PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g93 8/10 hlm. 18
  • Kesalahpahaman yang Umum

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Kesalahpahaman yang Umum
  • Sedarlah!—1993
  • Bahan Terkait
  • Pencegahan di Rumah
    Sedarlah!—1993
  • Kasih dan Keadilan Yehuwa dalam Melindungi Umat-Nya dari Kejahatan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2019
  • Luka Terpendam Akibat Pemerkosaan Anak
    Sedarlah!—1991
  • ”Waktu untuk Menyembuhkan”
    Sedarlah!—1991
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1993
g93 8/10 hlm. 18

Kesalahpahaman yang Umum

Kesalahpahaman: Para penganiaya anak biasanya adalah orang yang tidak dikenal, orang tidak waras yang tidak dapat bergaul, yang menculik anak-anak dan menggunakan kekuatan fisik untuk menganiaya mereka.

Dalam sebagian besar kasus​—dari 85 hingga 90 persen menurut beberapa perkiraan—​si penganiaya adalah orang yang dikenal dan dipercaya oleh sang anak. Sebaliknya daripada menggunakan kekerasan, para penganiaya sering sedikit demi sedikit memanipulasi sang anak kepada perbuatan seksual, memanfaatkan pengalaman dan kesanggupan bernalar yang terbatas dari sang anak. (Bandingkan 1 Korintus 13:11 dan Amsal 22:15.) Para penganiaya ini bukanlah orang-orang yang mempunyai kesulitan dalam berhubungan dengan orang-orang lain. Banyak di antara pelakunya adalah orang-orang yang saleh, dihormati, dan disukai dalam masyarakat. Menurut Federal Bureau of Investigation (FBI) AS, ”untuk mengasumsikan bahwa seseorang bukanlah pelaku pedophilia hanya karena ia bersikap manis, pergi ke gereja, bekerja keras, sayang pada binatang, dan lain sebagainya, sungguh tidak masuk akal”. Riset baru-baru ini menyatakan bahwa adalah salah untuk beranggapan bahwa semua penganiaya adalah lelaki atau bahwa semua korbannya adalah perempuan.

Kesalahpahaman: Anak-anak berkhayal atau berdusta tentang penganiayaan seksual.

Dalam keadaan normal, anak-anak tidak berpengalaman atau tidak mahir dalam hal-hal seksual untuk mengarang tuduhan yang jelas tentang penganiayaan, meskipun beberapa anak kecil mungkin menjadi bingung mengenai perinciannya. Bahkan peneliti yang paling skeptis pun setuju bahwa sebagian besar tuduhan penganiayaan tidak dibuat-buat. Pertimbangkan buku Sex Abuse Hysteria​—Salem Witch Trials Revisited, yang menyorot pada tuduhan palsu tentang penganiayaan.a Buku ini mengakui, ”Penganiayaan seksual yang sesungguhnya terhadap anak-anak telah meluas dan sebagian besar dugaan penganiayaan seksual terhadap anak-anak . . . kemungkinan besar dapat dibenarkan (barangkali 95% atau lebih).” Anak-anak mendapatkan kesulitan yang luar biasa untuk melaporkan penganiayaan. Bila mereka memang berdusta berkenaan penganiayaan, sering kali itu adalah untuk membantah terjadinya penganiayaan tersebut, meskipun sesungguhnya memang terjadi.

Kesalahpahaman: Anak-anak menggairahkan dan sering mendatangkan penganiayaan atas diri sendiri karena tingkah laku mereka.

Anggapan ini sama sekali keliru, karena sesungguhnya, anggapan tersebut menyalahkan sang korban atas penganiayaan itu. Anak-anak tidak memiliki konsep yang jelas berkenaan hal-hal seksual. Mereka sama sekali tidak tahu apa yang dimaksud dengan kegiatan semacam itu atau bagaimana itu akan mengubah mereka. Oleh karena itu, mereka tidak mampu menyetujui hal itu dengan cara apa pun. Adalah si penganiaya, dan si penganiaya saja yang patut disalahkan atas penganiayaan itu.​—Bandingkan Lukas 11:11, 12.

Kesalahpahaman: Sewaktu anak-anak membeberkan penganiayaan itu, orang-tua harus mengajar mereka untuk tidak usah membicarakannya dan untuk ’melupakannya’.

Siapa yang paling mendapat manfaat bila sang anak bungkam tentang penganiayaan itu? Bukankah si penganiaya? Sebenarnya, penelitian telah menunjukkan bahwa tidak menerima kenyataan dengan menekan emosi mungkin adalah cara yang paling tidak efektif dalam mengatasi trauma penganiayaan. Dari antara sembilan metode mengatasi penganiayaan yang digunakan oleh sekelompok orang dewasa yang selamat dari inses yang dipelajari di Inggris, mereka yang menyangkal, menghindari, atau memendam masalah, menderita kesulitan menyesuaikan emosi dan ketegangan yang lebih besar dalam kehidupan dewasanya. Jika Anda telah mengalami serangan yang menakutkan, maukah Anda disuruh bungkam? Mengapa menyuruh seorang anak melakukannya? Dengan membiarkan sang anak melampiaskan reaksi normalnya atas peristiwa yang begitu mengerikan, seperti dengan menangis, marah, meratap, sang anak akhirnya akan mendapat kesempatan untuk melupakan penganiayaan di masa lalu.

a Dalam kasus perceraian, orang-orang dewasa yang bercekcok telah diketahui menggunakan tuduhan penganiayaan anak sebagai senjata.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan