PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • jy bab 64 hlm. 152-hlm. 153 par. 2
  • Pentingnya Terus Mengampuni

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Pentingnya Terus Mengampuni
  • Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
  • Bahan Terkait
  • Pelajaran Dalam Hal Mengampuni
    Tokoh Terbesar Sepanjang Masa
  • Mengapa Kita Harus Suka Mengampuni
    Belajarlah dari sang Guru Agung
  • Budak yang Tidak Mau Mengampuni
    Mendengar kepada Guru yang Agung
  • ”Siapa Sebenarnya Budak yang Setia dan Bijaksana?”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2013
Lihat Lebih Banyak
Yesus—Jalan, Kebenaran, Kehidupan
jy bab 64 hlm. 152-hlm. 153 par. 2
Seorang budak mencekik budak lain

BAB 64

Pentingnya Terus Mengampuni

MATIUS 18:21-35

  • APAKAH MENGAMPUNI SAMPAI TUJUH KALI SUDAH CUKUP?

  • PERUMPAMAAN TENTANG BUDAK YANG TIDAK BERBELASKASIHAN

Yesus baru saja memberi tahu para rasulnya bahwa jika mereka punya masalah dengan saudara seiman, mereka harus berusaha menyelesaikannya secara pribadi. Tapi, Petrus ingin tahu sampai berapa kali dia harus melakukannya.

Petrus bertanya, ”Tuan, kalau saudaraku berdosa kepadaku, berapa kali aku harus mengampuni dia? Sampai tujuh kali?” Beberapa pemimpin agama mengajarkan bahwa seseorang perlu mengampuni sampai tiga kali. Jadi, Petrus mungkin merasa bahwa dia sudah sangat baik kalau dia mengampuni ”sampai tujuh kali”.​—Matius 18:21.

Tapi, Yesus tidak ingin para pengikutnya menghitung kesalahan orang lain. Jadi Yesus mengoreksi Petrus, ”Aku katakan kepadamu, bukan sampai tujuh kali, tapi sampai 77 kali.” (Matius 18:22) Maksudnya, pengampunan itu tidak ada batasnya.

Seorang raja menghapus utang budaknya

Yesus kemudian memberikan sebuah perumpamaan untuk mengajarkan pentingnya mengampuni. Ini tentang seorang budak yang tidak meniru raja yang berbelaskasihan. Seorang raja mengadakan perhitungan dengan budak-budaknya. Dia memanggil seorang budak yang berutang sangat besar. Budak itu punya utang sebesar 10.000 talenta [60 juta dinar]. Dia tidak mungkin sanggup melunasi utangnya. Jadi sang raja menyuruh agar dia, istrinya, dan anak-anaknya dijual untuk membayar utangnya. Budak itu pun sujud dan memohon, ”Sabarlah kepada saya. Saya akan melunasi semuanya.”​—Matius 18:26.

Seorang budak menjebloskan budak lain ke penjara

Sang raja merasa kasihan, dan dia pun menghapus utang budak itu. Ketika budak itu keluar, dia bertemu dengan temannya yang berutang 100 dinar kepadanya. Dia menarik temannya itu dan mencekiknya sambil berkata, ”Bayar utangmu.” Temannya itu sujud dan memohon, ”Sabarlah kepada saya. Saya akan lunasi utang saya.” (Matius 18:28, 29) Namun, budak yang sudah diampuni utangnya itu tidak meniru sang raja. Dia malah menyuruh agar temannya itu, yang utangnya tidak seberapa, dipenjarakan sampai bisa membayar utangnya.

Raja menyuruh agar budak yang jahat dipenjarakan

Budak-budak lain melihat tindakan budak jahat itu dan melaporkannya kepada sang raja. Raja itu sangat marah. Dia memanggil budak itu dan berkata, ”Budak yang jahat, saya menghapus semua utangmu saat kamu memohon-mohon kepada saya. Bukankah kamu seharusnya juga mengasihani sesama budak itu, seperti saya mengasihani kamu?” Raja itu lalu menjebloskan budak yang jahat itu ke penjara sampai dia bisa membayar utangnya. Yesus menyimpulkan, ”Bapakku yang di surga juga akan memperlakukan kalian seperti itu kalau kalian masing-masing tidak mengampuni saudara kalian dari hati.”​—Matius 18:32-35.

Perumpamaan itu mengajarkan pentingnya mengampuni! Allah telah mengampuni dosa kita, yang seperti utang yang sangat besar. Dibandingkan dengan hal itu, kesalahan apa pun yang dilakukan saudara kita terhadap kita tidak ada apa-apanya. Dan Yehuwa mengampuni kita bukan hanya sekali, tapi beribu-ribu kali. Jadi, bukankah kita seharusnya terus mengampuni saudara kita, bahkan jika dia menyakiti kita? Seperti yang Yesus katakan dalam Khotbah di Gunung, Allah akan mengampuni dosa kita jika kita sudah mengampuni orang lain.​—Matius 6:12.

  • Mengapa Petrus bertanya tentang pengampunan? Mengapa dia merasa bahwa mengampuni tujuh kali itu sudah lebih dari cukup?

  • Dalam perumpamaan Yesus, apa perbedaan antara sang raja dengan budaknya yang jahat?

  • Apa pelajaran dari perumpamaan Yesus itu?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan