PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • wp17 No. 4 hlm. 4-7
  • Apa Kata Alkitab?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apa Kata Alkitab?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Umum)—2017
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • ALKITAB MENGUNGKAPKAN KEBENARAN
  • AJARAN SALAH YANG MENYEBAR
  • ”KEBENARAN ITU AKAN MEMERDEKAKAN KAMU”
  • Seberapa Kuatkah Kepercayaan Saudara Akan Kebangkitan?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1998
  • Pandangan Saudara tentang Jiwa Mempengaruhi Kehidupan Saudara
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
  • Pernahkah Anda Bertanya-tanya?
    Sedarlah!—1994
  • Apakah Jiwa Tetap Hidup pada Waktu Kematian?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Umum)—2017
wp17 No. 4 hlm. 4-7
Jenazah di kuburan

TOPIK UTAMA | APA KATA ALKITAB TENTANG KEMATIAN?

Apa Kata Alkitab?

Dalam cerita tentang penciptaan di Alkitab, Allah berkata kepada manusia pertama, Adam, ”Setiap pohon di taman ini boleh kaumakan buahnya sampai puas. Tetapi mengenai pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, engkau tidak boleh memakan buahnya, karena pada hari engkau memakannya, engkau pasti akan mati.” (Kejadian 2:16, 17) Kata-kata itu dengan jelas menunjukkan bahwa kalau Adam menaati perintah Allah, dia tidak akan mati tapi akan terus hidup di Taman Eden.

Adam dan Hawa sudah tua

Sayangnya, Adam tidak taat. Ketika Hawa memberi dia buah terlarang itu, dia memakannya. Jadi dia mati, tidak hidup abadi. (Kejadian 3:1-6) Akibat perbuatan Adam masih kita rasakan sampai sekarang. Rasul Paulus menjelaskan, ”Dosa masuk ke dalam dunia melalui satu orang dan kematian, melalui dosa, demikianlah kematian menyebar kepada semua orang karena mereka semua telah berbuat dosa.” (Roma 5:12) ”Satu orang” itu memaksudkan Adam. Tapi, dosa apa yang dia lakukan, dan kenapa itu mengakibatkan kematian?

Dosa Adam adalah melanggar perintah Allah dengan sengaja. (1 Yohanes 3:4) Seperti yang Allah katakan kepada Adam, hukuman untuk dosa adalah kematian. Kalau saja Adam dan keturunannya terus menaati Allah, mereka tidak akan punya dosa dan tidak perlu mati. Allah tidak menciptakan manusia untuk mati. Manusia diciptakan untuk hidup selamanya.

Seperti yang Alkitab katakan, kematian memang ”menyebar kepada semua orang”. Tapi, apakah ada bagian dalam diri kita yang tetap hidup setelah kita mati? Banyak orang merasa begitu. Mereka menganggap bahwa arwah, atau jiwa, tidak akan pernah mati. Tapi, itu sama saja dengan mengatakan bahwa Allah berbohong kepada Adam. Kenapa? Allah berkata bahwa hukuman untuk dosa adalah kematian. Tapi, kalau ada bagian dalam diri kita yang tetap hidup di alam lain, berarti orang yang berdosa tidak mati. Padahal, Alkitab berkata, ”Allah mustahil berdusta.” (Ibrani 6:18) Sebenarnya, yang berbohong itu Setan, karena dia berkata kepada Hawa, ”Kamu pasti tidak akan mati.”​—Kejadian 3:4.

Jadi, ajaran bahwa jiwa tidak pernah mati didasarkan atas kebohongan. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi kalau kita mati?

ALKITAB MENGUNGKAPKAN KEBENARAN

Alkitab berkata, ”Allah Yehuwa membentuk manusia dari debu tanah dan mengembuskan ke dalam lubang hidungnya napas kehidupan, dan manusia itu menjadi jiwa yang hidup.” Istilah ”jiwa yang hidup” berasal dari kata Ibrani nefes,a yang berarti ”makhluk yang bernapas”.​—Kejadian 2:7.

Jadi, Alkitab dengan jelas menunjukkan bahwa saat diciptakan, manusia tidak diberi jiwa yang tidak pernah mati. Tapi, manusia itu sendirilah yang disebut ”jiwa yang hidup”. Itu sebabnya Anda tidak akan pernah menemukan istilah ”jiwa yang tidak pernah mati” di Alkitab.

Karena Alkitab berkata bahwa dalam diri manusia tidak ada jiwa yang tidak pernah mati, kenapa banyak agama mengajarkan yang sebaliknya? Itu dimulai dari Mesir kuno.

AJARAN SALAH YANG MENYEBAR

Herodotus, sejarawan Yunani abad kelima SM, berkata bahwa orang Mesir adalah ”yang pertama kali mendukung ajaran jiwa yang tidak pernah mati”. Orang Babilonia juga punya kepercayaan bahwa jiwa tidak pernah mati. Sewaktu Aleksander Agung menaklukkan Timur Tengah pada 332 SM, para filsuf Yunani sudah menyebarkan ajaran ini sehingga sampai ke seluruh wilayah kekuasaan Yunani.

Anda tidak akan pernah menemukan istilah ”jiwa yang tidak pernah mati” di Alkitab

Pada abad pertama M, dua sekte Yahudi yang terkemuka, Eseni dan Farisi, mengajarkan bahwa jiwa tetap hidup setelah orang mati. The Jewish Encyclopedia berkata, ”Karena dipengaruhi ajaran Yunani, khususnya melalui ajaran Plato, orang Yahudi percaya bahwa jiwa tidak pernah mati.” Yosefus, sejarawan Yahudi abad pertama, mengatakan bahwa ajaran itu tidak berasal dari Alkitab, tapi dari ”kepercayaan orang Yunani”, yang dia anggap sebagai kumpulan dongeng para ahli mitologi mereka.

Karena pengaruh kebudayaan Yunani terus berkembang, orang yang mengaku Kristen pun percaya ajaran itu. Menurut sejarawan bernama Jona Lendering, ”karena Plato berpandangan bahwa jiwa kita dulunya berada di tempat yang lebih baik dan kemudian tinggal di dunia yang bejat ini, ajaran Plato dan Kekristenan pun mudah digabungkan”. Ajaran tentang jiwa yang tidak pernah mati pun masuk ke gereja ”Kristen” dan menjadi salah satu ajaran utama mereka.

”KEBENARAN ITU AKAN MEMERDEKAKAN KAMU”

Pada abad pertama, Paulus memperingatkan, ”Ucapan yang terilham mengatakan dengan pasti bahwa pada masa-masa yang akan datang akan ada orang-orang yang jatuh dari iman, memberikan perhatian kepada ucapan-ucapan terilham yang menyesatkan dan ajaran hantu-hantu.” (1 Timotius 4:1) Kata-kata itu benar sekali! Ajaran tentang jiwa yang tidak pernah mati adalah satu contoh dari ”ajaran hantu-hantu”. Ajaran itu tidak sesuai dengan Alkitab, dan itu berasal dari agama dan filsafat kuno.

Syukurlah, Yesus berkata, ”Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yohanes 8:32) Dengan mendapatkan kebenaran dari Alkitab, kita dibebaskan dari ajaran yang tidak menghormati Allah dan dari kebiasaan yang diajarkan banyak agama. Selain itu, kebenaran dari Firman Allah juga membebaskan kita dari belenggu tradisi dan takhayul tentang kematian.​—Lihat kotak ”Di Manakah Orang Mati?”

Allah tidak menciptakan manusia untuk hidup hanya 70 atau 80 tahun di bumi, lalu pindah ke alam lain dan hidup abadi di sana. Ketika menciptakan manusia, Dia ingin mereka hidup selamanya di bumi sebagai anak-anak-Nya yang taat. Itu menunjukkan bahwa Dia mengasihi manusia, dan kehendak-Nya tidak akan gagal. (Maleakhi 3:6) Seorang penulis mazmur meyakinkan kita, ”Orang-orang adil-benar akan memiliki bumi, dan mereka akan mendiaminya selama-lamanya.”​—Mazmur 37:29.

Untuk mendapat lebih banyak keterangan dari Alkitab tentang kematian, lihat pasal 6 buku Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan? yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa. Buku ini tersedia juga di www.jw.org/id, atau scan kode ini.

a Beberapa terjemahan Alkitab lain menerjemahkan nefes sebagai ”makhluk yang hidup” (Terjemahan Baru), ”makhluk hidup yang bernapas” (Kitab Suci Komunitas Kristiani), atau ”hiduplah manusia itu” (Bahasa Indonesia Masa Kini).

Bisakah Manusia Hidup Abadi?

Beberapa tahun lalu, para peneliti menemukan tanaman air yang menurut mereka sudah hidup ribuan tahun. Mungkin itu makhluk hidup yang umurnya paling panjang. Itu adalah tanaman Posidonia oceanica, yaitu sejenis rumput laut yang ada di dasar Laut Tengah, di antara Spanyol dan Siprus.

Kalau umur tanaman bisa sepanjang itu, bagaimana dengan manusia? Beberapa ilmuwan yang mempelajari proses penuaan yakin bahwa umur manusia bisa diperpanjang. Misalnya, ada sebuah buku yang membahas tentang ”berbagai perkembangan ilmu pengetahuan yang terbaru” di bidang ini. Kita belum tahu apakah perkembangan itu benar-benar akan berpengaruh pada umur manusia.

Tapi, harapan untuk hidup abadi tidak bergantung pada ilmu pengetahuan. Alkitab menunjukkan bahwa Pencipta kita, Allah Yehuwa, adalah ”sumber kehidupan”. (Mazmur 36:9) Yesus Kristus berkata kepada-Nya dalam doa, ”Ini berarti kehidupan abadi, bahwa mereka terus memperoleh pengetahuan mengenai dirimu, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenai pribadi yang engkau utus, Yesus Kristus.” (Yohanes 17:3) Ya, kalau kita berupaya mengenal Allah Yehuwa dan Putra-Nya, Yesus Kristus, dan membuat mereka senang, kita akan mendapat berkat untuk selamanya.

Rumput laut

Menurut para peneliti, rumput laut seperti ini sudah hidup ribuan tahun

DI MANAKAH ORANG MATI?

Yesus membangkitkan Lazarus

Menurut Alkitab, mereka ada di kuburan dan menunggu dihidupkan lagi. (Yohanes 5:28, 29) Mereka tidak menderita atau kesakitan, karena orang mati ”tidak sadar akan apa pun”. (Pengkhotbah 9:5) Yesus mengajarkan bahwa orang mati itu seperti sedang tidur nyenyak. (Yohanes 11:11-14) Jadi, kita tidak perlu takut kepada orang mati atau mencoba menenangkan mereka dengan persembahan. Mereka tidak bisa membantu atau menyakiti kita, karena ”tidak ada pekerjaan atau rancangan atau pengetahuan atau hikmat di [Kuburan]”. (Pengkhotbah 9:10) Allah akan menghidupkan lagi orang mati dan menyingkirkan kematian selamanya.​—1 Korintus 15:26, 55; Penyingkapan 21:4.

Kenapa Alkitab Bisa Dipercaya?

Kita bisa benar-benar yakin bahwa apa yang Alkitab katakan bisa dipercaya. Ini beberapa alasannya:

  • Pena dan tinta

    Pengarangnya Allah: Alkitab terdiri dari 66 buku yang ditulis oleh sekitar 40 orang selama 16 abad, dari 1513 SM sampai kira-kira 98 M. Tapi, isinya tetap saling berhubungan dan selaras. Ini menunjukkan bahwa Pengarangnya adalah Allah yang Mahakuasa. Dialah yang memberi tahu mereka apa yang harus ditulis..

  • Tiang

    Akurat dari Segi Sejarah: Peristiwa yang dicatat di Alkitab sesuai dengan sejarah. Buku A Lawyer Examines the Bible berkata, ”Kisah cinta, legenda, dan kesaksian palsu biasanya menyebutkan bahwa suatu peristiwa terjadi di tempat yang jauh dan pada waktu yang tidak tertentu, . . . tapi Alkitab selalu menyebutkan tempat dan waktu suatu peristiwa dengan sangat tepat.”

  • Atom

    Akurat dari Segi Ilmu Pengetahuan: Alkitab bukan buku ilmu pengetahuan. Tapi, kalau membahas hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, Alkitab selalu tepat. Misalnya, di Imamat 13 dan 14, ada peraturan terperinci untuk orang Israel soal kebersihan dan karantina, lama sebelum orang tahu tentang kuman dan penularan penyakit. Alkitab juga berkata bahwa bumi bulat dan tidak ditopang apa-apa. Hal ini baru diketahui ilmu pengetahuan berabad-abad kemudian.​—Ayub 26:7; Yesaya 40:22.

Itu baru beberapa contoh yang menunjukkan bahwa Alkitab bisa dipercaya dan bahwa kata-kata ini memang benar: ”Segenap Tulisan Kudus diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menegur, untuk meluruskan perkara-perkara.”​—2 Timotius 3:16.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan