PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w25 Juli hlm. 2-7
  • Caranya Mendapat Nasihat yang Baik

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Caranya Mendapat Nasihat yang Baik
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2025
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • SIFAT APA YANG HARUS SAYA MILIKI?
  • SIAPA YANG BISA MEMBERI SAYA NASIHAT YANG BAIK?
  • BAGAIMANA SAYA MENUNJUKKAN BAHWA SAYA MAU MENERIMA NASIHAT?
  • APAKAH SAYA BOLEH MEMINTA ORANG LAIN MEMBUATKAN KEPUTUSAN UNTUK SAYA?
  • TERUSLAH MINTA NASIHAT
  • Caranya Memberikan Nasihat yang Baik
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2025
  • Andalkan Yehuwa Sewaktu Membuat Keputusan
    Pelayanan dan Kehidupan Kristen—Lembar Pelajaran—2023
  • Belajar dari Kata-Kata Terakhir Tiga Pria Setia
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2024
  • Terimalah Kenyataan Bahwa Ada Yang Tidak Kita Ketahui
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2025
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2025
w25 Juli hlm. 2-7

ARTIKEL PELAJARAN 28

NYANYIAN 88 Ajar Aku Segala Jalan-Mu

Caranya Mendapat Nasihat yang Baik

”Kebijaksanaan itu milik orang yang meminta nasihat.”—AMS. 13:10.

INTI

Caranya kita bisa mendapat manfaat dari nasihat yang kita terima.

1. Bagaimana kita bisa membuat keputusan yang bijak? (Amsal 13:10; 15:22)

KITA semua pasti mau membuat keputusan yang bijak supaya rencana kita berhasil. Karena itu, Alkitab mengatakan bahwa kita perlu meminta nasihat.—Baca Amsal 13:10; 15:22.

2. Apa yang Yehuwa janjikan kepada kita?

2 Kita bisa mendapat nasihat yang terbaik dari Bapak kita, Yehuwa. Dia berjanji, ”Aku akan menasihatimu dengan mata-Ku tertuju kepadamu.” (Mz. 32:8) Kata-kata itu menunjukkan bahwa Yehuwa tidak hanya memberi kita nasihat, tapi juga benar-benar peduli kepada kita dan mau membantu kita mengikuti nasihat-Nya.

3. Apa yang akan kita bahas di artikel ini?

3 Di artikel ini, kita akan menjawab empat pertanyaan ini dari Alkitab: (1) Untuk mendapat manfaat dari nasihat, sifat apa yang harus saya miliki? (2) Siapa yang bisa memberi saya nasihat yang baik? (3) Bagaimana saya menunjukkan bahwa saya mau menerima nasihat? (4) Mengapa saya tidak boleh meminta orang lain membuatkan keputusan untuk saya?

SIFAT APA YANG HARUS SAYA MILIKI?

4. Kalau kita mau mendapat manfaat dari sebuah nasihat, sifat apa yang harus kita miliki?

4 Kalau kita mau mendapat manfaat dari sebuah nasihat, kita harus rendah hati dan sadar diri. Kita perlu menyadari bahwa kita kadang tidak bisa membuat keputusan yang bijak berdasarkan pengalaman atau pengetahuan kita sendiri. Kalau kita tidak rendah hati dan sadar diri, Yehuwa tidak bisa membantu kita. Akibatnya, nasihat apa pun yang kita dapatkan dari Alkitab akan seperti masuk telinga kanan, keluar telinga kiri. (Mi. 6:8; 1 Ptr. 5:5) Tapi, kalau kita rendah hati dan sadar diri, kita akan mau mendengarkan nasihat dari Alkitab dan kita akan mendapat manfaatnya.

5. Apa saja yang bisa membuat Raja Daud menjadi sombong?

5 Perhatikan teladan Raja Daud. Jauh sebelum dia menjadi raja, dia sudah dikenal sebagai pemain musik yang terampil. Dia bahkan diminta untuk bermain musik bagi raja. (1 Sam. 16:​18, 19) Setelah Yehuwa memilih Daud untuk menjadi raja yang berikutnya, kuasa kudus bekerja dalam dirinya dan membuat dia semakin hebat. (1 Sam. 16:​11-13) Dia juga terkenal karena berhasil mengalahkan musuh-musuh bangsa Israel, termasuk seorang raksasa bernama Goliat. (1 Sam. 17:​37, 50; 18:7) Ya, Daud sangat berbakat dan bisa melakukan berbagai hal yang luar biasa. Hal-hal itu bisa saja membuat dia sombong dan berpikir bahwa dia tidak butuh lagi nasihat orang lain. Tapi, Daud tidak seperti itu.

6. Dari mana kita tahu bahwa Daud selalu mau mendengarkan nasihat? (Lihat juga gambar .)

6 Setelah menjadi raja, Daud terus bersahabat dengan orang-orang yang memberi dia nasihat. (1 Taw. 27:​32-34) Dan memang, dari dulu Daud selalu mau mendengarkan nasihat orang lain. Dia bahkan mau mendengarkan nasihat dari seorang wanita bernama Abigail. Tidak seperti suami Abigail yang kasar, tidak tahu berterima kasih, dan egois, Daud dengan rendah hati mau mengikuti nasihat Abigail yang bijak. Hasilnya, dia terhindar dari kesalahan yang serius.—1 Sam. 25:​2, 3, 21-25, 32-34.

Abigail duduk di bawah dan memohon kepada Raja Daud. Daud mendengarkan dia baik-baik.

Raja Daud dengan rendah hati menerima dan mengikuti nasihat Abigail (Lihat paragraf 6)


7. Apa yang bisa kita pelajari dari Daud? (Pengkhotbah 4:13; lihat juga gambar.)

7 Apa yang bisa kita pelajari dari Daud? Kita mungkin berbakat atau punya banyak pengalaman. Tapi, kita tidak boleh berpikir bahwa kita sudah tahu segalanya dan tidak butuh nasihat lagi. Kita perlu meniru Daud yang selalu mau mendengarkan nasihat bijak, tidak soal siapa yang memberikannya. (Baca Pengkhotbah 4:13.) Dengan begitu, kita mungkin akan terhindar dari kesalahan serius yang merugikan kita sendiri atau orang lain.

Beberapa gambar: 1. Empat penatua sedang rapat. Salah satu dari mereka marah-marah. 2. Belakangan, penatua yang lebih muda, yang juga ikut rapat, menasihati penatua yang marah-marah itu. Mereka berbicara berdua di dalam mobil.

Kita perlu mendengarkan nasihat, tidak soal siapa yang menasihati kita (Lihat paragraf 7)c


SIAPA YANG BISA MEMBERI SAYA NASIHAT YANG BAIK?

8. Mengapa Yonatan bisa memberi Daud nasihat yang baik?

8 Perhatikan pelajaran lain yang bisa kita dapatkan dari teladan Daud. Dia meminta nasihat dari orang yang bersahabat dengan Yehuwa dan benar-benar mengerti masalah dia. Misalnya, sewaktu dia ingin tahu apakah dia bisa memperbaiki hubungannya dengan Raja Saul, Daud meminta nasihat dari Yonatan, anak Saul. Mengapa Yonatan bisa memberi dia nasihat yang baik? Karena Yonatan tidak hanya bersahabat dengan Yehuwa, tapi juga sangat mengenal ayahnya itu. (1 Sam. 20:​9-13) Nah, bagaimana kita bisa meniru Daud?

9. Siapa yang bisa memberi kita nasihat yang baik? Berikan contoh. (Amsal 13:20)

9 Sewaktu membutuhkan nasihat, kita perlu memintanya dari orang yang bersahabat dengan Yehuwa dan benar-benar mengerti masalah kita.a (Baca Amsal 13:20.) Misalnya, ada seorang saudara muda yang ingin mencari pasangan hidup. Siapa yang bisa memberi dia nasihat yang baik? Temannya yang belum menikah mungkin bisa memberi nasihat yang bagus berdasarkan Alkitab. Tapi, saudara itu bisa mendapat nasihat yang lebih bagus dan bermanfaat dari pasangan yang sudah menikah selama beberapa waktu, matang secara rohani, dan sangat mengenal dia.

10. Apa lagi yang akan kita bahas?

10 Kita sudah membahas dua sifat yang harus kita miliki dan siapa yang bisa memberi kita nasihat yang baik. Sekarang, kita akan membahas bagaimana kita bisa menunjukkan bahwa kita mau menerima nasihat dan apakah kita boleh meminta orang lain membuatkan keputusan untuk kita.

BAGAIMANA SAYA MENUNJUKKAN BAHWA SAYA MAU MENERIMA NASIHAT?

11-12. (a) Apa yang tidak boleh kita lakukan? (b) Apa yang Raja Rehoboam lakukan sewaktu bangsa Israel meminta dia meringankan beban mereka?

11 Ada orang yang mungkin kelihatannya meminta nasihat, tapi sebenarnya dia sudah membuat keputusan. Dia hanya mencari orang yang mendukung keputusannya. Orang seperti itu tidak benar-benar mau menerima nasihat. Dia perlu belajar dari pengalaman Raja Rehoboam.

12 Rehoboam menjadi raja Israel setelah ayahnya, Salomo, meninggal. Waktu itu, bangsa Israel hidup makmur. Tapi, mereka merasa bahwa Salomo menuntut terlalu banyak dari mereka. Mereka menemui Rehoboam dan meminta dia meringankan beban mereka. Rehoboam meminta waktu sebelum membuat keputusan. Awalnya, dia melakukan yang benar dengan meminta nasihat dari para tua-tua yang dulunya adalah penasihat Salomo. (1 Raj. 12:​2-7) Tapi, dia tidak mau mengikuti nasihat mereka. Mengapa? Apakah sebenarnya dia sudah membuat keputusan dan hanya ingin mencari orang yang mendukung keputusannya itu? Kalau iya, dia mendapat dukungan itu sewaktu dia meminta nasihat dari para pemuda yang bertumbuh bersamanya. (1 Raj. 12:​8-14) Rehoboam pun mengikuti nasihat mereka. Akibatnya, bangsa Israel menjadi terbagi, dan sejak itu Rehoboam terus menghadapi masalah.—1 Raj. 12:​16-19.

13. Pertanyaan apa yang perlu kita pikirkan?

13 Apa yang bisa kita pelajari dari Rehoboam? Sewaktu kita meminta nasihat dari orang lain, kita perlu benar-benar mendengarkan nasihatnya. Jangan hanya mencari nasihat yang cocok dengan keinginan kita. Jadi coba pikirkan, ’Sewaktu saya meminta nasihat, apakah saya langsung menolaknya kalau itu tidak sesuai dengan apa yang saya inginkan?’

14. Sewaktu mendapat nasihat, apa yang perlu kita ingat? Berikan contoh. (Lihat juga gambar.)

14 Sebagai contoh, seorang saudara mendapat tawaran pekerjaan yang gajinya tinggi. Sebelum dia menerima pekerjaan itu, dia meminta nasihat dari seorang penatua. Saudara itu bercerita bahwa kalau dia menerima pekerjaan itu, dia harus sering meninggalkan keluarganya untuk waktu yang cukup lama. Penatua itu mengingatkan dia bahwa menurut Alkitab, tanggung jawab utamanya adalah untuk memenuhi kebutuhan rohani keluarganya. (Ef. 6:4; 1 Tim. 5:8) Saudara itu tidak suka dengan nasihat tersebut. Jadi, dia terus meminta nasihat dari saudara-saudara lain sampai dia mendapatkan nasihat yang dia inginkan. Nah, apakah saudara itu benar-benar mencari nasihat? Atau, apakah dia sebenarnya sudah membuat keputusan dan hanya mencari dukungan? Ingatlah, hati kita licik. (Yer. 17:9) Kadang, nasihat yang kita butuhkan adalah nasihat yang tidak kita sukai.

Seorang saudari meminta nasihat kepada beberapa saudara-saudari. Dia pindah dari satu orang ke orang lain dan terlihat tidak puas dengan setiap nasihat yang diberikan.

Apakah kita benar-benar mencari nasihat atau hanya mencari dukungan? (Lihat paragraf 14)


APAKAH SAYA BOLEH MEMINTA ORANG LAIN MEMBUATKAN KEPUTUSAN UNTUK SAYA?

15. Apa yang tidak boleh kita lakukan, dan mengapa?

15 Yehuwa mau kita masing-masing membuat keputusan sendiri. (Gal. 6:​4, 5) Seperti yang sudah dibahas, orang yang bijak akan mencari nasihat dari Alkitab dan dari orang Kristen yang matang sebelum membuat keputusan. Tapi, jangan sampai kita meminta orang lain membuatkan keputusan untuk kita. Ada yang mungkin melakukannya dengan bertanya kepada orang yang mereka percayai, ”Kalau kamu jadi aku, apa yang akan kamu lakukan?” Ada juga yang hanya mengikuti apa yang orang lain lakukan tanpa memikirkannya baik-baik.

16. Masalah apa yang terjadi di sidang di Korintus, dan siapa yang seharusnya membuat keputusan tentang hal itu? (1 Korintus 8:7; 10:​25, 26)

16 Perhatikan masalah yang terjadi di sidang di Korintus pada abad pertama tentang memakan daging yang mungkin sudah dipersembahkan kepada berhala. Paulus menulis kepada mereka, ”Kita tahu bahwa berhala tidak ada artinya sama sekali, dan Allah hanya ada satu.” (1 Kor. 8:4) Karena itu, beberapa orang di sidang tersebut memutuskan bahwa mereka boleh makan daging yang mereka beli di pasar meskipun itu mungkin sudah dipersembahkan kepada berhala. Tapi, yang lain memutuskan untuk tidak makan daging seperti itu karena hati nurani mereka terganggu. (Baca 1 Korintus 8:7; 10:​25, 26.) Nah, Paulus tidak pernah menasihati orang Kristen di Korintus untuk membuatkan keputusan bagi orang lain atau mengikuti apa yang orang lain lakukan. Mereka ”masing-masing akan bertanggung jawab kepada Allah”. (Rm. 14:​10-12) Jadi, setiap orang harus membuat keputusannya sendiri.

17. Apa yang bisa terjadi kalau kita hanya mengikuti keputusan orang lain? Berikan contoh. (Lihat juga gambar.)

17 Bagaimana situasi yang mirip bisa terjadi di zaman kita? Misalnya, setiap orang Kristen harus memutuskan apakah dia mau menerima atau menolak fraksi-fraksi darah.b Ini memang bukan topik yang mudah. Tapi, kita masing-masing perlu membuat keputusan sendiri berdasarkan Alkitab tentang hal ini. (Rm. 14:4) Kalau kita hanya mengikuti keputusan orang lain, hati nurani kita bisa menjadi lemah. Kita hanya bisa melatih hati nurani kita kalau kita membuat keputusan sendiri. (Ibr. 5:14) Jadi, kapan kita sebaiknya meminta nasihat dari orang Kristen yang matang? Kalau kita sudah melakukan riset tapi masih belum paham prinsip Alkitab mana saja yang cocok dengan situasi kita, kita bisa meminta nasihat dari mereka.

Beberapa gambar: 1. Sebelum mengisi ”Surat Kuasa Khusus Perawatan Kesehatan”, seorang saudara melakukan riset menggunakan Alkitab, pelajaran 39 dari buku ”Hidup Bahagia Selamanya!”, dan video ”Membuat Keputusan tentang Prosedur Medis yang Berhubungan dengan Darah”. 2. Belakangan, dia membahas hal itu dengan seorang saudara lansia yang lebih berpengalaman. Saudara lansia itu membuka Alkitab.

Mintalah nasihat hanya setelah kita melakukan riset (Lihat paragraf 17)


TERUSLAH MINTA NASIHAT

18. Apa yang sudah Yehuwa lakukan bagi kita?

18 Yehuwa sudah menunjukkan bahwa Dia benar-benar percaya kepada kita dengan memberi kita kebebasan untuk membuat keputusan sendiri. Supaya kita bisa membuat keputusan yang bijak, Dia menyediakan Alkitab dan teman-teman yang bisa membantu kita memahami prinsip Alkitab. Ya, Yehuwa sangat memperhatikan kita, seperti seorang ayah yang pengasih. (Ams. 3:​21-23) Bagaimana kita bisa menunjukkan rasa terima kasih kita kepada-Nya?

19. Bagaimana kita bisa terus menyenangkan Yehuwa?

19 Orang tua pasti sangat senang sewaktu melihat anaknya bertumbuh dewasa dan menjadi hamba Yehuwa yang bijaksana. Begitu juga, Yehuwa pasti senang sewaktu melihat kita terus bertumbuh secara rohani, meminta nasihat, dan membuat keputusan yang memuliakan Dia.

APA JAWABAN SAUDARA?

  • Mengapa saya perlu rendah hati dan sadar diri?

  • Bagaimana saya menunjukkan bahwa saya mau menerima nasihat?

  • Mengapa saya tidak boleh meminta orang lain membuatkan keputusan untuk saya?

NYANYIAN 127 Seperti Apa Aku Seharusnya

a Kadang, ada baiknya orang Kristen meminta nasihat dari orang yang bukan penyembah Yehuwa untuk masalah keuangan, kesehatan, atau yang lainnya.

b Untuk informasi yang lebih terperinci tentang topik ini, lihat buku Hidup Bahagia Selamanya!, pelajaran 39 nomor 5 dan bagian ”Cari Tahu Lebih Banyak”.

c PENJELASAN GAMBAR: Seorang penatua menasihati penatua lain yang lebih tua tentang cara bicaranya di rapat penatua yang baru selesai.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan