PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w95 15/5 hlm. 3-4
  • Seorang Kepala Suku Memikirkan Masa Depannya

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Seorang Kepala Suku Memikirkan Masa Depannya
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1995
  • Bahan Terkait
  • Di Manakah Para Leluhur Kita?
    Jalan Menuju Kehidupan Abadi—Sudahkah Anda Menemukannya?
  • Dapatkah Orang Mati Melihat Kita?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1994
  • Siapa yang Menghuni Alam Roh?
    Sedarlah!—1996
  • Kontak dengan Alam Roh
    Sedarlah!—1996
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1995
w95 15/5 hlm. 3-4

Seorang Kepala Suku Memikirkan Masa Depannya

KEPALA suku di Afrika Barat itu adalah seorang pemimpin yang sangat dikasihi dan dihormati di lingkungan masyarakatnya. Pada ulang tahunnya yang ke-78, teman-temannya, keluarga, dan orang-orang lain berkumpul untuk mengucapkan selamat kepadanya. Dalam pidatonya, sang kepala suku memilih suatu topik yang lain daripada biasanya untuk acara semacam itu. Ia berbicara tentang gagasannya mengenai kehidupan setelah kematian.

Ia mengatakan bahwa setelah kehidupan ini ”ada suatu dunia baru tanpa penipuan, perasaan iri hati dan ketamakan”. Ia melukiskannya sebagai suatu dunia yang ”terselubung misteri”, yang dihuni hanya oleh orang-orang adil-benar, yang akan berinteraksi dengan Allah.

Kepercayaan semacam itu umum di kalangan orang-orang di seluruh Afrika. Menurut agama tradisional Afrika, kematian bukanlah akhir bagi kehidupan namun sekadar suatu peralihan, suatu perpindahan kepada kehidupan di alam roh. Konon, pada saat seseorang mati, ia menyeberang dari dunia yang kelihatan ke dunia yang tidak kelihatan. Sebagai roh, orang tersebut kemudian memasuki suatu wilayah yang dihuni oleh para leluhurnya.

Banyak orang Afrika Barat percaya bahwa para leluhur, atau roh-roh leluhur, menjamin kesejahteraan keluarga mereka di bumi. Buku West African Traditional Religion (Agama Tradisional Afrika Barat) menyatakan, ”Sehubungan dengan pengaruh, tidak ada perbedaan yang tegas antara anggota-anggota masyarakat yang masih hidup di bumi, dan orang-orang yang ada di dunia sana. Sewaktu berada di bumi, [para leluhur] adalah tetua dari keluarga-keluarga mereka. Sekarang setelah mereka tidak kelihatan oleh kita, mereka masih menjadi tetua di dunia roh. Mereka tidak kehilangan minat terhadap kesejahteraan umum dari keluarga mereka.”

Oleh karenanya, kepala suku yang sudah lanjut usia yang disebutkan pada awal artikel ini berharap untuk bergabung dengan para leluhurnya dan bekerja bersama mereka di alam roh. Ia mengatakan, ”Saya mempunyai keyakinan kuat akan kehidupan setelah kematian dan kemungkinan untuk terus menjadi tetua​—⁠bahkan setelah kematian.”

Akan tetapi, berdasarkan apa yang selanjutnya dikatakan oleh kepala suku tersebut, surat kabar Sunday Times menyatakan bahwa ia ”tampaknya tidak yakin secara mutlak” tentang kehidupan setelah kematian. Ia mengatakan kepada orang banyak yang berkumpul bahwa ia pernah mendengar tentang suatu buku yang membahas soal kehidupan setelah kematian. Kepala suku itu telah mencari buku tersebut selama lima tahun. Begitu besar keinginannya untuk membaca buku itu sampai-sampai ia menawarkan uang senilai kira-kira 1.500 dolar AS kepada barangsiapa yang membawakan buku itu kepadanya.

Pemimpin itu sebenarnya tidak perlu bersusah payah seandainya ia mau mempelajari sebuah buku yang tidak sukar didapat. Ini adalah sebuah buku yang tersedia di mana-mana yang dihasilkan bukan oleh seorang manusia melainkan oleh Pencipta umat manusia. (1 Tesalonika 2:13) Buku itu adalah Alkitab. Apa yang dikatakannya tentang kehidupan setelah kematian?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan