PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w90 1/8 hlm. 15-20
  • Apakah Saudara Menghargai Apa yang Allah Telah Lakukan?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apakah Saudara Menghargai Apa yang Allah Telah Lakukan?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Iman dan Perbuatan
  • Kehidupan Dipengaruhi
  • Mengatasi Halangan-Halangan kepada Pembaptisan
  • Perkara-Perkara Materi
  • Dinas Ilahi dengan Bantuan Allah
  • Apa yang Harus Kita Lakukan untuk Diselamatkan?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1996
  • Pilihan yang Menjamin Kehidupan dalam Perdamaian dan Keamanan yang Sejati
    Perdamaian dan Keamanan yang Sejati—Dari Sumber Manakah?
  • Iman
    Bertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab
  • Pilihan yang Menjamin Kehidupan dalam Perdamaian dan Keamanan Sejati
    Perdamaian dan Keamanan Sejati—Bagaimana Memperolehnya?
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
w90 1/8 hlm. 15-20

Apakah Saudara Menghargai Apa yang Allah Telah Lakukan?

”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul tiang siksaannya setiap hari dan terus mengikut Aku.”—LUKAS 9:23, NW.

1. Pemberian yang menakjubkan apa saja yang disediakan oleh Allah?

KITA berutang kehidupan kepada Allah. Andaikan Ia tidak menciptakan umat manusia, kita tidak pernah akan dilahirkan. Namun Allah tidak hanya menciptakan kehidupan. Ia membuat kita begitu rupa sehingga kita dapat menikmati banyak hal: aneka rasa makanan, hangatnya sinar matahari, suara musik, kesegaran musim semi, kelembutan cinta kasih. Bahkan lebih lagi, Allah memberi kita akal budi dan keinginan untuk belajar tentang Dia. Ia mengilhami Alkitab, yang memberi kita bimbingan yang baik, memperlihatkan kepada kita cara menempuh kehidupan yang lebih bahagia, dan menyediakan harapan kehidupan kekal dalam dunia baru-Nya yang adil-benar. Allah juga menyediakan roh suci-Nya, dukungan dari sidang setempat, dan pria-pria maupun wanita-wanita yang lebih tua serta pengasih yang dapat membantu kita tetap teguh dalam dinas-Nya.—Kejadian 1:1, 26-28; 2 Timotius 3:15-17; Ibrani 10:24, 25; Yakobus 5:14, 15.

2. (a) Apa perkara yang paling menakjubkan yang dilakukan Allah bagi kita? (b) Apakah kita dapat memperoleh keselamatan melalui perbuatan?

2 Selain semua hal itu, Allah mengutus Putra sulung-Nya sendiri untuk memberitahukan lebih banyak hal mengenai apa yang diharapkan Bapa dari kita dan untuk memberikan ’kelepasan melalui penebusan’ bagi setiap orang yang mau menerimanya. (Efesus 1:7; Roma 5:18) Putra tersebut, Yesus Kristus, berkata, ”Begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yohanes 3:16) Keselamatan yang dimungkinkan oleh penebusan itu begitu tinggi nilainya sehingga sama sekali tidak ada kemungkinan bagi siapapun untuk melakukan pekerjaan yang akan membuat dia layak mendapatkannya sebagai upah. Dan pastilah bukan pekerjaan atau perbuatan yang dulu dilaksanakan di bawah Hukum Musa. Karena itu Paulus menulis, ”Tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus.”—Galatia 2:16; Roma 3:20-24.

Iman dan Perbuatan

3. Apa yang dikatakan Yakobus mengenai iman dan perbuatan?

3 Keselamatan diperoleh melalui iman, namun iman dan penghargaan terhadap semua hal yang Allah telah lakukan hendaknya menggerakkan kita untuk bertindak. Hal itu harus menggerakkan kita untuk melakukan perbuatan-perbuatan yang memperlihatkan iman kita. Yakobus, saudara tiri Yesus, menulis, ”Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.” Ia selanjutnya berkata, ”Tunjukkanlah kepadaku imanmu itu tanpa perbuatan, dan aku akan menunjukkan kepadamu imanku dari perbuatan-perbuatanku.” Yakobus memperlihatkan bahwa bahkan hantu-hantu ’percaya dan gemetar’, tetapi hantu-hantu jelas tidak melaksanakan perbuatan-perbuatan ilahi. Sebaliknya, Abraham, memiliki iman dan juga perbuatan. ”Iman-[nya] bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan-[nya] dan oleh perbuatan-perbuatan-[nya] itu imannya [”disempurnakan”, NW] menjadi sempurna.” Yakobus mengulangi, ”Iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.”—Yakobus 2:17-26.

4. Apa yang Yesus katakan harus dilakukan oleh mereka yang mau mengikuti dia?

4 Yesus juga memperlihatkan pentingnya perbuatan-perbuatan yang benar, dengan berkata, ”Hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul tiang siksaannya setiap hari dan terus mengikut aku.”a Jika kita ”menyangkal” diri, kita akan melepaskan banyak dari pilihan pribadi kita. Kita menyadari bahwa kita berutang segala-galanya kepada Allah, jadi kita menyerahkan diri kepada Dia sebagai hamba-hamba-Nya, berupaya mempelajari dan melakukan kehendak-Nya, seperti yang Yesus lakukan.—Matius 5:16; Lukas 9:23, NW; Yohanes 6:38.

Kehidupan Dipengaruhi

5. (a) Apa yang Petrus perlihatkan harus mempengaruhi seluruh jalan hidup kita? (b) Perbuatan baik apa yang ia anjurkan?

5 Petrus menunjukkan bahwa ”darah yang mahal” dari Kristus, yang diberikan demi kita, begitu tinggi nilainya sehingga penghargaan kita terhadapnya harus nyata dalam seluruh jalan hidup kita. Sang rasul mencantumkan banyak hal yang harus kita lakukan sebagai hasil dari penghargaan kita. Ia menasihati, ”Buanglah segala kejahatan.” ”Selalu haus akan susu rohani yang murni [yang adalah firman, NW].” (BIS) ”[Beritakanlah] perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terangNya yang ajaib.” ’Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik.’ ’Berikan pertanggungjawaban kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungjawaban dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu.’ ”Waktu [kamu] yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.”—1 Petrus 1:19; 2:1, 2, 9; 3:11, 15; 4:2.

6. (a) Bagaimana umat Kristiani abad pertama memperlihatkan iman mereka? (b) Hal ini seharusnya memberikan teladan apa bagi kita?

6 Umat Kristiani abad pertama hidup berdasarkan iman mereka. Hal itu mengubah pandangan dan kepribadian mereka, menggerakkan mereka untuk menyelaraskan kehidupan mereka dengan kehendak Allah. Mereka lebih suka diasingkan, dilempari batu, dipukuli, dipenjarakan, dan bahkan mati daripada menyangkal iman mereka. (Kisah 7:58-60; 8:1; 14:19; 16:22; 1 Korintus 6:9-11; Efesus 4:22-24; Kolose 4:3; Filemon 9, 10) Sejarawan Roma yang terkenal, Tacitus, yang dilahirkan kira-kira tahun 56 M., berkata bahwa umat Kristiani ”dibakar, untuk dijadikan penerangan di malam hari, pada waktu cahaya siang telah menghilang”. Meskipun begitu mereka tidak goyah!—The Annals, Buku XV, paragraf 44.

7. Dalam keadaan apa beberapa orang mendapati diri mereka?

7 Di beberapa sidang saudara mungkin bertemu dengan orang-orang yang telah menghadiri perhimpunan selama bertahun-tahun. Mereka mengasihi organisasi Yehuwa, berpendapat bahwa umat-Nya adalah umat yang paling baik yang pernah mereka jumpai, memberikan komentar-komentar yang baik mengenai kebenaran, dan membela kebenaran di hadapan orang-orang luar. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mereka, ada sesuatu yang menahan mereka. Mereka tidak pernah mengambil langkah baik yang telah diambil oleh ke-3.000 orang pada hari Pentakosta, langkah yang ditanyakan oleh orang Etiopia yang percaya, atau yang Ananias anjurkan agar diambil Saulus segera setelah bekas penindas tersebut menyadari bahwa Yesus benar-benar adalah sang Mesias. (Kisah 2:41; 8:36; 22:16) Apa yang kurang pada orang-orang seperti itu dewasa ini? Mengapa mereka tidak mengambil langkah yang disebut oleh Alkitab ”memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah”? (1 Petrus 3:21) Jika saudara mendapati diri dalam keadaan ini—mengetahui kebenaran tetapi ragu-ragu untuk melakukan sesuatu mengenainya—anggaplah artikel ini telah dipersiapkan karena kasih yang khusus kepada saudara.

Mengatasi Halangan-Halangan kepada Pembaptisan

8. Jika saudara tidak pernah menjadi murid yang baik, haluan yang bijaksana apa hendaknya saudara ambil sekarang?

8 Apa yang dapat menjadi penghalang bagi saudara? Artikel sebelumnya memperlihatkan bahwa beberapa orang mungkin merasa pelajaran pribadi yang menjadi problem. Allah memberi kita akal budi yang menakjubkan, dan Ia mengharapkan agar kita menggunakannya untuk melayani Dia. Ada orang yang bahkan berupaya belajar membaca agar dapat belajar lebih banyak tentang Allah dan maksud-tujuan-Nya. Bagaimana dengan saudara? Jika saudara tidak buta huruf, apakah saudara benar-benar belajar, seperti yang dilakukan orang-orang Berea, ’setiap hari menyelidiki Kitab Suci [dengan saksama, NW]’ untuk memeriksa apakah semua itu memang benar? Apakah saudara telah meneliti ”lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya” kebenaran? Apakah saudara telah menggali Firman Allah cukup dalam? Apakah saudara telah merasakan betapa mengasyikkan hal itu sebenarnya? Apakah saudara berhasil memperkembangkan keinginan yang sungguh-sungguh untuk mengetahui kehendak Allah? Apakah saudara memiliki perasaan lapar yang murni akan kebenaran?—Kisah 17:10, 11; Efesus 3:18.

9. Hal yang benar apa harus dilakukan jika saudara mempunyai problem dengan seseorang di sidang?

9 Kadangkala orang-orang menahan diri karena suatu problem yang benar-benar ada atau dugaan saja antara mereka dengan seseorang di sidang. Apakah seseorang telah menyinggung perasaan saudara dengan serius? Maka ikutilah petunjuk yang digariskan dalam kata-kata Yesus, ”Tegorlah dia di bawah empat mata.” (Matius 18:15) Bisa jadi saudara akan terkejut mendapati bahwa orang tersebut sama sekali tidak tahu saudara telah tersinggung. Tetapi jika pun ia tahu, saudara masih bisa ”mendapatnya kembali”, seperti kata Yesus. Saudara juga dapat membantu dia agar tidak menyinggung orang lain lagi. Selain itu, jika saudara merenungkannya, siapa sebenarnya yang saudara layani—orang itu atau Allah? Apakah kasih saudara kepada Allah begitu terbatas sehingga saudara akan membiarkan kesalahan orang yang tidak sempurna mengganggu kasih saudara kepada Dia?

10, 11. Apa yang harus saudara lakukan jika ada dosa tersembunyi yang menahan diri saudara?

10 Dosa yang tersembunyi dapat menahan seseorang untuk dibaptis. Hal ini bisa sesuatu yang terjadi di masa lalu, atau mungkin suatu pola yang salah yang terus ada. Jika hal ini problem saudara, bukankah sudah waktunya untuk memperbaiki keadaan? (1 Korintus 7:29-31) Banyak di antara umat Yehuwa harus membuat perubahan dalam kehidupan mereka. Alkitab berkata, ”Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan [”Yehuwa”, NW] mendatangkan waktu kelegaan.”—Kisah 3:19.

11 Tidak soal apa yang mungkin telah saudara lakukan di masa lalu, saudara dapat bertobat, mengadakan perubahan, dan meminta pengampunan Allah. ”Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat . . . Tanggalkan kepribadian lama serta kelakuannya, dan kenakan kepribadian baru yang terus-menerus diperbaharui melalui pengetahuan yang saksama menurut gambar Khaliknya.” Saudara dapat menyelaraskan kehidupan saudara dengan jalan-Nya, menikmati hati nurani yang bersih, dan memiliki harapan hidup kekal dalam dunia baru-Nya yang adil-benar. Bukankah upaya apapun untuk dapat mencapainya akan bermanfaat?—Kolose 3:5-10, NW; Yesaya 1:16, 18; 1 Korintus 6:9-11; Ibrani 9:14.

12. Apa yang harus saudara lakukan jika tembakau, penyalahgunaan minuman beralkohol, atau kecanduan obat-obat bius menghalangi saudara untuk memiliki hati nurani yang bersih?

12 Apakah penggunaan tembakau, penyalahgunaan minuman beralkohol, atau ketagihan obat bius menjadi penghalang untuk memperoleh hati nurani yang bersih? Bukankah kebiasaan-kebiasaan demikian yang membahayakan kehidupan memperlihatkan tidak adanya respek terhadap karunia Allah yang menakjubkan berupa kehidupan? Jika kebiasaan demikian menghalangi saudara, pastilah sudah waktunya untuk memperbaiki hal itu. Apakah kehidupan saudara dipertaruhkan demi kebiasaan-kebiasaan ini? Paulus berkata, ”Marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.” Apakah saudara cukup menghargai jalan-jalan Allah yang murni dan adil-benar untuk melakukan hal tersebut?b—2 Korintus 7:1.

Perkara-Perkara Materi

13, 14. (a) Apa yang dikatakan Alkitab tentang tujuan yang bersifat materi? (b) Mengapa penting untuk meletakkan perkara-perkara surgawi di tempat pertama?

13 Dunia sekarang menempatkan sukses dan ”hidup dengan jemawa [”dibangga-banggakan”, BIS]” di atas hampir segala sesuatu yang lain. Namun Yesus menyamakan ”kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan” dengan ”semak duri” yang menghimpit firman Allah. Ia juga berkata, ”Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?”—1 Yohanes 2:16, Bode; Markus 4:2-8, 18, 19; Matius 16:26.

14 Yesus menunjukkan bahwa Allah mengatur agar burung-burung mendapatkan makanan dan bunga bakung mekar dengan indah. Kemudian ia bertanya, ”Betapa jauhnya kamu melebihi burung-burung itu!” ’Terlebih lagi kamu akan didandani oleh Allah!’ Dengan bijaksana, Yesus memberi tahu agar kita ’berhenti khawatir’ (NW) akan perkara-perkara materi. Ia berkata, ”[Terus, NW] carilah Kerajaan [Allah], maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu.” Ia menjelaskan bahwa kita harus menempatkan perkara-perkara surgawi di tempat pertama karena ”di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada”.—Lukas 12:22-31; Matius 6:20, 21.

Dinas Ilahi dengan Bantuan Allah

15. Anjuran baik apa yang diberikan oleh teladan umat Kristiani abad pertama?

15 Apakah memberikan kesaksian kepada orang-orang lain kelihatannya menjadi problem bagi saudara? Apakah perasaan malu menyebabkan saudara menahan diri? Jika demikian, penting untuk mengingat bahwa umat Kristiani abad pertama memiliki perasaan yang sama seperti kita sekarang. Allah tidak memilih banyak orang yang bijaksana dan berkuasa, tetapi ”apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat”. (1 Korintus 1:26-29) Para pemimpin agama yang berkuasa menentang orang-orang ”biasa” ini dan menyuruh mereka berhenti mengabar. Apa yang dilakukan umat Kristiani? Mereka berdoa. Mereka memohon keberanian dari Allah, dan Ia memberikannya kepada mereka. Sebagai hasil, berita mereka memenuhi Yerusalem dan belakangan menggoncangkan seluruh dunia!—Kisah 4:1-4, 13, 17, 23, 24, 29-31; 5:28, 29; Kolose 1:23.

16. Apa yang kita pelajari dari ”banyak saksi, bagaikan awan” yang diuraikan di Ibrani pasal 11?

16 Jadi, takut akan manusia hendaknya tidak menghalangi kita berdinas kepada Allah. Ibrani pasal 11 menyebut tentang ”banyak saksi, bagaikan awan” yang takut kepada Allah, bukan kepada manusia. Kita hendaknya memperlihatkan iman yang sama. Sang rasul menulis, ”Karena kita mempunyai banyak saksi, bagaikan awan yang mengelilingi kita, marilah kita menanggalkan semua beban dan dosa yang begitu merintangi [”mudah menjerat”, Bode] kita, dan berlomba dengan tekun dalam perlombaan yang diwajibkan bagi kita.”—Ibrani 12:1.

17. Anjuran apa yang Allah berikan melalui Yesaya?

17 Allah dapat memberikan bantuan yang besar sekali kepada hamba-hamba-Nya. Pencipta alam semesta memberi tahu Yesaya, ”Orang-orang yang menanti-nantikan [Yehuwa] mendapat kekuatan baru: mereka seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.”—Yesaya 40:31.

18. Bagaimana saudara bisa mengatasi perasaan malu agar dapat ikut serta dalam pengabaran Kerajaan?

18 Saksi-Saksi yang berani dan berbahagia yang saudara jumpai di sidang setempat hanya kelompok kecil dari tiga setengah juta lebih hamba-hamba yang bergairah seluas bumi. Mereka senang ambil bagian dalam pekerjaan yang Yesus Kristus sendiri nubuatkan dalam kata-kata berikut, ”Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” Jika ikut serta dalam pengabaran Kerajaan menjadi problem bagi saudara meskipun saudara memenuhi syarat untuk melakukannya, mengapa tidak meminta seorang Saksi yang cakap dalam pelayanan agar mengajak saudara dalam pekerjaan pengabaran? Allah benar-benar akan memberikan ”kekuatan melebihi yang normal”, dan saudara akan terkejut mendapati bagaimana pelayanan ilahi ini benar-benar membawa keriangan.—Matius 24:14; 2 Korintus 4:7; lihat juga Mazmur 56:12; Matius 5:11, 12; Filipi 4:13, NW.

19. Pekerjaan pengajaran apa yang Yesus perintahkan agar dilakukan oleh pengikut-pengikutnya?

19 Yesus mengharapkan agar mereka yang menghargai berita Kerajaan bertindak sesuai dengan itu. Ia berkata, ”Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu.”—Matius 28:19, 20.

20. Jika saudara membuat kemajuan secara rohani, pertanyaan apa yang cocok saudara ajukan dengan segera?

20 Apakah penghargaan saudara terhadap berkat-berkat Allah, terhadap ”darah yang berharga” dari Yesus, dan terhadap harapan menakjubkan berupa kehidupan kekal, menggerakkan saudara untuk bertindak? (1 Petrus 1:19) Apakah saudara telah menyelaraskan kehidupan saudara dengan tuntutan-tuntutan Allah yang adil-benar? Apakah saudara ambil bagian dengan tetap tentu dalam pekerjaan menjadikan murid-murid? Apakah saudara telah menyangkal diri dan membaktikan kehidupan saudara kepada Allah? Jika jawaban atas semua pertanyaan ini adalah ya yang tegas, sudah waktunya bagi saudara untuk mendekati salah seorang penatua di sidang yang saudara hadiri dan mengajukan pertanyaan serupa yang diajukan orang Etiopia yang percaya kepada Filipus, ”Apakah halangannya, jika aku dibaptis?”—Kisah 8:36.

[Catatan Kaki]

a The Jerusalem Bible menerjemahkan hal ini ”tidak mengakui dirinya”. Versi J. B. Phillips berbunyi ”melepaskan semua hal yang menjadi haknya”. The New English Bible berbunyi ”meninggalkan diri di belakang”. Alkitab bahasa Jawa menggunakan ungkapan yang berarti ”memunggungi diri”.

b Untuk keterangan mengenai menghentikan kebiasaan-kebiasaan demikian, lihat The Watchtower, 1 Februari 1981, halaman 3-12; 1 Juni 1973, halaman 336-43; dan Awake!, 8 Juli 1982, halaman 3-12; 22 Mei 1981, halaman 3-11.

Apakah Saudara Ingat?

◻ Alasan-alasan khusus apa yang kita miliki untuk berterima kasih kepada Allah?

◻ Iman dan penghargaan hendaknya menggerakkan kita untuk melakukan apa?

◻ Problem-problem apa yang mungkin menghalangi kita untuk menaati Allah, dan apa yang dapat kita lakukan dengan hal tersebut?

◻ Pertanyaan-pertanyaan apa yang dapat diajukan kepada diri sendiri oleh orang-orang yang belum dibaptis?

[Kotak di hlm. 18]

’Jenis ”tanah” yang manakah saya?’

Yesus memberikan sebuah ilustrasi mengenai seorang pria yang menabur benih. Ada benih yang jatuh di pinggir jalan dan dimakan oleh burung. Yang lain jatuh di tanah yang berbatu-batu yang tidak banyak tanahnya. Benih ini bertunas, tetapi ketika ditimpa matahari, ia layu dan mati. Ada lagi yang jatuh di antara semak duri dan terhimpit. Yesus berkata bahwa ketiga kelompok ini menggambarkan: pertama, orang yang ”mendengar firman tentang Kerajaan Sorga, tetapi tidak mengertinya”; kedua, orang yang menerima firman tetapi mundur karena kerasnya ”penindasan atau penganiayaan”; dan ketiga, orang bagi siapa ”kekuatiran dunia ini dan tipu daya kekayaan menghimpit firman”.

Tetapi Yesus juga memberi tahu tentang benih lain yang jatuh di atas tanah yang baik. Ia berkata, ”Ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah.”—Matius 13:3-8, 18-23.

Ada baiknya untuk menanyai diri kita, ’Jenis ”tanah” yang manakah saya?’

[Kotak di hlm. 19]

Mereka mati demi iman mereka

Apakah saudara mengenal seseorang yang lebih suka mati daripada menyangkal imannya? Ribuan Saksi-Saksi Yehuwa telah melakukan hal itu. Dalam The Nazi State and the New Religions: Five Case Studies in Non-Conformity, Dr. Christine E. King menulis, ”Satu di antara setiap dua Saksi Jerman dipenjarakan, satu di antara empat kehilangan nyawa mereka.”

Ketika kengerian di kamp-kamp akhirnya berakhir pada tahun 1945, ”jumlah Saksi-Saksi bertambah dan tidak ada yang kompromi”. Dalam The Nazi Persecution of the Churches, J. S. Conway menulis tentang Saksi-Saksi, ”Tidak ada sekte lain yang memperlihatkan tekad yang sama di bawah kekuatan penuh dari terorisme Gestapo.”

Saksi-Saksi Yehuwa tidak ditindas karena politik atau kebangsaan. Sebaliknya, mereka menderita sepenuhnya karena mereka mengasihi Allah dan tidak mau melanggar hati nurani mereka yang telah dilatih oleh Alkitab.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan