PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w25 Juli hlm. 8-13
  • Caranya Memberikan Nasihat yang Baik

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Caranya Memberikan Nasihat yang Baik
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2025
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • MEMBERIKAN NASIHAT SAAT DIMINTA
  • MEMBERIKAN NASIHAT SAAT TIDAK DIMINTA
  • MEMBERIKAN NASIHAT DI SAAT YANG TEPAT DAN DENGAN CARA YANG TEPAT
  • TERUSLAH MEMBERI DAN MENERIMA NASIHAT
  • Caranya Mendapat Nasihat yang Baik
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2025
  • Mintalah Bantuan Penatua
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2025
  • Apakah Nasihat Saudara ”Membuat Hati Senang”?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2022
  • ”Dengarkan Perkataan Orang Bijaksana”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2022
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2025
w25 Juli hlm. 8-13

ARTIKEL PELAJARAN 29

NYANYIAN 87 Datanglah, Dapatkan Kesegaran!

Caranya Memberikan Nasihat yang Baik

”Aku akan menasihatimu dengan mata-Ku tertuju kepadamu.”—MZ. 32:8.

INTI

Caranya memberikan nasihat yang baik.

1. Siapa yang perlu memberikan nasihat, dan mengapa?

BAGAIMANA perasaan Saudara kalau Saudara harus memberikan nasihat? Ada yang senang melakukannya, tapi ada juga yang merasa sungkan atau takut. Meski begitu, kita semua kadang perlu memberikan nasihat. Mengapa? Yesus mengatakan bahwa murid-muridnya akan dikenal karena saling mengasihi. (Yoh. 13:35) Dan salah satu cara kita bisa menunjukkan kasih kepada saudara-saudari adalah dengan memberikan nasihat sewaktu dibutuhkan. Selain itu, Alkitab mengatakan bahwa ”persahabatan manis” bisa ”terjalin karena nasihat yang tulus”.—Ams. 27:9.

2. Para penatua harus tahu caranya melakukan apa, dan mengapa? (Lihat juga kotak ”Nasihat di Perhimpunan Tengah Pekan”.)

2 Para penatua khususnya perlu tahu caranya memberikan nasihat yang baik. Mengapa? Yehuwa dan Yesus sudah menugasi mereka untuk menggembalakan sidang. (1 Ptr. 5:​2, 3) Salah satu cara mereka melakukannya adalah dengan memberikan nasihat berdasarkan Alkitab sewaktu menyampaikan khotbah di sidang. Para penatua juga harus memberikan nasihat kepada setiap domba yang membutuhkannya, termasuk mereka yang sudah menjauh dari kawanan. Nah, bagaimana para penatua, dan juga kita semua, bisa memberikan nasihat yang baik?

Ketua perhimpunan tengah pekan menggunakan brosur ”Teruslah Bersungguh-sungguh dalam Membaca dan Mengajar” untuk memuji dan menasihati seorang siswa.

Nasihat di Perhimpunan Tengah Pekan

Ketua perhimpunan tengah pekan bisa memberikan nasihat kepada siswa yang mendapat tugas. Sewaktu siswa menyampaikan tugasnya, ketua akan memperhatikan bagaimana siswa menerapkan pelajaran yang sedang diupayakan.

Setelah siswa menyampaikan tugasnya, ketua akan memberikan pujian yang tulus. Dan kalau dibutuhkan, dia juga akan dengan baik hati memberikan nasihat yang spesifik tentang caranya siswa bisa menerapkan pelajarannya dengan lebih baik. Nasihat seperti itu tidak hanya bermanfaat untuk siswa itu tapi juga seluruh sidang.—Ams. 27:17.

3. (a) Bagaimana kita bisa belajar caranya memberikan nasihat yang baik? (Yesaya 9:6; lihat juga kotak ”Tirulah Yesus Saat Memberikan Nasihat”.) (b) Apa yang akan dibahas di artikel ini?

3 Kita bisa belajar banyak tentang caranya memberikan nasihat dengan mempelajari tokoh-tokoh Alkitab. Kita terutama bisa belajar dari Yesus, yang salah satu gelarnya adalah ”Penasihat yang Hebat”. (Baca Yesaya 9:6.) Nah di artikel ini, kita akan membahas bagaimana kita bisa memberikan nasihat saat diminta dan saat tidak diminta. Kita juga akan membahas pentingnya memberikan nasihat di saat yang tepat dan dengan cara yang tepat.

Tirulah Yesus Saat Memberikan Nasihat

Perhatikan beberapa hal yang membuat Yesus cocok disebut sebagai ”Penasihat yang Hebat”, dan pikirkan apa pelajarannya untuk kita.

  • Apa sumber nasihatnya? Nasihat Yesus selalu bijaksana karena nasihatnya berasal dari Yehuwa, bukan dari dirinya sendiri. Dia memberi tahu murid-muridnya, ”Hal-hal yang kukatakan kepada kalian bukan berasal dari pikiranku sendiri.”—Yoh. 14:10.

    Pelajarannya: Meskipun kita sudah berumur atau punya banyak pengalaman, kita harus memastikan bahwa nasihat kita berasal dari Alkitab, bukan dari diri kita sendiri.

  • Kapan dia memberikannya? Sewaktu Yesus memberi tahu murid-murid hal-hal yang harus mereka ketahui, dia tidak melakukannya sekaligus. Tapi dia memberikan informasi atau nasihat kepada mereka di saat yang tepat dan sesuai dengan kesanggupan mereka.—Yoh. 16:12.

    Pelajarannya: Kalau mau menasihati seseorang, kita perlu menunggu waktu yang tepat. (Pkh. 3:7) Kita juga tidak mau membanjiri dia dengan berbagai informasi supaya dia tidak bingung dan kecil hati. Untuk membantunya, kita hanya perlu memberi tahu dia apa yang benar-benar dia butuhkan.

  • Bagaimana cara dia menyampaikannya? Yesus harus berulang kali menasihati murid-muridnya tentang kerendahan hati. Meski begitu, dia selalu menyampaikannya dengan lembut dan sopan.—Mat. 18:​1-5.

    Pelajarannya: Kita mungkin harus memberikan nasihat yang sama berkali-kali kepada seseorang. Untuk bisa benar-benar membantunya, kita perlu tetap lembut dan sopan sewaktu menasihatinya.

MEMBERIKAN NASIHAT SAAT DIMINTA

4-5. Kalau ada yang meminta nasihat, apa yang pertama-tama perlu kita pikirkan? Berikan contoh.

4 Kalau ada yang meminta nasihat dari kita, kita mungkin senang karena merasa dipercaya dan kita mungkin mau segera membantunya. Tapi pertama-tama, kita perlu memikirkan hal ini: ’Apakah saya orang yang cocok untuk memberikan nasihat tentang masalah itu?’ Kadang, cara terbaik untuk membantu dia bukanlah dengan memberinya nasihat, tapi dengan membantunya mencari orang yang lebih memahami masalah yang dia hadapi.

5 Misalnya, sahabat Saudara mungkin mengidap suatu penyakit yang parah. Dia sudah meriset beberapa pilihan pengobatan yang tersedia, dan dia meminta pendapat Saudara tentang pengobatan mana yang lebih baik. Nah, Saudara mungkin lebih suka pengobatan tertentu, tapi Saudara bukan dokter spesialis untuk penyakit itu. Kalau situasinya seperti itu, cara terbaik untuk membantu sahabat Saudara adalah dengan mencarikan dokter yang bisa membantunya.

6. Mengapa ada baiknya kita tidak langsung memberikan nasihat?

6 Kalaupun kita merasa bahwa kita adalah orang yang cocok untuk memberikan nasihat kepada seseorang, ada baiknya kita tidak langsung melakukannya. Mengapa? Amsal 15:28 mengatakan bahwa ”orang benar berpikir sebelum berbicara”. Tapi, bagaimana kalau kita merasa bahwa kita sudah tahu nasihat yang dia butuhkan? Kita mungkin tetap perlu melakukan riset, berdoa, dan memikirkan baik-baik apa yang mau kita katakan. Dengan begitu, kita bisa lebih yakin bahwa nasihat kita sesuai dengan pandangan Yehuwa.

7. Apa yang Saudara pelajari dari Nabi Natan?

7 Perhatikan pengalaman Nabi Natan. Sewaktu Raja Daud mengatakan bahwa dia ingin membangun bait untuk Yehuwa, Natan langsung menyarankan dia untuk melakukannya. Tapi, Natan seharusnya bertanya dulu kepada Yehuwa. Mengapa? Karena ternyata bukan Daud yang Yehuwa pilih untuk membangun bait. (1 Taw. 17:​1-4) Dari sini, kita belajar bahwa kalau ada yang meminta nasihat, kita sebaiknya ”tidak cepat bicara”.—Yak. 1:19.

8. Apa lagi bahayanya kalau kita tidak berhati-hati sewaktu memberikan nasihat?

8 Apa lagi bahayanya kalau kita tidak berhati-hati sewaktu memberikan nasihat kepada seseorang? Kalau orang itu mendapat masalah karena mengikuti nasihat kita, kita bisa jadi ikut bertanggung jawab. Karena itu, kita harus memikirkan baik-baik nasihat yang mau kita berikan.

MEMBERIKAN NASIHAT SAAT TIDAK DIMINTA

9. Sebelum memberikan nasihat, para penatua perlu memastikan hal apa? (Galatia 6:1)

9 Para penatua kadang harus memberikan nasihat kepada seorang saudara atau saudari yang sudah ”salah langkah”, meskipun dia tidak memintanya. (Baca Galatia 6:1.) Orang yang ”salah langkah” mungkin membuat beberapa keputusan yang tidak bijaksana, yang nantinya bisa membuat dia melakukan dosa serius. Nah, para penatua perlu membantu dia untuk tetap berada di jalan yang benar dan mendapatkan kehidupan abadi. (Yak. 5:​19, 20) Tapi sebelum memberikan nasihat, mereka harus memastikan apakah orang itu memang sudah salah langkah. Mengapa? Karena Yehuwa memperbolehkan kita untuk membuat keputusan berdasarkan hati nurani kita masing-masing. (Rm. 14:​1-4) Tapi, bagaimana kalau orang itu memang salah langkah dan perlu dinasihati?

10-12. Apa yang harus dilakukan oleh para penatua sewaktu perlu memberikan nasihat yang tidak diminta? Berikan perumpamaan. (Lihat juga gambar.)

10 Memang, tidak mudah bagi para penatua untuk memberikan nasihat tanpa diminta. Seperti yang Rasul Paulus katakan, seseorang mungkin tidak sadar bahwa dia sudah salah langkah. Jadi, dia mungkin bingung mengapa dia dinasihati. Karena itu, para penatua perlu mempersiapkan hati orang itu supaya dia bisa lebih mudah menerima nasihat.

11 Perhatikan perumpamaan ini. Ada seorang petani yang akan menanam di tanah yang keras. Sebelum menanam benihnya, dia perlu mencangkul tanah itu supaya tanahnya menjadi empuk dan siap ditanam. Lalu, dia akan menanam benihnya. Setelah itu, dia akan menyiramnya supaya benih itu tumbuh. Begitu juga, sebelum seorang penatua memberikan nasihat yang tidak diminta, dia perlu mempersiapkan hati saudara itu. Misalnya, dia akan menunggu waktu yang cocok untuk mengajak bicara saudara itu dan meyakinkannya bahwa dia benar-benar peduli kepadanya. Kalau penatua itu dikenal sebagai orang yang pengasih dan baik hati, nasihatnya juga pasti akan lebih mudah diterima.

12 Sewaktu berbicara dengan saudara itu, penatua tersebut bisa seolah-olah membuat tanahnya semakin empuk dengan mengatakan bahwa setiap orang juga pernah melakukan kesalahan dan kadang butuh nasihat. (Rm. 3:23) Lalu dengan tenang dan sopan, dia bisa menggunakan Alkitab untuk menunjukkan dengan jelas bahwa saudara itu sudah membuat keputusan yang tidak bijaksana. Setelah saudara itu mengakui bahwa dia sudah salah langkah, penatua tersebut akan ”menanam benihnya”. Dia akan menjelaskan dengan cara yang sederhana tentang apa saja yang saudara itu perlu lakukan untuk memperbaiki situasinya. Lalu, penatua tersebut akan ”menyiram benihnya” dengan memberikan pujian yang tulus dan berdoa bersamanya.—Yak. 5:15.

Beberapa gambar yang membandingkan seorang penatua yang sedang memberikan nasihat dengan seorang petani yang sedang menanam benih di tanah yang keras. 1. Menyiapkan tanah: Petani itu mencangkul tanah; penatua itu berbicara dengan ramah kepada seorang saudara. 2. Menanam: Petani itu menaruh benih di tanah yang sudah dicangkul; penatua itu menggunakan Alkitab untuk menasihati saudara itu. 3. Menyiram: Petani itu menyiram benih tersebut; penatua itu berdoa bersama saudara itu.

Sewaktu memberikan nasihat saat tidak diminta, para penatua perlu melakukannya dengan pengasih dan bijak (Lihat paragraf 10-12)


13. Bagaimana penatua bisa memastikan bahwa orang yang dinasihati memahami nasihatnya?

13 Kadang, orang yang diberi nasihat salah paham dengan nasihat yang diberikan. Supaya itu tidak terjadi, apa yang bisa para penatua lakukan? Mereka bisa dengan bijaksana mengajukan beberapa pertanyaan untuk mencari tahu apakah saudara itu benar-benar memahami nasihatnya dan tahu perubahan apa yang harus dia buat.—Pkh. 12:11.

MEMBERIKAN NASIHAT DI SAAT YANG TEPAT DAN DENGAN CARA YANG TEPAT

14. Mengapa kita tidak boleh memberikan nasihat sewaktu sedang marah?

14 Sebagai manusia tidak sempurna, kita semua kadang melakukan atau mengatakan sesuatu yang bisa membuat orang lain tersinggung. (Kol. 3:13) Alkitab juga mengatakan bahwa kita kadang bisa menjadi marah karena tindakan atau kata-kata orang lain. (Ef. 4:26) Di saat-saat seperti itu, kita tidak boleh memberikan nasihat. Mengapa? Karena ”kemarahan manusia tidak menghasilkan apa yang benar di mata Allah”. (Yak. 1:20) Kalau kita memberikan nasihat saat sedang marah, situasinya bisa menjadi lebih buruk. Memang, ini tidak berarti bahwa kita tidak boleh mengungkapkan perasaan kita kepada orang yang membuat kita marah. Tapi, kita bisa mengungkapkannya dengan lebih baik kalau kita sudah tenang.

15. Apa yang bisa kita pelajari dari Elihu? (Lihat juga gambar.)

15 Perhatikan teladan Elihu. Dia dengan sabar mendengar Ayub membela diri dari tuduhan palsu teman-temannya. Dia merasa kasihan kepada Ayub. Tapi, dia juga sangat marah karena Ayub mengatakan hal-hal yang tidak benar tentang Yehuwa dan terlalu memikirkan dirinya sendiri. Meski begitu, Elihu menunggu saat yang tepat untuk menasihati Ayub. Dan sewaktu menyampaikan nasihat, dia melakukannya dengan tenang dan sopan. (Ayb. 32:2; 33:​1-7) Apa pelajarannya? Sebuah nasihat itu paling bagus diberikan di saat yang tepat dan dengan cara yang tepat, yaitu dengan sopan dan pengasih.—Pkh. 3:​1, 7.

Elihu mendengarkan Ayub baik-baik. Tubuh Ayub penuh dengan bisul.

Meskipun Elihu tadinya marah, dia menasihati Ayub dengan tenang dan sopan (Lihat paragraf 15)


TERUSLAH MEMBERI DAN MENERIMA NASIHAT

16. Apa yang bisa kita pelajari dari Mazmur 32:8?

16 Ayat tema untuk artikel ini mengatakan bahwa ’Yehuwa menasihati kita dengan mata-Nya tertuju kepada kita’. (Baca Mazmur 32:8.) Ini berarti Yehuwa tidak hanya memberi kita nasihat, tapi Dia juga terus membantu kita untuk mengikuti nasihat-Nya. Nah, kita perlu meniru Yehuwa sewaktu mendapat kehormatan untuk menasihati orang lain. Setelah memberikan nasihat, kita juga perlu terus menyemangati dan membantu dia untuk mengikuti nasihat yang diberikan.

17. Para penatua yang memberikan nasihat spesifik berdasarkan Alkitab bisa disamakan seperti apa, dan mengapa? (Yesaya 32:​1, 2)

17 Kita perlu memberi dan menerima nasihat, khususnya di hari-hari terakhir ini. (2 Tim. 3:1) Para penatua yang memberikan nasihat spesifik yang berdasarkan Alkitab bisa disamakan seperti ”aliran air di tanah yang kering”. Mereka menyegarkan dan menguatkan kita sehingga kita bisa terus melayani Yehuwa. (Baca Yesaya 32:​1, 2.) Teman sejati tahu nasihat yang kita inginkan, tapi dia memberi kita nasihat yang kita butuhkan. Nasihat mereka itu berharga seperti ”apel emas pada wadah perak”. (Ams. 25:11) Semoga kita semua terus belajar caranya menerima dan memberikan nasihat yang baik.

APA YANG HARUS KITA INGAT TENTANG MEMBERIKAN NASIHAT . . .

  • saat diminta?

  • saat tidak diminta?

  • saat sedang marah?

NYANYIAN 109 Mengasihi dari Hati

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan