Referensi untuk Lembar Pelajaran Pelayanan dan Kehidupan Kristen
5-11 NOVEMBER
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | YOHANES 20-21
”Apa Kamu Lebih Mengasihi Aku Daripada Hal Ini?”
(Yohanes 21:1-3) Setelah itu, Yesus memperlihatkan dirinya lagi kepada murid-murid di Laut Tiberias. Inilah yang terjadi ketika dia memperlihatkan diri. 2 Simon Petrus, Tomas (yang disebut Kembar), Natanael dari Kana di Galilea, anak-anak Zebedeus, bersama dua murid lainnya sedang berkumpul. 3 Simon Petrus berkata kepada yang lain, ”Aku akan pergi menangkap ikan.” Mereka berkata kepadanya, ”Kami ikut.” Mereka pun pergi naik perahu, tapi sepanjang malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.
(Yohanes 21:4-14) Ketika hampir pagi, Yesus berdiri di pantai, tapi murid-murid tidak sadar bahwa itu Yesus. 5 Lalu Yesus berkata kepada mereka, ”Anak-anak, kalian tidak punya apa-apa untuk dimakan?” Mereka menjawab, ”Tidak.” 6 Dia berkata, ”Lemparlah jala di sebelah kanan perahu, dan kalian akan mendapat ikan.” Mereka pun melemparnya, tapi karena banyaknya ikan yang tertangkap, mereka tidak sanggup menariknya keluar. 7 Lalu murid yang Yesus kasihi berkata kepada Petrus, ”Itu Tuan!” Mendengar bahwa itu adalah Tuan, Simon Petrus yang berpakaian seadanya memakai baju luarnya, lalu terjun ke laut. 8 Tapi, murid-murid lainnya menyusul dia dengan perahu kecil itu, sambil menyeret jala yang penuh ikan, karena mereka tidak jauh dari daratan, hanya kira-kira 90 meter dari sana. 9 Setibanya di pantai, mereka melihat bara api dengan beberapa ikan di atasnya dan juga roti. 10 Yesus berkata kepada mereka, ”Bawalah beberapa ikan yang baru kalian tangkap itu.” 11 Maka Simon Petrus naik ke perahu dan menarik jala itu ke pantai. Jala itu penuh dengan ikan besar, yang jumlahnya 153 ekor. Meskipun ikannya begitu banyak, jala itu tidak sobek. 12 Yesus berkata, ”Ayo, silakan sarapan.” Tidak satu murid pun berani bertanya, ”Kamu siapa?” karena mereka tahu bahwa dia adalah Tuan. 13 Yesus mengambil roti lalu memberikannya kepada mereka, dan juga memberi mereka ikan. 14 Ini adalah ketiga kalinya Yesus menemui murid-muridnya setelah dibangkitkan dari antara orang mati.
(Yohanes 21:15-19) Setelah mereka selesai sarapan, Yesus berkata kepada Simon Petrus, ”Simon anak Yohanes, apa kamu lebih mengasihi aku daripada hal ini?” Dia menjawab, ”Ya, Tuan, Tuan tahu aku sayang kepada Tuan.” Yesus berkata kepadanya, ”Beri makan anak-anak dombaku.” 16 Yesus berkata kepadanya untuk kedua kalinya, ”Simon anak Yohanes, apa kamu mengasihi aku?” Dia menjawab, ”Ya, Tuan, Tuan tahu aku sayang kepada Tuan.” Yesus berkata, ”Gembalakan domba-domba kecilku.” 17 Yesus berkata kepadanya untuk ketiga kalinya, ”Simon anak Yohanes, apa kamu sayang kepadaku?” Petrus menjadi sedih karena Yesus tiga kali bertanya, ”Apa kamu sayang kepadaku?” Maka dia menjawab, ”Tuan, Tuan tahu segalanya. Tuan tahu aku sayang kepada Tuan.” Yesus berkata, ”Beri makan domba-domba kecilku. 18 Dengan sungguh-sungguh aku katakan, sewaktu kamu masih muda, kamu biasa memakai bajumu sendiri dan pergi ke mana pun kamu mau. Tapi kalau sudah tua, kamu akan merentangkan tanganmu dan orang lain akan memakaikan bajumu dan membawamu ke tempat yang tidak kamu inginkan.” 19 Dia berkata begitu untuk menunjukkan kematian seperti apa yang akan Petrus alami demi memuliakan Allah. Setelah mengatakan itu, Yesus berkata kepadanya, ”Teruslah ikuti aku.”
Keterangan tambahan nwtsty untuk Yoh 21:15, 17
Yesus berkata kepada Simon Petrus: Percakapan antara Yesus dan Petrus ini terjadi tidak lama setelah Petrus menyangkal Yesus tiga kali. Yesus tiga kali bertanya kepada Petrus tentang perasaannya terhadap Yesus sampai-sampai ”Petrus menjadi sedih”. (Yoh 21:17) Catatan Yohanes di Yoh 21:15-17 menggunakan dua kata kerja Yunani yang berbeda, yaitu agapao, yang diterjemahkan mengasihi, dan phileo, yang diterjemahkan menyayangi. Yesus dua kali bertanya kepada Petrus, ”Apa kamu mengasihi aku?” Dua kali Petrus dengan yakin menjawab bahwa dia ”menyayangi” Yesus. Terakhir, Yesus bertanya, ”Apa kamu sayang kepadaku?” Petrus sekali lagi meyakinkan Yesus bahwa dia menyayangi Yesus. Setiap kali Petrus mengatakan hal itu, Yesus menandaskan bahwa perasaan kasih sayang itu harus menggerakkan Petrus untuk ’menggembalakan’ dan memberi makan murid-murid Yesus secara rohani, yang dia sebut sebagai ”domba-domba kecilku”. (Yoh 21:16, 17; 1 Ptr 5:1-3) Yesus memberi Petrus kesempatan untuk menyatakan perasaan kasihnya tiga kali. Setelah itu, Yesus memberi dia tanggung jawab untuk mengurus para domba. Jadi, Yesus pasti telah mengampuni Petrus yang sudah menyangkal dia tiga kali.
apa kamu lebih mengasihi aku daripada hal ini?: Secara tata bahasa, frasa ”lebih daripada hal ini” bisa punya lebih dari satu makna. Ada pakar yang berpendapat bahwa frasa itu berarti ”apakah kamu lebih mengasihi aku daripada kamu mengasihi murid-murid lain?” atau ”apakah kamu mengasihi aku lebih daripada murid-murid lain mengasihi aku?” Tapi, hal ini kemungkinan besar memaksudkan ikan-ikan yang mereka tangkap atau segala hal yang berhubungan dengan bisnis penangkapan ikan. Jadi, makna dari ayat ini tampaknya: ’Apakah kamu lebih mengasihi aku daripada kamu mengasihi hal-hal materi atau pekerjaanmu? Kalau ya, beri makan domba-dombaku.’ Pertanyaan itu cocok dengan latar belakang Petrus. Meski Petrus adalah salah satu murid Yesus yang pertama (Yoh 1:35-42), dia tidak langsung mengikuti Yesus sepenuh waktu. Dia kembali ke pekerjaannya yaitu menangkap ikan. Beberapa bulan kemudian, Yesus mengajak Petrus untuk meninggalkan bisnisnya dan menjadi ”penjala manusia”. (Mat 4:18-20; Luk 5:1-11) Tidak lama setelah kematian Yesus, Petrus mengatakan bahwa dia akan pergi ”menangkap ikan”, dan rasul-rasul lain ikut bersamanya. (Yoh 21:2, 3) Jadi, sambil menunjuk ke tumpukan ikan di hadapan mereka, Yesus kemungkinan besar berupaya menyadarkan Petrus untuk memilih: Apakah dia akan mengutamakan bisnis penangkapan ikan? Atau, apakah dia akan mengutamakan pekerjaan untuk memberikan makanan rohani kepada domba-domba Yesus, atau para pengikutnya?—Yoh 21:4-8.
untuk ketiga kalinya: Petrus telah menyangkal Tuannya tiga kali. Sekarang, Petrus tiga kali diberi kesempatan oleh Yesus untuk meneguhkan kasihnya kepada Yesus. Setelah itu, Yesus mengatakan bahwa Petrus perlu menunjukkan kasih sayang itu dengan mendahulukan pelayanan kepada Allah di atas segalanya. Petrus bersama saudara-saudara yang bertanggung jawab akan memberi makan, menguatkan, dan menggembalakan domba-domba, atau para pengikut Kristus yang setia. Kawanan domba itu sudah diurapi kuasa kudus, tapi mereka perlu terus diberi makan secara rohani.—Luk 22:32.
Menggali Permata Rohani
(Yohanes 20:17) Yesus berkata, ”Janganlah memegangi aku terus, karena aku belum naik kepada Bapak. Pergilah kepada saudara-saudaraku dan katakan kepada mereka, ’Aku akan naik kepada Bapakku dan Bapak kalian, kepada Allahku dan Allah kalian.’ ”
Keterangan tambahan nwtsty untuk Yoh 20:17
Janganlah memegangi aku terus: Kata kerja Yunani haptomai bisa berarti ”menyentuh” atau ”terus memegangi”. Ada terjemahan Alkitab yang mengatakan: ”Jangan pegang aku.” Tapi, sewaktu para wanita melihat Yesus tidak lama setelah dia dibangkitkan, Yesus tidak berkeberatan saat mereka ’memeluk kakinya’. (Mat 28:9, Terjemahan Baru) Jadi, Yesus pasti juga tidak berkeberatan saat Maria Magdalena memegang dia. Kelihatannya, Maria Magdalena takut Yesus akan naik ke surga saat itu juga. Karena ingin sekali tetap bersama Tuannya, dia terus memegangi Yesus, tidak melepaskannya. Untuk meyakinkan Maria bahwa dia belum akan pergi, Yesus mengatakan agar Maria tidak terus memeganginya. Tapi, Yesus meminta Maria pergi ke murid-murid lain dan memberitahu mereka bahwa Yesus sudah dibangkitkan.
(Yohanes 20:28) Tomas pun berkata kepadanya, ”Tuanku dan Allahku!”
Keterangan tambahan nwtsty untuk Yoh 20:28
Tuanku dan Allahku!: Beberapa pakar berpendapat bahwa Tomas sangat kaget sehingga mengucapkan kata-kata ini kepada Yesus, namun ungkapan ini sebenarnya ditujukan kepada Allah. Pakar lain berpendapat bahwa menurut tata bahasa Yunani, kata-kata itu ditujukan kepada Yesus. Kalau pun ini benar, pernyataan ”Tuanku dan Allahku” harus sesuai dengan ayat-ayat lain dalam Kitab Suci. Dalam pasal yang sama, Yesus sebelumnya telah mengatakan kepada para muridnya, ”Aku akan naik kepada Bapakku dan Bapak kalian, kepada Allahku dan Allah kalian.” Jadi, tidak mungkin Tomas menganggap Yesus sebagai Allah yang mahatinggi. (Lihat keterangan tambahan untuk Yoh 20:17.) Tomas juga telah mendengar Yesus berdoa kepada Bapaknya dengan menyebut Dia ”satu-satunya Allah yang benar”. (Yoh 17:1-3) Maka, Tomas mungkin menyebut Yesus ”Allahku” karena beberapa alasan: Tomas memandang Yesus sebagai ”suatu allah” tapi bukan Allah yang mahatinggi. (Lihat keterangan tambahan untuk Yoh 1:1.) Atau, gaya bicara Tomas di ayat ini bisa jadi mirip dengan cara hamba-hamba Allah sewaktu membicarakan tentang malaikat utusan Allah, seperti yang dicatat di Kitab-Kitab Ibrani. Dalam catatan itu, hamba-hamba Allah seolah-olah berbicara kepada Yehuwa, padahal mereka sedang berbicara kepada atau membicarakan tentang malaikat utusan-Nya. Tomas pasti tahu betul tentang kisah-kisah itu. (Bandingkan Kej 16:7-11, 13; 18:1-5, 22-33; 32:24-30; Hak 6:11-15; 13:20-22.) Jadi, Tomas memanggil Yesus ”Allahku” karena Tomas mengakui bahwa Yesus adalah wakil dan juru bicara dari Allah yang benar.
Keterangan tambahan nwtsty untuk Yoh 20:17
Allahku dan Allah kalian: Ini adalah percakapan antara Yesus dan Maria Magdalena pada 16 Nisan 33 M. Percakapan ini menunjukkan bahwa Yesus yang telah dibangkitkan menganggap Bapak sebagai Allahnya, sama seperti Maria Magdalena menganggap Bapak sebagai Allahnya. Dua hari sebelumnya, di tiang siksaan, Yesus berseru, ”Allahku, Allahku”, sehingga Mz 22:1 menjadi kenyataan. Kata-kata ini juga memperlihatkan bahwa Yesus mengakui Bapaknya sebagai Allahnya. (Mat 27:46; Mrk 15:34; Luk 23:46) Dalam buku Wahyu, Yesus juga menyebut Bapaknya sebagai ”Allahku”. (Why 3:2, 12) Ayat-ayat ini meneguhkan bahwa Yesus Kristus, yang telah dibangkitkan dan dimuliakan, menyembah Bapak sebagai Allahnya. Murid-muridnya pun melakukan hal yang sama.
Keterangan tambahan nwtsty untuk Yoh 1:1
Firman itu adalah suatu allah: Atau ”Firman itu bersifat ilahi [atau, ”pribadi seperti allah”]”. Penyataan Yohanes ini menjelaskan sifat atau kodrat ”Firman” (Yunani, ho logos; lihat keterangan tambahan nwtsty untuk Firman dalam ayat ini), yaitu Yesus Kristus. Firman ini adalah Putra sulung Allah, dan melalui dia Allah menciptakan segala sesuatu. Karena kedudukan yang sangat penting itu, cocok jika Firman disebut ”suatu allah; seperti allah; bersifat ilahi; pribadi ilahi”. Banyak yang menerjemahkan pernyataan itu sebagai ”Firman itu adalah Allah” sehingga menyamakan Firman itu dengan Allah yang Mahakuasa. Tapi, ada alasan kuat untuk menyimpulkan bahwa Yohanes tidak menyamakan ”Firman” itu dengan Allah yang Mahakuasa. Pertama, kata-kata sebelum dan sesudahnya dengan jelas menyatakan bahwa ”Firman” itu ”bersama Allah”. Selain itu, kata Yunani theos disebutkan tiga kali di ayat 1 dan 2. Kata theos yang pertama dan ketiga diawali dengan kata sandang tentu bahasa Yunani. Tapi, kata sandang itu tidak digunakan di kata theos yang kedua. Menurut banyak ahli, fakta itu sangat penting. Kalau ada kata sandang itu di depan kata theos, yang dimaksud adalah Allah yang Mahakuasa. Tapi, kalau kata sandang itu tidak digunakan, kata theos merujuk kepada sifat dan kodrat dari ”Firman”. Karena itu, beberapa terjemahan Alkitab dalam bahasa Inggris, Jerman, dan Prancis, menggunakan pernyataan yang mirip seperti yang ada di Terjemahan Dunia Baru, yaitu bahwa ”Firman” itu adalah ”suatu allah; bersifat ilahi; pribadi ilahi; makhluk ilahi; seperti allah”. Pandangan ini juga didukung oleh terjemahan kuno Injil Yohanes dalam bahasa Koptik dialek Sahid dan dialek Bohairik, yang mungkin dibuat pada abad ketiga dan keempat M. Dalam kedua terjemahan itu, di Yoh 1:1, kata theos yang pertama berbeda dengan yang kedua. Kata theos yang kedua menjelaskan sifat dari ”Firman”, bahwa kodratnya sama seperti Allah tapi dia tidak sama dengan Bapaknya, Allah yang Mahakuasa. Selaras dengan ayat ini, Kol 2:9 mengatakan bahwa ”sifat-sifat Allah lengkap dalam diri Kristus”. Dan, menurut 2Ptr 1:4 (Bandingkan 2Ptr 1:4, Terjemahan Dunia Baru 1999), bahkan sesama ahli waris Kristus akan ”bersama-sama menerima kodrat ilahi”. Selain itu, dalam terjemahan Septuaginta, kata Ibrani untuk ”Allah”, yaitu el dan elohim, biasanya diterjemahkan menjadi theos dalam bahasa Yunani. Kata el dan elohim sendiri pada dasarnya berarti ”Yang Perkasa; Yang Kuat”. Kedua kata Ibrani ini bisa memaksudkan Allah yang Mahakuasa, allah-allah lain, dan manusia. (Lihat keterangan tambahan nwtsty untuk Yoh 10:34.) Sebutan ”suatu allah”, atau ”yang perkasa”, bagi Firman juga sesuai dengan nubuat di Yes 9:6, yang mengatakan bahwa Mesias akan disebut sebagai ”Allah yang Perkasa” (bukan ”Allah yang Mahakuasa”) dan bahwa dia akan menjadi ”Bapak Kekal” bagi semua yang terpilih untuk hidup di bawah kekuasaannya. Itu semua bisa terjadi karena Bapaknya, ”Yehuwa yang berbala tentara”, akan mewujudkannya dengan penuh semangat.—Yes 9:7.
Pembacaan Alkitab
(Yohanes 20:1-18) Pada hari pertama minggu itu, Maria Magdalena datang ke makam itu pagi-pagi, ketika masih gelap, dan dia melihat batu penutup makam itu sudah disingkirkan. 2 Maka dia berlari menemui Simon Petrus dan murid lainnya, yaitu murid yang Yesus sayangi, dan berkata, ”Tuan kita sudah dikeluarkan dari makamnya, dan kami tidak tahu dia ditaruh di mana.” 3 Lalu Petrus dan murid lain itu pergi ke makam itu. 4 Keduanya mulai berlari bersama, tapi murid lain itu lebih cepat daripada Petrus dan sampai lebih dulu di makam itu. 5 Ketika membungkuk dan melihat ke dalam, dia melihat kain-kain linen tergeletak di sana, tapi dia tidak masuk. 6 Simon Petrus juga datang menyusul dia, lalu masuk ke dalam makam itu. Petrus juga melihat kain-kain linen itu tergeletak di sana. 7 Kain yang tadinya membungkus kepala Yesus tidak tergeletak bersama kain-kain lainnya tapi tergulung di tempat terpisah. 8 Lalu murid yang sampai lebih dulu di makam itu masuk juga. Dia melihatnya dan percaya. 9 Tapi, mereka belum memahami ayat yang mengatakan bahwa Yesus akan bangkit dari antara orang mati. 10 Maka murid-murid itu pulang ke rumah mereka. 11 Tapi, Maria tetap berdiri di luar makam itu dan menangis. Sambil menangis, dia membungkuk untuk melihat ke dalam makam, 12 dan dia melihat dua malaikat berpakaian putih sedang duduk di tempat jenazah Yesus tadinya dibaringkan, satu di bagian kepala dan satu di bagian kaki. 13 Mereka berkata kepada Maria, ”Kenapa kamu menangis?” Dia menjawab, ”Ada yang membawa pergi Tuan saya, dan saya tidak tahu dia ditaruh di mana.” 14 Setelah berkata begitu, dia berbalik dan melihat Yesus berdiri di situ, tapi dia tidak tahu bahwa itu Yesus. 15 Yesus berkata kepadanya, ”Kenapa kamu menangis? Kamu cari siapa?” Karena mengira bahwa orang itu tukang kebun, Maria berkata, ”Pak, kalau Bapak yang mengambil dia, tolong beri tahu saya di mana Bapak menaruhnya, dan saya akan mengambilnya.” 16 Yesus berkata kepadanya, ”Maria!” Dia pun berbalik dan berkata kepadanya dalam bahasa Ibrani, ”Rabuni!” (yang artinya ”Guru!”) 17 Yesus berkata, ”Janganlah memegangi aku terus, karena aku belum naik kepada Bapak. Pergilah kepada saudara-saudaraku dan katakan kepada mereka, ’Aku akan naik kepada Bapakku dan Bapak kalian, kepada Allahku dan Allah kalian.’” 18 Maria Magdalena pergi dan memberi tahu murid-murid, ”Aku sudah lihat Tuan!” Lalu dia menceritakan apa yang Yesus katakan kepadanya.
12-18 NOVEMBER
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | KISAH 1-3
”Kuasa Kudus Dicurahkan ke Sidang Kristen”
(Kisah 2:1-8) Pada hari Perayaan Pentakosta, murid-murid berkumpul di satu tempat. 2 Ketika mereka sedang duduk, tiba-tiba ada bunyi ribut dari langit, yang seperti angin kencang, dan itu terdengar di seluruh rumah itu. 3 Lalu mereka melihat sesuatu seperti api-api kecil muncul dan tersebar ke atas kepala mereka masing-masing, 4 dan mereka dipenuhi kuasa kudus dan mulai berbicara dalam bahasa-bahasa lain, sesuai dengan bimbingan kuasa itu. 5 Waktu itu, orang-orang Yahudi yang saleh dari setiap bangsa di dunia sedang berada di Yerusalem. 6 Maka ketika mendengar bunyi itu, mereka berkerumun sambil keheranan, karena mereka masing-masing mengenali bahasa mereka sendiri sewaktu murid-murid berbicara. 7 Mereka benar-benar kagum dan berkata, ”Coba lihat, mereka semua orang Galilea, kan? 8 Jadi kenapa kita mendengar bahasa asli kita masing-masing?
(Kisah 2:14) Tapi Petrus berdiri bersama ke-11 rasul lainnya dan berbicara dengan suara keras, ”Orang-orang Yudea dan penduduk Yerusalem, tolong perhatikan kata-kata saya.
(Kisah 2:37, 38) Apa yang mereka dengar itu menusuk hati mereka, sehingga mereka berkata kepada Petrus dan rasul-rasul lainnya, ”Saudara-saudara, kami harus bagaimana?” 38 Petrus menjawab, ”Bertobatlah. Kalian masing-masing harus dibaptis dengan nama Yesus Kristus agar dosa kalian diampuni, dan kalian akan mendapat karunia berupa kuasa kudus,
(Kisah 2:41) Maka orang-orang yang menerima kata-katanya dibaptis, dan hari itu jumlah murid bertambah sekitar 3.000 orang.
(Kisah 2:42-47) Mereka terus memperhatikan baik-baik ajaran para rasul, bergaul, makan bersama, dan tekun berdoa. 43 Para rasul mulai melakukan banyak keajaiban dan mukjizat, dan semua orang mulai menghormati Allah. 44 Semua yang menjadi percaya itu berkumpul dan berbagi segala sesuatu yang mereka miliki. 45 Mereka menjual harta milik mereka dan membagikan hasilnya kepada semua orang, sesuai dengan kebutuhan masing-masing. 46 Dari hari ke hari, mereka datang ke bait bersama-sama, makan bersama di rumah saudara-saudara, dan berbagi makanan dengan penuh sukacita dan dengan tulus, 47 sambil memuji Allah dan semakin disenangi semua orang. Setiap hari, Yehuwa terus membuat jumlah mereka bertambah dengan menambah orang-orang yang akan diselamatkan.
w86-E 1/12 29 ¶4-5, 7
Sumbangan yang Mendatangkan Sukacita
Pada hari berdirinya sidang Kristen tahun 33 M, ke-3.000 orang yang baru dibaptis ”saling berbagi, makan bersama, dan tekun berdoa”. Mengapa mereka melakukannya? Mereka ingin memperkuat iman mereka dengan ”terus memperhatikan baik-baik ajaran para rasul”.—Kisah 2:41, 42, ctk.
Orang Yahudi dan para penganut agama Yahudi yang datang ke Yerusalem berencana untuk tinggal hanya selama Perayaan Pentakosta. Tapi, setelah menjadi orang Kristen, mereka ingin tinggal lebih lama dan belajar lebih banyak agar iman mereka semakin kuat. Karena itu, mereka butuh makanan dan tempat tinggal. Beberapa dari mereka sudah kehabisan uang, tapi yang lain masih punya cukup uang. Jadi, untuk sementara ada pengaturan agar mereka yang membutuhkan bisa menerima bantuan secara materi.—Kisah 2:43-47.
Tidak ada yang dipaksa untuk menjual properti atau untuk berbagi hal-hal materi. Jika seseorang menjual atau menyumbang, itu dilakukan secara sukarela. Ini bukan berarti bahwa orang-orang yang berkecukupan perlu menjual semua properti mereka dan menjadi miskin. Tapi, karena mereka berempati dengan keadaan rekan-rekan seiman yang kesusahan, mereka menjual properti mereka dan membagikan hasilnya supaya rekan-rekan seiman mereka bisa terus mengutamakan hal-hal rohani.—Bandingkan 2 Korintus 8:12-15.
Menggali Permata Rohani
(Kisah 3:15) Kalian membunuh Wakil Utama kehidupan. Tapi, Allah membangkitkan dia dari antara orang mati, dan kamilah saksi matanya.
Yesus Kristus
”Wakil Utama kehidupan.” Sebagai pernyataan kebaikan hati Bapaknya yang tidak selayaknya diperoleh, Kristus Yesus menyerahkan kehidupan manusianya yang sempurna sebagai korban. Hal ini memungkinkan dipersatukannya para pengikut Kristus yang terpilih dengan dia dalam pemerintahan surgawinya dan juga memungkinkan adanya rakyat bagi pemerintahan Kerajaannya di bumi. (Mat 6:10; Yoh 3:16; Ef 1:7; Ibr 2:5; lihat TEBUSAN.) Dengan demikian, ia menjadi ”Wakil [”Pemimpin”, TB; KJ; JB] Utama kehidupan” bagi seluruh umat manusia. (Kis 3:15) Istilah Yunani yang digunakan di sini pada dasarnya berarti ”pemimpin utama”, yang berkaitan dengan kata yang diterapkan pada Musa (Kis 7:27, 35) yang disebut ”penguasa” di Israel.
(Kisah 3:19) ”Jadi bertobatlah, dan berbaliklah agar dosa-dosa kalian dihapus, supaya Yehuwa sendiri menyegarkan kalian
Allah yang ”Siap Mengampuni”
14 Pengampunan Yehuwa lebih jauh dilukiskan di Kisah 3:19, ”Karena itu, bertobat dan berbaliklah agar dosa-dosamu dihapus.” Kata terakhir dalam ayat itu merupakan terjemahan sebuah kata kerja Yunani yang dapat berarti ”menyingkirkan, . . . membatalkan atau memusnahkan”. Menurut beberapa pakar, ungkapan kiasan yang digunakan adalah ungkapan untuk menghapus tulisan tangan. Bagaimana mungkin? Tinta yang umum digunakan pada zaman dahulu terbuat dari campuran bahan-bahan seperti arang, getah, dan air. Segera setelah menggunakan tinta semacam itu, seseorang dapat mengambil spons basah dan menghapus tulisannya. Di sini terkandung gambaran yang bagus sehubungan dengan belas kasihan Yehuwa. Sewaktu Ia mengampuni dosa-dosa kita, halnya seolah-olah Ia mengambil spons dan menghapusnya.
Pembacaan Alkitab
(Kisah 2:1-21) Pada hari Perayaan Pentakosta, murid-murid berkumpul di satu tempat. 2 Ketika mereka sedang duduk, tiba-tiba ada bunyi ribut dari langit, yang seperti angin kencang, dan itu terdengar di seluruh rumah itu. 3 Lalu mereka melihat sesuatu seperti api-api kecil muncul dan tersebar ke atas kepala mereka masing-masing, 4 dan mereka dipenuhi kuasa kudus dan mulai berbicara dalam bahasa-bahasa lain, sesuai dengan bimbingan kuasa itu. 5 Waktu itu, orang-orang Yahudi yang saleh dari setiap bangsa di dunia sedang berada di Yerusalem. 6 Maka ketika mendengar bunyi itu, mereka berkerumun sambil keheranan, karena mereka masing-masing mengenali bahasa mereka sendiri sewaktu murid-murid berbicara. 7 Mereka benar-benar kagum dan berkata, ”Coba lihat, mereka semua orang Galilea, kan? 8 Jadi kenapa kita mendengar bahasa asli kita masing-masing? 9 Kita ini orang Partia, orang Media, orang Elam, penduduk Mesopotamia, Yudea, Kapadokia, Pontus dan Provinsi Asia, 10 Frigia dan Pamfilia, Mesir dan daerah Libia yang dekat Kirene, pendatang dari Roma, orang Yahudi dan penganut agama Yahudi, 11 orang Kreta, dan orang Arab, tapi kita mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita tentang perbuatan Allah yang luar biasa.” 12 Mereka semua keheranan dan berkata satu sama lain, ”Ada apa ini?” 13 Meski begitu, ada juga yang mengejek, ”Paling-paling mereka mabuk dengan anggur manis.” 14 Tapi Petrus berdiri bersama ke-11 rasul lainnya dan berbicara dengan suara keras, ”Orang-orang Yudea dan penduduk Yerusalem, tolong perhatikan kata-kata saya. 15 Orang-orang ini sebenarnya tidak mabuk seperti yang kalian kira, karena sekarang baru jam sembilan pagi. 16 Tapi sebaliknya, Nabi Yoel pernah menyampaikan kata-kata, 17 ’ ”Di hari-hari terakhir,” kata Allah, ”Aku akan mencurahkan sebagian kuasa kudus-Ku ke atas berbagai macam orang. Anak laki-laki dan anak perempuan kalian akan bernubuat, anak-anak muda kalian akan mendapat penglihatan, dan orang yang tua di antara kalian akan Kuberi mimpi. 18 Bahkan kepada budak laki-laki dan perempuan-Ku, Aku akan mencurahkan sebagian kuasa kudus-Ku pada masa itu, dan mereka akan bernubuat. 19 Aku akan membuat keajaiban di langit dan mukjizat di bumi. Akan ada darah, api, dan asap tebal. 20 Matahari akan menjadi gelap, dan bulan akan menjadi merah seperti darah, lalu hari Yehuwa yang hebat dan mulia itu akan datang. 21 Dan semua orang yang berseru kepada nama Yehuwa akan diselamatkan.” ’
19-25 NOVEMBER
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | KISAH 4-5
”Mereka Terus Menyampaikan Firman Allah dengan Berani”
(Kisah 4:5-13) Besoknya, para penguasa mereka, para pemimpin, dan para ahli Taurat berkumpul di Yerusalem, 6 bersama Hanas yang adalah imam kepala, Kayafas, Yohanes, Aleksander, dan semua kerabat imam kepala. 7 Mereka menyuruh Petrus dan Yohanes berdiri di tengah-tengah mereka dan mulai menanyai keduanya, ”Dengan kuasa apa atau atas nama siapa kalian melakukan ini?” 8 Lalu Petrus, yang penuh dengan kuasa kudus, menjawab mereka, ”Para penguasa dan pemimpin, 9 kalau hari ini kami diadili karena berbuat baik kepada orang yang kakinya cacat, dan kalian ingin tahu siapa yang menyembuhkan dia, 10 kami akan memberi tahu kalian dan semua orang Israel bahwa orang ini sembuh karena nama Yesus Kristus orang Nazaret, yang kalian bunuh di tiang tapi Allah bangkitkan dari antara orang mati. Dialah yang membuat orang ini berdiri dalam keadaan sehat di depan kalian. 11 Dia adalah ’batu yang dianggap tidak berarti oleh kalian tukang bangunan, dan telah menjadi batu yang utama’. 12 Selain itu, keselamatan hanya ada melalui dia, karena tidak ada nama lain yang Allah pilih dari antara manusia di bumi, yang akan menyelamatkan kita.” 13 Ketika melihat keberanian Petrus dan Yohanes, dan tahu bahwa keduanya hanya orang biasa yang tidak berpendidikan, mereka keheranan. Mereka pun sadar bahwa kedua orang itu dulunya bersama Yesus.
w08 1/9 15, kotak
Dari Kata-Kata Lisan Menjadi Naskah Suci—Penggunaan Tulisan di Kalangan Orang Kristen Masa Awal
Apakah para Rasul Buta Huruf?
Sewaktu para penguasa dan tua-tua di Yerusalem ”melihat keterusterangan Petrus dan Yohanes, dan menyadari bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, mereka menjadi heran”. (Kisah 4:13) Apakah para rasul tidak terpelajar dalam arti buta huruf? Mengenai pernyataan ini, The New Interpreter’s Bible berkomentar, ”Kata-kata ini sebaiknya tidak diartikan secara harfiah seolah-olah Petrus [dan Yohanes] tidak berpendidikan dan tidak dapat membaca maupun menulis. Pernyataan itu hanya menunjukkan perbedaan status sosial yang mencolok antara para rasul dan orang-orang yang menghakimi mereka.”
Pokok-Pokok Penting Buku Kisah
4:13—Apakah Petrus dan Yohanes buta huruf atau tidak berpendidikan? Tidak, mereka tidak seperti itu. Mereka disebut ”orang biasa yang tidak terpelajar” karena mereka tidak mengikuti sekolah para rabi untuk mendapatkan pelatihan agama.
(Kisah 4:18-20) Kemudian, kedua rasul itu dipanggil dan dilarang berbicara atau mengajar atas nama Yesus. 19 Tapi Petrus dan Yohanes menjawab, ”Silakan kalian putuskan sendiri mana yang benar di mata Allah: Taat kepada kalian atau taat kepada Allah. 20 Kalau kami, kami tidak bisa berhenti berbicara tentang apa yang kami lihat dan dengar.”
(Kisah 4:23-31) Setelah dibebaskan, kedua rasul itu pergi kepada murid-murid lainnya, dan mereka menceritakan apa yang dikatakan para imam kepala dan para pemimpin kepada mereka. 24 Setelah mendengar itu, mereka bersama-sama berdoa kepada Allah, ”Tuan Yang Mahatinggi, Engkaulah yang menciptakan langit, bumi, laut dan segala isinya, 25 dan yang berkata dengan kuasa kudus melalui mulut Daud leluhur kami, ’Kenapa bangsa-bangsa resah, dan suku-suku bangsa memikirkan rencana kosong? 26 Raja-raja di bumi bersiap-siap, dan para penguasa bersatu melawan Yehuwa dan orang yang Dia lantik.’ 27 Sesungguhnya Herodes dan Pontius Pilatus, bersama bangsa Israel dan bangsa lain, sudah berkumpul di kota ini untuk melawan Yesus, hamba suci-Mu yang Engkau lantik, 28 untuk melakukan apa yang sudah ditetapkan sebelumnya oleh tangan-Mu dan kehendak-Mu. 29 Ya Yehuwa, perhatikanlah ancaman mereka, dan buatlah kami, budak-budak-Mu ini, berani menyampaikan firman-Mu. 30 Semoga Engkau mengulurkan tangan-Mu untuk menyembuhkan, dan semoga mukjizat dan keajaiban terjadi melalui nama hamba suci-Mu, Yesus.” 31 Setelah mereka berdoa dengan sungguh-sungguh, tempat mereka berkumpul itu berguncang, dan mereka semua dipenuhi kuasa kudus, lalu menyampaikan firman Allah dengan berani.
Rasul
Kegiatan dalam Sidang Kristen. Pencurahan roh Allah ke atas mereka pada hari Pentakosta sangat menguatkan para rasul. Lima pasal pertama dari buku Kisah Para Rasul membuktikan bahwa para rasul tidak gentar dan berani memberitakan kabar baik serta kebangkitan Yesus sekalipun menghadapi pemenjaraan, pemukulan, dan ancaman kematian dari para penguasa. Pada masa awal setelah Pentakosta itu, kepemimpinan yang dinamis oleh para rasul, di bawah kuasa roh kudus, menghasilkan ekspansi sidang Kristen yang luar biasa. (Kis 2:41; 4:4) Pelayanan mereka pertama-tama terpusat di Yerusalem, kemudian meluas ke Samaria, dan pada waktunya, ke seluruh dunia yang dikenal pada waktu itu.—Kis 5:42; 6:7; 8:5-17, 25; 1:8.
Menggali Permata Rohani
(Kisah 4:11) Dia adalah ’batu yang dianggap tidak berarti oleh kalian tukang bangunan, dan telah menjadi batu yang utama’.
Batu Penjuru
Mazmur 118:22 menyingkapkan bahwa batu yang ditolak oleh tukang-tukang bangunan akan menjadi ”kepala penjuru” (Ibr., ros pinnah). Yesus mengutip dan menerapkan nubuat itu kepada dirinya sebagai ”batu penjuru utama” (Yn., kefale gonias, kepala penjuru). (Mat 21:42; Mrk 12:10, 11; Luk 20:17) Sebagaimana batu yang ada di puncak bangunan sangat mencolok, Yesus Kristus adalah batu tertinggi dalam sidang jemaat Kristen terurap yang disamakan dengan bait rohani. Petrus juga menerapkan Mazmur 118:22 kepada Kristus, dengan memperlihatkan bahwa dia adalah ”batu” yang ditolak oleh orang-orang tetapi dipilih Allah untuk menjadi ”kepala penjuru”.—Kis 4:8-12; lihat juga 1Ptr 2:4-7.
(Kisah 5:1) Seorang pria bernama Ananias, dan Safira istrinya, menjual tanah mereka.
Petrus dan Ananias Berbohong—Apa Pelajarannya?
Ananias dan istrinya menjual sebidang tanah, agar uangnya bisa digunakan untuk membantu mereka yang baru dibaptis. Ketika Ananias memberikan uangnya kepada para rasul, ia mengatakan bahwa itu adalah seluruh hasil penjualan. Padahal, ia menyimpan sebagian uangnya. Dengan bantuan Allah, Petrus mengetahui hal ini. Jadi, ia mengatakan kepada Ananias, ”Engkau telah berbuat curang, bukan kepada manusia, melainkan kepada Allah.” Saat itu juga, Ananias mati! Sekitar tiga jam kemudian, istrinya datang. Karena tidak tahu apa yang terjadi dengan suaminya, ia juga berbohong dan sebagai akibatnya, ia pun mati.
Pembacaan Alkitab
(Kisah 5:27-42) Para rasul dibawa ke hadapan Sanhedrin. Lalu imam besar menanyai mereka 28 dan mengatakan, ”Kami sudah dengan tegas melarang kalian mengajar atas nama itu, tapi kalian malah membuat Yerusalem penuh dengan ajaran kalian, dan menyalahkan kami atas kematian orang itu.” 29 Petrus dan rasul-rasul lainnya menjawab, ”Kami harus lebih taat kepada Allah sebagai penguasa kami daripada kepada manusia. 30 Allah leluhur kita telah membangkitkan Yesus, yang kalian bunuh dengan dipaku di tiang. 31 Allah meninggikan dia ke sebelah kanan-Nya untuk menjadi Wakil Utama dan Penyelamat, supaya Israel bertobat dan dosa mereka diampuni. 32 Kami adalah saksi dari hal-hal ini, begitu juga kuasa kudus, yang Allah berikan kepada orang-orang yang menaati Dia sebagai penguasa mereka.” 33 Mendengar itu, mereka menjadi sangat marah dan ingin membunuh para rasul itu. 34 Tapi seorang Farisi bernama Gamaliel, seorang guru Taurat yang dihormati semua orang, berdiri di tengah-tengah Sanhedrin dan menyuruh agar para rasul itu dibawa keluar sebentar. 35 Lalu dia berkata, ”Orang-orang Israel, hati-hati dengan niat kalian terhadap orang-orang ini. 36 Dulu, ada Teudas yang mengaku sebagai orang penting, dan sekitar 400 orang bergabung dengannya. Tapi dia dibunuh sehingga semua pengikutnya bubar dan tidak ada lagi. 37 Setelah dia, ada Yudas orang Galilea pada masa pendaftaran penduduk, dan dia punya pengikut. Tapi dia juga lenyap, dan semua pengikutnya bubar. 38 Jadi dalam situasi sekarang, menurut saya, jangan ikut campur urusan orang-orang ini. Biarkan saja mereka. Kalau rencana dan kegiatan ini berasal dari manusia, ini akan hancur. 39 Tapi kalau ini berasal dari Allah, kalian tidak akan bisa menghancurkannya. Malah, bisa jadi kalian ternyata melawan Allah sendiri.” 40 Mereka mengikuti nasihat Gamaliel, dan para rasul dipanggil, dicambuk, dan disuruh berhenti berbicara atas nama Yesus, lalu dibebaskan. 41 Maka para rasul pergi dari hadapan Sanhedrin. Mereka bersukacita karena sudah dianggap layak untuk dihina demi namanya. 42 Setiap hari, di bait dan dari rumah ke rumah, mereka tanpa henti mengajar dan memberitakan kabar baik tentang Kristus, yaitu Yesus.
26 NOVEMBER–2 DESEMBER
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | KISAH 6-8
”Sidang Kristen yang Baru Dibentuk Mengalami Ujian Iman”
(Kisah 6:1) Suatu hari, sementara jumlah murid terus bertambah, orang-orang Yahudi berbahasa Yunani mulai mengeluh tentang orang-orang Yahudi berbahasa Ibrani, karena janda-janda mereka diabaikan dalam pembagian jatah harian.
”Kita Harus Menaati Allah sebagai Penguasa”
17 Sidang yang masih muda itu kini menghadapi bahaya terselubung yang mengancamnya dari dalam. Apa itu? Banyak murid yang dibaptis di Yerusalem sebenarnya adalah pendatang dan mereka ingin belajar lebih banyak sebelum pulang ke negeri mereka. Murid-murid yang tinggal di Yerusalem dengan sukarela menyumbangkan uang untuk memenuhi kebutuhan akan makanan dan keperluan lain. (Kis. 2:44-46; 4:34-37) Pada saat-saat itu, muncullah suatu masalah yang peka. ”Dalam pembagian makanan sehari-hari”, para janda yang berbahasa Yunani ”diabaikan”. (Kis. 6:1) Namun, para janda yang berbahasa Ibrani tidak diabaikan. Kalau begitu, problem ini kelihatannya menyangkut diskriminasi. Masalah seperti inilah yang biasanya sangat berpotensi untuk memecah belah.
(Kisah 6:2-7) Maka ke-12 rasul mengumpulkan semua murid dan berkata, ”Tidak baik kalau kami berhenti mengajarkan firman Allah demi membagi-bagikan makanan. 3 Jadi saudara-saudara, silakan pilih sendiri tujuh saudara yang punya nama baik, yang penuh dengan kuasa kudus dan bijaksana, dan kami akan melantik mereka untuk mengurus hal penting ini, 4 sedangkan kami akan mengabdikan diri untuk berdoa dan mengajarkan firman.” 5 Semua murid senang dengan kata-kata itu, dan mereka memilih Stefanus, yaitu orang yang sangat beriman dan penuh dengan kuasa kudus, juga Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas, dan Nikolaus, orang Antiokhia yang menjadi penganut agama Yahudi. 6 Mereka dibawa kepada para rasul, dan setelah berdoa, para rasul menaruh tangan di kepala mereka. 7 Hasilnya, firman Allah terus tersebar, dan jumlah murid berlipat ganda secara luar biasa di Yerusalem. Selain itu, banyak imam mulai mengikuti kepercayaan itu.
”Kita Harus Menaati Allah sebagai Penguasa”
18 Para rasul, yang bertindak sebagai badan pimpinan dari sidang yang sedang berkembang itu, menyadari tidaklah bijaksana bagi mereka untuk ”meninggalkan firman Allah demi membagi-bagikan makanan”. (Kis. 6:2) Guna membereskan masalah, mereka memerintahkan agar para murid mencari tujuh pria yang ”penuh dengan roh dan hikmat” yang dapat diangkat oleh para rasul untuk mengurus ”hal yang penting ini”. (Kis. 6:3) Pria-pria yang memenuhi syarat dibutuhkan karena pekerjaan itu kemungkinan tidak cuma membagikan makanan, tetapi juga menangani uang, membeli barang, dan mencatat segalanya dengan teliti. Pria-pria yang dipilih semuanya mempunyai nama Yunani, yang mungkin membuat mereka lebih mudah diterima oleh para janda yang sakit hati itu. Setelah mempertimbangkan dan mendoakan pengusulan tersebut, para rasul mengangkat ketujuh pria itu untuk mengurus ”hal yang penting ini”.
(Kisah 7:58–8:1) Mereka pun membawanya keluar dari kota itu dan mulai melemparinya dengan batu. Para saksi yang menuduhnya itu menaruh baju luar mereka di dekat kaki seorang pemuda bernama Saul. 59 Sementara mereka melempari Stefanus dengan batu, Stefanus memohon, ”Tuan Yesus, terimalah nyawaku.” 60 Lalu, sambil berlutut dia berteriak, ”Yehuwa, jangan hukum mereka atas kesalahan ini.” Setelah mengatakan itu, dia tidur dalam kematian.
8 Mengenai Saul, dia setuju Stefanus dibunuh. Waktu itu, sidang jemaat di Yerusalem mulai dianiaya dengan parah. Semuanya, kecuali para rasul, terpencar ke seluruh Yudea dan Samaria.
Menggali Permata Rohani
(Kisah 6:15) Semua yang duduk sebagai anggota Sanhedrin menatap Stefanus, dan mereka melihat bahwa mukanya sangat tenang seperti muka malaikat.
Stefanus—”Menyenangkan dan Penuh dengan Kuasa”
2 Ada yang luar biasa berkenaan dengan wajah Stefanus pada saat itu. Para hakim menatap dia dan melihat bahwa mukanya ”seperti muka malaikat”. (Kis. 6:15) Malaikat membawa pesan dari Allah Yehuwa, dan karena itu mereka sama sekali tidak gentar, namun tenang dan penuh damai. Begitu juga dengan Stefanus—bahkan para hakim yang penuh kebencian itu bisa melihatnya. Mengapa ia bisa begitu tenang?
(Kisah 8:26-30) Tapi malaikat Yehuwa berkata kepada Filipus, ”Pergilah ke selatan, ke jalan yang menurun dari Yerusalem ke Gaza.” (Jalan ini ada di gurun.) 27 Filipus pun pergi, dan ternyata di jalan itu ada seorang pejabat tinggi Etiopia di pemerintahan Kandake, ratu orang Etiopia. Dia bertugas mengurus semua harta kerajaan. Dia datang ke Yerusalem untuk beribadah, 28 dan sekarang sedang dalam perjalanan pulang. Dia duduk di kereta kudanya sambil membaca tulisan Nabi Yesaya dengan bersuara. 29 Maka, Filipus diberi tahu melalui kuasa kudus, ”Susul kereta itu.” 30 Filipus pun berlari di samping kereta itu dan mendengar dia membaca tulisan Nabi Yesaya. Lalu Filipus bertanya, ”Apakah Bapak mengerti apa yang Bapak baca itu?”
Menyatakan ”Kabar Baik mengenai Yesus”
16 Orang Kristen dewasa ini memiliki hak istimewa untuk ikut dalam pekerjaan seperti yang dilakukan Filipus. Sering kali, mereka bisa menyampaikan berita Kerajaan kepada orang-orang yang mereka temui dalam suasana yang tidak resmi, misalnya dalam perjalanan. Pada banyak kasus tampak jelas bahwa pertemuan mereka dengan orang yang berhati jujur bukanlah suatu kebetulan. Ini tidak mengherankan, karena Alkitab menunjukkan bahwa para malaikat membimbing pekerjaan pengabaran agar beritanya sampai kepada ”setiap bangsa dan suku dan bahasa dan umat”. (Pny. 14:6) Bimbingan malaikat dalam pengabaran sudah dinubuatkan oleh Yesus. Dalam perumpamaannya tentang gandum dan lalang, Yesus mengatakan bahwa selama waktu panen—penutup sistem ini—”penuai-penuai adalah para malaikat”. Ia menambahkan bahwa makhluk-makhluk roh itu akan ”mengumpulkan dari kerajaannya semua hal yang menyebabkan sandungan dan orang-orang yang melanggar hukum”. (Mat. 13:37-41) Pada waktu yang sama, para malaikat itu juga akan mengumpulkan calon-calon ahli waris Kerajaan—dan kemudian ”suatu kumpulan besar” dari ”domba-domba lain”—yang ingin Yehuwa tarik ke dalam organisasi-Nya.—Pny. 7:9; Yoh. 6:44, 65; 10:16.
Pembacaan Alkitab
(Kisah 6:1-15) Suatu hari, sementara jumlah murid terus bertambah, orang-orang Yahudi berbahasa Yunani mulai mengeluh tentang orang-orang Yahudi berbahasa Ibrani, karena janda-janda mereka diabaikan dalam pembagian jatah harian. 2 Maka ke-12 rasul mengumpulkan semua murid dan berkata, ”Tidak baik kalau kami berhenti mengajarkan firman Allah demi membagi-bagikan makanan. 3 Jadi saudara-saudara, silakan pilih sendiri tujuh saudara yang punya nama baik, yang penuh dengan kuasa kudus dan bijaksana, dan kami akan melantik mereka untuk mengurus hal penting ini, 4 sedangkan kami akan mengabdikan diri untuk berdoa dan mengajarkan firman.” 5 Semua murid senang dengan kata-kata itu, dan mereka memilih Stefanus, yaitu orang yang sangat beriman dan penuh dengan kuasa kudus, juga Filipus, Prokhorus, Nikanor, Timon, Parmenas, dan Nikolaus, orang Antiokhia yang menjadi penganut agama Yahudi. 6 Mereka dibawa kepada para rasul, dan setelah berdoa, para rasul menaruh tangan di kepala mereka. 7 Hasilnya, firman Allah terus tersebar, dan jumlah murid berlipat ganda secara luar biasa di Yerusalem. Selain itu, banyak imam mulai mengikuti kepercayaan itu. 8 Nah, Stefanus, yang penuh dengan kebaikan hati Allah dan kuasa, melakukan banyak keajaiban dan mukjizat di antara orang-orang. 9 Tapi, sebagian dari orang Yahudi yang disebut Sinagoga Orang yang Dimerdekakan, bersama orang-orang Kirene dan Aleksandria, juga orang-orang dari Kilikia dan Asia, datang untuk berdebat dengan Stefanus. 10 Meski begitu, mereka tidak sanggup melawannya, karena dia bijaksana dan berbicara dengan bimbingan kuasa kudus. 11 Lalu mereka diam-diam membujuk orang-orang untuk mengatakan, ”Kami mendengar dia menjelek-jelekkan Musa dan Allah.” 12 Mereka pun menghasut orang-orang, para pemimpin, dan para ahli Taurat. Mereka menyergap dia, lalu menangkapnya dan membawanya dengan paksa ke hadapan Sanhedrin. 13 Kemudian mereka menghadirkan saksi-saksi palsu yang mengatakan, ”Orang ini terus-terusan menghina tempat kudus ini dan Taurat. 14 Misalnya, kami mendengar dia mengatakan bahwa Yesus orang Nazaret itu akan merobohkan tempat ini dan mengubah kebiasaan yang diturunkan Musa kepada kita.” 15 Semua yang duduk sebagai anggota Sanhedrin menatap Stefanus, dan mereka melihat bahwa mukanya sangat tenang seperti muka malaikat.