PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w25 Oktober hlm. 18-23
  • Tingkatkan Mutu Doa Saudara

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Tingkatkan Mutu Doa Saudara
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2025
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • JANGAN RAGU UNTUK BERDOA KEPADA YEHUWA
  • CARA MENINGKATKAN MUTU DOA
  • RENUNGKAN DOA-DOA DI ALKITAB
  • TERUSLAH MENDEKAT KEPADA YEHUWA DALAM DOA
  • Doakan Orang Lain
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2025
  • Mendekatlah kepada Allah dengan Berdoa
    Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan?
  • Perkaya Doa-Doa Saudara dengan Pelajaran Alkitab
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2009
  • Mendekatlah kepada Allah dengan Berdoa
    Hidup Bahagia Selamanya!—Pelajari Caranya dari Alkitab
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2025
w25 Oktober hlm. 18-23

ARTIKEL PELAJARAN 42

NYANYIAN 44 Doa di Kala Susah Hati

Tingkatkan Mutu Doa Saudara

”Aku berseru dengan sepenuh hati. Jawablah aku, oh Yehuwa.”—MZ. 119:145.

INTI

Merenungkan doa yang dicatat di Alkitab bisa meningkatkan mutu doa kita.

1-2. (a) Apa yang bisa membuat kita sulit menceritakan perasaan kita kepada Yehuwa? (b) Dari mana kita tahu bahwa Yehuwa mendengarkan baik-baik doa kita?

APAKAH Saudara kadang merasa bahwa doa Saudara begitu-begitu saja? Kalau iya, Saudara tidak sendirian. Karena sibuk, kita mungkin jadi terburu-buru sewaktu berdoa. Atau, kita mungkin sulit menceritakan perasaan kita kepada Yehuwa karena merasa tidak layak untuk berbicara kepada-Nya.

2 Alkitab meyakinkan kita bahwa yang penting bagi Yehuwa bukanlah doa yang disampaikan dengan kata-kata indah, tapi yang disampaikan dengan tulus. Dia mendengarkan baik-baik ”permintaan orang lembut hati”. (Mz. 10:17) Dia melakukannya karena Dia sangat peduli kepada kita.—Mz. 139:​1-3.

3. Apa saja yang akan kita bahas di artikel ini?

3 Di artikel ini, kita akan membahas: Mengapa kita tidak perlu ragu untuk berdoa kepada Yehuwa? Bagaimana kita bisa meningkatkan mutu doa kita? Apa yang bisa kita pelajari dari doa-doa yang dicatat di Alkitab? Dan, apa yang bisa kita lakukan kalau kita sangat stres sampai-sampai tidak tahu mau mengatakan apa dalam doa?

JANGAN RAGU UNTUK BERDOA KEPADA YEHUWA

4. Bagaimana supaya kita tidak ragu untuk berdoa kepada Yehuwa? (Mazmur 119:145)

4 Yehuwa adalah sahabat yang setia, dan Dia ingin yang terbaik untuk kita. Kalau kita ingat hal itu, kita tidak akan ragu untuk berdoa kepada-Nya. Perhatikan pengalaman penulis Mazmur 119. Kehidupan dia tidak bebas dari masalah. Dia pernah difitnah oleh beberapa orang. (Mz. 119:​23, 69, 78) Dia juga harus berupaya melawan ketidaksempurnaannya. (Mz. 119:67) Meski begitu, karena dia menganggap Yehuwa sebagai sahabatnya, dia tidak ragu untuk menceritakan perasaannya kepada Yehuwa.—Baca Mazmur 119:145.

5. Mengapa kita tidak boleh membiarkan perasaan negatif membuat kita ragu untuk berdoa? Berikan perumpamaan.

5 Yehuwa mengundang semua orang untuk berdoa kepada-Nya, bahkan mereka yang sudah melakukan dosa serius. (Yes. 55:​6, 7) Jadi, jangan biarkan perasaan negatif membuat kita ragu untuk berdoa. Perumpamaannya seperti ini: Seorang pilot tahu bahwa dia bisa menghubungi petugas lalu lintas udara sewaktu dia butuh bantuan. Nah, kalau dia tersesat atau melakukan kesalahan, apakah dia akan malu dan ragu untuk menghubungi mereka? Tentu tidak. Begitu juga, sewaktu kita ”tersesat” atau sudah berbuat dosa, kita tidak perlu ragu untuk berdoa kepada Yehuwa.—Mz. 119:​25, 176.

CARA MENINGKATKAN MUTU DOA

6-7. Apa yang bisa membantu kita untuk menceritakan semua perasaan kita kepada Yehuwa? Berikan contoh. (Lihat juga catatan kaki.)

6 Kalau kita menceritakan semua perasaan dan pikiran kita kepada Yehuwa, kita bisa semakin akrab dengan Dia. Jadi, bagaimana kita bisa berdoa seperti itu?

7 Renungkan sifat-sifat Yehuwa.a Semakin sering kita merenungkan sifat-sifat-Nya, kita akan semakin mudah menceritakan perasaan kita. (Mz. 145:​8, 9, 18) Perhatikan pengalaman Kristine, yang ayahnya sangat kasar. Dia berkata, ”Dulu waktu berdoa, saya sulit membayangkan Yehuwa sebagai seorang ayah. Saya juga merasa karena saya sering berbuat salah, Dia akan meninggalkan saya.” Apa yang membantu Kristine? Dia melanjutkan, ”Saya sering memikirkan kasih setia Yehuwa, dan itu membuat saya merasa aman. Saya tahu Dia tidak akan melepaskan tangan saya. Kalaupun saya jatuh, Dia akan dengan lembut mengangkat saya. Saya pun jadi lebih mudah menceritakan semua perasaan saya yang terdalam kepada Yehuwa.”

8-9. Apa manfaatnya kalau kita berpikir dulu sebelum berdoa? Berikan contoh.

8 Pikirkan apa yang mau Saudara doakan. Sebelum berdoa, ada beberapa pertanyaan yang mungkin perlu Saudara pikirkan, misalnya: ’Masalah apa yang sedang saya hadapi? Apakah ada orang yang belum saya maafkan? Apakah saya butuh bantuan Yehuwa untuk menghadapi perubahan yang baru terjadi dalam kehidupan saya?’ (2 Raj. 19:​15-19) Selain itu, Saudara juga bisa meniru contoh doa Yesus dengan memikirkan hal-hal yang bisa kita doakan tentang nama Yehuwa, Kerajaan-Nya, dan kehendak-Nya.—Mat. 6:​9, 10.

9 Perhatikan pengalaman Saudari Aliska. Sewaktu tahu bahwa suaminya tidak lama lagi akan meninggal karena kanker otak, dia merasa sulit untuk berdoa. Dia berkata, ”Saya benar-benar tertekan. Pikiran saya sangat kacau sampai-sampai saya tidak tahu mau bicara apa dalam doa.” Apa yang membantu dia? Dia melanjutkan, ”Sebelum berdoa, saya pikirkan dulu apa saja yang bisa saya doakan. Ini membantu saya untuk tidak hanya mendoakan diri saya dan suami saya. Saya juga jadi lebih tenang dan punya pikiran yang lebih positif waktu berdoa.”

10. Mengapa kita sebaiknya berdoa lebih lama? (Lihat juga gambar.)

10 Berdoalah lebih lama. Suami Aliska, yang bernama Elijah, berkata, ”Saya berupaya berdoa berkali-kali dalam satu hari. Karena saya berdoa lebih lama, saya semakin akrab dengan Yehuwa. Saya tahu Yehuwa mau mendengarkan doa saya sampai selesai.” Memang, doa yang singkat bisa membantu kita lebih akrab dengan Yehuwa. Tapi kalau kita berdoa lebih lama, kita mungkin bisa menceritakan perasaan kita kepada-Nya dengan lebih terbuka.b Jadi, carilah waktu dan tempat yang memungkinkan Saudara untuk berdoa tanpa gangguan, bahkan kalau Saudara mau berdoa dengan bersuara. Selain itu, coba biasakan untuk berdoa lebih lama.

Beberapa gambar: 1. Sebelum matahari terbit, seorang saudara duduk dan merenung sambil memegang secangkir kopi. Di mejanya, ada Alkitab yang terbuka. 2. Setelah matahari terbit, dia masih duduk dan berdoa.

Carilah waktu dan tempat yang cocok supaya Saudara bisa berdoa lebih lama (Lihat paragraf 10)


RENUNGKAN DOA-DOA DI ALKITAB

11. Apa saja manfaatnya kalau kita merenungkan doa-doa yang dicatat di Alkitab? (Lihat juga kotak ”Apakah Situasi Saudara Mirip dengan Mereka?”)

11 Apa saja manfaatnya kalau Saudara merenungkan doa dan nyanyian yang dicatat di Alkitab? Sewaktu Saudara memikirkan caranya hamba-hamba Allah mencurahkan perasaan mereka kepada Yehuwa, Saudara akan tergerak untuk melakukan hal yang sama. Saudara juga mungkin jadi bisa berdoa memuji Yehuwa dengan kata-kata yang lebih beragam. Selain itu, Saudara juga bisa menemukan doa dari hamba-hamba Allah yang situasinya mirip dengan Saudara.

Apakah Situasi Saudara Mirip dengan Mereka?

Alkitab mencatat banyak doa dari hamba-hamba Allah yang situasinya berbeda-beda. Apakah ada yang situasinya mirip dengan Saudara?

  • Sewaktu Yakub sangat khawatir, dia tidak hanya mendoakan kekhawatirannya, tapi dia juga mengucapkan syukur dan mengungkapkan bahwa dia sangat percaya kepada Yehuwa.—Kej. 32:​9-12.

  • Sewaktu Raja Salomo yang masih muda merasa tidak sanggup menjalankan tugas dari Allah, dia memohon bantuan Yehuwa.—1 Raj. 3:​7-9.

  • Setelah Daud berzina dengan Bat-syeba, dia memohon kepada Yehuwa untuk menciptakan ”hati yang murni” dalam dirinya.—Mz. 51:​9-12.

  • Sewaktu Maria mendapat tugas yang istimewa, dia memuji Yehuwa.—Luk. 1:​46-49.

Bahan pelajaran pribadi: Pelajari isi doa dari seorang tokoh Alkitab, pikirkan bagaimana Yehuwa menjawab doa itu, dan terapkan pelajarannya.

12. Sewaktu merenungkan sebuah doa di Alkitab, apa saja yang bisa kita pikirkan?

12 Sewaktu merenungkan doa yang dicatat di Alkitab, coba pikirkan: ’Siapa yang mengatakannya, dan bagaimana situasinya? Apakah kata-katanya mirip dengan perasaan saya? Apa pelajarannya bagi saya?’ Memang, Saudara mungkin perlu melakukan riset untuk menjawabnya, tapi itu pasti bermanfaat. Mari kita bahas beberapa contoh.

13. Dari Hana, apa yang bisa kita pelajari tentang doa? (1 Samuel 1:​10, 11; lihat juga gambar.)

13 Baca 1 Samuel 1:​10, 11. Sewaktu mengucapkan doa ini, Hana sedang mengalami dua masalah besar. Dia mandul, dan istri lain dari suaminya membuat dia menderita. (1 Sam. 1:​4-7) Nah, kalau Saudara menghadapi masalah yang terus membuat Saudara menderita, apa yang bisa Saudara pelajari tentang doa dari Hana? Dia merasa lega setelah mencurahkan perasaannya kepada Yehuwa dan berdoa sangat lama. (1 Sam. 1:​12, 18) Kita juga bisa merasa lega kalau kita ’melemparkan beban kita kepada Yehuwa’ dengan menceritakan perasaan dan kesulitan kita secara spesifik kepada-Nya.—Mz. 55:22.

Beberapa gambar: 1. Hana terlihat sedih sewaktu Elkana bermain dengan dua anaknya. 2. Penina tersenyum sambil menggendong bayinya yang baru lahir. 3. Hana berdoa dengan sungguh-sungguh sambil menangis. 4. Imam Besar Eli duduk sambil menatap Hana dengan curiga.

Hana menderita karena mandul dan terus diejek istri lain dari suaminya. Dia pun mencurahkan perasaannya kepada Yehuwa. (Lihat paragraf 13)


14. (a) Apa lagi yang kita pelajari dari Hana? (b) Kalau kita merenungkan ayat-ayat Alkitab, apa pengaruhnya terhadap doa kita? (Lihat catatan kaki.)

14 Belakangan, Hana melahirkan anak laki-laki yang dinamai Samuel. Beberapa tahun setelah itu, dia membawanya kepada Imam Besar Eli. (1 Sam. 1:​24-28) Lalu, Hana berdoa dengan sungguh-sungguh. Dia mengucapkan syukur kepada Yehuwa karena dia melihat bagaimana Yehuwa melindungi dan memperhatikan hamba-hamba-Nya yang setia.c (1 Sam. 2:​1, 8, 9) Memang, masalah yang Hana hadapi di rumah mungkin belum selesai, tapi dia berfokus pada berkat-berkat yang sudah dia terima. Apa pelajarannya? Sewaktu kita menghadapi masalah yang terus membuat kita menderita, kita bisa lebih tabah kalau kita berfokus pada berkat yang sudah kita terima.

15. Apa yang bisa kita pelajari dari doa Yeremia? (Yeremia 12:1)

15 Baca Yeremia 12:1. Nabi Yeremia pernah merasa kesal sewaktu melihat orang jahat berhasil. Dia juga kecewa sewaktu diejek oleh orang Israel lainnya. (Yer. 20:​7, 8) Dia pun menceritakan kekesalannya kepada Yehuwa, tapi dia tidak mempertanyakan keadilan-Nya. Dan sewaktu dia melihat bagaimana Yehuwa menghukum umat-Nya yang memberontak, dia pasti semakin yakin bahwa Yehuwa adalah Allah yang adil. (Yer. 32:19) Nah, kita mungkin juga kesal sewaktu melihat orang jahat hidup senang atau sewaktu kita diejek. Seperti Yeremia, kita bisa menceritakan kekesalan kita kepada Yehuwa dan yakin bahwa Dia akan bertindak dengan adil pada waktunya.

16. Apa yang bisa kita pelajari dari orang Lewi yang ada dalam pembuangan? (Mazmur 42:​1-4; lihat juga gambar.)

16 Baca Mazmur 42:​1-4. Nyanyian ini ditulis oleh seorang Lewi yang ada di pembuangan. Dia sangat sedih karena tidak bisa beribadah bersama orang Israel lainnya di bait. Tapi dengan berdoa, dia menyadari bahwa dia bisa memuji Yehuwa dengan cara-cara lain. (Mz. 42:5) Doa juga membantu dia mengingat kembali bagaimana Yehuwa sudah menjaga dia. (Mz. 42:8) Nah, perasaan kita mungkin sama seperti dia kalau kita tidak bisa keluar rumah, mungkin karena sakit, atau kalau kita dipenjarakan karena iman. Perasaan kita mungkin naik turun. Tapi tidak soal apa yang kita rasakan, ceritakanlah itu kepada Yehuwa. Doa yang sungguh-sungguh bisa membantu kita untuk memahami perasaan kita dan punya pandangan yang benar tentang keadaan kita. Kita juga bisa menjadi lebih tenang dan tabah.

Beberapa gambar: 1. Seorang Lewi berdoa sungguh-sungguh di padang belantara. 2. Di rumah sakit, seorang saudara duduk di ranjang dan berdoa. Di pangkuannya, ada Alkitab yang terbuka.

Seperti orang Lewi yang menulis Mazmur 42, kita bisa mencurahkan perasaan kita kepada Yehuwa. Dengan begitu, kita bisa punya pandangan yang benar tentang keadaan kita. (Lihat paragraf 16)


17. (a) Apa yang bisa kita pelajari dari Nabi Yunus? (Yunus 2:​1, 2) (b) Bagaimana supaya kata-kata di buku Mazmur bisa membantu kita sewaktu menghadapi kesulitan? (Lihat juga catatan kaki.)

17 Baca Yunus 2:​1, 2. Nabi Yunus menyampaikan doa ini sewaktu dia di dalam perut ikan yang besar. Meskipun dia sudah melakukan kesalahan, dia yakin Yehuwa mendengarkan doanya. Dalam doanya itu, Yunus menggunakan banyak kata-kata yang mirip dengan kata-kata di buku Mazmur.d Dia pasti mengenal baik ayat-ayat itu dan merenungkannya. Dia pun jadi yakin bahwa Yehuwa akan membantu dia. Apa pelajarannya? Kita perlu berupaya menghafalkan beberapa ayat Alkitab. Dengan begitu, ayat-ayat itu bisa muncul dalam pikiran kita dan menghibur kita sewaktu kita berdoa kepada Yehuwa di saat-saat yang sulit.

TERUSLAH MENDEKAT KEPADA YEHUWA DALAM DOA

18-19. Kalau kita tidak tahu harus mengatakan apa dalam doa, bagaimana Roma 8:​26, 27 bisa menghibur kita? Berikan contoh.

18 Baca Roma 8:​26, 27. Kadang, kita mungkin merasa sangat khawatir sampai-sampai kita tidak tahu harus mengatakan apa sewaktu berdoa. Tapi di saat-saat seperti itu, kuasa kudus Allah akan ”memohon” bagi kita. Apa maksudnya? Melalui kuasa kudus-Nya, Yehuwa menggerakkan para penulis Alkitab untuk mencatat banyak doa. Nah, sewaktu kita tidak tahu harus mengatakan apa dalam doa, Yehuwa bisa menganggap doa-doa yang sudah dicatat itu sebagai permohonan dari kita, dan Dia mungkin akan menjawabnya.

19 Hal inilah yang membantu Saudari Yelena yang tinggal di Rusia. Dia ditangkap karena berdoa dan membaca Alkitab. Dia sangat stres sampai-sampai dia kesulitan untuk berdoa. Dia bercerita, ”Tapi, saya ingat bahwa kalau saya merasa khawatir dan tidak tahu harus berdoa apa, Yehuwa akan menganggap doa hamba-hamba-Nya yang dicatat di Alkitab sebagai doa saya. . . . Ini benar-benar menghibur saya selama masa-masa yang sangat sulit ini.”

20. Sewaktu sedang stres, bagaimana kita bisa mempersiapkan pikiran kita sebelum berdoa?

20 Kalau kita sedang stres, kita mungkin sulit berkonsentrasi sewaktu berdoa. Karena itu, kita perlu mempersiapkan pikiran kita sebelum berdoa, misalnya dengan mendengarkan rekaman pembacaan buku Mazmur. Atau, cobalah tulis perasaan Saudara, seperti yang dilakukan Raja Daud. (Mz. 18, 34, 142 dan semua superskripsinya) Tidak ada aturan kaku tentang caranya mempersiapkan diri sebelum berdoa. (Mz. 141:2) Jadi, lakukanlah apa yang cocok bagi Saudara.

21. Mengapa kita tidak perlu ragu untuk menceritakan perasaan kita kepada Yehuwa?

21 Kita pasti sangat terhibur karena tahu bahwa Yehuwa mengerti perasaan kita bahkan sebelum kita mengatakan apa pun. (Mz. 139:4) Tapi, Dia senang kalau kita menceritakan perasaan kita, karena hal itu menunjukkan bahwa kita percaya kepada-Nya. Jadi, jangan ragu untuk berdoa kepada Bapak kita yang di surga. Pelajari doa-doa yang ada di Alkitab. Berdoalah dengan sungguh-sungguh, dan ceritakan suka duka yang Saudara alami. Sebagai Sahabat sejati, Yehuwa akan selalu mendengarkan Saudara!

APA JAWABAN SAUDARA?

  • Bagaimana supaya Saudara tidak ragu untuk berdoa kepada Yehuwa?

  • Bagaimana Saudara bisa meningkatkan mutu doa Saudara?

  • Apa manfaatnya kalau Saudara merenungkan doa-doa yang ada di Alkitab?

NYANYIAN 45 Renungan Hatiku

a Perhatikan ”Beberapa sifat Yehuwa yang luar biasa” dalam topik ”Yehuwa” yang ada di buku Ayat-Ayat untuk Kehidupan Kristen.

b Doa yang disampaikan di depan umum biasanya cukup singkat.

c Dalam doanya, Hana menggunakan kata-kata yang mirip dengan kata-kata yang Musa tulis. Jelaslah, dia merenungkan firman Allah. (Ul. 4:35; 8:18; 32:​4, 39; 1 Sam. 2:​2, 6, 7) Berabad-abad kemudian, Maria, ibu Yesus, memuji Yehuwa dengan kata-kata yang mirip dengan doa Hana.—Luk. 1:​46-55.

d Sebagai contoh, bandingkan Yunus 2:​3-9 dengan Mazmur 69:1; 16:10; 30:3; 142:​2, 3; 143:​4, 5; 18:6; dan 3:8 (disusun berdasarkan urutan yang digunakan Yunus).

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan