PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w94 15/3 hlm. 10-15
  • Yehuwa Allah yang Memiliki Maksud-Tujuan

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Yehuwa Allah yang Memiliki Maksud-Tujuan
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1994
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Allah yang Memiliki Maksud-tujuan
  • Disingkapkan secara Progresif
  • Penerangan
  • Kebanyakan Orang Memilih untuk Tidak Memahami
  • Mengikuti Terang Dunia
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1993
  • Para Pembawa Terang​—Untuk Tujuan Apa?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1993
  • Maksud Allah Agar Beberapa Orang ”Dilahirkan Kembali”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1982 (No. 41)
  • Tujuan Sejati dari Kehidupan
    Sedarlah!—1992
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1994
w94 15/3 hlm. 10-15

Yehuwa Allah yang Memiliki Maksud-Tujuan

”Sesungguhnya seperti yang Kumaksud, demikianlah akan terjadi, dan seperti yang Kurancang, demikianlah akan terlaksana.”​—YESAYA 14:24.

1, 2. Apa yang dikatakan banyak orang tentang tujuan hidup?

ORANG-ORANG di mana-mana bertanya, ”Apa tujuan hidup ini?” Seorang pemimpin politik sebuah negeri barat berkata, ”Lebih banyak orang daripada sebelumnya mengajukan pertanyaan, ’Siapakah kita? Apa tujuan kita?’” Sewaktu sebuah surat kabar mengumpulkan pendapat dari anak-anak muda tentang pertanyaan apa tujuan hidup, tanggapan yang umum adalah, ”Untuk melakukan apa pun sesuka hati.” ”Menikmati kehidupan sepuas-puasnya.” ”Hidup bersenang-senang.” ”Memiliki anak-anak, berbahagia dan kemudian mati.” Kebanyakan orang merasa bahwa kehidupan ini begini saja. Tak seorang pun berbicara tentang tujuan jangka panjang apa pun bagi kehidupan di bumi.

2 Seorang sarjana Konfusianisme berkata, ”Makna pokok dari kehidupan terdapat dalam eksistensi kita sehari-hari sebagai manusia.” Menurut pandangan ini, manusia akan terus dilahirkan, berjuang selama 70 atau 80 tahun, kemudian mati dan lenyap untuk selamanya. Seorang ilmuwan evolusi berkata, ”Kita boleh merindukan jawaban yang ’lebih luhur’​—namun satu pun tak ada.” Bagi para penganut evolusi seperti itu, kehidupan merupakan perjuangan untuk tetap hidup, dengan kematian yang akan mengakhiri semuanya. Filsafat semacam itu memberikan pandangan hidup tanpa harapan.

3, 4. Bagaimana keadaan-keadaan dunia mempengaruhi caranya banyak orang memandang kehidupan?

3 Banyak orang meragukan bahwa kehidupan memiliki tujuan sewaktu mereka melihat bahwa eksistensi manusia telah dipenuhi dengan begitu banyak penderitaan. Di zaman kita, manakala manusia seharusnya telah mencapai puncak prestasi dalam bidang industri dan sains, sekitar satu miliar orang seluas dunia menderita sakit parah atau malnutrisi. Jutaan anak mati setiap tahun karena penyebab-penyebab demikian. Di samping itu, pada abad ke-20 ini, jumlah korban yang tewas akibat peperangan empat kali lipat jumlah korban selama empat ratus tahun sebelumnya jika digabungkan. Kejahatan, kekerasan, penyalahgunaan obat bius, perpecahan keluarga, AIDS dan penyakit-penyakit lain yang ditularkan melalui hubungan seksual​—daftar dari faktor-faktor negatif semakin meningkat. Para pemimpin dunia tidak memiliki jalan keluar untuk problem-problem ini.

4 Mengingat keadaan-keadaan demikian, seorang wanita menyatakan apa yang dipercayai oleh banyak orang, ”Hidup ini tidak memiliki tujuan. Jika semua hal buruk ini terjadi, maka kehidupan tidak banyak artinya.” Dan seorang pria lanjut usia berkata, ”Hampir dalam seluruh kehidupan saya, saya bertanya mengapa saya ada di sini. Bila ada tujuannya, saya sudah tidak peduli lagi.” Maka, karena banyak orang tidak tahu mengapa Allah mengizinkan penderitaan, keadaan dunia yang menyedihkan menyebabkan mereka tidak memiliki harapan yang pasti untuk masa depan.

5. Mengapa agama-agama dunia ini menambah kepada kebingungan tentang tujuan hidup?

5 Bahkan para pemimpin agama saling berbeda pendapat, dan tidak tahu pasti, tentang tujuan hidup ini. Seorang mantan uskup Katedral St. Paul di London berkata, ”Sepanjang hidup saya, saya berjuang untuk menemukan tujuan hidup. . . . Saya gagal.” Memang, banyak pemimpin agama mengajarkan bahwa pada waktu kematian orang baik pergi ke surga dan orang jahat pergi ke neraka yang bernyala-nyala untuk selama-lamanya. Namun pandangan ini masih menyebabkan umat manusia di bumi menempuh haluannya yang menyedihkan. Dan apabila maksud-tujuan Allah adalah agar manusia hidup di surga, mengapa Ia tidak menjadikan mereka makhluk-makhluk surgawi sejak semula, sebagaimana Ia menciptakan para malaikat, sehingga dengan demikian membebaskan umat manusia dari begitu banyak penderitaan? Maka, kebingungan berkenaan tujuan hidup di bumi atau penolakan untuk percaya bahwa memang ada suatu tujuan telah menjadi umum.

Allah yang Memiliki Maksud-tujuan

6, 7. Apa yang Alkitab katakan kepada kita tentang Penguasa Universal?

6 Namun, buku yang paling luas disiarkan sepanjang sejarah, Alkitab, memberi tahu kita bahwa Yehuwa, Penguasa alam semesta, adalah Allah yang memiliki maksud-tujuan. Buku ini memperlihatkan kepada kita bahwa Ia memiliki maksud-tujuan jangka panjang, bahkan kekal, bagi umat manusia di bumi. Dan bila Yehuwa merencanakan sesuatu, hal ini pasti akan terwujud. Sebagaimana hujan menyebabkan benih bertunas, Allah berkata, ”demikianlah firmanKu yang keluar dari mulutKu: ia tidak akan kembali kepadaKu dengan sia-sia, tetapi ia akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.” (Yesaya 55:10, 11) Apa pun yang Yehuwa firmankan akan Ia tepati, ”akan terlaksana”.—Yesaya 14:24.

7 Kita umat manusia dapat memiliki keyakinan penuh bahwa Yang Mahakuasa akan menepati janji-janji-Nya, karena Allah ”tidak berdusta”. (Titus 1:2; Ibrani 6:18) Bila Ia memberi tahu kita bahwa Ia akan melakukan sesuatu, firman-Nya merupakan jaminan bahwa hal itu akan terlaksana. Hal tersebut begitu pasti sehingga dapat dikatakan sudah terlaksana. Ia menyatakan, ”Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku, yang memberitahukan dari mulanya hal yang kemudian dan dari zaman purbakala apa yang belum terlaksana, yang berkata: KeputusanKu akan sampai, dan segala kehendakKu akan Kulaksanakan . . . Aku telah mengatakannya, maka Aku hendak melangsungkannya, Aku telah merencanakannya, maka Aku hendak melaksanakannya.”—Yesaya 46:9-11.

8. Dapatkah orang-orang yang dengan tulus ingin mengenal Allah menemukan Dia?

8 Lagi pula, Yehuwa ”menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat”. (2 Petrus 3:9) Untuk alasan ini, Ia tidak ingin seorang pun mengabaikan Dia. Seorang nabi bernama Azarya berkata, ”Bilamana kamu mencari [Allah], Ia berkenan ditemui olehmu, tetapi bilamana kamu meninggalkanNya, kamu akan ditinggalkanNya.” (2 Tawarikh 15:1, 2) Maka, orang-orang yang dengan tulus ingin mengenal Allah dan maksud-tujuan-Nya dapat dengan pasti melakukan hal itu jika mereka membuat upaya untuk mencari Dia.

9, 10. (a) Apa yang telah disediakan bagi orang-orang yang ingin mengenal Allah? (b) Pencarian akan Firman Allah memungkinkan kita melakukan apa?

9 Mencari ke mana? Bagi orang-orang yang benar-benar mencari Allah, Ia telah menyediakan Firman-Nya, Alkitab. Melalui roh kudus-Nya, tenaga aktif yang sama yang Ia gunakan untuk menciptakan alam semesta, Allah membimbing pria-pria yang setia untuk menulis apa yang perlu kita ketahui berkenaan maksud-tujuan-Nya. Misalnya, berkenaan nubuat Alkitab, rasul Petrus berkata, ”Tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” (2 Petrus 1:21) Demikian pula, rasul Paulus menyatakan, ”Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap manusia kepunyaan Allah diperlengkapi [”menjadi cakap sepenuhnya, diperlengkapi secara menyeluruh”, NW] untuk setiap perbuatan baik.”—2 Timotius 3:16, 17; 1 Tesalonika 2:13.

10 Perhatikan bahwa Firman Allah memungkinkan kita menjadi ”cakap sepenuhnya, diperlengkapi secara menyeluruh”, tidak hanya sebagian atau tidak selengkapnya. Ini memungkinkan seseorang merasa pasti berkenaan siapa Allah, apa maksud-tujuan-Nya, dan apa yang Ia tuntut dari hamba-hamba-Nya. Inilah yang diharapkan dari sebuah buku yang dikarang oleh Allah. Dan ini merupakan satu-satunya sumber kita dapat mencari pengetahuan yang saksama tentang Allah. (Amsal 2:1-5; Yohanes 17:3) Dengan melakukan hal itu, kita ”bukan lagi anak-anak, yang diombang-ambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan.” (Efesus 4:13, 14) Sang pemazmur menyatakan pandangan yang sepatutnya, ”Firman [Allah] itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”—Mazmur 119:105.

Disingkapkan secara Progresif

11. Bagaimana Yehuwa telah menyingkapkan maksud-tujuan-Nya kepada umat manusia?

11 Pada awal sejarah keluarga umat manusia, Yehuwa menyingkapkan maksud-tujuan-Nya terhadap bumi ini dan manusia di atasnya. (Kejadian 1:26-30) Namun, sewaktu orang-tua pertama kita menolak kedaulatan Allah, umat manusia jatuh ke dalam kegelapan rohani dan kematian. (Roma 5:12) Meskipun begitu, Yehuwa mengetahui bahwa akan ada orang-orang yang ingin melayani Dia. Maka, terus sepanjang sejarah, Ia dengan progresif telah menyingkapkan maksud-tujuan-Nya kepada hamba-hamba-Nya yang setia. Ia antara lain berkomunikasi dengan Henokh (Kejadian 5:24; Yudas 14, 15), Nuh (Kejadian 6:9, 13), Abraham (Kejadian 12:1-3), dan Musa (Keluaran 31:18; 34:27, 28). Nabi Allah, Amos, menulis, ”Tuhan ALLAH [”Yehuwa”, NW] tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusanNya kepada hamba-hambaNya, para nabi.”—Amos 3:7; Daniel 2:27, 28.

12. Bagaimana Yesus menyinarkan lebih banyak terang berkenaan maksud-tujuan Allah?

12 Sewaktu Putra Allah, Yesus Kristus, berada di bumi kira-kira 4.000 tahun setelah pemberontakan di Eden, lebih banyak perincian tentang maksud-tujuan Yehuwa disingkapkan. Hal ini khususnya demikian berkenaan maksud-tujuan Allah untuk mendirikan suatu Kerajaan surgawi untuk memerintah bumi. (Daniel 2:44) Yesus menjadikan Kerajaan tersebut sebagai tema pengajarannya. (Matius 4:17; 6:10) Ia dan murid-muridnya mengajarkan bahwa di bawah Kerajaan tersebut, maksud-tujuan Allah yang semula bagi bumi dan bagi umat manusia akan digenapi. Bumi akan diubah menjadi suatu firdaus yang dihuni oleh manusia yang sempurna, yang akan hidup selama-lamanya. (Mazmur 37:29; Matius 5:5; Lukas 23:43; 2 Petrus 3:13; Wahyu 21:4) Selanjutnya, Yesus dan murid-muridnya memperlihatkan apa yang akan terjadi dalam dunia baru ini melalui mukjizat-mukjizat yang dapat mereka laksanakan karena kuasa Allah.—Matius 10:1, 8; 15:30, 31; Yohanes 11:25-44.

13. Berkenaan cara Allah berurusan dengan umat manusia, perubahan apa terjadi pada hari Pentakosta 33 M?

13 Pada hari Pentakosta 33 M, 50 hari setelah kebangkitan Yesus, roh Allah dicurahkan ke atas sidang pengikut-pengikut Kristus. Sidang tersebut menggantikan bangsa Israel yang tidak setia sebagai umat perjanjian Yehuwa. (Matius 21:43; 27:51; Kisah 2:1-4) Pencurahan roh kudus pada peristiwa itu merupakan bukti bahwa, sejak saat itu, Allah akan menyingkapkan kebenaran tentang maksud-tujuan-Nya melalui saluran yang baru ini. (Efesus 3:10) Selama abad pertama M, struktur organisasi dari sidang Kristen ini dibentuk.—1 Korintus 12:27-31; Efesus 4:11, 12.

14. Bagaimana para pencari kebenaran dapat mengenali sidang Kristen yang sejati?

14 Dewasa ini, para pencari kebenaran dapat mengenali sidang Kristen sejati melalui manifestasinya yang konsisten dari sifat Allah yang utama, kasih. (1 Yohanes 4:8, 16) Ya, kasih persaudaraan merupakan tanda pengenal dari kekristenan yang sejati. Yesus berkata, ”Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-muridKu, yaitu jikalau kamu saling mengasihi.” ”Inilah perintahKu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu.” (Yohanes 13:35; 15:12) Dan Yesus memperingatkan para pendengarnya, ”Kamu adalah sahabatKu, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu.” (Yohanes 15:14) Jadi, hamba-hamba Allah yang sejati adalah orang-orang yang hidup selaras dengan hukum kasih. Mereka tidak hanya berbicara tentangnya, karena ”iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati”.—Yakobus 2:26.

Penerangan

15. Hamba-hamba Allah dapat yakin akan hal apa?

15 Yesus menubuatkan bahwa dengan berlalunya waktu, sidang Kristen yang sejati akan semakin diterangi berkenaan maksud-tujuan Allah. Ia berjanji kepada para pengikutnya, ”Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam namaKu, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu.” (Yohanes 14:26) Yesus juga berkata, ”Ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Matius 28:20) Jadi, penerangan berkenaan kebenaran tentang Allah dan maksud-tujuan-Nya meningkat di antara hamba-hamba Allah. Ya, ”jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari”.—Amsal 4:18.

16. Menurut penerangan rohani kita, di manakah saat ini kita berada sehubungan dengan maksud-tujuan Allah?

16 Dewasa ini, terang rohani tersebut lebih cemerlang daripada sebelumnya, karena kita berada di masa manakala banyak nubuat Alkitab digenapi atau mendekati penggenapannya. Hal ini memperlihatkan kepada kita bahwa kita sedang hidup pada ”hari-hari terakhir” dari sistem perkara yang jahat ini. Ini adalah periode waktu yang disebut sebagai ”penutup sistem perkara”; ini akan disusul oleh dunia baru Allah. (2 Timotius 3:1-5, 13; Matius 24:3-13, NW) Sebagaimana dinubuatkan Daniel, Kerajaan surgawi Allah akan segera ”meremukkan segala kerajaan [yang ada sekarang] dan menghabisinya, tetapi kerajaan itu sendiri akan tetap untuk selama-lamanya”.—Daniel 2:44.

17, 18. Nubuat-nubuat agung apa sekarang sedang digenapi?

17 Di antara nubuat-nubuat yang sekarang sedang digenapi adalah nubuat yang dicatat dalam ayat 14 dari Matius pasal 24. Di ayat tersebut Yesus berkata, ”Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya.” Di seluruh bumi, pekerjaan pengabaran Kerajaan itu dilaksanakan oleh jutaan Saksi-Saksi Yehuwa. Dan ratusan ribu orang bergabung bersama mereka setiap tahun. Hal ini selaras dengan nubuat di Yesaya 2:2, 3, yang berkata bahwa ”pada hari-hari yang terakhir” dari dunia yang jahat ini, orang-orang dari segala bangsa akan datang kepada ibadat yang sejati dari Yehuwa, dan ’Ia akan mengajar mereka tentang jalan-jalan-Nya, dan mereka akan berjalan menempuhnya’.

18 Orang-orang baru ini berduyun-duyun datang kepada ibadat Yehuwa ”seperti awan”, seperti yang dinubuatkan di Yesaya pasal 60, ayat 8. Ayat 22 menambahkan, ”Yang paling kecil akan menjadi kaum yang besar, dan yang paling lemah akan menjadi bangsa yang kuat; Aku, [Yehuwa], akan melaksanakannya dengan segera pada waktunya.” Bukti-bukti memperlihatkan bahwa waktu itu, adalah sekarang ini juga. Dan orang-orang baru dapat merasa yakin bahwa dengan bergabung bersama Saksi-Saksi Yehuwa, mereka berhubungan dengan sidang Kristen yang sejati.

19. Mengapa kita mengatakan bahwa orang-orang baru yang bergabung dengan Saksi-Saksi Yehuwa datang kepada sidang Kristen yang sejati?

19 Mengapa kita dapat berkata demikian dengan kepastian? Karena orang-orang baru ini, bersama dengan jutaan orang yang sudah berada di dalam organisasi Yehuwa, telah membaktikan kehidupan mereka kepada Allah dan melakukan kehendak-Nya. Hal ini mencakup hidup selaras dengan hukum kasih ilahi. Sebagai satu bukti tentang hal ini, orang-orang Kristen ini telah ’menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas dan mereka tidak lagi belajar perang’. (Yesaya 2:4) Semua Saksi-Saksi Yehuwa di seluruh dunia telah melakukan hal ini karena mereka mempraktekkan kasih. Ini berarti bahwa mereka tidak pernah boleh mengangkat senjata perang melawan satu sama lain atau melawan siapa pun. Dalam hal ini mereka unik—tidak seperti agama-agama dunia ini. (Yohanes 13:34, 35; 1 Yohanes 3:10-12, 15) Mereka tidak terlibat dalam nasionalisme yang memecah-belah, karena mereka membentuk persaudaraan global yang dipersatukan oleh kasih, ”pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan”.—Kolose 3:14; Matius 23:8; 1 Yohanes 4:20, 21.

Kebanyakan Orang Memilih untuk Tidak Memahami

20, 21. Mengapa mayoritas besar umat manusia berada dalam kegelapan rohani? (2 Korintus 4:4; 1 Yohanes 5:19)

20 Meskipun terang rohani di kalangan hamba-hamba Allah menjadi lebih jelas, penduduk yang lain dari bumi merosot ke dalam kegelapan rohani yang lebih pekat. Mereka tidak mengenal Yehuwa ataupun maksud-tujuan-Nya. Nabi Allah menjelaskan masa ini sewaktu ia berkata, ”Sesungguhnya, kegelapan menutupi bumi, dan kekelaman menutupi bangsa-bangsa.” (Yesaya 60:2) Hal ini demikian karena orang-orang tidak memperlihatkan minat yang tulus dalam belajar tentang Allah, mereka juga tidak memperlihatkan keinginan untuk berupaya menyenangkan Dia. Yesus berkata, ”Inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak.”—Yohanes 3:19, 20.

21 Orang-orang semacam itu tidak sungguh-sungguh berminat mencari tahu kehendak Allah. Sebaliknya, mereka memusatkan kehidupan mereka untuk melakukan kehendak mereka sendiri. Dengan mengabaikan kehendak Allah, mereka menempatkan diri mereka dalam kedudukan yang berbahaya, karena Firman-Nya berkata, ”Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian.” (Amsal 28:9) Mereka akan menanggung akibat dari haluan yang mereka pilih. Rasul Paulus menulis, ”Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diriNya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya.”—Galatia 6:7.

22. Banyak orang yang ingin mengenal Allah sedang melakukan apa sekarang?

22 Namun, ada banyak orang yang ingin mengetahui kehendak Allah, yang dengan tulus mencari Dia, dan yang mendekat kepada-Nya. ”Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu,” kata Yakobus 4:8. Tentang orang-orang demikian Yesus berkata, ”Barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah.” (Yohanes 3:21) Alangkah menakjubkan masa depan yang Allah persiapkan bagi orang-orang yang datang kepada terang! Artikel kita yang berikut akan membahas prospek-prospek yang menggetarkan ini.

Bagaimana Saudara Akan Menjawab?

◻ Apa yang banyak orang katakan berkenaan tujuan hidup?

◻ Bagaimana Yehuwa menyingkapkan diri-Nya sebagai Allah yang memiliki maksud-tujuan?

◻ Penerangan besar apa terjadi pada abad pertama M?

◻ Bagaimana sidang Kristen yang sejati dapat dikenali dewasa ini?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan