PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g01 22/5 hlm. 28-29
  • Mengamati Dunia

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mengamati Dunia
  • Sedarlah!—2001
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Orang Inggris Pindah Agama
  • Gaya Hidup dan Kanker
  • Gunakanlah Otak Anda
  • Gajah ”Tidak Melupakan Temannya”
  • Penyelundup Narkoba yang Canggih
  • Binatang Bertumbuh Pesat di ZBM
  • Rehat Makan Siang yang Penuh Stres
  • Kecanduan Tembakau di Meksiko
  • Memenuhi Kebutuhan Rohani?
  • Apakah Kanker Itu? Apa Penyebabnya?
    Sedarlah!—1986 (No. 19)
  • Dapatkah Anda Menaklukkan Kanker?
    Sedarlah!—1986 (No. 19)
  • Gading​—Seberapa Besarkah Nilainya?
    Sedarlah!—1998
  • Mengamati Dunia
    Sedarlah!—1997
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—2001
g01 22/5 hlm. 28-29

Mengamati Dunia

Orang Inggris Pindah Agama

Jumlah orang Inggris yang pindah agama mencapai angka tertinggi saat ini, sekitar 1.000 orang per minggu, lapor The Sunday Telegraph. ”Penganut Anglikan menjadi Katolik Roma, dan sebaliknya; penganut Yudaisme menjadi Buddhis, Muslim menjadi Anglikan dan penganut Katolik Roma menjadi Yudaisme.” Islam, Buddhisme, gerakan Zaman Baru, dan paganisme merupakan agama-agama yang paling banyak dipilih. Dr. Ahmed Andrews dari Universitas Derby di Inggris, yang juga berganti agama mengatakan, ”Kira-kira 5.000 sampai 10.000 orang berkulit putih di negeri ini berganti agama menjadi Muslim, dan kebanyakan orang yang saya kenal tadinya beragama Katolik.” Dari 10 sampai 30 persen yang beralih menjadi Buddhis adalah Yudaisme. Penganut Anglikan yang menjadi Katolik memuncak setelah Gereja Inggris memutuskan untuk menahbiskan imam wanita. Menurut Rabi Jonathan Romain, ”masyarakat merasa hampa secara rohani sehingga mereka memeriksa kepercayaan di luar agama mereka sendiri”.

Gaya Hidup dan Kanker

”Kanker kebanyakan disebabkan oleh faktor tempat tinggal Anda, pekerjaan Anda, dan apa yang terjadi dalam kehidupan Anda, bukannya disebabkan oleh siapa Anda, demikian yang ditunjukkan oleh sebuah penelitian atas 90.000 orang kembar,” lapor surat kabar London The Guardian. Dokter Paul Lichtenstein dari Karolinska Institute di Swedia, memimpin tim riset untuk studi ini. Ia mengatakan, ”Faktor lingkungan lebih penting daripada faktor keturunan.” Para ilmuwan yakin bahwa 35 persen kanker disebabkan oleh merokok, sementara 30 persen lainnya tampaknya berkaitan dengan pola makan. Faktor genetik turut menyebabkan kanker prostat, usus, dan payudara, namun Dr. Tim Key dari Imperial Cancer Research Fund di Oxford, Inggris, menyarankan, ”Bahkan sekalipun Anda punya . . . riwayat [kanker] di keluarga Anda, apa yang Anda lakukan dalam kehidupan jauh lebih penting. Sebaiknya Anda tidak merokok, hendaknya Anda memperhatikan pola makan Anda. Hal-hal tersebut mengurangi risiko terserang kanker.”

Gunakanlah Otak Anda

”Vitalitas otak dapat tetap terjaga sepanjang kehidupan kita, asalkan terus kita latih,” kata surat kabar Vancouver Sun. ”Membacalah, membacalah, membacalah,” kata dr. Amir Soas dari Case Western Reserve University Medical School di Ohio, AS. Untuk mempertahankan kemampuan otak seraya saudara bertambah usia, pilihlah hobi yang menantang secara mental, pelajarilah bahasa baru, belajarlah memainkan alat musik, atau libatkan diri dalam percakapan yang berbobot. ”Apa pun yang dapat merangsang otak untuk berpikir,” kata dr. Soas. Ia juga menganjurkan agar sedikit saja menonton TV. ”Sewaktu Anda menonton televisi, otak Anda tidak mendapat rangsangan,” katanya. Sun menambahkan bahwa otak yang sehat juga memerlukan oksigen yang dipompakan melalui pembuluh darah yang sehat. Jadi, olahraga dan pola makan yang baik, hal-hal yang dapat mencegah sakit jantung dan diabetes, juga dapat membantu otak.

Gajah ”Tidak Melupakan Temannya”

”Gajah tidak pernah lupa—atau setidaknya, mereka tidak melupakan temannya,” lapor majalah New Scientist. Dr.  Karen McComb dari University of Sussex, Inggris, merekam ”panggilan” bernada rendah gajah-gajah Afrika betina yang ada di Taman Nasional Amboseli, Kenya, dan memperhatikan gajah mana yang sering berjumpa dan mana yang tidak saling kenal. Ia kemudian memutar kembali rekaman panggilan itu pada 27 keluarga gajah untuk mempelajari respons mereka. Jika gajah-gajah itu mengenal baik si pemanggil, mereka akan segera menyahut. Jika mereka tidak begitu kenal si pemanggil, mereka mendengarkan tetapi tidak merespons, dan panggilan yang tidak dikenal membuat mereka gelisah dan defensif. ”Mereka dapat mengenali sedikitnya 14 keluarga gajah lain dari panggilannya, yang memperlihatkan bahwa setiap gajah dapat mengingat sekitar 100 gajah dewasa lainnya,” kata artikel itu. Gajah juga dapat mengingat manusia. John Partridge, kepala bagian mamalia di Kebun Binatang Bristol di Inggris mengatakan bahwa seekor gajah Asia yang ia rawat selama 18 tahun masih mengenalinya sewaktu ia kembali setelah tiga tahun tak berjumpa.

Penyelundup Narkoba yang Canggih

Di masa lalu, para penyelundup narkoba dari Kolombia menyembunyikan selundupannya pada penumpang pesawat terbang dan kapal laut. Akan tetapi, baru-baru ini kalangan berwenang dikejutkan sewaktu mendapati bahwa para penyelundup membangun sebuah kapal selam canggih berlambung ganda, berdiameter lebih dari 3 meter, yang dapat menampung sekitar 200 ton kokain. Penduduk sekitar lokasi yang curiga membawa polisi ke ”sebuah gudang di luar kota Bogotá, pada ketinggian 2.300 meter di atas permukaan laut, di Andes, dan 300 kilometer dari pelabuhan mana pun”, demikian kata The New York Times. ”Kapal dengan panjang 30 meter ini mungkin telah mengarungi lautan, muncul di Miami atau kota-kota pelabuhan lain dan membongkar muatannya, yaitu narkoba, tanpa ketahuan.” Walaupun pada waktu penggerebekan tidak seorang pun ada di tempat itu ataupun yang ditahan, diduga para penjahat Rusia dan Amerika terlibat, termasuk seorang ahli kapal selam. Perlu beberapa semitrailer untuk memindahkan kapal selam itu dalam tiga bagian ke pantai, kata para petugas. Mereka tak habis pikir melihat kelihaian dan upaya yang ditempuh para penyelundup untuk mengekspor barang-barang mereka.

Binatang Bertumbuh Pesat di ZBM

”Sejak akhir Perang Korea pada tahun 1953, tingkat keamanan di Zona Bebas Militer (ZBM) dan daerah sekitarnya telah memungkinkan sebagian besar lingkungan hidup tidak terganggu,” tulis The Wall Street Journal. ”Sementara pertumbuhan ekonomi menghancurkan banyak kawasan di dua negara Korea, daerah perbatasan telah menjadi kawasan pengungsian satwa terbaik di semenanjung Korea.” Burung serta binatang yang langka dan terancam punah berdiam di sana. Diduga, harimau dan macan tutul pun ada di situ. Kini, para pencinta lingkungan merasa khawatir bahwa upaya-upaya perdamaian antara Korea Utara dan Selatan akan menghancurkan ZBM tempat satwa-satwa itu berlindung. Jadi, mereka meminta supaya ”suatu ’suaka margasatwa’ lintas-perbatasan” dibuat untuk melestarikan satwa di sana dan memungkinkan satwa-satwa dari kedua negara itu kawin. Journal mengatakan, ”Para pencinta lingkungan berbesar hati karena yakin bahwa perdamaian akan membantu mempersatukan kembali binatang-binatang ini, sama seperti mencairnya ketegangan di kedua negara telah mempersatukan kembali anggota keluarga yang telah lama terpisah.”

Rehat Makan Siang yang Penuh Stres

”Di Inggris, orang yang makan siang dianggap lemah karena para karyawan yang kecanduan kerja lebih suka menyantap sandwich di tempat kerja mereka,” lapor Financial Times dari London. Penelitian baru-baru ini menunjukkan bahwa waktu rata-rata ”jam makan siang” orang Inggris hanya 36 menit. Para ahli medis mengatakan bahwa rehat tengah hari mengurangi stres. Tetapi, beberapa pemilik perusahaan mengadakan rapat pada jam makan siang, sehingga sama sekali tidak memberi para pekerja kesempatan untuk rehat. Datamonitor, organisasi penelitian yang menghimpun laporan tersebut menyatakan pengamatannya, ”Dalam suatu masyarakat yang menuntut lebih dari para pekerja dan memandang waktu sebagai komoditas yang mahal, rehat makan siang dipandang banyak orang hanya sebagai waktu yang terbuang untuk mengisi perut.” Sarah Nunny, analis Datamonitor menambahkan, ”Kita bersaing dalam pasar global. Tidak mungkin lagi kita mengatakan, ’Nanti akan saya kerjakan.’ Pekerjaan harus diselesaikan sekarang juga.”

Kecanduan Tembakau di Meksiko

Sebagai bagian dari program pencegahan dan pengendalian kecanduan tembakau yang baru-baru ini diluncurkan, José Antonio González Fernández, mantan Menteri Kesehatan Nasional Meksiko mengomentari bahwa 27,7 persen orang Meksiko merokok. Yang paling memprihatinkan adalah bahwa kira-kira satu juta perokok berusia antara 12 dan 17 tahun. Tn. González mengatakan bahwa menurut perkiraan, kematian 122 orang Meksiko setiap hari berkaitan dengan kebiasaan menggunakan tembakau. Ia mengeluhkan ”dampak besarnya pengeluaran atas kebiasaan menggunakan tembakau terhadap pembangunan ekonomi bangsa, hilangnya tahun-tahun produktif kehidupan manusia, . . . dan kerusakan tidak langsung yang kita derita akibat orang-orang yang merokok di sekitar kita”.

Memenuhi Kebutuhan Rohani?

Popularitas para cendekiawan independen yang menganjurkan rasa percaya diri, cara berpikir yang positif, serta kesuksesan pribadi sedang meningkat ”seiring dengan kecenderungan masyarakat untuk menjauhi agama yang terorganisasi”, kata surat kabar Kanada Globe and Mail. ”Minat akan hal-hal rohani sangat meningkat, namun minat akan agama tradisional menurun.” Penelitian menunjukkan bahwa meskipun 80 persen orang Kanada mengaku percaya kepada Allah, 22 persen dari orang yang mengaku Kristen lebih mementingkan kepercayaan pribadinya daripada ajaran gereja mana pun. Laporan Globe itu menganggap hal-hal rohani yang ditawarkan oleh bisnis panduan pribadi sebagai ”sesuatu yang menolong Anda mengisi kembali kerohanian Anda agar dapat melanjutkan pengejaran sukses pribadi”.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan