PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g95 8/4 hlm. 31-32
  • Menunda-nunda—Pencuri Waktu

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Menunda-nunda—Pencuri Waktu
  • Sedarlah!—1995
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Apakah Itu Menunda-nunda?
  • Menangkap sang Pencuri
  • Pikirkan Akibat-akibatnya
  • Apa yang Dapat Saya Lakukan?
  • Bagaimana Supaya Aku Tidak Lagi Suka Menunda?
    Pertanyaan Anak Muda
  • Cara Agar Tidak Suka Menunda
    Pelayanan dan Kehidupan Kristen—Lembar Pelajaran—2022
  • Bagaimana Caranya Mengatur Waktu?
    Pertanyaan Anak Muda
  • Karena Tidak Dapat Disimpan, Gunakan Sebaik-baiknya
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2006
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1995
g95 8/4 hlm. 31-32

Menunda-nunda—Pencuri Waktu

”Menunda-nunda adalah pencuri waktu.”​—Edward Young, ± 1742.

TUNGGU dulu! Jangan lewatkan artikel ini! Anda tahu apa yang bakal terjadi. Anda mungkin melewatkannya dan mengatakan, ”Judulnya memang menarik, tetapi saya tidak ada waktu untuk membacanya sekarang. Nanti saja.” Namun, nanti itu mungkin tidak pernah ada.

Jangan menunda-nunda untuk membaca sebuah artikel tentang menunda-nunda! Tentukan banyaknya waktu yang Anda butuhkan untuk membaca artikel ini. Kemungkinan cukup dalam waktu kira-kira lima menit. Itu berarti Anda telah menyelesaikan kira-kira 10 persen dari seluruh majalah ini! Lihatlah jam tangan Anda dan mulailah menghitung waktu sekarang. (Anda sudah membaca 5 persen dari artikel ini!)

Apakah Itu Menunda-nunda?

Jika Anda menundanya​—menangguhkan sesuatu yang Anda dapat atau harus kerjakan sekarang​—itu berarti Anda menunda-nunda. Dengan kata lain, Anda menunda sampai besok sesuatu yang dapat Anda kerjakan sekarang, hari ini. Orang yang suka menunda-nunda menangguhkan tindakan ketika tindakanlah yang dibutuhkan.

Seorang penyelia meminta seorang karyawan untuk menyusun laporan; orang-tua meminta anak mereka untuk membereskan kamarnya; seorang istri meminta suaminya memperbaiki keran. ”Saya sibuk sekali” atau, ”Saya lupa” atau, ”Saya tidak ada waktu” merupakan alasan-alasan yang diberikan karena tidak mengerjakan hal-hal tersebut. Kenyataannya adalah, tidak banyak dari antara kita yang suka menyusun laporan atau membereskan kamar atau memperbaiki pipa leding apabila ada hal-hal lain yang lebih menarik untuk dikerjakan. Jadi, kita menundanya, kita menangguhkan untuk mengerjakannya.

Akan tetapi, tahukah Anda bahwa kadang-kadang tidak berarti menunda-nunda bila kita menangguhkan mengerjakan sesuatu? Seorang pengusaha wanita menerima sebuah permintaan tertulis namun ia tidak mengerti apa yang harus dilakukan maka ia menyimpan surat itu dalam sebuah kotak yang diberi label ”ditangguhkan” di atas mejanya. Setelah beberapa minggu, ia meninjau kembali surat itu dan mendapati bahwa setengah dari isinya tidak membutuhkan tindakan. Masalah-masalah telah terselesaikan dengan sendirinya atau tidak lagi diperlukan. Jika Anda tidak yakin apakah Anda harus menangguhkan atau harus bertindak, cobalah tentukan apa yang akan terjadi jika Anda tidak pernah mengerjakan apa yang Anda tangguhkan. Apakah hasilnya kemungkinan akan menjadi lebih baik jika Anda mengerjakannya ataukah menjadi lebih buruk?

Jika kita dapat dan seharusnya mengambil tindakan sekarang namun dengan menangguhkan tindakan yang dibutuhkan lebih banyak masalah dapat timbul nantinya, maka menangguhkan adalah menunda-nunda. Misalnya, mencuci piring kotor setelah dibiarkan sekian lama membuatnya lebih sulit dibersihkan. Menunda perawatan mobil dapat mengakibatkan biaya perbaikan yang mahal nantinya. Terlambat membayar rekening dapat mengakibatkan pembayaran yang lebih tinggi atau hilangnya pelayanan jasa. Seorang wanita menghitung bahwa denda-denda dari surat tilangnya yang melewati batas waktu, kaset videonya yang melewati batas waktu sewa, dan buku-buku perpustakaan yang melewati batas waktu pinjam total berjumlah 46 dolar karena keterlambatan! Itu hanya dalam satu bulan!

Menangkap sang Pencuri

Coba pahami mengapa Anda suka menunda-nunda. Perhatikanlah beberapa alasan berikut ini, dan lihat apakah Anda dapat mengenali alasan mana yang cocok dengan proyek akhir-akhir ini yang belum Anda mulai atau selesaikan:

Kebiasaan:

Jika saya menunggu sampai saat-saat terakhir, saya akan lebih termotivasi untuk menyelesaikannya.

Saya menikmati ketegangan yang saya dapatkan dengan mengerjakannya pada saat-saat terakhir.

Saya akan menunggu sampai bos mengingatkan saya beberapa kali, dengan demikian saya akan mengetahui bahwa ia benar-benar ingin pekerjaan tersebut beres.

Saya memiliki begitu banyak hal untuk dilakukan sehingga hanya hal-hal yang mendesak yang saya perhatikan.

Sikap:

Saya tidak memiliki keinginan atau dorongan untuk mengerjakan penugasan tersebut.

Saya hanya mengerjakan sesuatu jika saya merasa sanggup dan suasana hati sedang cocok untuk melakukannya.

Saya ingin mengerjakan hal lain.

Saya kurang disiplin diri.

Rasa Takut:

Saya tidak yakin saya dapat melakukannya.

Saya tidak memiliki cukup waktu untuk melakukannya.

Proyek itu terlalu berat. Saya butuh bantuan.

Bagaimana kalau saya tidak berhasil atau tidak selesai?

Saya harus mencari bahan-bahannya untuk menyelesaikan proyek tersebut.

Saya takut saya akan dikritik atau dipermalukan.

Lain orang, lain pula taraf penundaannya. Ada yang menunda-nunda sebelum memulai karena mereka menganggap proyek tersebut terlalu berat. Ada juga yang sudah memulai, namun kira-kira setengah jalan, semangatnya menyusut, dan mereka menangguhkan untuk menyelesaikannya. Namun, ada pula yang hampir menyelesaikannya namun memulai proyek lain, sehingga yang pertama terbengkalai. (Omong-omong, Anda sudah membaca setengah dari artikel ini. Itu bagus sekali.)

Alasan-alasan Anda untuk tidak memulai atau tidak menyelesaikan suatu proyek mungkin dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori tadi. Dalam buku The Now Habit (Kebiasaan Sekarang), Neil Fiore menulis, ”Ketiga masalah utama yang mendasari kebanyakan problem menunda-nunda: merasa diri menjadi korban, merasa kewalahan, dan merasa takut gagal.” Apa pun alasannya, jika Anda dapat menentukan penyebabnya, Anda akan lebih dekat kepada jalan keluarnya.

Jika Anda tidak yakin mengapa Anda menunda-nunda, buatlah sebuah daftar kegiatan Anda selama satu minggu dengan selang waktu setiap setengah jam. Tentukan bagaimana Anda menggunakan waktu. Hal itu benar-benar dapat membuka mata Anda untuk melihat betapa banyaknya waktu yang kita gunakan untuk hal-hal yang relatif tidak penting di antara tugas yang penting. Lalu, bagaimana selanjutnya?

Pikirkan Akibat-akibatnya

Berharap bahwa sesuatu akan terselesaikan tanpa mengerahkan upaya untuk itu, dapat menimbulkan perasaan jengkel. Seraya Anda semakin mendekati batas waktu yang diharapkan, Anda mulai merasakan tekanan dan kekhawatiran. Seraya perasaan-perasaan ini terbentuk, daya kreasi Anda mungkin terhambat. Anda cenderung tidak akan mengira-ngira atau menimbang-nimbang berbagai cara untuk menyelesaikan tujuan tersebut melainkan Anda terutama berminat untuk menyelesaikannya secepat mungkin.

Misalnya: Anda ditugaskan untuk menyampaikan suatu presentasi. Satu malam sebelumnya, Anda duduk untuk menuliskan beberapa kata di atas kertas. Anda tidak menggunakan cukup waktu untuk mengadakan riset tentang pokok yang akan Anda bahas, maka Anda mengarang-ngarang mengimprovisasikannya. Mungkin dengan sedikit upaya tambahan saja, Anda dapat menyertakan pengalaman, keterangan yang mendukung, atau peta untuk memudahkan hadirin Anda membayangkan pokok tersebut.

Akibat lain yang timbul apabila kita menangguhkan suatu pekerjaan adalah ketidaksanggupan untuk bersantai ketika kita memiliki waktu luang. Hal itu disebabkan kita memiliki perasaan kesal (atau seseorang yang sedang kesal yang terus-menerus mengingatkan kita) bahwa kita telah membiarkan suatu proyek terbengkalai.

Apa yang Dapat Saya Lakukan?

Buat suatu daftar. Buatlah ini pada malam sebelumnya. Tuliskan pada sehelai kertas hal-hal yang ingin Anda selesaikan keesokan harinya. Dengan demikian, Anda tidak akan melupakan sesuatu, dan Anda akan melihat kemajuan Anda seraya Anda menandai hal-hal yang telah terlaksana. Di sisi sebelah kanan dari tiap-tiap hal, tuliskan berapa lama waktu yang Anda perkirakan akan dibutuhkan untuk menyelesaikan penugasan tersebut. Jika Anda sedang membuat daftar hal-hal ’Yang Harus Dilakukan’ untuk hari tersebut, tulislah berapa menit yang Anda perkirakan akan dibutuhkan. Jika Anda sedang membuat suatu daftar proyek, tuliskan berapa jam yang dibutuhkan. Buatlah daftar ini malam sebelumnya. Gunakan beberapa menit mempersiapkan daftar Anda untuk hari berikutnya. Gunakan kalender bulanan yang dapat dengan mudah dilihat. Sewaktu Anda menerima penugasan dan perjanjian, catatlah itu semua.

Sewaktu Anda meninjau kembali pekerjaan untuk hari berikutnya, prioritaskan hal-hal yang tercantum pada kalender Anda tersebut, tetapkan A, B, C, dan seterusnya di sebelah setiap hal untuk diselesaikan. Beberapa orang melakukan pekerjaan dengan lebih baik pada pagi hari, yang lainnya pada sore atau malam hari. Jadwalkan proyek terberat Anda pada waktu Anda yang terbaik. Tempatkan pekerjaan yang kurang menyenangkan sebelum pekerjaan yang menyenangkan.

Perkirakan waktu. Jika saudara selalu dikejar-kejar waktu, secara harfiah sampai berlari-lari karena Anda terlambat, belajarlah untuk memperkirakan waktu. Yaitu, membuat perkiraan yang tepat sehubungan berapa lama waktu yang Anda butuhkan untuk melakukan suatu tugas. Tambahkan beberapa menit ekstra untuk tugas tersebut bagi ”hal-hal di luar dugaan” yang bisa saja terjadi. Jangan lupa menyediakan waktu di antara perjanjian yang satu dengan yang lain. Anda perlu menambahkan waktu perjalanan. Anda tidak dapat mengakhiri suatu rapat pada pukul 10.00 pagi dan hadir pada rapat berikutnya pada pukul 10.00 pagi bahkan jika itu diadakan di ruang sebelah, apa lagi jika diadakan di penjuru kota lainnya. Sediakan cukup waktu di antaranya.

Delegasikan. Kita sering kali berupaya melakukan sendiri segala sesuatu meskipun kita mungkin tidak selalu perlu berbuat demikian. Orang lain mungkin dapat mengirimkan sebuah bingkisan bagi kita jika kita tahu dia akan pergi ke kantor pos.

Bagi-bagi. Kadang-kadang kita tidak memulai suatu proyek baru karena besarnya. Mengapa tidak membagi-bagi tugas yang besar menjadi tugas-tugas yang lebih kecil? Seraya kita menyelesaikan tugas-tugas yang lebih kecil, kita akan melihat kemajuan kita dan dianjurkan untuk menyelesaikan tahap berikutnya.

Siap sedia diinterupsi. Selalu ada interupsi dalam hari kerja kita​—telepon, tamu, problem, pos. Kita ingin bekerja secara efektif, termasuk bekerja dengan orang-orang lain yang juga memiliki batas waktu. Jika kita hanya memperhatikan soal bekerja secara efisien, kita akan menjadi jengkel ketika orang-orang lain mengganggu aktivitas kita. Oleh karena itu, siap sedialah diinterupsi. Sisihkan waktu setiap hari untuk perkembangan-perkembangan di luar rencana. Ketika hal-hal ini timbul, Anda dapat mengatasinya, karena mengetahui bahwa Anda telah menyisihkan waktu untuk hal-hal demikian.

Hadiah. Pada waktu Anda membuat jadwal, Anda hendaknya merencanakan kegiatan yang intensif atau padat selama kira-kira 90 menit. Jangan lupa menjadwalkan waktu persiapan untuk pekerjaan tersebut. Setelah Anda benar-benar memulai pekerjaan tersebut dan telah bekerja selama kira-kira satu setengah jam, Anda mungkin perlu beristirahat sejenak. Jika Anda bekerja di kantor, berhentilah sejenak, regangkan otot, dan gerakkan badan sejenak. Jika Anda bekerja di lapangan, carilah sesuatu untuk menyegarkan diri Anda. Hadiahi diri Anda sendiri atas pekerjaan Anda.​—Pengkhotbah 3:13.

Sekarang pikirkan, Anda telah selesai membaca artikel ini dalam waktu kira-kira lima menit setelah Anda membaca judulnya. Anda mungkin sedang dalam proses pemulihan!

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan