Referensi untuk Lembar Pelajaran Pelayanan dan Kehidupan Kristen
4-10 MEI
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | KEJADIAN 36-37
”Akibat Buruk dari Rasa Iri”
(Kejadian 37:3, 4) Israel lebih sayang kepada Yusuf daripada semua anaknya yang lain, karena Yusuf lahir ketika dia sudah tua. Israel membuatkan jubah yang sangat bagus untuknya. 4 Saudara-saudaranya melihat bahwa ayah mereka lebih sayang kepadanya, maka mereka mulai membencinya dan selalu berbicara kasar kepadanya.
’Dengarkanlah Kiranya Mimpi Ini’
Alkitab menjawab, ”Ketika saudara-saudaranya melihat bahwa bapak mereka lebih mengasihi dia daripada semua saudaranya, mereka mulai membenci dia, dan mereka tidak dapat berbicara dengan baik-baik kepadanya.” (Kejadian 37:4) Rasa iri mereka bisa dimaklumi, tapi saudara-saudara Yusuf mestinya tidak menuruti perasaan yang berbahaya itu. (Amsal 14:30; 27:4) Apakah Anda pernah merasa iri ketika orang lain mendapat perhatian atau kehormatan yang Anda idamkan? Ingatlah saudara-saudara Yusuf. Akibat iri hati, mereka melakukan perbuatan yang belakangan sangat mereka sesali. Contoh mereka mengingatkan orang Kristen bahwa jauh lebih bijaksana untuk ikut ’bersukacita bersama orang yang bersukacita’.—Roma 12:15.
Yusuf pasti bisa merasa bahwa saudara-saudaranya sangat membencinya. Jadi, apakah dia menyembunyikan jubahnya yang indah ketika sedang bersama mereka? Mungkin keinginan itu tebersit di hatinya. Namun, ingatlah bahwa Yakub ingin jubahnya itu menjadi tanda perkenan dan kasihnya kepada Yusuf. Yusuf tidak ingin mengecewakan bapaknya, jadi apa pun kondisinya dia tetap mengenakannya. Teladannya berguna bagi kita. Meski Bapak surgawi kita tidak pernah berat sebelah, Ia memang kadang secara khusus memperhatikan dan memperkenan hamba-hamba-Nya yang loyal. Ia juga meminta mereka untuk berbeda dari dunia yang bejat dan amoral ini. Seperti jubah Yusuf yang khas itu, tingkah laku orang Kristen sejati membuat mereka berbeda dari orang-orang di sekeliling mereka. Kadang ini mengundang rasa iri dan kebencian besar. (1 Petrus 4:4) Jadi, apakah seorang Kristen perlu menyembunyikan identitasnya sebagai hamba Allah? Tidak, sama seperti Yusuf yang tidak perlu menyembunyikan jubahnya.—Lukas 11:33.
(Kejadian 37:5-9) Suatu hari, Yusuf bermimpi dan menceritakan itu kepada saudara-saudaranya, sehingga mereka semakin membencinya. 6 Dia berkata, ”Aku mau cerita mimpiku. 7 Kita sedang mengikat gandum di ladang, tiba-tiba ikatan gandumku berdiri tegak dan ikatan gandum kalian mengelilingi ikatan gandumku dan membungkuk kepadanya.” 8 Saudara-saudaranya berkata, ”Maksudmu, kamu akan jadi raja dan menguasai kami?” Karena mimpi yang Yusuf ceritakan itu, mereka semakin membencinya. 9 Setelah itu, dia mendapat mimpi lain, dan dia menceritakan itu kepada saudara-saudaranya, ”Aku mimpi lagi. Kali ini matahari, bulan, dan 11 bintang membungkuk kepadaku.”
(Kejadian 37:11) Maka saudara-saudaranya menjadi iri kepadanya, tapi ayahnya terus mengingat kata-katanya itu.
’Dengarkanlah Kiranya Mimpi Ini’
Mimpi-mimpi itu berasal dari Allah Yehuwa. Ini mengandung nubuat, dan Allah ingin agar Yusuf menyampaikan pesan di balik mimpi itu. Bisa dikatakan, Yusuf melakukan apa yang belakangan dilakukan para nabi ketika mereka menyampaikan berita dan penghakiman dari Allah kepada umat-Nya yang tidak taat.
Yusuf dengan hati-hati mengatakan kepada saudara-saudaranya, ”Dengarkanlah kiranya mimpi yang kudapat ini.” Saudara-saudaranya mengerti maksud mimpi itu, dan mereka sangat tidak suka. Mereka menjawab, ’Apakah engkau pasti akan menjadi raja dan berkuasa atas kami?’ Kisahnya berlanjut, ”Maka mereka mendapat alasan baru untuk membenci dia karena mimpinya dan karena perkataannya.” Ketika Yusuf menceritakan mimpi kedua kepada bapaknya dan saudara-saudaranya, tanggapannya tidak lebih baik. Kita membaca, ”Bapaknya menghardik dia serta mengatakan kepadanya, ’Apa artinya mimpi yang kaudapat itu? Apakah aku dan juga ibumu dan saudara-saudaramu pasti akan datang dan membungkuk kepadamu dengan muka ke tanah?’” Namun, hal ini terus mengusik pikiran Yakub. Apakah Yehuwa mungkin berbicara melalui anak ini?—Kejadian 37:6, 8, 10, 11.
Yusuf bukanlah hamba Yehuwa yang pertama ataupun terakhir yang diminta untuk menyampaikan berita nubuat yang ternyata tidak disukai dan bahkan memicu penganiayaan. Yesus adalah contoh terbaik, dan dia mengatakan kepada para pengikutnya, ”Jika mereka telah menganiaya aku, mereka akan menganiaya kamu juga.” (Yohanes 15:20) Orang Kristen dari segala usia bisa mendapat banyak pelajaran dari iman dan keberanian Yusuf muda.
(Kejadian 37:23, 24) Begitu Yusuf sampai, kakak-kakaknya merampas jubah bagus yang dia pakai. 24 Lalu mereka melemparkan dia ke dalam lubang air. Saat itu, tidak ada air di lubang tersebut.
(Kejadian 37:28) Sewaktu para pedagang Midian itu lewat, mereka mengeluarkan Yusuf dari lubang air dan menjual dia kepada orang-orang Ismael itu seharga 20 keping perak. Lalu Yusuf dibawa ke Mesir.
Menggali Permata Rohani
(Kejadian 36:1) Inilah sejarah Esau, yaitu Edom.
Edom
[Merah].
Edom adalah nama lain atau panggilan untuk Esau, saudara kembar Yakub. (Kej 36:1) Ia disebut demikian karena telah menjual hak kelahirannya demi semangkuk bubur merah. (Kej 25:30-34) Kebetulan, tubuh Esau berwarna sangat merah sewaktu lahir (Kej 25:25), dan banyak terdapat warna yang serupa pada bagian-bagian tanah yang belakangan dihuni oleh dia dan keturunannya.
(Kejadian 37:29-32) Ketika Ruben kembali ke lubang air itu dan Yusuf tidak ada lagi, dia merobek bajunya. 30 Sewaktu kembali ke adik-adiknya, dia berkata, ”Anak itu tidak ada lagi! Aku harus bagaimana?” 31 Lalu, mereka menyembelih satu kambing jantan dan mencelupkan jubah Yusuf ke dalam darahnya. 32 Setelah itu, mereka mengirimkan jubah itu kepada ayah mereka dengan pesan, ”Kami menemukan ini. Coba lihat, ini jubah anak Ayah atau bukan.”
Titip, Penitipan
Apabila seorang gembala mengatakan bahwa ia akan menjaga sekawanan ternak, ia menyatakan secara hukum bahwa ia setuju untuk mengurus dan mengawasi binatang-binatang tersebut. Ia memberikan jaminan kepada si pemilik bahwa kawanan tersebut akan diberi makan dan tidak dicuri, atau kalau tidak, ia akan membayar ganti rugi. Akan tetapi, tanggung jawabnya tidak bersifat mutlak, karena hukum yang disebutkan di atas membebaskan orang yang dititipi itu dari kewajiban dalam kasus kejadian di luar kendali manusia biasa, misalnya serangan oleh binatang buas. Namun, agar dibebaskan dari tanggung jawab pengawasan, ia harus menyerahkan bukti kepada si pemilik, misalnya bangkai binatang yang tercabik. Setelah si pemilik memeriksa bukti tersebut, ia wajib membuat pernyataan bahwa si penjaga tidak bersalah.
Prinsip yang sama berlaku secara umum atas milik dalam bentuk apa pun yang dititipkan, bahkan dalam hubungan keluarga, misalnya, saudara lelaki yang sulung dianggap wali yang sah atas saudara-saudaranya, baik laki-laki maupun perempuan. Karena itu, kita dapat memahami kekhawatiran Ruben sebagai putra sulung akan kehidupan Yusuf, seperti dicatat di Kejadian 37:18-30, ketika saudara-saudara lainnya merencanakan untuk membunuh Yusuf. ”Ia berkata, ’Janganlah kita membunuh jiwanya.’ . . . ’Jangan menumpahkan darah. . . . jangan lakukan kekerasan terhadap dia.’ Ia bermaksud membebaskan dia dari tangan mereka untuk mengembalikan dia kepada bapaknya.” Dan sewaktu Ruben mendapati bahwa Yusuf tidak ada, ia menjadi begitu takut sehingga ”ia mengoyak pakaiannya” dan berseru, ”Anak itu tidak ada lagi! Dan aku—ke mana sesungguhnya aku harus pergi?” Ia tahu bahwa ia dapat dianggap bertanggung jawab atas hilangnya Yusuf. Supaya bebas dari tanggung jawab, saudara-saudaranya dengan cerdik merekayasa bukti yang memperlihatkan bahwa Yusuf seolah-olah telah dibunuh oleh seekor binatang buas. Hal itu mereka lakukan dengan mencelupkan pakaian Yusuf yang bergaris-garis dalam darah kambing. Mereka kemudian memberikan bukti tersebut kepada Yakub, ayah dan hakim patriarkat mereka, yang membebaskan Ruben dari tanggung jawab apa pun karena, atas dasar pakaian Yusuf yang berlumuran darah yang diberikan saudara-saudaranya sebagai bukti, Yakub menyimpulkan bahwa Yusuf telah terbunuh.—Kej 37:31-33.
Pembacaan Alkitab
(Kejadian 36:1-19) Inilah sejarah Esau, yaitu Edom. 2 Esau menikahi perempuan-perempuan Kanaan bernama Ada dan Oholibama. Ada adalah anak Elon orang Het, sedangkan Oholibama adalah anak Ana dan cucu Zibeon orang Hewi. 3 Dia juga menikahi Basemat yang adalah anak Ismael dan saudara Nebayot. 4 Ada melahirkan Elifaz bagi Esau, dan Basemat melahirkan Reuel, 5 dan Oholibama melahirkan Yeus, Yalam, dan Korah. Itulah anak-anak lelaki Esau yang dilahirkan di negeri Kanaan. 6 Setelah itu, Esau membawa istri-istrinya, anak-anaknya, dan semua orang dalam rumah tangganya, serta semua binatangnya dan harta yang dia kumpulkan di negeri Kanaan, lalu pindah ke negeri lain meninggalkan Yakub adiknya. 7 Mereka tidak bisa lagi tinggal bersama karena harta benda mereka sudah terlalu banyak dan negeri tempat mereka tinggal tidak cukup lagi untuk semua ternak mereka. 8 Maka Esau tinggal di daerah pegunungan Seir. Esau adalah Edom. 9 Inilah sejarah Esau, bapak orang Edom, di daerah pegunungan Seir. 10 Inilah nama anak-anak lelaki Esau: Elifaz anak Ada, istri Esau; Reuel anak Basemat, istri Esau. 11 Anak-anak lelaki Elifaz adalah Teman, Omar, Zefo, Gatam, dan Kenaz. 12 Elifaz anak Esau memiliki gundik bernama Timna, yang kemudian melahirkan Amalek. Itulah cucu-cucu Ada istri Esau. 13 Anak-anak lelaki Reuel adalah Nahat, Zerah, Syamah, dan Miza. Itulah cucu-cucu Basemat istri Esau. 14 Inilah anak-anak lelaki Oholibama istri Esau, anak Ana dan cucu Zibeon: Yeus, Yalam, dan Korah. 15 Inilah para kepala suku keturunan Esau, yaitu anak-anak lelaki Elifaz, anak sulung Esau: Teman, Omar, Zefo, Kenaz, 16 Korah, Gatam, dan Amalek. Itulah para kepala suku keturunan Elifaz di negeri Edom. Mereka adalah cucu-cucu Ada. 17 Inilah anak-anak lelaki Reuel anak Esau: Nahat, Zerah, Syamah, dan Miza. Itulah para kepala suku keturunan Reuel di negeri Edom. Mereka adalah cucu-cucu Basemat istri Esau. 18 Inilah anak-anak lelaki Oholibama istri Esau: Yeus, Yalam, dan Korah. 19 Itulah para kepala suku keturunan Oholibama anak Ana. Itulah anak-anak lelaki Esau, yaitu para kepala suku mereka. Dia adalah Edom.
11-17 MEI
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | KEJADIAN 38-39
”Yehuwa Tidak Pernah Meninggalkan Yusuf”
(Kejadian 39:1) Setelah Yusuf dibawa ke Mesir, orang Mesir bernama Potifar, seorang pejabat istana Firaun dan kepala pengawal, membeli dia dari orang-orang Ismael yang membawanya ke sana.
”Bagaimana Mungkin Aku Dapat Melakukan Kejahatan yang Besar Ini?”
”Mengenai Yusuf, dia dibawa ke Mesir, dan Potifar, seorang pejabat istana Firaun, kepala pasukan pengawal, orang Mesir, membeli dia dari tangan keturunan Ismael yang telah membawanya ke sana.” (Kejadian 39:1) Dengan kata-kata itu, Alkitab membantu kita membayangkan betapa terhinanya Yusuf saat ia lagi-lagi dijual. Ia cuma dianggap barang! Kini Yusuf berjalan mengikuti majikan barunya, seorang pejabat istana Mesir, melewati jalanan kota yang padat dengan bazar-bazar menuju rumah barunya.
Rumah? Betapa berbedanya dengan rumah yang Yusuf kenal selama ini. Ia dibesarkan dalam keluarga yang suka berpindah-pindah dan tinggal di kemah-kemah sambil mengurus kawanan domba. Di sini, seorang Mesir yang kaya seperti Potifar tinggal dalam rumah megah berwarna cerah. Para arkeolog melaporkan bahwa orang Mesir zaman dulu menyukai taman yang dikelilingi tembok, dengan pohon-pohon rindang dan kolam air untuk papirus, teratai, dan tanaman air lainnya. Ada rumah yang dikelilingi taman, dilengkapi beranda untuk menikmati angin sepoi-sepoi, jendela yang tinggi untuk ventilasi, dan banyak kamar, termasuk ruang makan yang besar dan kamar-kamar pelayan.
(Kejadian 39:12-14) Lalu wanita itu mencengkeram baju Yusuf dan berkata, ”Ayo tidur denganku!” Tapi Yusuf meninggalkan bajunya dan lari ke luar. 13 Begitu Yusuf meninggalkan bajunya di tangan wanita itu dan lari ke luar, 14 wanita itu mulai berteriak memanggil pelayan-pelayannya dan berkata, ”Pria Ibrani itu dibawa ke sini untuk mempermalukan kita. Dia mau perkosa saya, tapi saya menjerit sekuat tenaga.
(Kejadian 39:20) Majikan Yusuf itu membawa dan memasukkan dia ke penjara, tempat para tahanan raja dikurung, dan di situlah Yusuf ditahan.
”Bagaimana Mungkin Aku Dapat Melakukan Kejahatan yang Besar Ini?”
Kita tidak tahu banyak tentang penjara Mesir zaman itu. Para arkeolog telah menemukan reruntuhan tempat-tempat seperti itu—bangunan mirip benteng besar dengan sel-sel dan penjara bawah tanah. Yusuf belakangan menggambarkan tempat itu sebagai ”lubang penjara”, yang menyiratkan bahwa di sana gelap dan suram. (Kejadian 40:15) Dari buku Mazmur, kita tahu bahwa Yusuf mengalami siksaan yang lebih parah, ”Kakinya diikat dengan belenggu, lehernya berkalung rantai besi.” (Mazmur 105:17, 18, Bahasa Indonesia Masa Kini) Orang Mesir kadang membelenggu siku para tahanan dari belakang; tahanan lainnya mengenakan belenggu besi yang mengikat leher mereka. Yusuf pasti menderita diperlakukan dengan kejam, padahal dia tidak melakukan apa pun yang membuatnya pantas dihukum!
Bukan cuma sebentar ia menanggung ini. Alkitab mengatakan bahwa Yusuf ’terus tinggal di rumah tahanan’. Bertahun-tahun ia mendekam di tempat yang mengerikan itu! Dan Yusuf tidak tahu apakah ia bakal dilepaskan. Seraya hari-hari pertama yang menyesakkan dan terasa lambat itu menjadi berminggu-minggu, lalu berbulan-bulan, apa yang membuat Yusuf tidak putus asa dan patah semangat?
Alkitab memberikan jawaban yang meyakinkan, ”Yehuwa terus menyertai Yusuf dan terus mengulurkan kebaikan hati yang penuh kasih.” (Kejadian 39:21) Tak ada dinding penjara, tak ada belenggu, tak ada penjara bawah tanah yang gelap yang bisa menghalangi kasih Allah dari menjangkau hamba-hamba-Nya. (Roma 8:38, 39) Kita bisa membayangkan Yusuf mencurahkan kepedihannya yang dalam kepada Bapak surgawinya dalam doa dan mendapatkan kedamaian dan ketenangan yang hanya bisa diberikan oleh ”Allah segala penghiburan”. (2 Korintus 1:3, 4; Filipi 4:6, 7) Apa lagi yang Yehuwa lakukan untuk Yusuf? Kita membaca bahwa Ia terus membuat Yusuf ”mendapat perkenan di mata kepala rumah tahanan itu”.
(Kejadian 39:21-23) Tapi, Yehuwa terus menyertai Yusuf dan menunjukkan kasih setia kepadanya. Dia membuat Yusuf disukai oleh kepala penjara. 22 Maka kepala penjara menyuruh Yusuf mengawasi semua tahanan di penjara itu. Yusuf-lah yang menentukan apa yang harus mereka kerjakan. 23 Kepala penjara tidak perlu lagi mengawasi apa pun yang dipercayakan kepada Yusuf, karena Yehuwa menyertai Yusuf dan Yehuwa membuat apa pun yang dilakukannya berhasil.
”Bagaimana Mungkin Aku Dapat Melakukan Kejahatan yang Besar Ini?”
Alkitab memberikan jawaban yang meyakinkan, ”Yehuwa terus menyertai Yusuf dan terus mengulurkan kebaikan hati yang penuh kasih.” (Kejadian 39:21) Tak ada dinding penjara, tak ada belenggu, tak ada penjara bawah tanah yang gelap yang bisa menghalangi kasih Allah dari menjangkau hamba-hamba-Nya. (Roma 8:38, 39) Kita bisa membayangkan Yusuf mencurahkan kepedihannya yang dalam kepada Bapak surgawinya dalam doa dan mendapatkan kedamaian dan ketenangan yang hanya bisa diberikan oleh ”Allah segala penghiburan”. (2 Korintus 1:3, 4; Filipi 4:6, 7) Apa lagi yang Yehuwa lakukan untuk Yusuf? Kita membaca bahwa Ia terus membuat Yusuf ”mendapat perkenan di mata kepala rumah tahanan itu”.
Menggali Permata Rohani
(Kejadian 38:9, 10) Tapi Onan tahu bahwa keturunan itu tidak akan dianggap sebagai keturunannya. Karena itu sewaktu melakukan hubungan dengan janda kakaknya, dia membuang air maninya ke tanah agar kakaknya tidak mendapat keturunan. 10 Perbuatan Onan itu jahat di mata Yehuwa. Karena itu, Dia membunuhnya juga.
Onan
[dari kata dasar yang artinya ”kekuatan untuk menghasilkan keturunan; energi dinamis”].
Putra Yehuda yang kedua melalui anak perempuan Syua, orang Kanaan. (Kej 38:2-4; 1Taw 2:3) Setelah kakak Onan, Er, yang tidak mempunyai anak dibunuh oleh Yehuwa karena suatu perbuatan salah, Yehuda menyuruh Onan melakukan perkawinan ipar dengan Tamar, janda dari Er. Jika ada anak lelaki yang dihasilkan, anak itu tidak akan menjadi penerus keluarga Onan, dan warisan untuk anak sulung akan jatuh ke tangan anak itu sebagai ahli waris Er; padahal, jika tidak ada ahli waris, Onan-lah yang akan mendapatkan semua warisan. Pada waktu Onan melakukan hubungan dengan Tamar, ia ”membuang maninya ke tanah”, tidak memberikannya kepada Tamar. Ini tidak berarti Onan sedang bermasturbasi, sebab dalam kisah itu disebutkan, ”apabila ia melakukan hubungan dengan istri kakaknya”, ia membuang maninya. Tampaknya ini adalah ”sanggama terputus” (coitus interruptus), yaitu Onan dengan sengaja melakukan hal itu agar pancaran maninya tidak memasuki alat kelamin Tamar. Onan dibunuh oleh Yehuwa karena ia tidak menaati ayahnya, juga karena ketamakannya, dan dosanya terhadap penyelenggaraan perkawinan yang ditetapkan Allah, bukan karena ia menyalahgunakan tubuhnya sendiri. Onan sendiri tidak mempunyai anak.—Kej 38:6-10; 46:12; Bil 26:19.
(Kejadian 38:15-18) Saat melihat dia, Yehuda langsung mengira bahwa dia seorang pelacur, karena dia menutupi wajahnya. 16 Maka Yehuda mendekatinya di pinggir jalan dan berkata, ”Boleh saya melakukan hubungan denganmu?” Dia tidak tahu bahwa wanita itu menantunya. Wanita itu berkata, ”Apa yang akan Tuan berikan untuk melakukan hubungan denganku?” 17 Yehuda menjawab, ”Saya akan mengirimkan satu anak kambing.” Tapi wanita itu berkata, ”Apa jaminannya bahwa Tuan akan mengirimnya?” 18 Yehuda melanjutkan, ”Jaminan apa yang harus saya berikan?” Wanita itu menjawab, ”Cincin meterai, tali, dan tongkat yang Tuan pegang itu.” Yehuda memberikan semua itu kepadanya dan melakukan hubungan dengannya, dan dia pun hamil.
Pertanyaan Pembaca
Yehuda melakukan kesalahan dalam hal tidak memberikan Tamar kepada Syela, putranya, sesuai dengan janjinya. Ia juga berhubungan dengan wanita yang ia kira seorang pelacur bait. Hal ini bertentangan dengan maksud-tujuan Allah, yang mengharuskan seorang pria berhubungan seks hanya dalam ikatan perkawinan. (Kejadian 2:24) Namun, sesungguhnya, Yehuda tidak berhubungan dengan seorang sundal. Sebaliknya, tanpa ia sadari, ia telah menggantikan Syela, putranya, untuk melakukan perkawinan ipar dan karena itu menjadi ayah bagi keturunan yang sah.
Mengenai Tamar, ia tidak bertindak amoral. Kedua anak kembarnya tidak dianggap sebagai anak-anak hasil perzinaan. Ketika Boaz dari Betlehem mengambil Rut, sang wanita Moab, dalam perkawinan ipar, para tua-tua Betlehem berbicara secara positif tentang Perez, putra Tamar, dengan mengatakan kepada Boaz, ”Semoga keluargamu menjadi seperti keluarga Perez, yang dilahirkan Tamar bagi Yehuda, yaitu dari keturunan yang Yehuwa akan berikan kepadamu dari wanita muda ini.” (Rut 4:12) Perez juga termasuk leluhur Yesus Kristus.—Matius 1:1-3; Lukas 3:23-33.
Pembacaan Alkitab
(Kejadian 38:1-19) Sementara itu, Yehuda meninggalkan saudara-saudaranya dan mendirikan kemah di dekat tempat tinggal seorang pria Adulam bernama Hira. 2 Di sana, Yehuda melihat anak perempuan Syua, seorang pria Kanaan. Maka dia menikahi wanita itu dan melakukan hubungan dengannya. 3 Wanita itu hamil lalu melahirkan anak laki-laki, dan Yehuda menamainya Er. 4 Istrinya hamil lagi dan melahirkan anak laki-laki, dan menamainya Onan. 5 Dia melahirkan anak laki-laki lagi dan menamainya Syela. Yehuda sedang berada di Akhzib ketika anak itu lahir. 6 Belakangan, Yehuda menikahkan Er anak sulungnya dengan Tamar. 7 Tapi Er, anak sulung Yehuda, jahat di mata Yehuwa. Karena itu, Yehuwa membunuhnya. 8 Maka Yehuda berkata kepada Onan, ”Nikahilah janda kakakmu dan lakukan kewajibanmu sebagai ipar, sehingga kakakmu bisa punya keturunan melalui kamu.” 9 Tapi Onan tahu bahwa keturunan itu tidak akan dianggap sebagai keturunannya. Karena itu sewaktu melakukan hubungan dengan janda kakaknya, dia membuang air maninya ke tanah agar kakaknya tidak mendapat keturunan. 10 Perbuatan Onan itu jahat di mata Yehuwa. Karena itu, Dia membunuhnya juga. 11 Yehuda berkata kepada Tamar menantunya, ”Pulang dan tinggallah di rumah ayahmu dan jangan kawin lagi sampai anakku Syela besar.” Sebab dia berpikir, ’Dia juga bisa mati seperti kedua kakaknya.’ Tamar pun pulang dan tinggal di rumah ayahnya. 12 Beberapa waktu kemudian, istri Yehuda, anak Syua, meninggal. Setelah melewati masa berkabung, Yehuda pergi ke Timnah ke tempat pemotongan bulu domba-dombanya bersama Hira temannya, orang Adulam itu. 13 Tamar diberi tahu bahwa ayah mertuanya sedang dalam perjalanan ke Timnah untuk memotong bulu domba. 14 Maka dia melepaskan baju jandanya dan memakai kerudung, juga selendang untuk menutupi dirinya. Lalu dia duduk di gerbang kota Enaim, yang terletak di jalan menuju Timnah, karena dia melihat bahwa Syela sudah besar tapi belum juga dinikahkan dengannya. 15 Saat melihat dia, Yehuda langsung mengira bahwa dia seorang pelacur, karena dia menutupi wajahnya. 16 Maka Yehuda mendekatinya di pinggir jalan dan berkata, ”Boleh saya melakukan hubungan denganmu?” Dia tidak tahu bahwa wanita itu menantunya. Wanita itu berkata, ”Apa yang akan Tuan berikan untuk melakukan hubungan denganku?” 17 Yehuda menjawab, ”Saya akan mengirimkan satu anak kambing.” Tapi wanita itu berkata, ”Apa jaminannya bahwa Tuan akan mengirimnya?” 18 Yehuda melanjutkan, ”Jaminan apa yang harus saya berikan?” Wanita itu menjawab, ”Cincin meterai, tali, dan tongkat yang Tuan pegang itu.” Yehuda memberikan semua itu kepadanya dan melakukan hubungan dengannya, dan dia pun hamil. 19 Setelah itu, Tamar pergi dan melepaskan selendangnya dan memakai lagi baju jandanya.
18-24 MEI
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | KEJADIAN 40-41
”Yehuwa Menyelamatkan Yusuf”
(Kejadian 41:9-13) Lalu pengurus minuman berbicara kepada Firaun, ”Hari ini saya mau mengaku dosa. 10 Tuanku Firaun pernah marah kepada saya dan pengurus roti. Maka Tuan menjebloskan kami ke penjara di rumah kepala pengawal. 11 Pada suatu malam, kami berdua mendapat mimpi. Mimpi kami ada artinya masing-masing. 12 Di situ, ada seorang pemuda Ibrani, hamba dari kepala pengawal. Sewaktu kami menceritakan mimpi kami, dia memberitahukan arti mimpi kami masing-masing. 13 Persis seperti yang dia katakan, saya mendapatkan kedudukan saya kembali, tapi pengurus roti digantung.”
’Bukankah Allah yang Menafsirkannya?’
Meskipun pengawas minuman melupakan Yusuf, Yehuwa tidak. Suatu malam, Yehuwa memberi Firaun dua mimpi yang aneh. Pertama, Firaun melihat tujuh sapi gemuk keluar dari Sungai Nil diikuti tujuh sapi kurus dan jelek. Sapi-sapi yang kurus memakan habis yang gemuk. Kedua, dia melihat tujuh bulir gandum yang bagus tumbuh pada sebuah tangkai. Lalu, tumbuh juga tujuh bulir yang kering dan layu, yang kemudian melahap tujuh bulir yang bagus. Paginya dia bangun, sangat gelisah. Dia pun memanggil semua orang ”pintar” dan semua imam di Mesir untuk mengartikan mimpi itu. Tapi semuanya gagal. (Kejadian 41:1-8) Apakah mereka bingung atau punya pendapat yang berbeda-beda tentang arti mimpi itu, kita tidak tahu. Satu hal yang pasti, Firaun kecewa. Meski begitu, dia ingin sekali tahu artinya.
Akhirnya pengawas minuman mengingat Yusuf! Dia merasa bersalah. Dia pun cerita kepada Firaun bahwa di penjara ada anak muda yang hebat, yang dua tahun lalu bisa mengartikan mimpi dia dan mimpi pengawas roti. Firaun pun memerintahkan agar Yusuf segera dijemput dari penjara.—Kejadian 41:9-13.
(Kejadian 41:16) Maka Yusuf menjawab Firaun, ”Bukan saya, Tuanku! Allah yang akan menyampaikan berita baik untuk Firaun.”
(Kejadian 41:29-32) ”Akan ada makanan yang berlimpah di seluruh Mesir selama tujuh tahun. 30 Tapi setelah itu, akan ada kelaparan selama tujuh tahun. Kelaparan itu akan benar-benar menghancurkan Mesir, sehingga kelimpahan itu akan terlupakan. 31 Kelimpahan yang sebelumnya ada di negeri ini tidak akan diingat akibat parahnya kelaparan yang terjadi sesudahnya. 32 Mimpi itu diulangi dua kali kepada Firaun karena hal itu sudah diputuskan oleh Allah yang benar, dan Dia akan segera melaksanakannya.
’Bukankah Allah yang Menafsirkannya?’
Yehuwa suka dengan orang yang rendah hati dan beriman. Maka, Dia memberi tahu Yusuf arti mimpi yang tidak diketahui para imam dan orang-orang ”pintar” itu. Yusuf menjelaskan bahwa kedua mimpi Firaun itu artinya sama. Yehuwa memberikannya sampai dua kali untuk menandaskan bahwa itu pasti akan terjadi, atau ”ditetapkan dengan teguh”. Sapi-sapi gemuk dan bulir-bulir gandum yang bagus berarti tujuh tahun kemakmuran. Dan, sapi-sapi kurus dan bulir-bulir gandum yang kering menggambarkan tujuh tahun kelaparan. Jadi, setelah tujuh tahun makmur, Mesir akan tujuh tahun kelaparan. Selama masa kelaparan, makanan di negeri itu akan habis.—Kejadian 41:25-32.
(Kejadian 41:38-40) Maka Firaun berkata kepada para hambanya, ”Tidak mungkin kita menemukan orang lain yang punya kuasa Allah seperti dia.” 39 Lalu Firaun berkata kepada Yusuf, ”Karena Allah sudah memberitahukan semua ini kepadamu, tidak ada orang lain yang lebih cerdas dan bijaksana daripada kamu. 40 Kamulah yang akan mengawasi rumah saya, dan seluruh rakyat saya akan mematuhi semua perintahmu. Hanya saya yang lebih berkuasa daripada kamu karena saya adalah raja.”
’Bukankah Allah yang Menafsirkannya?’
Firaun tidak memberi harapan palsu. Pakaian kehormatan segera dipakaikan kepada Yusuf. Firaun memberi dia kalung emas, cincin kerajaan, kereta kerajaan, dan wewenang penuh untuk pergi ke mana saja di negeri itu untuk menjalankan rencananya. (Kejadian 41:42-44) Hidup Yusuf berubah dalam satu hari. Paginya masih di penjara, malamnya sudah di istana. Dia bangun sebagai napi rendahan, dia tidur sebagai penguasa kedua tertinggi setelah Firaun. Jelaslah, iman Yusuf kepada Yehuwa tidak percuma! Yehuwa tidak menutup mata terhadap perlakuan tidak adil yang diderita hamba-Nya, Yusuf, selama bertahun-tahun. Yehuwa turun tangan pada waktu yang tepat, dengan cara yang tepat. Ternyata yang Yehuwa lakukan itu bukan hanya untuk membela Yusuf, tapi juga untuk memastikan agar bangsa Israel terbentuk. Kenapa bisa begitu? Artikel berikut akan menjawabnya.
Menggali Permata Rohani
(Kejadian 41:14) Maka Firaun menyuruh agar Yusuf dipanggil, dan dia segera dikeluarkan dari penjara. Dia bercukur, berganti pakaian, dan menghadap Firaun.
Tahukah Anda?
Mengapa Yusuf bercukur sebelum menghadap Firaun?
Menurut buku Kejadian, Firaun memerintahkan agar Yusuf, orang Ibrani yang menjadi tahanan, segera dibawa ke hadapannya untuk mengartikan mimpi yang meresahkannya. Saat itu, Yusuf sudah dipenjara selama bertahun-tahun. Meski panggilan Firaun mendesak, Yusuf menyempatkan diri untuk bercukur. (Kejadian 39:20-23; 41:1, 14) Perincian yang sepertinya tidak penting ini menunjukkan bahwa penulis buku ini mengenal kebiasaan orang Mesir.
Menumbuhkan janggut adalah kebiasaan umum bangsa zaman dulu, termasuk orang Ibrani. Sebaliknya, Cyclopedia of Biblical, Theological, and Ecclesiastical Literature dari McClintock dan Strong berkata, ”Orang Mesir zaman dulu adalah satu-satunya bangsa Timur yang menolak untuk menumbuhkan janggut.”
Apakah mereka hanya mencukur janggut saja? Majalah Biblical Archaeology Review menulis bahwa dalam beberapa upacara adat Mesir, seorang pria wajib mempersiapkan diri sebelum menghadap Firaun, seperti ketika dia akan masuk ke kuil. Maka, Yusuf juga perlu mencukur semua rambut di kepala dan tubuhnya.
(Kejadian 41:16) Maka Yusuf menjawab Firaun, ”Bukan saya, Tuanku! Allah yang akan menyampaikan berita baik untuk Firaun.”
Menunjukkan Tata Krama sebagai Rohaniwan Allah
14 Orang tua yang saleh pada zaman Alkitab memastikan bahwa anak-anak mempelajari hal-hal dasar kesopanan di rumah. Perhatikan cara bicara yang santun antara Abraham dan putranya Ishak di Kejadian 22:7. Pelatihan yang baik dari orang tua juga nyata dalam contoh Yusuf. Sewaktu dipenjarakan, ia sopan bahkan kepada sesama tahanan. (Kej. 40:8, 14) Kata-katanya kepada Firaun menunjukkan bahwa ia tahu cara yang patut untuk menyapa orang yang berkedudukan tinggi.—Kej. 41:16, 33, 34.
Pembacaan Alkitab
(Kejadian 40:1-23) Beberapa waktu kemudian, pengurus minuman dan pengurus roti raja Mesir berbuat salah kepada tuan mereka, raja Mesir. 2 Firaun marah kepada kedua pejabatnya itu, yaitu pengurus minuman dan pengurus roti, 3 lalu menjebloskan mereka ke penjara di rumah kepala pengawal, tempat Yusuf ditahan. 4 Lalu kepala pengawal menugasi Yusuf untuk menemani dan melayani mereka, dan mereka dipenjarakan selama beberapa waktu. 5 Pada suatu malam, pengurus minuman dan pengurus roti raja Mesir yang dipenjarakan itu sama-sama mendapat mimpi. Mimpi mereka ada artinya masing-masing. 6 Pagi harinya, sewaktu Yusuf menemui mereka, mereka terlihat sedih. 7 Maka dia bertanya kepada kedua pejabat itu, ”Kenapa muka Tuan-Tuan terlihat sedih hari ini?” 8 Mereka menjawab, ”Kami berdua dapat mimpi, tapi tidak ada yang bisa mengartikannya.” Yusuf berkata, ”Hanya Allah yang bisa mengartikan mimpi. Coba ceritakan kepada saya.” 9 Maka, pengurus minuman bercerita, ”Dalam mimpi saya, ada tanaman anggur di depan saya. 10 Di tanaman anggur itu ada tiga ranting. Tanaman itu bertunas, berbunga, lalu menghasilkan tandan-tandan anggur yang matang. 11 Saya sedang memegang gelas anggur Firaun, lalu saya mengambil anggur itu dan memerasnya ke dalam gelas itu. Lalu, gelas itu saya berikan kepada Firaun.” 12 Lalu Yusuf berkata kepadanya, ”Inilah artinya: Ketiga ranting itu berarti tiga hari. 13 Tiga hari lagi, Firaun akan membebaskan Tuan dan mengembalikan jabatan Tuan sebagai pengurus minuman. Tuan akan memberikan minuman kepada Firaun seperti yang dulu Tuan lakukan. 14 Tapi, setelah keadaan Tuan lebih baik, ingatlah saya. Tunjukkanlah kasih setia kepada saya dan tolong ceritakan tentang saya kepada Firaun, supaya saya bisa keluar dari sini. 15 Sebenarnya, saya diculik dari negeri orang Ibrani, dan di sini saya tidak melakukan apa pun yang membuat saya harus dimasukkan ke penjara.” 16 Karena mendengar bahwa arti mimpi temannya itu bagus, pengurus roti bercerita kepada Yusuf, ”Saya juga bermimpi. Saya membawa tiga keranjang berisi roti putih di atas kepala saya. 17 Di keranjang paling atas, ada berbagai macam roti untuk Firaun, dan burung-burung memakannya dari keranjang itu.” 18 Lalu Yusuf berkata, ”Inilah artinya: Ketiga keranjang itu berarti tiga hari. 19 Tiga hari lagi, Firaun akan memenggal kepala Tuan dan menggantung Tuan pada tiang, dan burung-burung akan memakan daging Tuan.” 20 Tiga hari setelah itu adalah hari ulang tahun Firaun. Dia mengadakan pesta untuk semua hambanya. Lalu dia mengeluarkan pengurus minuman dan pengurus roti itu dan membawa mereka ke hadapan semua hambanya. 21 Firaun mengembalikan kedudukan pengurus minuman, dan dia kembali bertugas memberikan minuman kepada Firaun. 22 Tapi Firaun menggantung pengurus roti, persis seperti yang Yusuf katakan. 23 Namun, pengurus minuman itu tidak ingat lagi kepada Yusuf.
25-31 MEI
HARTA DALAM FIRMAN ALLAH | KEJADIAN 42-43
”Yusuf Sanggup Mengendalikan Diri”
(Kejadian 42:5-7) Anak-anak lelaki Israel dan banyak orang lain datang ke Mesir untuk membeli makanan, karena kelaparan juga terjadi di negeri Kanaan. 6 Yusuf adalah orang yang berkuasa di negeri itu, dan dialah yang menjual biji-bijian kepada semua bangsa di bumi. Maka kakak-kakak Yusuf datang dan sujud kepadanya. 7 Ketika Yusuf melihat kakak-kakaknya, dia langsung mengenali mereka, tapi dia menyembunyikan siapa dia sebenarnya. Dengan kasar, dia berkata kepada mereka, ”Kalian dari mana?” Mereka menjawab, ”Dari negeri Kanaan, kami mau beli makanan.”
”Apakah Aku Ini Pengganti Allah?”
Bagaimana dengan Yusuf? Ia langsung mengenali kakak-kakaknya! Waktu mereka membungkuk, ia pasti langsung teringat masa remajanya. Alkitab mengatakan bahwa ”Yusuf segera teringat akan mimpi-mimpi” yang Yehuwa berikan sewaktu ia masih remaja. Menurut mimpi itu, kakak-kakak Yusuf akan membungkuk kepadanya. Itulah yang terjadi sekarang! (Kejadian 37:2, 5-9; 42:7, 9) Apa yang akan Yusuf lakukan? Memeluk mereka? Atau, membalas mereka?
Yusuf tahu bahwa ia tidak boleh bertindak mengikuti perasaannya. Semua ini pasti campur tangan Yehuwa. Dia berjanji bahwa keturunan Yakub akan menjadi bangsa yang besar. Jadi, ini ada hubungannya dengan kehendak Yehuwa. (Kejadian 35:11, 12) Jika kakak-kakak Yusuf masih bersikap kasar, mementingkan diri, dan tidak jujur, akibatnya bisa fatal! Jika Yusuf bertindak sembarangan, keluarga mereka bisa kacau, bahkan hidup ayahnya dan Benyamin bisa terancam. Ia sendiri tidak tahu apakah keduanya masih hidup. Yusuf tidak memberi tahu siapa dirinya supaya bisa menguji kakak-kakaknya dan memastikan apakah mereka sudah berubah. Dengan begitu, ia bisa mengetahui apa yang Yehuwa ingin agar ia lakukan.
”Apakah Aku Ini Pengganti Allah?”
Anda mungkin tidak pernah berada dalam situasi seperti ini. Tapi, pertengkaran dan perpecahan banyak terjadi dalam keluarga zaman sekarang. Ketika menghadapi masalah, kita mungkin mengikuti perasaan kita yang bisa saja salah. Akan lebih baik kalau kita mengikuti teladan Yusuf dan mencari tahu apa yang Yehuwa ingin agar kita lakukan. (Amsal 14:12) Hubungan keluarga memang penting. Tapi, yang lebih penting adalah hubungan kita dengan Yehuwa dan Putra-Nya.—Matius 10:37.
(Kejadian 42:14-17) Tapi Yusuf berkata, ”Pokoknya menurut saya kalian mata-mata! Saya mau lihat apakah kalian memang jujur. 15 Saya bersumpah demi Firaun yang hidup, kalian tidak akan pergi dari sini kecuali adik bungsu kalian dibawa ke sini. 16 Salah satu dari kalian harus pulang untuk menjemput adik kalian, dan yang lainnya akan ditahan. Dengan begitu, saya akan tahu apakah kalian jujur atau tidak. Kalau kalian bohong, berarti kalian memang mata-mata.” 17 Kemudian, dia memenjarakan mereka selama tiga hari.
”Apakah Aku Ini Pengganti Allah?”
Yusuf membuat serangkaian ujian untuk mengetahui isi hati kakak-kakaknya. Melalui seorang penerjemah, ia berbicara dengan kasar dan menuduh mereka mata-mata. Untuk membela diri, mereka bercerita tentang keluarga mereka dan berkata bahwa adik mereka ada di rumah. Yusuf pura-pura tidak tertarik mendengarnya. Apakah adiknya memang masih hidup? Sekarang, Yusuf tahu apa yang harus ia lakukan. Ia berkata, ”Kamu akan diuji.” Ia mau melihat adik bungsu mereka. Jadi, Yusuf menyuruh mereka pulang untuk menjemput adik mereka. Tapi sampai mereka kembali, salah satu dari mereka harus ditahan di Mesir.—Kejadian 42:9-20.
(Kejadian 42:21, 22) Mereka berkata satu sama lain, ”Ini pasti hukuman karena apa yang kita lakukan terhadap adik kita. Waktu itu dia sangat tertekan dan memohon-mohon agar kita mengasihani dia, tapi kita tidak peduli. Makanya kita sekarang susah begini.” 22 Lalu Ruben berkata, ”Aku sudah bilang agar anak itu jangan diapa-apakan. Tapi kalian tidak mau dengar. Sekarang kita harus bertanggung jawab karena sudah menumpahkan darahnya.”
Yusuf
Melihat apa yang terjadi, saudara-saudara Yusuf mulai merasakan adanya pembalasan ilahi atas mereka karena telah menjual Yusuf sebagai budak bertahun-tahun yang silam. Di depan saudara mereka, yang masih belum mereka kenali, mereka membahas kesalahan mereka. Ketika mendengar kata-kata mereka yang mencerminkan pertobatan, Yusuf sangat terharu sehingga ia harus meninggalkan mereka dan menangis. Ketika kembali, ia menyuruh agar Simeon ditahan sampai mereka kembali bersama adik bungsu mereka.—Kej 42:21-24.
Menggali Permata Rohani
(Kejadian 42:22) Lalu Ruben berkata, ”Aku sudah bilang agar anak itu jangan diapa-apakan. Tapi kalian tidak mau dengar. Sekarang kita harus bertanggung jawab karena sudah menumpahkan darahnya.”
(Kejadian 42:37) Tapi Ruben berkata kepada ayahnya, ”Ayah boleh bunuh dua anak lelakiku kalau aku tidak bawa dia kembali kepada Ayah. Aku yang akan menjaganya, dan aku akan membawanya pulang.”
Ruben
Beberapa sifat baik Ruben terlihat pada waktu ia membujuk agar kesembilan saudaranya tidak membunuh Yusuf tetapi melemparkan Yusuf ke dalam sebuah sumur yang kering, sebab Ruben berniat untuk kembali secara diam-diam dan mengeluarkan Yusuf dari sumur itu. (Kej 37:18-30) Lebih dari 20 tahun kemudian, sewaktu saudara-saudaranya itu menyimpulkan bahwa tuduhan sebagai mata-mata yang dilancarkan terhadap mereka di Mesir adalah akibat perlakuan buruk mereka terhadap Yusuf, Ruben mengingatkan bahwa ia tidak ikut-ikutan dalam rencana jahat mereka sehubungan dengan kehidupan Yusuf. (Kej 42:9-14, 21, 22) Selain itu, sewaktu Yakub tidak mengizinkan Benyamin menyertai saudara-saudaranya pada perjalanan mereka yang kedua ke Mesir, Ruben-lah yang menawarkan kedua putranya sendiri sebagai jaminan, dengan mengatakan, ”[Mereka] boleh kaubunuh jika aku tidak membawa [Benyamin] kembali kepadamu.”—Kej 42:37.
(Kejadian 43:32) Lalu makanan dihidangkan untuk Yusuf di meja tersendiri, untuk kakak adiknya di meja lain, dan untuk orang Mesir yang ada di situ di meja yang lain lagi. Orang Mesir tidak mau makan bersama orang Ibrani, karena itu menjijikkan bagi mereka.
Pokok-Pokok Penting Buku Kejadian—II
43:32—Mengapa makan bersama orang Ibrani adalah hal yang memuakkan bagi orang Mesir? Hal ini kemungkinan besar karena prasangka agama atau kesombongan rasial. Orang Mesir juga muak kepada para gembala. (Kejadian 46:34) Mengapa? Para gembala mungkin berada hampir di urutan terbawah dalam sistem kasta orang Mesir. Atau, kemungkinan karena terbatasnya lahan yang tersedia untuk digarap, orang Mesir memandang hina orang-orang yang mencari padang rumput untuk kawanan ternak.
Pembacaan Alkitab
(Kejadian 42:1-20) Ketika Yakub mendengar bahwa ada biji-bijian di Mesir, dia berkata kepada anak-anak lelakinya, ”Kenapa kalian diam saja?” 2 Dia melanjutkan, ”Ayah dengar ada biji-bijian di Mesir. Pergilah ke sana dan belilah sedikit untuk kita, supaya kita tidak mati kelaparan.” 3 Maka kesepuluh kakak Yusuf pergi ke Mesir untuk membeli biji-bijian. 4 Tapi Yakub tidak menyuruh Benyamin adik Yusuf pergi bersama mereka, karena khawatir Benyamin mendapat kecelakaan dan meninggal. 5 Anak-anak lelaki Israel dan banyak orang lain datang ke Mesir untuk membeli makanan, karena kelaparan juga terjadi di negeri Kanaan. 6 Yusuf adalah orang yang berkuasa di negeri itu, dan dialah yang menjual biji-bijian kepada semua bangsa di bumi. Maka kakak-kakak Yusuf datang dan sujud kepadanya. 7 Ketika Yusuf melihat kakak-kakaknya, dia langsung mengenali mereka, tapi dia menyembunyikan siapa dia sebenarnya. Dengan kasar, dia berkata kepada mereka, ”Kalian dari mana?” Mereka menjawab, ”Dari negeri Kanaan, kami mau beli makanan.” 8 Meskipun Yusuf mengenali kakak-kakaknya, mereka tidak mengenali dia. 9 Yusuf pun teringat mimpi-mimpinya tentang mereka, lalu dia berkata, ”Kalian mata-mata! Kalian datang untuk cari kelemahan negeri kami!” 10 Mereka menjawab, ”Tidak, Tuanku, hamba-hambamu ini datang untuk beli makanan. 11 Kami kakak beradik dari satu ayah. Kami orang baik-baik. Hamba-hambamu ini bukan mata-mata.” 12 Tapi dia berkata kepada mereka, ”Bohong! Kalian datang untuk cari kelemahan negeri ini!” 13 Mereka menjawab, ”Hamba-hambamu ini 12 bersaudara. Ayah kami ada di negeri Kanaan. Adik bungsu kami sekarang ada di sana bersamanya, sedangkan yang satu lagi sudah tiada.” 14 Tapi Yusuf berkata, ”Pokoknya menurut saya kalian mata-mata! 15 Saya mau lihat apakah kalian memang jujur. Saya bersumpah demi Firaun yang hidup, kalian tidak akan pergi dari sini kecuali adik bungsu kalian dibawa ke sini. 16 Salah satu dari kalian harus pulang untuk menjemput adik kalian, dan yang lainnya akan ditahan. Dengan begitu, saya akan tahu apakah kalian jujur atau tidak. Kalau kalian bohong, berarti kalian memang mata-mata.” 17 Kemudian, dia memenjarakan mereka selama tiga hari. 18 Pada hari ketiga, Yusuf berkata kepada mereka, ”Saya ini menghormati Allah. Jadi lakukan apa yang saya katakan dan kalian akan tetap hidup. 19 Kalau kalian memang jujur, biarkan satu saudaramu tetap ditahan di sini, tapi yang lain boleh pergi dan membawa biji-bijian supaya keluarga kalian tidak kelaparan. 20 Lalu bawa adik bungsu kalian kepada saya, agar kata-kata kalian terbukti benar dan kalian tidak akan mati.” Mereka pun setuju.