Apa yang Hendak Kita Katakan kepada Orang yang Beriman pada Kitab Suci Lain?
1 Sewaktu mengabar atau memberikan kesaksian tidak resmi, mungkin sdr pernah berjumpa dng orang-orang non-Kristen tertentu yg memiliki kepercayaan yg kuat akan Allah. Akan tetapi, mereka tidak banyak tahu tt harapan Firdaus di bumi sebagaimana dinubuatkan oleh nabi-nabi Yehuwa, dan kita ingin membagikan harapan tsb kpd mereka. (1 Tim. 2:3, 4) Keterangan berikut ini dapat membantu sdr memberikan kesaksian dng sebaik-baiknya.
2 Kelompok agama itu percaya akan Allah dan percaya akan nabi-nabi tertentu. Mereka mempunyai kitab suci sendiri. Ajaran agama mereka menyatakan bahwa berdusta dan menyembah berhala merupakan perbuatan dosa, bahwa Allah itu esa, dan bahwa Ia bukan bagian dari suatu Tritunggal. Namun, mereka mengajarkan jiwa yg tidak berkematian, api neraka, dan firdaus di surga. Mereka menerima Alkitab sbg Firman Allah, namun menganggap bahwa isinya telah diubah, sementara kitab suci mereka yg masih menggunakan bahasa aslinya, tetap terjaga kemurniannya.
3 Ramah, Bijaksana, dan Berdaya Pengamatan: Sewaktu bercakap-cakap dng mereka, bersikaplah ramah dan bijaksana. (Ams. 25:15) Ingatlah bahwa kepercayaan agama mereka sangat kuat dan kebanyakan dari mereka belajar dng cara menghafal. Oleh krn itu, perkembangan rohani mereka diperoleh bukan melalui penalaran ajaran agama dan penyelidikan kehendak Allah. (Rm. 12:2) Untuk membantu mereka, sangat dibutuhkan kesabaran dan pemahaman.—1 Kor. 9:19-23.
4 Hindari kalimat-kalimat yg akan membuat sdr dikait-kaitkan dng Susunan Kristen. Jelaskanlah bahwa sdr berbeda, bahwa sdr bukan beragama Katolik atau Protestan. Gunakanlah istilah ”Kitab dari Allah” bila memaksudkan Alkitab. Krn mereka anti thd istilah ”Anak Allah”, sebaiknya istilah itu jangan digunakan. Topik tsb dapat dibahas setelah terdapat kemajuan rohani. Namun, sdr dapat berbicara tt Yesus (Isa), dng menyebutnya sbg nabi atau utusan. Hindarilah perdebatan. Jika sdr mengamati bahwa ia mulai hilang kesabaran, sebaiknya sdr segera mohon diri dng sopan.
5 Berbicara kpd satu orang akan jauh lebih baik dp berbicara kpd sekelompok orang. Biasanya, disarankan agar wanita memberi kesaksian kpd wanita, dan pria kpd pria. Tentu saja, bisa timbul keadaan yg menuntut pengecualian, tetapi hendaknya gunakan pertimbangan yg baik. Selain itu, mereka sensitif thd pakaian dan dandanan yg tidak bersahaja dari kaum wanita. Saudari-saudari hendaknya tanggap akan hal ini.—1 Kor. 10:31-33.
6 Pokok Pembicaraan: Nyatakan dng terus terang bahwa Allah mahabesar, lagi mahapenyayang. Jangan ragu-ragu untuk menyatakan bahwa sdr adalah orang yg beriman, bahwa Allah adalah esa (bukan suatu Tritunggal), dan bahwa penyembahan berhala merupakan perbuatan dosa. Bicarakan tt kefasikan dlm dunia dewasa ini—peperangan, pergolakan sipil, kebencian ras, dan kemunafikan yg tampak jelas di kalangan banyak orang beragama.
7 Sbg kata pengantar, sdr dapat mengatakan:
◼ ”Saya sengaja datang kpd Bapak/Ibu. Sbg sesama umat beragama, kita sama-sama percaya kpd satu-satunya Allah yg benar dan kpd semua nabi yg diutus-Nya. Bukankah begitu? [Dengarkan tanggapannya.] Saya bermaksud menyampaikan sebuah nubuat yg ditulis di zaman dahulu, yg mengatakan bahwa bumi ini akan diubah menjadi firdaus. Bolehkah saya membacakan nubuat sang nabi ini untuk Bapak/Ibu? [Bacakan Mazmur 37:29.]” Kemudian, bacakan paragraf pertama dari risalah Cara Menemukan Jalan Menuju Firdaus, yg menunjukkan bahwa hamba-hamba Allah yg saleh akan mewarisi bumi. Jika penghuni rumah memperlihatkan minat, pembicaraan dapat dilanjutkan dng membahas paragraf-paragraf berikutnya. Tinggalkan risalah tsb, dan rencanakan untuk berkunjung kembali.
8 Sewaktu membahas risalah itu, sebaiknya jangan sebut pembahasan itu sbg pengajaran Alkitab, melainkan diskusi. Setelah risalah selesai dibahas, orang tsb dapat mempelajari brosur Apa yang Allah Tuntut atau buku Pengetahuan.
9 Dng pengetahuan tt kepercayaan seseorang serta pemahaman tt betapa sensitifnya mereka, kita dapat berhati-hati sewaktu memilihkan bacaan yg akan kita tawarkan kpd mereka dan sewaktu memberikan kesaksian kpd mereka. Semoga Yehuwa terus memberkati upaya kita untuk membantu segala macam orang agar berseru kpd nama-Nya dan diselamatkan.—Kis. 2:21.