta, kita meredakan kemarahan mereka dng kata2 yg lemah lembut. Kata2 yg tajam dan pedas akan membangkitkan kemarahan dan kekerasan. (Ams. 15:1) Dng menghindari kekasaran dan kekerasan kita sering dapat mengurangi kesulitan. Sebagai duta2 kita harus berusaha menenangkan suasana dan menyingkirkan pertentangan dng keberanian dan wibawa yg layak sesuai dng kedudukan kita yg mulia.
Artikel Setempat