PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g92 Agustus hlm. 9-11
  • AIDS—Bagaimana Ini Akan Berakhir?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • AIDS—Bagaimana Ini Akan Berakhir?
  • Sedarlah!—1992
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Respon Standar
  • Akhir dari AIDS
  • Mengapa Afrika Menderita Begitu Banyak?
    Sedarlah!—1992
  • Bagaimana Menghindari AIDS
    Sedarlah!—1988 (No. 27)
  • Statistik AIDS yang Mencengangkan!
    Sedarlah!—2001
  • Bagaimana Saya Dapat Terhindar dari Penularan AIDS?
    Sedarlah!—1993
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1992
g92 Agustus hlm. 9-11

AIDS—Bagaimana Ini Akan Berakhir?

”SAYA benar-benar yakin bahwa kita pasti akan menemukan suatu vaksin dalam dasawarsa ini.”—Jorg Eichberg, kepala riset vaksin di Pusat Riset Wyeth-Ayerst, Philadelphia, A.S.

Bayangkan jika pengobatan, atau bahkan suatu vaksin preventif, untuk AIDS ditemukan. Betapa menakjubkan hal itu! Bagi 9.000 spesialis AIDS yang berkumpul di Florence, Italia, tahun lalu membahas tema ”Ilmu Pengetahuan Menantang AIDS”, pencarian akan pengobatan demikian tidak diragukan paling penting dalam pikiran mereka.

Karena 9 dari 10 infeksi baru kini terjadi di dunia yang sedang berkembang, tekanan untuk menemukan solusi yang efektif terus berlangsung. Namun, menurut jurnal New Scientist, banyak orang pada konferensi Florence tampaknya ”tidak lagi merasa terdesak”. ”Mungkin,” jurnal itu mengemukakan, bencana ini begitu besar sehingga banyak orang ”begitu saja mengabaikan problem itu.”

Realitas yang keras adalah bahwa para sarjana menemukan lebih banyak pertanyaan daripada jawaban. New Scientist menjelaskan bahwa ”10 tahun sudah epidemi ini, problem-problem yang dihadapi para ahli virus dan kekebalan tampak hampir tak tertandingi besarnya”. Dokter klinik AIDS Inggris bernama Ian Weller mengingatkan, ”Perbaikan terapi yang terbaik untuk dapat secara efektif melawan virus-virus belum di ambang pintu.”

Namun, jika vaksin anti AIDS kemudian tersedia, seberapa mudahkah itu dapat diperoleh? Dr. Dennis Sifris, seorang dokter yang memiliki pengalaman langsung dengan realitas bekerja di Afrika, menjelaskan, ”Kita memiliki vaksin yang sangat efektif untuk TBC [tuberculose] maka secara teori TBC seharusnya sudah dapat diberantas [seperti halnya] campak dan Hepatitis B. Namun tiga penyakit itu merupakan . . . pembunuh utama di Afrika dewasa ini. Maka sekalipun suatu vaksin telah dikembangkan, kemungkinan orang dapat memperolehnya merupakan problem besar.”

Karena kecil harapan untuk menemukan penyembuhan, pilihan Afrika hanyalah membujuk orang untuk mengubah perilaku seksual mereka. Namun pertanyaannya adalah—bagaimana caranya?

Respon Standar

Respon standar dalam menanggulangi AIDS di Afrika adalah memberikan kondom, dan lebih banyak kondom. Supir-supir truk mendapatkannya gratis di pos-pos perbatasan. Surat kabar menyalurkannya dalam amplop-amplop. Klinik dan para pekerja kesehatan menyimpannya dalam jumlah jutaan.

Meskipun tindakan-tindakan demikian mungkin memiliki dampak dalam penyebaran AIDS, namun itu bukan berarti tanpa problem—terutama di Afrika. Pekerja kesehatan Stefan van der Borght dari Medecins Sans Frontieres di Angola menjelaskan bahwa jika Anda membagi-bagikan tiga juta kondom di propinsi Huambo hal itu kelihatannya baik. Namun, itu berarti satu setengah juta orang hanya dapat melakukan hubungan seksual dua kali sebelum persediaan habis.

Namun, di samping kesulitan logistik, apa pengaruh distribusi kondom tanpa pandang bulu atas perilaku promiskuitas—sumber AIDS yang terutama di Afrika? Semua indikasi menunjukkan bahwa tindakan-tindakan demikian justru merangsang bukannya mengurangi aktivitas seksual. Bahkan pihak berwenang pemerintahan mulai mengakui fakta ini. Sebuah negara Afrika telah menginstruksikan media yang dikelola oleh negara untuk menarik iklan-iklan kondom, karena iklan-iklan tersebut malah menganjurkan perilaku promiskuitas. Pengarang Keith Edelston mengambil satu langkah lebih jauh dalam bukunya Aids—Countdown to Doomsday, ”Melihat risiko-risiko . . . yang melekat dalam penggunaan kondom, cukup jelas bahwa monogami yang ketat merupakan satu-satunya jalan untuk benar-benar aman.”

Namun apakah kembali kepada moralitas monogami dalam struktur perkawinan merupakan pilihan yang realistis?

Akhir dari AIDS

Profesor Reuben Sher, seorang ahli AIDS di Afrika, menyatakan, ”Jika orang-orang berhenti berganti-ganti pasangan seks di masa-masa mendatang, virus tersebut akan semakin berkurang lalu habis. Orang-orang yang mengidapnya akan mati dan habislah sudah.” Demikian pula, sebuah tajuk rencana dalam The Star, sebuah surat kabar yang diterbitkan di Johannesburg, Afrika Selatan, menyatakan bahwa ”bagi orang-orang yang tidak berganti-ganti pasangan seks atau menggunakan jarum suntik bersama-sama atau mendapat transfusi darah, [HIV] merupakan virus yang sangat sulit menulari mereka”.

Saat ini, lebih dari 450.000 Saksi-Saksi Yehuwa di Afrika justru menghindari hal-hal demikian. Mereka dengan teguh percaya bahwa moralitas yang didasarkan pada Alkitab tidak sia-sia. Pertimbangkan alasan mereka: Karena sang Pencipta, Allah Yehuwa, menjadikan manusia, maka kode tingkah laku-Nya bagi perilaku manusia secara logis patut mendapat perhatian. Prinsip yang dicatat di Ibrani 13:4 merupakan contoh yang baik, ”Hendaklah kamu semua penuh hormat terhadap perkawinan dan janganlah mencemarkan tempat tidur.” Sebaliknya daripada merasa kehilangan kenikmatan, mereka yang telah menerapkan ayat-ayat tersebut telah menghindarkan diri mereka dari banyak trauma fisik dan emosi.—Bandingkan Kisah 15:29; 2 Korintus 7:1; Efesus 5:3-5.

Menarik sekali, media telah sering memberi komentar yang baik tentang moral dari Saksi-Saksi Yehuwa di Afrika, ”[Mereka] telah memperlihatkan diri . . . sebagai warga negara yang sopan dan tertib yang hidup menurut kode moral yang tinggi,” demikian dinyatakan Daily Telegraph dari London, Inggris. Ditambahkan juga, ”Karakteristik masyarakat Afrika yang poligami dan promiskuitas sama sekali tidak diterima di kalangan Saksi-Saksi.” Demikian pula pengarang, buku Contemporary Transformations of Religion, Bryan Wilson, mengomentari bahwa ”dalam masyarakat Afrika, Saksi-Saksi . . . menjadi orang-orang yang luar biasa” dan bahwa ”pengaruh dari kode moral [mereka] terlihat jelas di antara mereka”.

Ini tidak berarti bahwa Saksi-Saksi Yehuwa sama sekali terisolasi dari pengaruh-pengaruh AIDS. Beberapa telah dijangkiti oleh teman hidup yang tidak berpaut kepada prinsip-prinsip Kristen yang sama seperti yang mereka sendiri terapkan, dan orang-orang lain telah mengidap penyakit ini sebelum menjadi Saksi-Saksi. Juga beberapa orang telah memilih untuk kembali tergelincir ke dalam cara-cara moral yang bebas dari dunia dewasa ini, dan sejumlah kecil orang ini telah mengidap AIDS sebagai salah satu buah dari cara hidup mereka. (Galatia 6:7) Akan tetapi, mereka yang dengan sengaja mengejar gaya hidup yang amoral juga telah kehilangan hak istimewa mereka untuk tetap berada di dalam sidang Kristen. (1 Korintus 5:13; 6:9, 10) Namun, mayoritas terbesar dari empat juta lebih Saksi-Saksi Yehuwa di seputar bumi menikmati kesejahteraan fisik, emosi, dan rohani, yang dihasilkan karena berpaut kepada prinsip-prinsip moralitas sang Pencipta.

Syukurlah, Alkitab menunjukkan bahwa suatu solusi yang tuntas bagi momok seperti AIDS ada di depan mata. (Wahyu 21:1- 4) Allah Yehuwa menjanjikan suatu dunia baru yang sama sekali bebas dari penyakit-penyakit akibat perbuatan amoral seperti AIDS. Tidak akan ada penderita yang tak bersalah, karena semua orang akan mengejar gaya hidup yang benar dan sehat yang menghasilkan kebahagiaan sejati.—Yesaya 11:9; 2 Petrus 3:13.

[Blurb di hlm. 9]

”Kita tidak perlu menghabiskan biaya miliaran untuk riset dan pengembangan . . . Kita perlu kembali kepada moralitas.”— Dr. Mark Hendricks. Ahli imunisasi Afrika Selatan

[Gambar di hlm. 9]

Monogami yang ketat merupakan cara yang penting untuk menghindari wabah AIDS

[Gambar di hlm. 10]

Allah menjanjikan suatu dunia baru yang sama sekali bebas dari penyakit-penyakit seperti AIDS

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan