PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g85_No13 hlm. 30-32
  • Bagaimana Saya Dapat Menghentikan Menonton TV Terlalu Banyak?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Bagaimana Saya Dapat Menghentikan Menonton TV Terlalu Banyak?
  • Sedarlah!—1985 (No. 13)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Lebih Mudah Mengatakan Dari Pada Melakukan
  • Bagaimana Saya Dapat Mengendalikan Apa Yang Saya Tonton?
  • ’Saya Membuang Kebiasaan Menonton TV’
  • Bagaimana Mengendalikan Kebiasaan Menonton TV?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis
  • Cara-Cara Mengendalikan
    Sedarlah!—2006
  • Apakah Televisi Telah Mengubah Anda?
    Sedarlah!—1991
  • Kendalikan Televisi Sebelum Ia Mengendalikan Anda
    Sedarlah!—1991
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1985 (No. 13)
g85_No13 hlm. 30-32

Kaum Remaja Bertanya . . .

Bagaimana Saya Dapat Menghentikan Menonton TV Terlalu Banyak?

APAKAH anda memasang TV segera setelah anda pulang ke rumah? Apakah TV terus menyala sampai tiba waktu tidur—atau sampai tengah malam? Apakah anda duduk terpukau, melihat acara-acara yang bahkan tidak anda sukai—atau yang anda tahu tidak boleh anda lihat? Apakah anda menonton, walaupun ada hal-hal mendesak yang harus anda kerjakan—misalnya pekerjaan rumah?

Jika demikian halnya, hati-hatilah! Karena hal-hal ini merupakan sebagian dari gejala-gejala yang disebutkan beberapa orang sebagai kecanduan TV.a Bukan berarti bahwa TV tidak ada manfaatnya. Kata Debbie yang berumur 12 tahun: ”Saya menonton TV karena saya dihibur, diajar dan dapat membuat saya santai.” Meskipun begitu, terlalu banyak bahkan dari hal yang baik dapat merugikan. Dan banyak dari apa yang dipertunjukkan di pesawat TV jauh dari pada baik. Kekerasan dan imoralitas seks yang semakin meningkat telah memperluas ’daerah rawan’ TV. Kaset Video bahkan membawa pornografi ke dalam rumah. Jadi, bagaimana seorang muda dapat bersahaja dalam kebiasaan sehubungan dengan menonton TV?

Lebih Mudah Mengatakan Dari Pada Melakukan

”Saya mendapati televisi sangat menarik sekali. Pada waktu pesawat TV nyala, mau tidak mau saya melihatnya. Saya tidak bisa mematikannya. . . . Jika saya berusaha mematikannya, kekuatan saya hilang dari tangan saya. Jadi saya duduk di situ selama berjam-jam.” Seorang muda yang masih hijau? Bukan, ini keadaan menyedihkan dari seorang pengajar bahasa Inggris di suatu perguruan tinggi! Perhatikan juga kepedihan dari beberapa orang muda yang setuju untuk ”MINGGU BEBAS TV”:

”Saya mengalami masa depresi . . . Saya mulai gila.”—Susan berumur 12 tahun

”Hari ini saya keterlaluan . . . Saya menonton kira-kira 20 pertunjukan—ya, mungkin tidak sampai begitu banyak. Saya rasa tidak akan sanggup membuang kebiasaan itu. Saya terlalu mencintai TV.”—Linda berumur 13 tahun.

”Tekanan itu terus mengganggu. Saya terus mempunyai dorongan itu. Waktu yang paling berat adalah malam hari antara jam delapan dan sepuluh.”—Louis berumur 11 tahun.

Namun, di balik semua ’kepedihan’ ini orang-orang muda tersebut menemukan beberapa pengganti TV yang sangat positif. Seorang gadis mengingat: ”Saya berbicara kepada ibu saya. Ia menjadi orang yang lebih menarik dalam pandangan saya, karena perhatian saya tidak terbagi antara dia dan pesawat TV.” Seorang gadis lain berhasil mengatasi minggu itu dengan belajar memasak. Seorang pemuda bernama Jason bahkan mendapatkan bahwa bisa lebih menyenangkan untuk pergi ”ke taman dari pada TV,” atau memancing, membaca, atau pergi ke pantai.

Alhasil, kebanyakan dari anak-anak muda merayakan akhir dari ”MINGGU BEBAS TV” dengan kekalahan di pihak TV. Ini bukan untuk menyatakan bahwa mengorbankan TV itu tidak mustahil. Suatu keluarga membuat keputusan untuk menjual pesawat mereka dan melaporkan: ”Tidak memiliki TV seolah-olah sama sekali sembuh dari suatu penyakit yang menahun dan parah.” Namun, ada banyak orang yang merasa bahwa dalam keadaan mereka tidaklah perlu untuk sama sekali menghapus TV. Bagi mereka pertanyaannya adalah . . .

Bagaimana Saya Dapat Mengendalikan Apa Yang Saya Tonton?

Penulis Linda Nielsen mengamati: ”Pengendalian diri mulai dengan belajar menetapkan tujuan-tujuan.” Maka untuk mengendalikan diri dalam menonton TV, anda perlu menetapkan pembatasan-pembatasan yang masuk akal berkenaan waktu menonton. Buku Breaking the TV Habit (Mengatasi Kebiasaan Menonton TV) menyarankan agar anda mulai dengan memeriksa kebiasaan-kebiasaan anda sekarang.b Mungkin selama satu minggu anda dapat memperhatikan pertunjukan-pertunjukan apa yang anda tonton dan berapa banyak waktu yang anda gunakan di depan pesawat. Kemudian perhatikan sungguh-sungguh pertunjukan apa yang sedang anda tonton. ”Bukankah telinga menguji kata-kata, seperti langit-langit mencecap makanan?” tanya Alkitab. (Ayub 12:11) Maka gunakan pengamatan (disertai nasihat dari orangtua anda) dan ujilah pertunjukan-pertunjukan apa yang betul-betul cocok untuk dilihat.

Beberapa menetapkan sebelumnya acara-acara apa yang akan mereka tonton dan menyalakan TV hanya untuk acara-acara tersebut! Orang-orang lain mengambil tindakan-tindakan yang lebih ketat, menetapkan peraturan tidak-ada-TV-selama-minggu-sekolah atau pembatasan satu-jam-sehari. (Beberapa pendidik menyarankan bahwa sepuluh jam seminggu adalah batas waktu menonton TV bagi anak-anak muda yang masih sekolah.) Hal yang penting adalah bahwa anda menetapkan pembatasan-pembatasan atas apa yang anda tonton. Namun bagaimana jika pesawat TV yang mati ternyata menjadi godaan? Suatu keluarga mengatasi masalah tersebut dengan cara ini: ”Kami menaruh pesawat kami di gudang supaya tidak mengganggu . . . Di gudang kurang godaan untuk langsung menyalakan TV pada waktu anda memasuki rumah. Anda harus melakukan perjalanan khusus ke sana untuk dapat menonton sesuatu.” Menyimpan TV anda di lemari, atau hanya dengan membiarkan kawat listriknya tercabut, boleh jadi sama efektifnya.

’Tetapi bagaimana jika saya mulai bosan?’ anda mungkin bertanya. Nah, dengan mematikan TV anda bebas melakukan banyak hal yang tidak dapat dikerjakan apabila anda menempel di depan TV. (Lihat bagian atas dari halaman 32.) Namun, TV memang mempunyai daya pikat yang kuat. Maka diperlukan motivasi yang kuat untuk berpaling dari padanya. Dalam artikel sebelumnya kita berjumpa dengan seorang muda bernama Wawan yang memiliki motivasi demikian. Maka marilah kita lanjutkan pembicaraan kita dengannya.

’Saya Membuang Kebiasaan Menonton TV’

Sedarlah!: Rupanya anda benar-benar pecandu TV, bukankah demikian?

Wawan: Benar. Ketika saya lebih muda, saya menonton TV mulai dari saya tiba di rumah sampai waktu tidur. Tetapi saya mulai berhenti menonton TV setelah saya masuk sekolah lanjutan. Begini, beberapa tahun lalu keluarga saya mulai belajar Alkitab dengan Saksi-Saksi. Tetapi kami tidak terlalu maju dengan pelajaran-pelajaran kami, dan pada waktu saya mulai masuk sekolah lanjutan kami sudah sama sekali berhenti menghadiri perhimpunan Kristen. Jadi saya tidak terlalu cocok dengan anak-anak dari Saksi di sekolah. Mengenai anak-anak lain, mereka hanya berminat kepada hal-hal yang berhubungan dengan seks dan olah raga. Namun saya cukup mengenal Alkitab untuk menyadari bahwa saya juga tidak dapat cocok dengan mereka.

Sedarlah!: Jadi apa yang anda lakukan?

Wawan: Saya mulai mengerti bahwa saya harus memilih salah satu. Maka saya mulai mencari pergaulan dengan anak-anak muda Saksi. Sebagai hasilnya, saya mulai membuat kemajuan rohani. Saya mulai belajar Alkitab lagi dan menghadiri perhimpunan Kristen.

Sedarlah!: Namun apa hubungan hal ini dengan menonton TV?

Wawan: Seraya penghargaan saya terhadap hal-hal rohani bertumbuh, saya menyadari bahwa banyak dari pertunjukan yang saya tonton sebenarnya bukan bagi orang Kristen. Juga, saya merasa perlunya lebih banyak belajar Alkitab dan mempersiapkan perhimpunan Kristen. Itu berarti membuang kebanyakan dari acara TV. Namun tidaklah mudah. Saya menyukai film-film kartun Sabtu sore. Tetapi kemudian seorang saudara Kristen di sidang mengundang saya untuk pergi bersama dia dalam kegiatan dari rumah ke rumah pada hari Sabtu sore. Itu menghentikan kebiasaan saya menonton TV pada hari Sabtu sore. Maka akhirnya saya belajar untuk benar-benar mengurangi menonton TV.

Sedarlah!: Bagaimana sekarang?

Wawan: Ya, saya masih mempunyai problem bahwa jika TV nyala, saya tidak bisa mengerjakan apa-apa. Jadi lebih sering saya biarkan mati. Sebenarnya, TV saya rusak beberapa bulan lalu dan saya biarkan saja.

Apakah anda memperhatikan apa yang ada di belakang perubahan yang menyolok dari Wawan? Itu adalah ”penghargaan”nya ”terhadap hal-hal rohani” yang bertumbuh seraya ia belajar Alkitab. Juga, Wawan dibantu teman-teman Kristen untuk menyadari nilai dari ’giat selalu dalam pekerjaan Tuhan.’ (1 Korintus 15:58) Ia menjadi begitu sibuk, ia tidak ada waktu untuk pertunjukan-pertunjukan TV yang merugikan.

Anda juga akan mendapatkan bahwa dengan mendekatkan diri kepada Yehuwa dan sibuk dalam pekerjaanNya, anda akan dibantu mengatasi kecanduan TV. (Yakobus 4:8) Memang, membatasi menonton TV akan berarti kehilangan beberapa acara kesukaan anda. Tetapi untuk apa menggunakan TV ’sepenuhnya,’ diperbudak untuk mengikuti setiap acara? (Lihat 1 Korintus 7:29, 31.) Lebih baik ”melatih” diri seperti rasul Paulus yang pernah berkata: ”Aku melatih tubuhku dan menguasai [memperbudak, NW]nya seluruhnya.” (1 Korintus 9:27) Bukankah ini lebih baik dari pada diperbudak pesawat TV?

[Catatan Kaki]

a Silakan lihat artikel ”Kaum Muda Bertanya . . . Apakah Saya Menonton TV Terlalu Banyak?” yang muncul dalam Sedarlah! nomor 12.

b Buku yang sama ini menyarankan agar anda selanjutnya menghapus TV untuk satu minggu penuh! Hal ini, katanya, akan membuat keluarga lebih waspada terhadap ”kesempatan-kesempatan untuk saling membina dan kegiatan-kegiatan yang menyenangkan yang tersedia apabila televisi tidak lagi terus di sana.” Sesudah itu suatu keluarga dapat kembali menonton TV namun sekarang di bawah pengawasan yang ketat.

[Kotak di hlm. 32]

Hal-Hal yang Dapat Dilakukan Pada Waktu TV Tidak Menyala

Berbicara dengan teman-teman

Mendengar musik

Ikut dalam olah raga di lapangan

Mengadakan permainan-permainan di rumah

Mengunjungi tempat-tempat yang menarik (museum, kebun binatang, akuarium, dsb.)

Belajar suatu alat musik

Belajar memasak

Belajar menjahit

Membantu tugas-tugas rumah tangga

Menulis surat

Belajar cara-cara dasar mereparasi mobil

[Gambar di hlm. 31]

Dengan menaruh pesawat televisi di tempat yang agak ’tersembunyi, akan mengurangi godaan untuk menyalakannya

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan